Namanya Aruna Azzahra, gadis cantik dengan impian sederhana
Cintanya pada seorang pria yang ia pikir bisa membawanya hingga ke Jannah nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Aruna harus hidup dengan pria menyebalkan dan minim ilmu agama. Aksa Biru Hartawan nama yang bahkan tidak ingin didengar olehnya
Bagaimana Aruna menjalani hari-harinya menjadi istri seorang Biru? atau akankah cinta itu datang tanpa mereka ketahui
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMBILAN BELAS
"Seminggu sekali ada orang yang aku tugaskan untuk membersihkan rumah ini, aku cuma mau jaga biar bangunannya nggak rusak, dan siap untuk ditinggali" terang Kevin sambil ia peluk tubuh sang istri dari belakang
"Ohh pantes aja" Asyifa mengangguk tanda mengerti "kita kesana yuk mas!"
"Ngapain? Udah disini aja!" Kevin enggan untuk mengikuti kemauan sang istri yang ingin ke balkon kamar
"Ya udah kamu disini aja, lepas!" Asyifa melepas tangan sang suami yang melingkar diperut ratanya, entah sejak kapan pria itu jadi sangat romantis pikir Asyifa
"Waah" wanita itu semakin dibuat takjub saat melihat pemandangan dibawah sana dari atas balkon kamar mereka
"Bagus kan!" Asyifa terkejut kala merasakan sepasang tangan kembali melingkar di perutnya
"Iya mas, bagus banget"
"Tapi rumah ini jaraknya jauh dari sekolah" Ucapnya yang baru sadar jika akan butuh waktu lebih lama dari rumah ini menuju sekolah tempatnya mengajar
"Kan bentar lagi kamu juga berenti ngajar!" Ucap Kevin lalu meletakkan dagunya di bahu sang istri, menghirup dalam-dalam aroma tubuh yang telah membuatnya candu
"Kok gitu?"
"Ya kan bentar lagi kamu hamil"
"Astaga mas, pikiran kamu udah kejauhan"
"Itu namanya planning untuk masa depan sayang" ucapnya kalau mengecup pundak sang istri
"Aku ikut kamu aja mas"
"Ya udah ayo kita bikin?" Asyifa mengerutkan keningnya mendengar ucapan sang suami
"Bikin?"
"Iya, biar kamu cepet hamilnya"
"Issh, dasar mesum" Asyifa memukul pelan lengan suaminya
Sejenak netra keduanya bertemu, Asyifa Tek henti-hentinya berucap kagum memandang wajah tampan pria itu, bahkan mungkin ia mulai bersyukur karena Yoga sudah membatalkan pernikahan mereka hingga dia diberikan suami sempurna seperti Kevin
"Kalau rumah baru itu bikin acara selametan mas, bukannya langsung bikin anak" gerutu Asyifa lalu meninggalkan sang suami, kebiasaan sekali meninggalkan orang begitu saja pikir Kevin
"Ya udah nanti kita siapin acara selametannya oke"
"Oke deh mas, oh iya didapur ada bahan masakan nggak ya? Aku mau masak!"
"Belum ada lah sayang kan masih rumah baru"
"Iya juga ya"
"Kita gofood aja gimana?" Tawar Kevin yang disetujui oleh Asyifa
***
Ditempat berbeda, Biru memanfaatkan waktu libur dengan mengajak calon istrinya jalan-jalan
"Kita ngapain ke mall si pak?" Aruna tidak terbiasa berjalan-jalan seperti ini terlebih dipusat perbelanjaan yang besar seperti ini
"Ya saya lagi mau aja" jawabnya singkat
"Terus kita mau ngapain sekarang?"
"Berenang Aruna" Biru benar-benar gemas mendengar pertanyaan wanita itu
"Isshh.. nyebelin"
"Kita belanja! Kamu mau apa aja tinggal pilih"
"Bener yaa pak? Nanti kalau bapak jadi miskin jangan salahin saya" ucap Aruna yang jelas saja membuat Biru terkekeh mendengarnya, jika Aruna memborong isi mall itupun tak akan membuat Biru jatuh miskin
Ucapan hanyalah sekedar ucapan nyatanya Aruna tak memilih apapun dengan alasan terlalu mahal, wanita itu memang berbeda jika biasanya wanita yang bersama Biru akan dibuat kalap dalam memilih barang nyatanya tidak dengan Aruna, ia bahkan hanya berjalan-jalan saja mungkin jika Biru tak memaksa membelikan sepatu mungkin mereka tak akan membawa apapun hingga keluar mall
"Kita makan aja ya pak!" ajak Aruna
"Oke, mau makan apa?"
"Kita makan disana aja" ujar Aruna antusias menunjuk sebuah restoran seafood
"Tapi Aruna, saya" belum sempat pria itu berucap Aruna sudah menariknya masuk kedalam restoran tersebut
"Waah ini pasti enak banget" mata wanita itu berbinar saat melihat makanan diatas meja. Kepiting saus padang dan seporsi udang goreng tepung adalah menu pilihan Aruna
"Bapak nggak pesen?" tanya Aruna yang bingung karena pria itu hanya memesan jus jeruk saja
"Nggak usah, makan yang ini aja jangan maruk Aruna nanti kamu gendut!" Ucapnya lalu terkekeh
"Isshh bapak ngatain saya" Aruna mencibikkan bibirnya
"Ya udah deh, kita makan berdua aja pak, ini juga kayaknya kebanyakan" Aruna mulai menyuapi makanan itu ke mulut nya, wanita itu makan begitu lahapnya
"Tapi ini bapak yang bayar kan?" Tanya Aruna memastikan
"Iya Aruna, kamu makan aja!" Ucap Biru lembut lalu memasukkan ujung sedotan kedalam mulut, merasakan segarnya jus jeruk yang tadi ia pesan
"Pelan-pelan Aruna,! tidak akan ada yang minta"
"Bapak kok nggak makan?"
"Saya nggak laper, kamu saja!"
"Issh.. nggak seru makan sendiri pak! Ini" Aruna menyodorkan sepotong udang goreng tepung kearah mulut Biru, namun pria itu masih enggan membuka mulutnya
"Ayolah pak! Bapak nggak suka ya kalau saya suapin?" Aruna tiba-tiba saja merengek membuat Biru tak sampai hati, pria itupun menerima suapan yang diberikan Aruna padanya membuat wajah gadis itu berbinar
"Enak kan?"
"Iya enak" Biru mulai mengunyah makanannya dengan ragu
"Saya udah lama banget pengen makan yang beginian pak, cuma harganya mahal saya nggak bisa sering-sering, paling cuma tunggu gajian aja" Aruna terus berceloteh sambil fokus pada makanannya
"Bapak kenapa?" Wajahnya seketika berubah panik saat melihat pria dihadapannya
"Saya nggak pa-pa kamu lanjut aja makannya!" Jawab Biru dengan napas yang sudah sesak
"Bapak jangan bohong deh, bapak sebenarnya kenapa" tanya Aruna lagi, ia benar-benar ketakutan melihat Biru seperti ini. Lehernya terdapat ruam merah
"Saya nggak pa-pa Aruna" wajahnya tak bisa berbohong, Aruna bahkan semakin dibuat panik kala melihat bagaimana sulitnya peria itu bernapas
"PAK BIRU" pekik Aruna kala peria itu jatuh tak sadarkan diri
"Pak Biru bangun! Jangan bikin saya panik begini!" Wanita itu bahkan sudah terisak hingga ia didatangi oleh beberapa orang disana dan mulai membantunya membopong tubuh Biru hingga kedalam mobil guna membawanya ke rumah sakit
Rumah sakit
Dengan dibantu beberapa orang, Aruna kini berada dirumah sakit, wanita itu tersedu, ia tak melepas genggaman tangannya pada Biru sungguh, ia benar-benar takut hal buruk terjadi pada pria itu
"Tunggu diluar dulu ya mbak!"
"I-iya sus" Aruna menunggu dengan cemas didepan ruang Instalasi Gawat Darurat dimana Biru tengah ditangani oleh dokter
Setelah beberapa saat, seorang pria dengan jas putih dan stetoskop tergantung dilernya keluar dan menghampiri Aruna
"Keluarga pasien?" Tanya pria itu
"Iya dok. Saya calon istrinya" entah sadar atau karena pengaruh panik Aruna mengatakan sendiri jika ia calon istri dari pria yang ada didalam sana
"Gimana keadaannya dok?"
"Semuanya sudah stabil, beruntung pasien cepat dibawa kerumah sakit!" Terang sang dokter
"Sebenarnya pak Biru kenapa dok?"
"Itu gejala alergi!"
"Alergi?" Aruna bingung sendiri, sebenarnya pria itu alergi apa
"Iya, apa sebelumnya pasien ada makan sesuatu? Kacang-kacangan atau seafood mungkin?" Tanya dokter tersebut pada Aruna yang masih terlihat bingung
"Seafood?"