Dealova, Transmigrasi Ke Tubuh Petanì

Dealova, Transmigrasi Ke Tubuh Petanì

Bab. 1.

Seorang perempuan dengan tubuh polosnya yang kurus terbaring sangat lemah, tangan nya meraih daster lusuh yang teronggok di atas balai balai bambu.. dia pakai daster lusuh itu untuk menutupi tubuh polosnya yang baru saja selesai melayani hasrat suami nya..

“Uang! Mana uang!” Bentak seorang laki laki berkulit hitam dengan tatapan nyalang nya, setelah memakai tshirt putih kumal, dia lah suami perempuan kurus itu, yang baru saja selesai melampiaskan hasrat nya dengan memaksa istri nya yang sudah capek karena kesibukannya mengurus tiga orang anak dan menggarap lahan pekarangan rumah yang lumayan luas.

“Tidak ada Pa, ketela belum panen, belum ada uang.” Jawab istrinya sambil bangkit berdiri pelan pelan karena tubuhnya terasa benar benar lelah.

BRRAAAAKKKK

Suara meja kayu tanpa taplak digebrak oleh suaminya.. perempuan kurus itu sangat kaget dan secara spontan memegang dada nya dan kembali terduduk di tepi balai balai bambu tempat tidur mereka.

“Bohong! Aku lihat ada bekas tanaman ketela sudah dicabut sudah kamu panen!” teriak sang suami lagi sambil melangkah menuju ke lemari kayu yang sudah usang.

“Itu anak anak yang mencabut Pa, buat dimakan, beras sudah habis, aku sudah tidak punya uang buat beli beras.” Ucap perempuan kurus itu sambil kembali pelan pelan bangkit berdiri.

“Alasan saja! Aku tahu kamu masih punya uang!” bentak Sang Suami itu lagi.

Sang suami lalu membuka pintu lemari dan mengacak acak isi di dalam nya untuk mencari uang yang dia inginkan. Tetapi tetap tidak ada uang terselip di antara tumpukan baju baju..

“Kamu sembunyikan di mana hah?” teriak Sang suami lagi sambil menatap perempuan kurus itu dengan tajam dan urat wajah menegang karena menahan marah..

“Tidak ada uang Pa..” ucap Sang Istri itu lagi..

Sang suami lalu melangkah lagi ke tempat tidur, badannya membungkuk di dekat balai balai bambu itu, dia melihat kolong tempat tidur itu..

Perempuan kurus itu juga melangkah lagi ke arah tempat tidur dan kembali duduk di tepi tempat tidur, kaki nya berusaha untuk menghalangi tatapan mata suami nya yang tertuju ke kolong tempat tidur..

Sesaat Sang suami tertawa terbahak bahak karena melihat sesuatu yang menyenangkan hatinya..

“Ha... ha... ha... aku lihat itu.. pasti ada uang di dalam nya..” suara sang suami sambil tertawa senang dan tangan nya terulur ke dalam kolong tempat tidur..

“Pa jangan Pa...” ucap perempuan itu sambil berusaha memegang tangan Sang suami..

“Hah!” Teriak sang suami sambil mengibaskan tangan Sang istri. Dan tangan nya pun berhasil mengambil sebuah kaleng biskuit bekas yang diangkat terasa berat..

“Ha... ha... ha... ha.. lumayan berat ini pasti ada banyak, aku bisa beli arak ha.. ha...ha...” ucap Sang suami sambil memegang kaleng biskuit bekas .

“Pa, jangan Pa.. itu celengan anak anak buat bayar sekolah Pa!” teriak sang istri sambil berusaha merebut kaleng biskuit bekas yang dia gunakan untuk menyimpan uang yang dia sisihkan untuk keperluan sekolah anak anak nya.

“Kamu cari uang lagi sana! Jual ketela, jual pisang atau jual rumput ke tempat juragan di pasar!” bentak sang suami sambil mendorong tubuh istri nya..

“Pa... jangan Pa.. sayang uang yang susah susah aku kumpulkan kalau hanya untuk beli arak saja..” ucap Sang Istri dan berusaha mengejar suami nya..

“Pa.. jangan...!” Teriak sang istri lagi sambil menarik kaos Sang suami..

Sang suami menoleh dan...

PLAAAKKKK

Sebuah tamparan keras pada wajah sang istri..

“Pa... jangan!” teriak Sang istri tanpa menghiraukan wajahnya yang terasa sakit dan panas dia semakin menarik keras kaos Sang suami..

PPLAAAKKKK

Sang suami menampar semakin keras lagi ke kepala sang istri..

Sang istri yang sudah lemah pun tersungkur jatuh.. dia yang masih ingin mempertahankan celengan nya tangannya berusaha untuk memegang kaki suaminya..

“Pa.. tolong kembalikan uang anak anak... hu... hu.. hu..” ucap lirih perempuan itu dan sudah mulai menangis tangannya masih memegang erat kaki suami nya...

Namun..

BBUUUUGGGHHH

Tubuh ringkih perempuan itu malah ditendang dengan sangat keras oleh Sang suami.. Tubuh perempuan kurus itu terpental dan terkapar. Sang suami pun berjalan cepat meninggalkan rumah untuk membeli arak dengan uang yang ada di dalam kaleng biskuit bekas itu, ada uang uang koin dan ada beberapa uang kertas.

*****

Sementara itu di lain tempat di sebuah rumah mewah di Ibu kota, seorang gadis cantik nan modis kedua tangan nya sedang meraih sebuah lukisan di dalam pigura besar.. yang tergantung di dinding rumah mewah nya, lukisan seorang perempuan desa yang tersenyum bahagia memegang satu ikat sorghum yang bernas bernas. Gadis desa yang memakai baju tenun khas salah satu daerah di Indonesia. Berlatar belakang pemandangan indah kebun sorghum dan jauh di belakang ada air terjun di antara hijau nya pohon pohon.. langit pun biru bersih tanpa awan.

“Lukisan nenek buyut ini pasti sangat menarik perhatian pengunjung pameran lukisan ku, gadis petani desa yang sangat cantik dengan baju etnis dan juga pemandangan alam yang sanga asri indah alami. Bagai sebuah oase di ibu kota he.. he.. he.. ” Gumam gadis cantik yang bernama Dealova William. Dia adalah mahasiswi seni rupa yang akan mengadakan pameran tunggal.

“Nenek Buyut dulu di mana sih ketemu model lukisan nya ini juga di mana dia melukisnya kok macam aku belum pernah datang ke tempat yang ada di lukisan ini apa hanya tempat dalam imajinasi Nenek saja....” gumam Dealova lagi..

Kedua tangan Dealova terus terangkat akan menurunkan lukisan itu.. akan tetapi tiba tiba seorang perempuan setengah baya yang masih cantik jelita dengan wajah mirip Dealova berjalan tergopoh gopoh ke arah nya..

“Deal! Jangan! Jangan diambil lukisan Nenek buyut! Nanti ada yang minat dan membeli nya, pamali menjual lukisan Nenek buyut, itu warisan leluhur!” teriak perempuan setengah baya itu yang tidak lain adalah Nyonya William, mama nya Dealova

“Ma, aku tidak akan menjual nya, aku hanya akan memamerkan lukisan Nenek buyut Ma!” ucap Dealova masih berusaha akan menurunkan lukisan itu.

“Ah, tetap saja kalau kamu pamerkan nanti ada yang tertarik dan akan ada yang membeli dengan harga mahal, pasti kamu akan tergiur terus kamu menelepon aku dan aku pun juga akan tergiur kalau mendengar sejumlah uang yang banyak. Sudah tidak usah!” ucap Nyonya William

“Yeellah Ma... yo wis.. biar Mama tidak tergiur, aku enggak akan menelepon Mama kalau ada yang menawar dengan harga tinggi...” ucap Dealova dan kedua tangan nya kembali memegang lukisan Nenek buyut nya..

“Itu lebih kuwalat kamu Deal! Sudah tidak usah!” ucap Nyonya William menarik tangan Dealova agar tidak menurunkan lukisan itu.

“Ma sehari saja lah.. biar banyak pengunjung di pameran ku.” Ucap Dealova kedua tangan nya terus berusaha menurunkan lukisan.

“Tidak ya Tidak! Kamu itu dulu waktu masih kecil sudah memecahkan cangkir keramik Nenek buyut, sekarang mau macem macem dengan lukisan!” ucap Nyonya William dan berusaha mempertahankan pigura lukisan itu agar tetap tergantung di dinding. Dua perempuan cantik beda usia itu saling berusaha untuk menguasai lukisan, Nyonya William berusaha untuk mempertahankan agar lukisan tidak diturunkan sedangkan Dealova terus berusaha untuk menurunkan lukisan itu..

Dan sesaat kemudian..

BBBRRRRUUUUUUK

“ADUUUUHHHHHH" teriak Dealova terjatuh dan tergelatak di lantai .. Pigura lukisan itu jatuh menimpa tubuh Dealova tidak pecah kaca nya dan tidak ada yang rusak.

“DEALL... DEAAAALLLL" teriak Nyonya William sambil jongkok dan berusaha mengambil pigura lukisan yang menimpa tubuh Dealova.. Dealova hanya diam saja..

“TOLOOOONNGGGGG.. TOOOOLLLOOOOONGGGG" teriak Nyonya William, karena sang puteri bungsunya masih terus diam saja kedua mata nya terpejam rapat.. semua pelayan pun berdatangan dan tubuh Dealova diangkat dan dibawa ke rumah sakit.

*****

Dealova telinga nya mendengar suara anak anak menangis...

“Kok ada suara anak anak menangis, tapi bukan suara tangis Valexa, Deondra, Ando atau twin boy.. siapa ya mereka...” gumam Dealova di dalam hati karena suara tangis anak anak yang dia dengar kini bukan suara tangis keponakan keponakan tercinta nya..

Pelan pelan Dealova membuka kedua matanya..

“Hah? Aku berada di mana? Kenapa pipi ku sakit sekali .. bokong ku juga sakit sekali.. perut ku lapar sekali... “ teriak Dealova saat membuka kedua matanya melihat atap seng dan merasakan sakit di bagian bagian tubuhnya..

“Mama... mama sudah bangun.” Suara seorang anak laki laki di dekat Dealova..

“Mama lapar ya?” suara imut seorang anak perempuan.

“Ma.. Ma.. Ma.. mam....mammm...” celoteh suara imut anak yang lain.

Dealova pun menoleh ke arah suara itu..

“Hah? Kalian siapa?” teriak Dealova yang melihat tiga anak kecil yang tidak dia kenal. Tubuh ketiga nya kurus kurus dan pakaiannya terlihat lusuh.

“Mama.. kami anak anak Mama, kenapa Mama tanya seperti itu hu... hu....hu...” ucap seorang anak laki laki bertubuh kurus kira kira berumur 8 tahun, dan mulai menangis berlinangan air mata nya. Ekspresi wajah nya sangat sedih karena Mama yang menyayangi mereka dan tempat mereka berlindung kini tidak mengenal dirinya.

Terpopuler

Comments

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈

vote klgsh mndrt ya biar tmbh smgt

2025-03-26

2

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

⍣⃝ꉣꉣAndini Andana

hu hu hu.. itu bapack2 kedjam segolongan Respati, bantai aja Deal, jgn kasi ampun /Hammer//Hammer//Hammer/

2025-03-25

3

Wanita Aries

Wanita Aries

Cerita menarik semoga alurnya tidak membosankan krna karyamu gk prnh gagal thor

2025-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!