Gendis merasa jika hidupnya sudah hancur setelah mengetahui jika suaminya berselingkuh dengan teman semasa sekolah suaminya, dulu.
Gendis yang tidak terima dengan pengkhianatan itu pun akhirnya menggugat cerai Arya. Namun, disaat proses perceraian itu sedang berjalan. Arya baru menyadari jika dia sangatlah mencintai Gendis dan takut kehilangan istrinya itu.
Sehingga, Arya pun berusaha berbagai cara agar Gendis mau memaafkan nya dan kembali rujuk dengan nya.
Sayang, Gendis yang terlanjur kecewa dan sakit hati karena telah dikhianati pun tetap melanjutkan perceraian itu.
Hingga suatu hari, Gendis pun mendapatkan kabar yang mengejutkan. Dimana, dirinya dinyatakan hamil anak ketiga.
Lalu, apa yang akan Gendis lakukan? Akankah dia tetap melanjutkan perceraian itu? Atau memberikan Arya kesempatan kedua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.13
“Ini, minum dulu.”
Mendengar suara bariton Angga yang menawarinya minum. Membangun Gendis
dari lamunan nya. Wanita dengan mata yang sembab itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara.
Dimana ada seorang pria bertubuh tegap dan berwajah tampan berdiri tepat di samping nya. Tengah menyodorkan satu botol air mineral kepadanya.
Sayang, pria itu bukan orang yang dia harapkan. Jujur, rasa rindu kepada sang suami masih sangat besar. Namun, rasa kecewa yang dia rasakan kepada pria itu juga tidak kalah besarnya.
Dan kini, yang bisa Gendis lakukan hanyalah menangis. Meluapkan semua amarahnya yang selama beberapa hari ini tertahan demi terlihat tegar dan kuat dimata kedua anaknya.
“Terima kasih.” jawab Gendis, dengan suara yang serak dan juga sangat lirih. Sembari meraih botol minuman itu dari tangan Angga.
Jujur, malu sekali rasanya harus memperlihatkan kondisinya yang seperti ini. Dimana Gendis sudah tidak bisa lagi menyembunyikan kesedihan dan juga kekecewaan nya terhadap sang suami.
Hingga akhirnya, tangis Gendis pun pecah di hadapan Angga. Seorang pria, teman masa remajanya dulu. Sebenarnya Gendis sudah berusaha untuk menahan diri. Namun, untuk kali ini wanita itu tidak bisa lagi menahan kesedihan nya.
Setelah lagi dan lagi dibuat kecewa oleh pria yang dia cintai setulus hatinya. Niat ingin membicarakan permasalahan diantara mereka secara baik baik pun musnah saat Gendis kembali melihat suaminya bersama dengan Sharon, lagi.
“Aku, tidak menyangka kalau kamu masih ingat dengan tempat ini,” lanjut Gendis, masih dengan suara parau nya. Mencoba kembali terlihat baik baik saja, setelah meluapkan emosinya lewat tangisan.
“Mana mungkin. Ini, adalah tempat kita beradu nasib dan berkeluh kesah. Bagiku, tempat ini adalah tempat yang sangat istimewa. Jadi, mana mungkin aku melupakan nya.” jawab Angga, sembari mendudukkan dirinya tepat di samping Gendis dengan jarak aman.
Angga tahu, kini situasi dan status mereka sudah berubah. Meski sangat merindukan wanita di sampingnya. Namun, Angga harus tetap menjaga batasan dan hal itu dia lakukan demi menghormati Gendis yang sudah bersuami.
“Lalu, kemana kamu selama ini? Kenapa menutup semua komunikasi? Hingga aku tidak bisa menghubungi kamu sama sekali,” tanya Gendis, mencoba mengalihkan perhatian nya dari rasa sakit dan juga kecewanya terhadap Arya.
“Saat itu. Saat pulang sekolah, aku melihat ada sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah. Aku pikir, itu adalah penagih hutang yang kerap datang untuk menagih hutang kepada Ibu. Tapi, aku salah mengira. Ternyata orang yang datang itu seorang pengusaha kaya raya dan dia mengaku kalau dia adalah ayahku. Konyol bukan? Lima belas tahun hidup tanpa mengenal sosok ayah. Tiba tiba didatangi pria asing yang mengaku kalau dia adalah ayahku dan kamu tahu apa yang lebih konyol?” Angga menjeda sejenak ucapan nya dan melanjutkannya setelah dia menarik nafas.
“Ibu, membenarkan hal itu. Haahhh, saat itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Marah, benci, kecewa semua aku rasakan secara bersamaan. Hingga rasanya, untuk bernafas pun terasa sangat sulit untuk aku lakukan,” lanjut Angga.
“Lalu, apa yang kamu lakukan setelahnya? Kenapa tidak cerita dan malah memilih menghilang? Bukankah, selama ini aku, Nadia dan juga Sania selalu menceritakan masalah kami kepada kamu. Tapi, kenapa disaat kamu ada masalah. Kamu malah menghilang?”
“Saat itu, aku terlalu pengecut, Dis. Aku terlalu malu untuk mengatakan jika aku sedang tidak baik baik saja. Belum lagi, tiba tiba pria asing itu membawaku dan Ibu pergi dari negara ini. Yang membuat aku tidak punya kesempatan, bahkan hanya untuk sekedar berpamitan dengan kalian,”
“Meski begitu. Kenapa menghilang selama 20 tahun lamanya? Kenapa tidak menemui kami setelah keadaan kamu baik baik saja?”
“Itu, karena aku pikir. Kalian sudah bahagia dengan kehidupan kalian masing masing. Jadi, untuk apa aku datang kalau kedatanganku hanya membuat hidup kalian kerepotan,”
“Bodoh. Mana ada kata repot, kita ini teman. Kenapa kamu harus berpikir seperti itu? Tapi, kalau Ayahmu seorang pengusaha, kenapa kamu malah jadi sopir taksi online?”
“Iseng saja. Habis, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat kembali ke sini setelah 20 tahun lamanya pergi dari sini. Sekalian juga buat keliling, kembali mengenali negara dan kota yang dulu pernah menjadi rumah untuk aku. Karena kini, semuanya terasa asing bagiku. Kamu lihat, tempat ini saja sudah berubah 180°,”
“Memangnya, selama ini kamu dan Ibu tinggal dimana?”
“Amerika,”
“Lalu, apa yang membawamu kembali kesini?”
“Kewajiban dan tanggung jawab. Meski aku membenci pria itu. Tapi, sebagai anak tunggalnya. Aku tetap harus memikul tanggung jawab atas apa yang sudah dia berikan dengan menggantikannya di perusahaan,”
“Perusahaan? Tapi…..”
“Tadikan aku sudah bilang kalau aku cuma iseng. Sekalian keliling buat kenalan lagi sama kota ini. Ini sudah sore, sebaiknya aku antar kamu pulang, ya?”
“Eemm, baiklah. Maaf, ya. Jadi merepotkan kamu,”
“Sudah biasa. Bukan nya dulu malah lebih parah dari ini. Jadi, tidak perlu sungkan. Ayo, aku antar kamu pulang,”
“Eemm.”
Setelah berhasil menenangkan dirinya. Gendis pun kembali berusaha untuk terlihat baik baik saja. Setidaknya, saat dia berada di dalam rumahnya. Karena Gendis tidak mau memperlihatkan kehancuran hatinya kepada kedua anaknya.
Wanita itu harus terlihat baik baik saja didepan anak anak. Meski sebenarnya, hidupnya kini sudah hancur lebur karena pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya sendiri.
Pria yang selama ini dia percaya dan dia cintai. Sungguh, rasanya ingin sekali tidak mempercayai hal itu. Namun, mau tidak percaya pun percuma. Toh dia sendiri yang melihat langsung perselingkuhan itu dengan mata kepalanya sendiri. Bukan lagi dari gosip gosip yang kerap menimpa para pengusaha pengusaha sukses seperti Arya saat ini.
Dengan diantarkan oleh Angga. Gendis akhirnya kembali ke apartemen yang di sana sudah ada putrinya yang sedang menunggu kepulangan nya dengan cemas.
“Mama dari mana saja? Kenapa ponsel Mama tidak bisa dihubungi? Mama, baik baik saja, kan? Mama, tidak kenapa kenapa, kan?” cecar si sulung Gisya, saat Gendis baru saja membuka pintu unit apartemen nya.
btw..emng intan ada ya waktu arya ketemu sama angga?🤔
diperhatikam baik" arya...calonnya istrimu.😏
kemarin selingkuj dibilang salah paham..jenuh dibilang khilaf pdh emng doyan sama sharon..disini lagi dibilang terhasut..terlalu banyak alasan.
dibilangbyg masuk akal.utu MARUK doang dan gak cinta lagi sama istrinya.
lalu.menurutmu arya gak bosan dengan perhatian sahron? spek bidadari istrinya aja bosan.
trus arya gak bosan kehidpan perselingkuhannya tanpa bercinta sama sharon? emngnya yg mana sebenarnya yg bisa membuat arya bosan?....
gak usah pake alasan jenuh bosan dengan kehidupan rumah tangga segala...dihasut segala. jawabannya udah ada..MARUK. ARYA GAK CUKUP SATU WANITA. ITU ALASAN MASUK AKAL DALAM CERITANYA. JANGAN TERLALU BANYAK ALASAN DAN BERDALIH. GW GAK LIAT ITU DISETIAP JALAN CERITANYA.
klw ga knp bisa tau setiap arya mau ketemuan sm Gendis maupun Gisya..