Kesempatan Kedua
Hati Gendis hancur berkeping keping saat mengetahui jika suami yang dia cintai menghianati cinta dan juga pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 15 tahun lamanya. Gendis tidak menyangka, jika pria sebaik Arya bisa mengkhianatinya.
Karena selama hampir 17 tahun saling mengenal dan sampai akhirnya memutuskan untuk menikah. Dimata Gendis, Arya benar benar sosok pria, suami dan ayah yang baik dan sempurna.
Pria itu tidak pernah pulang telat, selalu memprioritaskan keluarga dan tidak pernah sekalipun dia pergi dinas keluar kota tanpa didampingi oleh istrinya.
Sosok Arya benar benar jadi sosok superhero untuk keluarga kecilnya. Sampai sampai, Gisya putri pertamanya yang baru saja berusia 13 tahun. Sudah memiliki cita cita ingin punya suami yang seperti ayahnya.
Hingga Gendis pun begitu sangat bersyukur karena telah dipertemukan dengan Arya. Pria yang sudah memberikan nya dua orang anak, hasil dari pernikahan mereka selama 15 tahun.
Anak pertama mereka diberi nama Disya Putri Atmajaya berusia 13 tahun, sementara anak kedua mereka diberi nama Ardian Putra Atmajaya, berusia 8 tahun dan Arya memberikan nama kedua anaknya itu diambil dari gabungan dari nama Gendis dan juga namanya.
Dengan harapan jika ikatan pernikahan mereka akan semakin kuat dengan hadirnya kedua buah hati mereka dan pernikahan itu pun akan langgeng sampai maut memisahkan.
Sampai akhirnya, harapan Arya pun musnah sudah disaat Arya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri dan perselingkuhan itu pun akhirnya terbongkar setelah Arya kepergok tengah berpelukan cukup mesra dengan sang sahabat di dalam kantornya.
Tidak hanya berpelukan, Arya bahkan terlihat mencium mesra wanita yang bernama Sharon, yang tidak lain adalah teman semasa sekolah dan semasa Arya berkuliah, dulu.
Perselingkuhan itu pun dilihat langsung oleh mata Gendis sendiri, yang siang itu berniat memberi kejutan kepada suaminya dengan datang tiba tiba ke kantor. Tanpa memberi kabar terlebih dahulu kepada pria itu.
Dan sialnya, bukan nya memberi kejutan untuk sang suami. Malah Gendis sendiri lah yang dibuat terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini.
Praannngggg…
Melihat adegan tak senonoh itu, membuat Gendis shock hingga dia menjatuhkan kotak bekal yang dia bawa, yang berisikan makan siang untuk suaminya. Hingga menimbulkan suara yang cukup keras dan membuat kedua orang yang sedang bercumbu mesra itu terkejut.
Mendengar suara benda jatuh tidak jauh dari tempatnya berdiri. Arya pun segera menoleh ke arah sumber suara dan…
Deg…
Seketika, jantung Arya serasa jatuh dari tempatnya saat dia menoleh. Arya melihat sosok sang istri sedang berdiri terdiam membeku di ambang pintu dengan mata yang membulat sempurna.
Dan yang semakin membuat jantung Arya seperti berhenti berdetak adalah dengan hadirnya sang putri tercinta yang siang itu, juga datang bersama istrinya. Turut menyaksikan adegan tidak senonoh yang dia lakukan bersama dengan wanita lain.
Kalut dan tidak tahu Apa yang harus dilakukan setelah melihat langsung pengkhianatan suaminya. Gendis pun akhirnya memutuskan untuk pergi dari sana tanpa berkata sepatah kata pun.
Membawa serta putrinya yang kala itu, tidak kalah kagetnya dengan sang ibu. Bahkan, Disya terlihat sangat kecewa dan juga sedih dengan apa yang sudah ayahnya lakukan.
Gadis yang sudah beranjak remaja itu tentu sedikit tahu dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Hingga Gisya tidak bisa menutupi rasa kecewanya terhadap sang ayah.
Sementara itu, Arya yang juga kaget karena kepergok langsung oleh istri dan anaknya. Hanya bisa terdiam membeku di tempat. Kakinya tiba tiba terasa sangat lemas dan tak bertenaga.
Bahkan, hanya untuk sekedar mengejar kedua wanita yang berharga di dalam hidupnya pun tidak mampu Arya lakukan. Hingga membuat Gendis dan juga Gisya semakin dibuat kecewa akan apa yang sudah Arya lakukan.
“Ar, bagaimana ini? Gendis dan juga Gisya sudah melihat kita.” Suara dari Sharon pun akhirnya membangunkan Arya dari lamunan nya.
Yang seketika itu juga, menyadarkan Arya akan apa yang harus dia lakukan. Tanpa menjawab pertanyaan dari Sharon. Arya pun segera berlari, mencoba mengejar istri dan juga anaknya.
Akan tetapi, sayangnya dia sudah terlambat. Gedis dan juga Gisya sudah tidak ada lagi di area gedung kantornya. Bahkan, Arya sampai mencari sang istri sampai ke area depan gedung itu. Namun, dia sudah tidak bisa lagi menemukan sosok sang istri di sana.
“Permisi, Pak. Apa tadi Bapak lihat istri dan anak saya lewat sini?” tanya Arya, kepada security gedung itu.
“Oh, Ibu Gendis sama Neng Gisya. Baru saja mereka pergi menggunakan taksi, Pak,” jawab sang security.
“Oh, begitu. Baiklah, terima kasih Pak,”
“Iya, sama sama, Pak.”
Dengan langkah gontai, Arya pun kembali lagi ke dalam gedung kantornya. Dengan perasaan yang kacau, Arya kembali ke ruangan kerjanya yang dimana disana, masih ada Sharon tengah menunggu dirinya.
“Bagaimana? Apa kamu menemukan Gendis?” tanya Sharon saat melihat Arya masuk ke dalam ruangan nya.
“Tidak. Mereka sudah pergi.” jawab Arya dengan nada yang lemas dan lesu.
Pria itu menjatuhkan dirinya ke atas kursi kebesaran nya. Lalu, memijit pelipisnya karena mendadak, kepalanya terasa sangat pusing.
Pikiran nya kacau sekali saat ini. Apalagi, setelah mencoba menghubungi istrinya lewat sambungan telepon, ponsel Gendis malah mati dan tidak bisa dihubungi.
Begitupun dengan ponsel putrinya, Gisya. Kedua wanita beda usia itu begitu kompak, sama sama tidak bisa di hubungi.
Hal itu pun semakin membuat pikiran Arya kacau balau. Karena ponsel istrinya tidak bisa dihubungi, Arya pun tidak tinggal diam begitu saja. Arya langsung menghubungi art yang ada di rumah nya.
Untuk menanyakan perihal keberadaan istri dan juga putrinya. Berhubung jarang kantor dan juga rumah tidak terlalu jauh. Maka, Arya pun memperkirakan jika saat ini istri dan anaknya sudah tiba di rumah.
[“Mohon maaf, Tuan. Tapi, sejak Nyonya pergi untuk menjemput Non Gisya. Nyonya, belum kembali lagi."]
Mendengar jawaban dari sang art. Pikiran Arya pun semakin dibuat kalut. Ingin rasanya pergi menyusul sang istri dan anaknya. Namun, sayang nya hari itu Arya memiliki jadwal pertemuan penting dengan seorang investor dari luar negeri yang sudah Arya tunggu tunggu kedatangan nya.
Sehingga, tidak memungkinkan untuk dia pergi meninggalkan kantor. Hal itu pun semakin membuat Arya dilema. Karena berada di antara dua pilihan yang sulit. Jika memilih pergi dari kantor, maka perusahaan nya akan mengalami kesulitan yang akan berdampak pada ratusan karyawan nya.
Akan tetapi, Arya juga ingin sekali segera pergi menemui istri dan juga putrinya untuk menjelaskan apa yang terjadi antara dia dan juga Sharon.
Melihat Arya yang terlihat sangat kacau, Sharon pun mulai beranjak, mendekati Arya dan mencoba untuk menghibur sang kekasih gelapnya itu.
“Ar….”
“Pulang lah, Sha. Kita bicarakan ini nanti,”
“Tapi, Ar….”
“Please Sha. Kepalaku pusing sekali. Aku tidak bisa berpikir sekarang, jadi lebih baik kamu pulang dulu saja. Kita bicara nanti.”
Mendengar Arya mengusirnya, jujur Sharon merasa sangat kecewa. Namun, dia juga tidak boleh egois. Hal ini bukanlah hal yang sepele bagi Arya, jadi wajar jika Arya butuh waktu untuk sendiri.
Dan dengan perasaan kecewa, Sharon pun akhirnya memutuskan untuk pergi. Meninggalkan Arya dengan pikiran kacaunya, seorang diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
Enisensi Klara
Biasanya yg terlihat baik itu malahan menyimpan borok 🙄🙄🙄
2025-02-01
2
Teh Yen
pagi" pas buka hp dapet notif karya terbarumu kak langsung cuz baca duh baru part satu udh bikin emosi engg nyangka lelaki sebaik Arya kok bisa nyelingkuhin istrinya yah terlalu deh 😠😠😠
2025-02-02
1
Eti Alifa
kan....kan....blom apa2 udah nyesek😭 q mah suka heran sama yg suka selingkuh itu yg ada dipikiran mrka itu apa sihh😡
apakah cuma yg diatas pusar dan dibawah pusar aja yg mrka liat.
2025-02-05
0