NovelToon NovelToon
The Mother

The Mother

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Single Mom / Epik Petualangan / Mengubah sejarah / Perperangan / Keluarga
Popularitas:280
Nilai: 5
Nama Author: TENANG

Violet, seorang alien wanita dari bangsa Elaria, dikirim ke Planet Biru untuk mencari mineral langka yang dibutuhkan bangsanya. Setelah menemukan mineral itu, dia memakannya, menyebabkan mutasi yang memberinya kekuatan luar biasa dan kemampuan untuk melahirkan anak-anak dengan kekuatan khusus. Violet memimpin peradaban baru di Planet Biru hingga suatu hari dipanggil kembali oleh bangsanya, yang memicu konflik besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TENANG, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Violet yang sedang duduk di dalam kubah, memeluk bayi-bayinya dengan lembut. Mata birunya yang bersinar penuh kasih sayang menatap wajah-wajah mungil yang baru saja dilahirkan. Sebuah kebahagiaan yang tak terduga di tengah kekacauan yang melanda mereka sebelumnya di planet Biru.

Namun, di balik senyumannya, hati Violet dipenuhi kekhawatiran. Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Zira sebelum pertarungan masih terngiang di telinganya. Kerajaan Thalassia telah digulingkan, dan Zafir, sahabat dan sekutu mereka, kini berada di penjara. Pikiran tentang penderitaan Zafir membuat hatinya terasa berat.

Elara, yang kini berwujud sebagai robot kecil setelah keluar dari pesawat dan memasuki kubah pelindung, mendekati Violet. “Violet, aku tahu kau khawatir. Tapi saat ini, kita harus fokus pada bayi-bayimu. Mereka membutuhkanmu.”

Violet mengangguk perlahan, meski hatinya masih gelisah. “Aku tahu, Elara. Tapi aku tak bisa mengabaikan nasib Zafir. Meskipun pertemuan kita singkat tapi dia sudah ku anggap sebagai teman.”

Di sisi lain gua, Zorak, dalam wujud naganya yang besar, berdiri dengan gelisah. “Aku bisa pergi sendiri,” katanya dengan suara yang dalam. “Aku harus menolong Zafir. Dia adalah sahabat kita.”

Elara menatap Zorak dengan mata penuh keprihatinan. “Zorak, kita semua tahu betapa kuatnya komandan Zira, yang menggunakan serum yang kita belum tau rahasianya. Jika kau pergi sendiri, kau mungkin tidak akan kembali. Kita harus lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.”

Zorak menghela napas berat. “Kau benar, Elara. Aku tidak yakin bisa menghadapi Zira sendirian. Tapi kita harus melakukan sesuatu. Kita tidak bisa membiarkan Zafir menderita.”

Violet memandang Zorak dengan mata penuh determinasi. “Kita akan menemukan cara, Zorak. Tapi untuk saat ini, kita harus memastikan bahwa anak-anakku aman. Kita akan merencanakan sesuatu yang lebih baik, sesuatu yang pasti.”

Elara menambahkan, “Kita perlu waktu untuk merencanakan dengan baik. Kita butuh strategi yang matang dan persiapan yang cukup. Kita tidak boleh gegabah.”

Zorak mengangguk setuju. “Baiklah. Kita akan fokus pada apa yang perlu kita lakukan sekarang. Tapi kita tidak akan melupakan Zafir. Kita akan menyelamatkannya, apapun yang terjadi.”

Ditengah perbincangan mereka, tiba-tiba Violet merasakan kepanikan yang luar biasa saat Astra, Orion, Lyria, dan Zenith menangis keras dengan tubuh mereka yang semakin panas. Mineral langka di sekitar mereka bercahaya terang, seolah merespons kehadiran bayi-bayi itu. Violet, dengan air mata menggenang di matanya, memerintahkan Elara untuk segera memeriksa apa yang terjadi.

"Elara, lakukan sesuatu! Mereka sangat panas!" seru Violet, menggenggam erat anak-anaknya yang menggigil.

Elara, dalam bentuk robotnya, dengan cepat mengaktifkan sensor-sensornya dan mulai memindai kondisi anak-anak Violet. Cahaya biru yang keluar dari sensor-sensor itu menyelimuti tubuh bayi-bayi kecil yang berteriak.

"Violet," kata Elara setelah beberapa saat, "tubuh anak-anakmu menunjukkan kecocokan dengan mineral langka ini. Data yang aku peroleh menunjukkan bahwa kita harus segera meletakkan mereka di atas bebatuan mineral ini."

Violet memandang Elara dengan ragu. "Tapi bagaimana jika udara di luar kubah tidak cocok untuk mereka?"

Elara memindai lingkungan sekali lagi. "Aku telah memeriksa. Udara di luar aman untuk mereka. Percayalah, ini satu-satunya cara."

Zorak, sang naga, berdiri diam dengan wajah penuh kekhawatiran. "Apa pun yang perlu dilakukan, kita harus melakukannya sekarang," katanya dengan tegas, meski dalam hatinya, dia merasa tak berdaya.

Dengan hati-hati, Violet menggendong anak-anaknya, dibantu oleh Elara yang menggunakan tubuh robotnya untuk memindahkan bayi-bayi itu ke atas mineral yang bercahaya. Sesaat setelah mereka diletakkan di atas mineral tersebut, sebuah fenomena ajaib terjadi. Mineral langka itu semakin bersinar terang, memancarkan warna merah keunguan yang indah. Cahaya itu meresap ke dalam tubuh Astra, Orion, Lyria, dan Zenith, juga ke dalam tubuh Violet.

Tiba-tiba, kesadaran mineral itu muncul dalam bentuk roh atau entitas bercahaya. "Akhirnya, setelah berjuta tahun, ada yang cocok dengan mineral ini," kata roh itu dengan suara yang lembut namun penuh kekuatan. "Tugasku kini telah selesai."

Dengan kata-kata terakhirnya, roh itu menghilang, meninggalkan Violet dan anak-anaknya yang terkejut namun kagum. Tanda infinity di lengan setiap anak menyala dengan terang hingga proses penyerapan mineral langka selesai, tak meninggalkan jejak sedikit pun.

Astra, Orion, Lyria, dan Zenith yang tadinya sakit kini pulih sepenuhnya. Mereka tertawa ceria, seolah-olah rasa sakit yang mereka alami sebelumnya hanya mimpi buruk. Namun, ketika Violet hendak memeluk mereka, tubuhnya tiba-tiba melemah dan dia ambruk, pingsan.

"Violet!" seru Zorak panik, segera bergerak ke sisi Violet.

Elara memindai tubuh Violet dengan cepat.

"Dia kelelahan setelah proses penyerapan mineral tadi," kata Elara. "Dia butuh istirahat, tapi dia akan baik-baik saja."

Saat tak sadarkan diri, Violet masuk ke dalam dunia mimpi yang penuh dengan kilauan kristal. Di tengah pemandangan yang menakjubkan itu, sosok bercahaya muncul di hadapannya. Sosok itu adalah Bratu Kristal, penjaga mineral langka.

"Violet," suara Bratu Kristal bergema lembut namun penuh kekuatan. "Aku adalah Bratu Kristal, penjaga mineral langka ini. Izinkan aku memberitahumu kisah kami."

Violet mendengarkan dengan seksama saat Bratu Kristal mulai bercerita. "Dahulu kala, para alien tingkat atas, spesies yang setara dengan dewa, menjelajahi berbagai galaksi dan planet untuk mencari mineral dan sumber daya yang dapat membuat ras mereka semakin kuat. Kami adalah ras kristal, makhluk dengan tubuh kristal yang unik. Kami hidup damai, namun tidak memiliki kemampuan bertarung.

Saat para dewa itu datang, mereka hendak melakukan penelitian pada kami. Kami merasa putus asa dan hampir menyerah. Namun, pemimpin kami berkata bahwa kami adalah makhluk hidup yang memiliki hak bebas. Dari pada dimanfaatkan oleh ras lain, lebih baik kami hancur.

Seluruh ras kami di Planet Kristal menyatukan diri dan menyerap energi planet, menciptakan ledakan dahsyat yang menghancurkan para dewa atau spesies alien yang datang untuk menjajah kami. Alhasil, kami menjadi berbentuk bongkahan kristal. Hanya aku, Bratu Kristal, yang memiliki kesadaran, dan aku mencari perlindungan ke berbagai galaksi. Namun, energi kami masih diburu, hingga kami terus melarikan diri.

Akhirnya, aku berdoa kepada Penguasa Semesta, memohon petunjuk. Doaku terkabul, aku diberi gambaran tentang sebuah planet berwarna biru untuk bersembunyi. Kami datang ke planet ini yang awalnya hanya berisi air. Kedatangan kami menyebabkan perubahan drastis, terciptanya dataran dan organisme yang bermutasi serta berevolusi menjadi makhluk hidup seperti yang kau lihat saat ini, termasuk alien duyung yang menyerang kalian."

Bratu Kristal menghela napas panjang, penuh dengan beban kisah masa lalu. "Konflik besar di antara makhluk yang tercipta oleh keberadaan kami mungkin akan menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, aku merelakan kekuatan kami kepadamu dan anak-anakmu, Violet. Engkau dan anak-anakmu adalah harapan terakhir kami."

Violet kemudian bertanya . "Mengapa kau mewariskan kekuatan ini kepadaku? Dan kenapa efek mineral ini membuatku mengandung anak?" tanyanya dengan kebingungan dan rasa ingin tahu yang mendalam.

Bratu Kristal menjawab dengan tenang, "Efek dari energi kami adalah meningkatkan kesuburan, bahkan tanpa perkawinan antara jenis jantan dan betina, sehingga memungkinkan kelahiran seorang anak melalui proses yang mirip dengan membelah diri pada organisme. Namun, karena kamu bukan organisme biasa dan kebetulan adalah alien berjenis kelamin betina, kamu sangat cocok dan memenuhi syarat untuk melahirkan."

Violet merenung sejenak. "Jadi, jika aku adalah seorang jantan, maka kelahiran anak-anak itu tidak akan terjadi?"

"Yah, benar," jawab Bratu Kristal. "Dan satu hal lagi, setiap anak yang lahir memiliki kemampuan unik yang sangat kuat, dan sang ibu juga mendapatkan kemampuan yang sama dengan anak-anak itu."

Violet mengangguk, tetapi pertanyaan lain muncul di benaknya. Sebelum dia sempat bertanya lebih jauh, Bratu Kristal berkata, "Ingatlah, segera pergi dari planet ini. Waktuku sudah habis, aku pamit."

Belum cukup informasi, Violet hendak bertanya lebih lanjut, tetapi sosok Bratu Kristal menghilang dalam kilauan cahaya yang memudar.

Violet terbangun dari mimpinya dengan napas terengah-engah, menyadari bahwa dirinya sudah berada di dalam kapal. Dia langsung panik, mencari bayi-bayinya. Elara, yang berada di dekatnya dalam bentuk robot, mencoba menenangkan Violet. "Tenang, Violet. Semua bayi-bayimu sehat dan bugar."

Zorak, yang memantau dari luar kapal, melongokkan kepalanya yang besar ke dalam kapal, menatap Violet dengan mata penuh perhatian. "Kau baik-baik saja, Violet?"

Violet memeluk bayi-bayinya dengan penuh haru, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. "Syukurlah, anak-anakku, kalian baik-baik saja."

Violet berterima kasih kepada Elara, dalam wujud robotnya, berdiri di dekatnya.

"Terima kasih, Elara. Kau telah membantuku begitu banyak."

Elara mengangguk. "Senang bisa membantu, Violet."

Violet lalu menoleh ke Zorak, naga yang setia menemaninya sambil memberi isyarat. "Dan Zorak, aku tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku."

Zorak menganggukkan kepalanya yang besar, matanya menunjukkan rasa lega.

"Namun," lanjut Violet, "aku bermimpi dan menerima banyak informasi yang membuat kepalaku sedikit pusing."

Elara mengulurkan secangkir minuman hangat, aromanya yang wangi memenuhi ruangan. "Ini, minumlah. Semoga bisa membuatmu merasa lebih baik."

Violet mengambil cangkir itu dan menyesapnya perlahan, merasakan kehangatan yang menyebar di tubuhnya. "Terima kasih, Elara. Ini sangat menenangkan."

Saat menikmati secangkir minuman hangat, Violet merasakan sesuatu yang aneh di lengannya dan tanpa sadar melihat tanda infinity yang sama seperti yang dimiliki anak-anaknya. "Tanda ini... sama seperti yang dimiliki anak-anakku," ujarnya dengan heran. "Elara, tolong pindai tubuhku dan anak-anakku."

Elara, dalam wujud robotnya, mengaktifkan pemindaiannya, sinar biru yang lembut menyapu tubuh Violet dan bayi-bayinya. Setelah beberapa saat, Elara memberikan hasilnya.

"Detail Violet: Memiliki semua atribut elemen dari sel-sel pada tubuhnya. Ini memungkinkan Violet menguasai semua elemen: air, tanah, angin, hampa, api, es, petir, kegelapan, cahaya, dan kosmik."

Violet mendengarkan dengan penuh perhatian. "Dan bagaimana dengan anak-anakku?"

Elara melanjutkan, "Anak-anakmu hanya memiliki sel dengan kecocokan pada satu elemen saja masing-masing. Astra memiliki elemen bumi, Orion memiliki elemen angin, Lyria memiliki elemen kegelapan, dan Zenith memiliki elemen petir."

Violet menatap anak-anaknya dengan campuran kekaguman dan kelegaan. "Jadi, masing-masing dari mereka memiliki kekuatan yang luar biasa, tetapi berbeda satu sama lain."

Elara mengangguk. "Benar. Dan kamu, Violet, memiliki kemampuan untuk menguasai semua elemen tersebut, menjadikanmu sangat kuat dan mampu melindungi mereka dengan lebih baik."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!