10 tahun yang lalu keluarga cabang Xiao dibantai, dalam peristiwa berdarah tersebut hanya Xiao Tian yang berhasil selamat. Dalam keputusasaan, ia berlari ke sembarang arah hingga terperosok ke salah satu jurang di kaki pegunungan Wuyi. Beruntung salah seorang Tetua Sekte menyelamatkannya, memberikannya sebuah harta tak terhingga yang bernama mutiara dewa iblis demi menyambung nyawanya. Sejak saat itu, takdir kehidupannya pun berubah. Meski ia dianggap tidak berguna, namun hanya gurunya lah yang mengetahui rahasia terbesarnya dalam menempuh dunia kultivasi yang kejam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musang Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melatih Xin Shi Huangdi
Setelah mendapatkan beberapa manfaat dan menendang mayat Huang Zhong, Xiao Tian segera menghampiri Xin Shi Huangdi yang tampak terdiam.
Ia tidak mencemaskan nasib mayat Huang Zhong yang sebentar lagi akan dimakan hewan buas, baginya orang seperti itu layak mendapatkan balasan keji. Hal ini juga sekaligus menjadi pelajaran bagi Zhuank An untuk tidak mengusiknya secara berlebihan, adapun permasalahan diantara mereka akan ia selesaikan nanti.
"Kak Xiao Tian, apakah ini tidak akan menyulitkan mu?" Tanya Xin Shi Huangdi dengan ragu-ragu.
"Tidak usah khawatir, biarkan itu menjadi pelajaran bagi orang jahat. Sebaiknya kita kembali" Ucap Xiao Tian tanpa beban.
Begitu tiba di kediamannya, Xiao Tian langsung masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa beberapa sumberdaya. Lalu ia menuliskan teknik kultivasi untuk Xin Shi Huangdi sebagai dasar peningkatan tenaga dalamnya.
Selama ini bakatnya terlalu di sia-siakan, dengan keputusannya untuk bergabung ke puncak Gunung Wuyi, maka sudah menjadi tugas Xiao Tian untuk menjaga dan melindungi gadis tersebut.
Tidak lama kemudian ia selesai mengerjakan pekerjaannya, lalu keluar memanggil Xin Shi Huangdi untuk menerima catatan petunjuk kultivasi. Diikuti dengan penjelasan detail dari Xiao Tian, dengan cepat gadis mengangguk dan buru-buru bergegas masuk kediamannya seperti baru saja menemukan harta karun.
Melihat semangat dari Xin Shi Huangdi, wajah tampan Xiao Tian mengukir senyum manis. Ia merasa jika kehadiran gadis tersebut memberi warna sendiri bagi keheningan yang telah lama menguasai hatinya.
Untuk perkembangan gadis itu, Xiao Tian juga sudah menyiapkan sumberdaya seperti batu energi. Meski teknik kultivasi yang ia berikan adalah teknik terbaik yang diajarkan oleh gurunya, namun setidaknya kebutuhan sumberdaya adalah keperluan mendasar bagi seorang kultivator.
Untuk mengisi waktu, Xiao Tian menuju bangunan khusus di dekat kuil Wuyi. Itu adalah sebuah bangunan kecil yang biasa digunakan untuk membuat obat-obatan, meski tidak sebesar dan selengkap Paviliun alkemis di puncak keempat, namun kemampuan Xiao Tian dalam meracik obat tidak perlu diragukan.
Dahulu tempat ini hanya digunakan oleh Long Chen dan juga dirinya, sehingga alat-alat di sini masih bersih dan terawat dengan baik.
Saat ini Xiao Tian bersiap memurnikan pil penyembuh serta pil pengumpul Qi yang rencananya akan ia berikan untuk menunjang sumberdaya Xin Shi Huangdi. Bahan baku untuk pembuatan kedua pil tersebut tidak sulit dan tersedia melimpah, jadi dengan leluasa Xiao Tian bekerja membuat banyak pil untuk dijadikan stok cadangan.
Langkah Xiao Tian terlihat sangat telaten, di langkah pertamanya berupa memanaskan tungku dengan cara mendorong telapak tangannya yang sudah dialiri oleh Qi.
Berdasarkan teknik seperti ini juga yang membuat Xiao Tian mengajarkan Xin Shi Huangdi agar berkultivasi. Kekuatan api yang sempurna akan menentukan kualitas pil, oleh karenanya kemampuan seseorang untuk membangkitkan energi internalnya adalah syarat mutlak untuk menjadi alkemis handal.
Ditambah dengan pengontrolan suhu, seorang alkemis harus bisa mengendalikan energi panas di dalam tubuhnya serta sejauh mana ia memiliki daya tahan tubuh. Hal ini sangat penting, karena pada saat krusial seorang alkemis seringkali mengalami kehabisan energi akibat kurangnya pemahaman dari masing-masing metode pembuatan obat yang berbeda-beda.
Saat suhu sudah terjaga, Xiao Tian memasukkan beberapa bahan yang sudah dibersihkan. Beberapa tanaman obat juga memiliki unsur racun, jadi perlu proses penyaringan yang dinamakan detoksifikasi.
Hingga menjelang malam, Xiao Tian baru selesai membuat dua jenis pil. Meski sedikit melelahkan namun ia cukup puas melihat hasilnya, dalam hal ini ia merasakan jika Api Yang di dalam tubuhnya belum bekerja optimal dan perlu dilatih lebih serius.
Di Sekte Awan Biru meski hanya menimbulkan riak kecil di permukaan, nama Xiao Tian perlahan merayap ke dalam ingatan para murid. Aksinya di Menara Spiritual Langit dicatat sebagai prestasi di Aula Misi, meski tidak mendapatkan hadiah tetapi kesan mendalam di hati para Pendekar Pemula (Pemurnian Qi, Pondasi Qi, Inti Jiwa) mulai terukir. Diantara mereka tidak mungkin berani menyentuh atau mengganggu Xiao Tian, jika tidak sudah dipastikan bencana akan menimpa mereka.
Sementara bagi para murid yang berada di ranah Pendekar Mahir (Raja, Kaisar, Bumi) hal ini menjadi masalah serius karena dapat menimbulkan ancaman di masa depan. Sebelumnya nama Xiao Tian terkenal sebagai sosok tidak berguna karena kehilangan kultivasi, kini dengan tiba-tiba namanya melejit kembali di tengah perhelatan kompetisi antar puncak yang akan digelar selama dua bulan lagi.
Tidak terkecuali Li Mochou, wanita yang pernah datang ke Gunung Wuyi untuk membatalkan pertunangannya dengan Xiao Tian, informasi yang ia terima mengenai Xiao Tian telah membuat harinya tidak tenang.
Meski tidak ada murid lain yang mengetahui tentang urusan pribadinya, tetapi ia merasa jika saat berjalan seolah setiap pasang mata di puncak keenam tengah memperhatikannya.
"Dasar bodoh, apakah hanya dengan melewati lantai keenam bisa membuatmu berbesar hati? Aku akan buktikan di turnamen berikutnya, kau memang tidak pantas untuk ku" Ujar Li Mochou pelan, lalu kembali memejamkan matanya untuk berkultivasi.
Sebagai seorang murid terkuat di puncak keenam, Li Mochou memiliki keanggunan serta kesombongan sendiri. Tidak ada pria yang masuk dalam hitungannya, bahkan Zhuank An yang dikatakan murid terbaik di Sekte pun tidak membuatnya merendahkan diri.
****
Kota Xianyang, Ibukota Kekaisaran...
Luka yang dialami oleh Putri Mahkota Lin Shuting sudah sepenuhnya pulih tanpa meninggalkan bekas, dengan kemampuan para tabib Istana hal itu tentu bukan masalah. Hanya saja, kabar tentang racun dingin yang menyebar telah membuat Kaisar Lin sangat murka.
Kaisar Lin menyadari jika penyerangan terhadap Putrinya adalah sebagai bentuk pencegahan bertahannya tahta Dinasti Lin. Lin Shuting jika tidak mati sekalipun akan menderita sepanjang hidup, terutama saat musim dingin tiba. Racun dingin di tubuhnya akan aktif dan membuat tubuhnya akan merasa kesakitan, bertahan diantara rasa putus asa tanpa bisa meraih kematian.
Selain itu, dampak racun dingin juga berakibat fatal. Lin Shuting tidak akan bisa memiliki keturunan, sehingga rencana perjodohannya dengan Putra pewaris Klan Xiao akan gagal. Ini berarti akan menimbulkan kecenderungan dukungan kepada Patriark Klan Xiao, di tengah konflik yang berkepanjangan di wilayah perbatasan hanya keluarga besar Xiao yang mampu menggerakkan para Klan lainnya untuk bersatu.
Kondisi yang memanas di Ibukota, membuat Istana Hua tempat dimana Lin Shuting tinggal menjadi sunyi. Putri Mahkota tampak murung dan tidak nafsu makan hingga badannya terlihat kurus.
"Yang Mulia, makanlah walau hanya sedikit. Jangan sampai sakit, nanti malah membuat Yang Mulia Kaisar sedih" Ucap Xue'er yang merupakan pelayan pribadi Lin Shuting.
"Aku tahu itu, aku hanya berpikir betapa tidak bergunanya diriku. Selain tidak bisa berkultivasi, aku juga tidak dapat meneruskan generasi keluarga Lin. Pada akhirnya generasi Lin akan berakhir di tanganku, meski aku mati sekalipun sejarah akan mencatat buruk tentang diriku" Ucap Lin Shuting dengan air mata yang berlinang.
Yang lagi dalam perjalanan mudik, hati2 di jalan ya...