Notes : zona dewasaaaaaa!
“Om nikahin temenku ya? Ntar dapet istri sekaligus anak di hari pertama kalian menikah!”
Ide gila yang muncul dari Tari, membuat masa depan Lea yang hancur lebur menjadi indah.
Siapa sangka? Luca, pria yang Lea nikahi sebagai ayah darurat dari janinnya, telah merubah kehidupannya menjadi lebih berwarna dan berarti.
Akankah Luca menutup mata dengan siapa ayah kandung dari janin di perut istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Pria Itu Saya
..."Pria yang memperkosa kamu malam itu, saya sendiri." — Luca Harrison...
Flashback.
"Kak."
"A—ayo kita nikah."
Saat mendengarkan lamaran Lea yang berani itu, entah kenapa membuat jantung Luca berantakan. Apa karena ini lamaran pertamanya dari seorang perempuan? Atau karena ia juga memang sedang mencari istri? Atau ... hanya karena terkejut?
"Apa ... aku coba saja belajar mencintai anak ini?" bisik Luca dalam hati. Selain karena ia membutuhkan istri, ia juga tak tega membiarkan gadis itu menghadapi kesulitan seperti itu sendiri. Pasti dia butuh suami dan ayah untuk janinnya.
"Anggap saja sebagai bentuk aku menebus kesalahan di masa lalu. Semoga, gadis yang ku bobol keperawanannya, juga menemukan pria yang tulus mencintainya," tekad Luca saat itu. Karena saat ini, ia tak tahun di mana gadis yang bersamanya pada malam itu.
"M—maksudku, nikah kontrak." Lea langsung mematahkan kesungguhan hati Luca.
Baru terbersit di hati Luca ingin belajar mencintai Lea dan menikahi gadis itu, tapi ternyata pernikahan mereka hanya sebuah kontrak. Bukan itu yang ia inginkan.
"Saya anterin pulang." Luca merasa kesal dan langsung mengatakan ingin mengantar gadis itu pulang.
"Kak," Lea memelas. "Please? Saling menguntungkan, bukan?"
"A—aku membutuhkan ayah darurat untuk anak ini," Lea mengelus perutnya yang masih datar. "Dan Kakak membutuhkan istri untuk mendapatkan posisi direktur?"
"Aku janji, aku akan berusaha menjadi istri yang baik selama kontrak kita berjalan."
Luca menghela nafas berat. "Bukan ayah darurat atau pernikahan kontrak Lea. Tapi pernikahan yang sebenarnya yang kuinginkan."
Luca membungkukkan tubuhnya, agar tingginya sejajar dengan Lea. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Lea. Mata elangnya yang sangat indah menatap dalam ke bola mata amber Lea.
"Menjadi istri yang baik?"
Lea mengangguk.
"Cium saya."
"Ha?" Lea melotot. Ia tak menyangka Luca akan meminta hal tersebut. Kan sebatas kontrak? Kenapa harus ada sentuhan fisik?
"Katanya mau jadi istri yang baik?"
Luca kembali mendekatkan wajahnya dengan wajah Lea. Mungkin jarak mereka hanya sekitar lima senti.
"Lea ... nikah nggak semudah itu."
"Sebatas ciuman saja tak bisa? Apalagi nikah kontrak," batin Luca menyepelakan gadis di depannya.
"Sudahlah. Lupakan ide gila i—"
Cup!
Luca yang baru saja ingin berdiri dengan tegak, dibuat tak bergeming saat kedua tangan dingin Lea memegang kedua pipinya, dan mencium bibirnya.
"Shit! My first kiss!" umpat Luca dalam hati.
"U—udah ... aku—"
"Nikah itu nggak hanya ciuman, Lea," sanggah Luca lagi. Jantungnya berdebar dengan sangat hebat. Seperti sedang terhipnotis oleh Lea, gadis yang semula ingin ia peristri, tapi tak jadi karena gadis itu hanya ingin menikah kontrak.
"Apalagi ini?" batin Luca saat Lea menarik lengannya masuk ke dalam kamar. Kemudian ia menutup pintu kamar tersebut.
"A—aku akan berusaha menjadi istri yang baik." Lea melepaskan kancing bajunya satu per satu.
Tubuh kurusnya terlihat lemah tak berdaya. Tapi gadis itu percaya diri sekali ingin melayani Luca.
"Lea!" Luca membentak gadis itu dengan suara yang keras. Gadis kurus itu tersentak dan gerakan tangannya terhenti.
Luca meletakkan kedua tangannya ke bahu Lea. "Jangan memancingku. Aku ini pria."
Luca menghela nafas. "Sadarlah. Walaupun dunia kamu hancur, belum saatnya untuk menyerah!"
Melihat Lea menangis, membuat Luca tak sampai hati melihatnya. Ia pun mengancingkan kembali baju Lea satu per satu. Kemudian ia berkata dengan tenang dan lemah lembut.
"Saya ngomong kayak tadi, bukan berarti saya sama dengan orang yang memperkosa kamu."
"Pernikahan itu kompleks, Lea."
"Bantuin aku, Kak," Lea menangis sesenggukan. "Aku benar-benar putus asa."
"Maaf, Lea. Saya nggak bisa." Luca tegas pada pendiriannya.
"Tapi kalau bukan pernikahan kontrak, ayo," Luxa membatin.
Flashback finish.
...🌸...
"Awalnya ... niat gue nikahin dia karena simpati. Selain karena gue berharap cewe yang gue bobol perawannya, dapat perlakuan yang sama, gue juga memang sedang nyari istri."
"Nyari istri?" Gerry mengerutkan keningnya. "Kalo lo simpati sama dia, gue masih ngerti. Tapi, karena lo nyari istri?"
"Udah puluhan cewe yang lo tolak selama ini. Bahkan yang ortu lo sodorin buat lo, satu pun nggak ada yang lo ajak buat jadi istri. Tapi sekarang? Malah anak yang baru tamat SMA yang lo mau?"
"Gue pun nggak ngerti, Ger. Gue nggak ngerti kenapa secepat itu hati gue bisa berubah."
"Mungkin udah jodoh," ucap Gerry sembari menghela nafas lega.
Usai berbincang panjang lebar, Luca pun berdiri dari duduknya. "Gue cabut dulu."
"Yadeh iya, yang lagi bucin," ejek Gerry yang tak menyangka Luca akan seperti itu kepada istrinya. "Kapan-kapan kenalin gue ke dia."
"Iya iya." Luca bergegas pergi meninggalkan rumah Gerry dengan perasaan yang sangat bahagia.
Selain karena kegundahan yang ia pendam selama ini telah terpecahkan, ia juga bersyukur karena gadis yang ia nikahi dan yang ingin ia jaga, ternyata benar-benar gadis yang mengambil malam pertama dan ciuman pertamanya.
Tin! Tin!
Luca menekan klakson karena tak sabar. Ia mengutuki jalan yang padat di siang hari itu.
"Hah! Kenapa harus macet sih!" kesal Luca saat mobilnya tak bergerak karena lampu merah.
Drttt. Drttt.
Luca melihat ada panggilan masuk dari Lea. Ia langsung mengangkat panggilan tersebut dengan girang.
"Halo, Sayang."
"Udah bangun?"
^^^"Hm. Udah. Tapi badan aku masih pegel-pegel."^^^
Suara gadis itu terdengar parau karena bangun tidur. Sementara Luca, terdengar cekikikan karena istrinya mengeluh pegal. Yah, kalau bukan karena dia, apalagi yang membuat tubuh istrinya pegal.
^^^"Kakak pulang jam berapa?"^^^
"Kenapa? Rindu?"
^^^"Ish! Ge'er."^^^
"Hahaha. Kenapa, Sayang?"
^^^"Boleh nggak aku ke rumah Tari?"^^^
^^^"Ya sambil nunggu—"^^^
"Jangan. Saya sudah di jalan pulang."
^^^"Hah? Kok cepat?"^^^
"Saya rindu."
"Tunggu ya, sebentar lagi saya sampai."
Usai mematikan ponselnya, di saat yang sama juga lampu merah berubah kuning dan hijau. Luca langsung menancap gas mobilnya dan memacu kendaraan sambil menyelinap dengan berbahaya. Untungnya dia tiba di apartemen dengan selamat.
Setiba di apartemen, Luca menunggu lift dengan gelisah. Ia tak bisa berdiri dengan santai, sehingga ia berjalan bolak balik seperti setrika panas.
Ting!
Pintu lift terbuka. Luca langsung masuk dan menempelkan kartu akses di lift dan bergegas menekan tombol tujuan. Sedikit lagi pintu lift mau tertutup, tiba-tiba ada seorang wanita yang ingin menekan tombol lift. Namun dengan sigap Luca menekan tombol tutup di lift tersebut, sehingga wanita itu tak mendapatkan kesempatan untuk naik.
"Sorry."
Luca menggerak-gerakkan kakinya sembari kedua tangan terlipat di dada saat menunggu lift tiba di lantai 38. Matanya menatap tak sabar menanti angka di layar monitor lift berubah menjadi 38. Berulang kali ia menarik dan menghembuskan nafas untuk menenangkan diri, tapi tetap saja dirinya tak kunjung tenang.
Ting!
Akhirnya, pintu lift terbuka. Matanya langsung cerah seperti mentari pagi, saat melihat Lea sedang berjalan menuju dapur dengan daster satin berwarna putih.
"Sayang."
Lea langsung menoleh ke arah lift, arah suara yang memanggilnya. Ia melihat suaminya berlari ke arahnya dengan wajah yang sangat cerah.
"Kyaaa!" Lea terkejut sambil berteriak saat pria itu memeluk dan menggendong tubuhnya dengan gerakan memutar.
Sekitar tiga kali putaran, Luca kembali mendaratkan kaki gadis itu ke lantai. Lalu ia memeluk gadis itu dengan sangat erat.
"Saya sayang sama kamu. Sayang banget."
Lea yang saat itu sedang dalam dekapan erat Luca, mendadak terheran-heran dengan kelakuan suaminya. Ia berusaha menampilkan wajahnya yang terkepit di antara lengan kekar dan dada bidang yang berotot itu, kemudian ia mendongak menatap suaminya. "Kakak kenapa?"
Cup!
Sebuah ciuman hangat mendarat di dahi.
"Love you, Eleanor Lunette."
"Ih, Kakak kenapa?"
Cup! Cup!
Sebuah ciuman mendarat di kedua mata Lea.
"Love you, My Wife."
Aksi Luca tersebut membuat wajah Lea memerah bak udang rebus. Seketika rasa sakit di badannya menghilang.
"Ka—"
Cup!
Lagi. Sebuah ciuman mendarat di bibir Lea.
"Love you, Mother of My Children."
Luca menatap kedua bola mata istrinya dengan mata yang berbinar dan jantung yang berdetak dengan sangat kencang. Kemudian, ia kembali membawa kepala Lea ke dada bidangnya.
"Ternyata ... jatuh cinta itu seindah ini."
Luca menghela nafas lega sambil mendaratkan kepalanya di atas kepala Lea.
Rasanya ... bahagia. Ada sesuatu yang penuh di dada. Sesuatu yang memenuhi ruang kosong itu setelah bertahun lamanya. Perasaan yang asing baginya, karena ada kupu-kupu yang membuat bibirnya tak lelah untuk tetap tersenyum.
"Aaa ... Kakak kenapa? Kesurupan? Dari tadi aku tanyain loh."
"Aku ngambek ni ya, mau?" ancam Lea sambil mencebik manja.
"Iya, ngambek aja sepuas kamu."
"Ish!" Lea melepas paksa badannya dari pelukan Luca. Ia kesal setengah mati saat pria itu tak kunjung memberikan jawaban padanya.
Lagi-lagi Luca tersenyum menampakkan giginya saat melihat tingkah manja Lea. Sangat menggemaskan.
Luca langsung berjongkok tepat di depan istrinya. Kemudian, ia menempelkan telinganya di perut Lea sambil kedua tangannya memegang pinggang Lea.
"Halo, Sayang. Papa nggak sabar ketemu kamu."
Lagi-lagi Lea dibuat terkejut dengan kelakuan suaminya.
"Makasi, karena kamu dan Mama udah hadir di hidup Papa."
Usai mengatakan hal tersebut pada janin di perut Lea, Luca mencium perut Lea dengan penuh perasaan. Kemudian ia langsung mendongak, menatap istrinya dengan tatapan yang sangat bahagia.
"Pria yang memperkosa kamu malam itu, saya sendiri." Luca mengatakannya dengan lugas dan mudah dipahami. Membuat Lea terbelalak dengan mulut yang setengah terbuka.
...🌸...
...🌸...
...🌸...
...Bersambung .......
❤❤❤❤
calon pelakor
jgn sering..
masih rentan...
❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
berdasarkan cerita panakannya kalo lea dibobol org saat di club...
makanya walau awalnya nolak lea..
akhirnya luca mau ngaku ke pak johan kalo dia hamilin lea..
❤❤❤❤❤
apa yg akan terjadi hayooiii..
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
yg dapat pelukan dari istru kecil yg cantik..
❤❤❤❤❤❤
kan eamng anakmu luca..
❤❤❤❤❤
udah terlanjur kena gampar lagi..
❤❤❤❤❤