"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....
Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.
Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....
Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Kecemburuan Arka
Feby keluar dari kamarnya tanpa menghiraukan pertanyaan dari Arka mengenai hubungannya dan Evandra yang terdengar begitu menohok.
Apa yang perlu ia jelaskan? Ia dan Evandra hanyalah sekedar teman. Toh lagi pula, apa perduli Arka? Hubungan diantara mereka berdua tidak lebih dari hubungan di atas kertas.
Namun begitu ia keluar dari kamar, ia bukan hanya melihat Evandra saja, tapi juga Aji dan Manda teman sekelas Feby juga ada. Ia baru tidak masuk satu hari tapi mengapa teman-temannya sudah heboh seperti ini?
Manda dan Aji tak henti-hentinya berdecak kagum melihat penampakan rumah milik Arka. Feby langsung mempersilahkan teman-temannya itu untuk masuk. Meskipun sebenarnya ia merasa takut dengan reaksi Arka jika melihat teman-temannya ada di sini.
"Lo kenapa nggak masuk sekolah Feb?" Tanya Evandra begitu Feby mempersilahkan mereka untuk duduk.
"Aku lagi nggak enak badan Van. Aku baru satu hari nggak masuk sekolah, kenapa kalian pada heboh banget sih?" Ujar Feby.
"Iya tau nih, pacar Lo Feb! Dia dari pagi nanyain Lo terus" Saut Aji seraya menyenggol lengan Evandra.
"Lo kalau Manda nggak berangkat satu hari aja juga hebohnya bukan main!" Timpal Evandra pada Aji.
Membuat gadis bernama Manda yang tak lain adalah gebetan Aji langsung tersipu malu.
"Ya gue nyariin, tapi nggak kaya Lo juga kali Van! Gue itung-itung nih ya, dari pagi sampai sekarang Lo udah nanyain Feby ke gue 57 kali! Kuping gue sampai budeg Van dengernya!" Cerocos Aji membuat Manda dan Feby hanya tertawa. Sedangkan Evandra langsung melayangkan tatapan membunuh pada Aji.
"Udah-udah... kalian berdua tuh ya, kaya tikus sama kucing! Berantem terus!" Lerai Manda.
"Oh ya kalian mau minum apa?"
Tanya Feby.
"Nggak usah Feb Lo istirahat aja jangan capek-capek" Tolak Evandra.
"Kopi Feb! Kopi! Gue lagi pengen minum kopi biar kaya CEO" Sela Aji tanpa rasa malu.
"Ji! Lo jangan nyusahin pacar gue ya! Dia itu lagi sakit!" Sungut Evandra.
"Pacar? Emang Lo sama Feby udah jadian Van?" Ledek Manda.
"Lo sama Aji juga belum jadian!" Balas Evandra.
Aji langsung menarik tubuh Manda dan sengaja memeluk Manda di depan Evandra untuk meledek pria itu.
"Nggak apa-apa belum jadian, yang penting romantis!" Ledek Aji seraya memeluk Manda.
Feby hanya terkekeh melihat tingkah konyol teman-temannya itu. Meskipun banyak teman-temannya yang selalu menjodohkannya dengan Evandra, akan tetapi ia tidak pernah sedikitpun terbawa perasaan. Ia selalu menganggapnya hanya sekedar lelucon saja.
Namun tiba-tiba saja, Evandra meraih tangan Feby dan langsung menarik gadis itu hingga membuat Feby kehilangan keseimbangannya dan jatuh tepat di atas pangkuan Evandra.
Feby berusaha untuk bangun namun Evandra menahannya hingga membuat Feby tidak bisa berkutik.
"Gue sama Feby juga bisa!" Jawab Evandra seraya tersenyum puas.
"Van! apaan sih... Lepasin..." Ucap Feby dengan risih.
"Nggak usah malu sayang... Biarin aja semua orang tau kalau Lo cuma milik gue Feb" Goda Evandra tepat di samping telinga Feby.
Feby langsung menjauhkan kepalanya dari Evandra karena pria itu nyaris menciumnya. Ia berkali-kali berusaha untuk bangun namun Evandra semakin memeluk tubuhnya. Jantung Feby berdegup kencang. Keringat dingin mengucur dari dahinya. Ketakutan terlihat begitu jelas di wajah cantik Feby.
Hal yang paling membuatnya takut, adalah tatapan tajam dari pria tampan berjas hitam yang tengah berjalan melewati ruang tamu.
Arka berjalan melewati Feby tanpa mengatakan apapun. Tatapan tajam dari Arka membuat jantung Feby berdegup kencang.
Seluruh tubuh Feby menegang. Ia rasanya ingin sekali beranjak dari pangkuan Evandra akan tetapi sialnya Evandra semakin mengeratkan pelukannya.
"Van! Lepasin! Jaga sikap kamu!"
Bentak Feby pada Evandra.
Dan hal itu juga didengar oleh Arka.
"Nggak apa-apa Feb Lo nggak usah malu. Oh iya dia itu Om Lo kan? Yang waktu itu nganterin Lo ke sekolah?" Tanya Evandra seraya menatap Arka.
Feby rasanya benar-benar ingin menghilang dari bumi mendengar pertanyaan Evandra!
Mulut pria ini benar-benar tidak bisa di jaga!
Di depan sana, Arka yang mendengar pertanyaan Evandra tiba-tiba saja berjalan ke arah Feby dan Evandra.
Arka menatap Evandra dan Feby dengan tatapan membunuh layaknya seorang pemburu yang ingin menangkap mangsanya.
"Seperti inikah perilaku seorang tamu? Jaga sikap dan sopan santun kalian! Rumah saya bukan kebun binatang!" Suara bass milik Arka menggema di seluruh ruang tamu.
Feby langsung mencubit tangan Evandra agar pria itu melepaskan pelukannya. Gadis itu langsung berdiri dan menjauh dari Evandra.
Tubuh Feby bergetar hebat.
"M-ma-maaf...." Ujar Feby dengan terbata-bata.
"Saya bicara dengan mereka, bukan dengan kamu" Ucap Arka seraya menatap Feby dengan tajam.
Evandra ikut bangun dan berdiri di samping Feby. Gadis itu menggeser tubuhnya menjauh dari Evandra. Namun Evandra justru menggenggam tangan Feby tanpa permisi di depan Arka yang tak lain adalah suami Feby!
"Sebelum maaf sekali Om kalau kedatangan saya mengganggu. Saya Evandra, pacar Feby ponakan Om"Ucap Evandra membuat Feby langsung mendelik.
"Van!" Tegur Feby.
Arka terkekeh kecil mendengar itu. Namun tatapannya tak lepas sedikitpun dari Feby. Arka hanya bersikap tenang tanpa menunjukkan emosi apapun. Namun entah mengapa hal itu justru semakin membuat Feby merasa gelisah. Sikap tenang Arka seperti sebuah sungai yang diam-diam menghanyutkan.
"Saya tidak perduli kamu pacar Feby atau bukan. Karena gadis ini sama sekali tidak berarti di hidup saya" Tandas Arka sebelum akhirnya pria tampan itu benar-benar melenggang keluar dari rumah.
Feby mematung. Ucapan dari Arka terasa begitu menohok hingga ke relung hatinya. Feby terus saja menatap punggung Arka hingga pria itu benar-benar menghilang dari pandangannya. Terbesit perasaan kecewa di dalam hati Feby setelah mendengar ucapan Arka barusan.
Dingin, tajam, dan menohok.
Kedua mata Feby berkaca-kaca hingga tanpa sadar bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipi gadis itu.
...🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️ 🕊️...
PRANG!
Pecahan gelas berhamburan dari tangan Arka. Gelas yang tengah pria itu genggaman, hancur lebur hingga membuat bagian-bagian kecilnya menusuk ke dalam tangan pria tampan itu.
Arka mengepalkan tangannya yang teriris oleh serpihan gelas. Membuat cairan kental berwarna merah menetes deras membasahi lantai marmer.
Kevin, sang asisten pribadi Arka terkejut bukan main begitu melihat kondisi Arka di ruangannya. Sebuah tanda tanya besar muncul di dalam kepala Kevin. Apa yang terjadi hingga membuat atasannya itu terlihat begitu kacau?
"Pak Arka? Kenapa tangan Bapak bisa sampai terluka seperti ini?" Tanya Kevin dengan khawatir.
Namun tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Arka. Pria itu hanya diam membisu tanpa mengatakan apapun. Kevin pun berinisiatif mengambilkan kotak P3K untuk mengobati luka di tangan Arka.
Namun Arka dengan tegas langsung menolaknya.
"Tidak perlu Vin," Tolak Arka.
"Tapi Pak? Tangan Pak Arka terluka.."
Ucap Kevin.
Arka menatap telapak tangannya yang terluka.
"Apakah kamu pikir tangan saya yang terluka? Tidak bukan tangan saya Vin"
"Apa yang membuat Pak Arka marah hingga melukai tangan seperti ini?"
Pertanyaan dari Kevin membuat Arka langsung terkekeh getir.
"Gadis itu Vin"
Jawab Arka.
"Gadis itu siapa Pak? Clarisa? Saya sudah menggali informasi tentang Clarisa. Jika bapak memerintahkan saya akan langsung memberikan pelajaran kepada gadis itu sekarang juga"
"Bukan, bukan Clarisa" Jawab Arka.
Kening Kevin berkerut.
"Lalu siapa?"
"Feby, istri saya"
Mendengar itu, Kevin langsung bungkam.
"Saya membenci dia saat dia bersama pria lain. Saya marah. Rasanya seperti seluruh tubuh saya terbakar oleh bara api. Apa yang harus saya lakukan Vin?" Pertanyaan dari Arka membuat Kevin diam sejenak.
Tersirat amarah yang membara di kedua mata elang milik Arka. Amarah yang tidak bisa dijelaskan, amarah yang seakan membakar seluruh hatinya. Ya, dia terasa seperti terbakar ketika ia melihat Feby bersama pria lain.
"Saya tidak tau Pak. Saya juga belum pernah berhubungan dengan seorang gadis" Jawab Kevin dengan jujur.
"Ya, saya bertanya pada orang yang salah. Kamu bahkan tidak pernah sekalipun berhubungan dengan seorang gadis. Lalu bagaimana kamu bisa menjawab pertanyaan saya?"
"Iya bapak benar sekali" Jawab Kevin dengan datar.
Ah! Kedua pria itu memang sama saja! Baik Arka maupun Kevin, mereka berdua sama-sama seorang pria dingin.
"Oh iya Pak, maaf saya ingin bertanya tentang jadwal meeting bapak dengan kolega dari Australia tiga hari lagi. Apakah perlu saya gantikan saja?"
Tanya Kevin mengalihkan pembicaraan.
"Tidak perlu Vin. Saya akan pergi. Kamu atur saja jadwal penerbangannya" Titah Arka tanpa berpikir panjang.
"Baik pak. Apakah ada lagi yang perlu saya bantu?"
"Selama saya pergi, tolong kamu awasi istri saya. Setiap gerak-gerik yang dia lakukan, laporkan kepada saya. Dan satu lagi, perintahkan kepada penjaga untuk tidak membiarkan Feby dekat dengan pria bernama Evandra bahkan jangan biarkan gadis itu membawa Evandra masuk ke dalam rumah"
"Baik pak akan saya lakukan sesuai perintah Pak Arka. Saya permisi dulu" Kata Kevin lalu keluar dari ruangan Arka.
Kring! Kring! Kring!
Suara dering hp milik Arka memecah keheningan. Arka mengambil benda pipih berlogo apel itu yang tergeletak di atas mejanya. Nama Feby tertera di layar hp Arka. Arka hanya membiarkannya tanpa berniat untuk mengangkatnya.
Hingga berkali-kali gadis itu menelpon akan tetapi tidak ada satupun yang diangkat.
Arka meletakkan kembali hp miliknya di atas meja dan membiarkan benda tersebut terus berdering. Sebuah pesan masuk dari Feby menyita perhatian Arka..
Feby : Mas Arka marah sama aku? Meskipun Mas nggak perduli sama aku tapi aku tetep mau jelasin semuanya.
Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Evandra. Yang dikatakan Evandra itu bohong. Dia sebenernya cuma mau ngasih tau tugas dari guru ke aku
Arka membisu setelah membaca pesan dari Feby.
"Bahkan kamu masih membela pria itu Feb" Gumam Arka lalu langsung menonaktifkan hpnya
______________________________________________
Reaksi Arka ketika liat Feby deket sama Evandra :
Cie yang cemburu sama istri kecilnya cie... Cemburu itu tandanya cinta! ya nggak gees?
See you next part! Yakin gamau liat yang bikin jantung dag dig dug lagi?
UBUR-UBUR IKAN LELE
AUTHOR CINTA KALIAN LEE❤️