NovelToon NovelToon
Love Stalker Syndrome

Love Stalker Syndrome

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / CEO / One Night Stand / Bad Boy / Office Romance
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tyarss_

Milan selalu punya ide gila untuk selalu menggagalkan pernikahan Arutala. semua itu karena obsesinya terhadap Arutala. bahkan Milan selalu menguntit Arutala. Milan bahkan rela bekerja sebagai personal asisten Arutala demi bisa mengawasi pria itu. Arutala tidak terlalu memperdulikan penguntitnya, sampai video panasnya dengan asisten pribadinya tersebar di pernikahannya, dan membuat pernikahannya batal, Arutala jadi penasaran dengan penguntitnya itu, ia jadi ingin lebih bermain-main dengannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tyarss_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

He Wants Me

Tidak mau berhenti, Arutala terus melakukan sentuhan terhadap Milan. Ciumannya yang semakin menuntut serta tangannya yang tidak hanya diam. Milan masih bingung mengikuti ritme ciuman Arutala. tapi ia lumayan cepat belajar dan menyesuaikan diri.

Tangan Arutala mengelus tengkung belakang Milan. Memberikan kenyamanan pada wanita itu agar rileks menerima sentuhannya. Ciumannya turun pada leher Milan. Menyesapnya hingga meninggalkan jejak kemerahan. Milan hampir mendesah dibuatnya.

Kedua tangan Milan menggenggam kemeja Arutala hingga membuatnya kusut. Ia tidak tau harus membalas seperti apa. Seolah tau akan ketidak tauan Milan, Arutala membawa tangan Milan yang semula berada di lengannya ke lehernya. Membuat wanita itu mengalungkan tangannya.

Arutala semakin menguasai tubuh Milan. Hampir menindih tubuh mungil itu.

"Ahh.. Aru.. I need more.." Desah Milan tatkala Arutala mendaratkan kecupan di dadanya.

Dengan senang hati Arutala mengabulkan permintaan wanita itu. Arutala menyempatkan diri untuk melihat wajah Milan yang setengah kemerahan akibat ulahnya. Wanita itu mengatur napasnya. Saling bertatapan dalam beberapa detik. Arutala tersenyum.

"Aku akan memulainya." Ujar Arutala.

Seperti terbangung dari alam bawah sadarnya, Milan langsung mendorong tubuh Arutala. ia lalu berdiri tegap. Membenarkan posisinya.

"Ini salah Pak. Aku tidak mau menjadi partner ranjangmu ataupun one night stand mu. Terserah jika Pak Aru ingin memecat saya. Saya permisi." Sambil terseok-seok karena pergelangan kakainya yang masih terasa nyeri, Milan pamit undur diri.

Meninggalkan Arutala yang terbengong. Tubuhnya sudah turn on, tapi Milan justru menjatuhkannya.

'Sialan Milan!'

Maki Arutala. setidaknya, jika wanita itu masih berpegang teguh pada prinsip awalnya, jangan biarkan Arutala merasakan bibir sensual wanita itu. Sekarang Arutala jadi terbayang-bayang bagaima keraguan Milan dalam membalas ciumannya. Rasa bibir itu ketika dia menyesapnya. Sial. Arutala ingin merasakannya lagi.

"Fuck!" Arutala berkata kasar melampiaskan emosinya. Mengacak rambutnya karena frustasi. Sekarang dia harus bermain solo.

Dengn jantung yang masih berdebar kencang. Akhirnya Milan bisa menyelamatkan diri. Ia berhasil sampai pada penthousenya. Menyandarkan diri pada pintu untuk bernapas. Memegang dadanya untuk mengecek detak jantungnya yang ternyata masih belum stabil.

Lalu otaknya kembali berpikir. "Aku rasa kejadian tadi sudah cukup intim. Jadi ku rasa video yang ku mau sudah cukup bukan?" tanyanya pada diri sendiri.

Milan yang baru sadar jika sendirian di tempatnya, mulai mencari keberadaan Lyra.

"Ly.. Lyra.." panggilnya. Menuju kamar wanita itu. Namun nihil. Milan tidak menemukan sahabatnya.

Milan menyusuri seisi penthouse dan masih tidak menemukan Lyra juga. Ia mulai khawatir. Melihat arlojinya yang sudah menunjukkan pukul dua dini hari semakin membuat Milan cemas. Mengambil ponselnya, Milan segera menghubungi Lyra.

Berdering. Dan tidak ada jawaban.

Milan merasa menyesal, seharusnya dia tidak meninggalkan Lyra sendirian. Seharusnya dia selalu ada bersama Lyra. Seharusnya dia tidak egois. Perasaan bersalah yang bercampur dengan rasa ketakutan menyerang Milan. Ia takut akan di tinggalkan. Dia tidak mau jika Lyra ikut meninggalkannya.

Air mata perlahan turun dari pelupuk mata Milan. Tubuhnya bergetar, karena lagi-lagi Lyra tidak menjawab panggilannya. Isakan pilu mulai terdengar mengisi keheningan malam. Milan tidak mungkin diam saja, dia harus segera menemukan Lyra.

Baru akan keluar, bunyi pintu masuk menghentikan langkah Milan. Lyra berdiri di hadapannya. Dan wanita itu tidak terlihat memiliki luka sedikitpun.

"Kau sudah pulang? Ku pikir kau menginap-" ucapan Lyra terpotong lantaran Milan yang memeluknya begitu erat. Bahkan Milan menangis sejadi-jadinya.

"Ku kira. Aku tidak akan bertemu lagi denganmu." Ucap Milan di sela tangisnya.

Lyra bingung dengan sikap Milan yang seperti ini. Tidak pernah dia melihat Milan ketakutan sampai seprti ini. Atau mungkin pernah? Di masa lampau. Di masa duka yang lalu.

Lyra membalas pelukan Milan. Menepuk punggung Milan. "Tenang saja. Aku akan tetap di sisimu. Kau tidak akan kehilangan sahabat tercantik. Terpercaya sepertiku." Ucapnya.

Milan mengurai pelukannya. Ia tersenyum mendengar celotehan Lyra. Sekarang dia bisa bernapas lega.

"Dimana ponselmu? Kenapa kau tidak menjawab panggilanku?" omel Milan.

Mereka memutuskan untuk duduk di sofa mengobrol bersama.

"Sepertinya ponselku tertinggal di mobil Kavin." Jawabnya.

"Apa pria itu memperlakukanmu dengan baik?"

Lyra nampak memeprtimbangkan jawabannya. "Tidak cukup baik. Kami memiliki banyak perdebatan." Jika di ingat-ingat, dirinya dan Kavin layak di sebut seperti anjing dan kucing.

"Aku minta maaf. Seharusnya kita pulang bersama." Cicit Milan merasa menyesal.

"Sudahlah jangan dipikirkan soal diriku. Bagaiman dengan kakimu? Aku khawatir saat melihatmu jatuh."

"Baik-baik saja. Dan coba tebak, aku berhasil mendapatkan video yang aku inginkan." Dengan mata berbinar Milan mengajak Lyra untuk menuju ruang kerja wanita itu.

Lyra yang mengerti maksud Milan langsung membuka komputernya.

"Jadi Video seperti ini yang kamu inginkan?"

"Yeah. Sekarang buat video itu menjadi HD." Pinta Milan.

Benar-benar Lyra tidak habis pikir dengan Milan. Apa Milan memang berniat mengoleksi setiap adegan intimnya dengan Arutala? kalau seperti ini Milan sudah tidak tertolong lagi.

Satu pesan masuk dari ponsel Milan.

Mr. Arutala G

Besok malam aku akan menjempumu pukul 20:00

Kita akan berangkat bersama.

Cukup terkejut mengetahui pesan dari Arutala. Milan pikir dirinya akan di pecat.

...\~*\~...

Pagi-pagi buta, Arutala datang ke kediaman Ganapatih. Ia langsung menghadap ayahnya.

Pradana yang bahkan masih mengantuk mau tidak mau harus meladeni putranya. Jarang sekali Arutala pagi-pagi buta begini mengajaknya untuk berbicara.

"Jadi apa yang mau kau bicarakan nak." Tanya Pradana.

Arutala dengan wajah seriusnya menjawab. "Aku setuju untuk menikah."

Kalimat itu sukses membuat Pradana membenarkan duduknya. Memastikan bahwa apa yang di dengarnya tidak salah.

"Kau serius?" tanya Pradana sekali lagi.

"Iya Pa. Aku serius. Dan aku sudah memilih calon pengantinku sendiri."

Jika pokok pembahasannya sudah seperti ini, Pradana jadi was-was jika keluarganya akan mengalami konflik seperti sinetron. Arutala yang memilih menentang orang tuanya demi cintanya.

"Kau tidak jatuh cinta dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya bukan?" pelan-pelan Pradana bertanya.

Melihat wajah cemas sang ayah sudah bisa membuta Arutala menebak apa yang di pikirkan pria paru baya itu. Sehingga membuat Arutala terkekeh pelan.

"Papa tidak usah khawatir. Orang yang ingin ku nikahi, papa kenal betul dengan keluarganya."

Pradana sedikit lega. "Oh ya? Siapa?"

"Dia anak dari Pramoedya."

Mendengar itu, Pradana menundukkan kepala. Menjeda ucapannya sesaat. "Sayangnya, putri Pramoedya menolakmu nak."

Arutala terdiam. Milan menolak menikah dengannya? Ini sangat mengejutkan. Ternyata apa yang dipikirkan Arutala tentang Milan meleset jauh.

"Kemarin papa sempat bertemu dengan Malik. Dan dia bilang putrinya mengancam akan kabur jika sampai Malik tetap memaksanya menikah denganmu."

Bahkan Milan sampai mengancam untuk kabur? Pening seketika menyerang Arutala. Sekarang Milan justru seperti teka-teki yang tiada habisnya.

1
Irma Wati Jelita
kk episode pelit ☺️3 gtu. dong kk
sagitarius: mau gitu, tp nunggu dapet libur kerja dulu yaa😊
total 1 replies
Irma Wati Jelita
kpn up lg kk
sagitarius: besok akan di up yaa
total 1 replies
Risa Koizumi
TERBAIK! Itu aja yang bisa aku bilang, bagus banget storynya! 🙌
sagitarius: Makasih banyakk🫶🏻🫶🏻
total 1 replies
Alphonse Elric
Mantap betul!
Sun Seto
Terselip kebijaksanaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!