"Jadi, ini yang membuat sikapmu berubah padaku selama ini?" Ucap Wita lirih. Menahan rasa sakit di hatinya.
"Dengarkan aku dulu! Semua tak seperti yang kamu kira. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku mencintai kamu." Randy mencoba meyakinkan. Wajahnya terlihat gusar, dia terlihat menyesali perbuatannya.
Tepat di delapan tahun pernikahannya, Wita mengetahui perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasih suaminya dulu. Aplikasi rahasia di ponsel suaminya, yang akhirnya membuat Wita tahu. Kalau suaminya bertahun-tahun telah mengkhianati cintanya. Padahal, selama ini dia banyak berkorban untuk Randy. Dia harus menjadi tulang punggung, menggantikan posisi Randy saat tak bekerja. Lukanya begitu dalam.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka, setelah Wita mengetahui perselingkuhan suaminya? Akankah Wita memaafkan Randy? Ataukah dia justru memiliki bercerai dari laki-laki pengkhianat itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah
Randy akhirnya pulang dengan rasa kecewa. Wita tetap pada keputusannya, yaitu bercerai dengan Randy.
Dia baru saja sampai di rumah. Ternyata, ada panggilan tak terjawab dan pesan chat dari Sella. Dia baru teringat, kalau hari ini dia sudah janjian akan bertemu sebelum Sella kembali ke Bandung. Cepat-cepat Randy menghubungi Sella, karena Sella mengatakan kalau dia sudah menunggu dirinya di hotel tempat biasa mereka bertemu.
"Ke mana aja sih kamu? Aku hubungi berkali-kali, gak ada jawaban dari kamu. Sekarang aku sudah di kamar hotel. Kamu ke sini ya sekarang!" Sella berkata. Dia juga terlihat sudah tak memakai pakaian. Hanya menutupi tubuhnya dengan selimut. Sengaja menggoda Randy. Agar Randy segera datang.
Dia pun langsung pergi kembali, untuk menemui Sella di sana. Kini Randy baru saja sampai di hotel tempat Sella berada, dia langsung bergegas menuju kamar Sella. Suara ketukan pintu terdengar. Sella menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Siapa?" tanya Sella dari dalam kamar.
"Aku Randy," jawab Randy. Sella langsung membuka pintu kamar, saat mendengar Randy yang datang.
Sella langsung menarik tangan Randy dengan mesra masuk ke dalam kamar. Tanpa basa-basi lebih dulu dia langsung melepaskan pakaian Randy satu persatu.
"Nanti dulu. Aku harus bicara dulu sama kamu," ucap Randy pada Sella.
"Udah, nanti aja! Aku udah kepengen banget. Kemarin main sama Adrian, belum terpuaskan. Baru main sebentar, udah keluar. Padahal, aku udah mau keluar juga." Sella berkata. Dia juga menarik tangan Randy ke ranjang. Kemudian melepaskan selimut yang menutupi tubuhnya.
"Mau sampai kapan, Ay, kita seperti ini? Kenapa kita gak nikah aja sih," protes Randy.
"Bisa gak sih, gak bahas itu dulu? Bikin mood aku jadi buruk aja," ujar Sella.
Dia sudah sangat menginginkannya. Hanya Randy yang bisa memberikan kepuasan untuknya. Sella begitu liar di ranjang. Melepaskan hasratnya yang sempat tertahan. Randy pun akhirnya tergoda kembali. Dia pun menikmatinya.
"Mau juga 'kan? Makanya, gak usah munafik jadi cowok," umpat Sella.
Tak dapat Randy pungkiri, dia pun menginginkannya. Pergulatan panas akhirnya terjadi. Sejenak dia melupakan permasalahannya dengan Wita. Keduanya sama-sama mendesah, merasakan nikmat. Hingga akhirnya mengerang bersama. Keduanya memang sama-sama saling membutuhkan.
Kini Keduanya sudah terlihat segar, baru selesai mandi. Sella membuatkan teh manis hangat untuk mereka berdua. Di luar turun hujan. Seakan keadaan berpihak pada mereka, menambah gelora hasrat dalam tubuh mereka.
"Tadi aku habis menemui Wita dan Anak-anak. Aku ingin kembali pada keluargaku. Tapi, Wita menolak untuk membatalkan gugatan cerainya. Dia tetap bersikeras berpisah dariku," ungkap Randy.
"Bagus dong, kamu jadi duda. Toh, meskipun nanti kamu jadi duda. Kamu masih bisa mendapatkan kepuasan dari aku. Aku pun harus segera punya anak. Adrian dan ibu mertuaku udah menginginkannya. Bisa gawat kalau ibunya menyuruh cerai dari aku, karena aku gak hamil-hamil. Padahal, anaknya yang payah. Rasanya, aku ingin katakan sama ibunya. Jadi, bukan aku terus yang dianggap salah. Aku butuh bantuan kamu. Gimana aku bisa hamil, kalau dia seperti itu terus." Sella mengungkap ide gilanya.
"Maksud kamu, aku harus buat kamu hamil?" tanya Randy memastikan. Dia cukup terkejut mendengar ide gila Sella.
"Entah siapa nanti yang berhasil membuat aku hamil. Kamu atau dia. Yang pasti, aku harus segera hamil. Aku gak mau kehilangan sumber pendapatan aku," sahut Sella.
"Jadi, kamu anggap aku sebagai cadangan? Egois banget kamu. Menginginkan keduanya," sungut Randy. Wajahnya terlihat memerah menahan perasaan kesalnya.
"Bukannya, kamu juga dulu begitu. Kamu tetap menjalani rumah tangga dengan Wita. Tapi, kamu tetap ingin aku. Kita 'kan sudah bahas hal ini! Saat aku bersama suamiku, aku seutuhnya milik suamiku. Tapi, jika aku sedang bersama kamu, aku milik kamu. Demi bisa bersama kamu. Aku rela berbohong pada suamiku."
Ya, mereka memang sudah membuat kesepakatan. Randy tak bisa memaksa Sella bercerai dari Adrian. Sampai saat ini dia masih aman. Karena Adrian tak mengetahui perselingkuhannya dengan dirinya.
"Kamu mau makan apa? Aku pesan makanan hotel aja ya! Sekarang, kita gak usah bahas tentang Wita atau Adrian. Lebih baik kita nikmati waktu kebersamaan kita. Besok pagi aku harus pulang ke Bandung. Adrian bisa curiga sama aku, kalau aku belum juga sampai di Bandung," ucap Sella dan Randy mengiyakan.
Randy tak berkutik. Paling tidak sekarang, dia bisa sedikit menggantungkan hidupnya kepada Sella. Dia juga bisa mendapatkan kepuasan dari Sella.
"Gimana kalau kamu buka usaha? Nanti aku coba bicara sama Adrian. Biar dia mau bantu kamu. Aku akan katakan sama dia. Kamu harus menghidupi kedua anak kamu dan juga istri kamu Jangan sampai Adrian tahu, kalau kamu sudah bercerai dari Wita. Gimana?"
Wajah Randy langsung berbinar-binar. Dia terlihat senang. Seakan mendapatkan angin segar dari Sella. Tentu saja dia sangat menginginkan hal itu.
"Ya udah, nanti aku coba bicarakan dulu sama Mas Adrian. Kamu pastikan aja dulu mau usaha apa," ujar Sella.
"Iya, kalau aku sukses 'kan. Aku bisa nikah sama kamu," ucap Randy penuh keyakinan. Merasa yakin usahanya nanti bisa sukses.
"Udah, buktikan aja dulu! Pokoknya, sebelum kamu sukses. Aku gak mau nikah sama kamu. Meskipun aku cinta sama kamu. Tak dapat aku pungkiri, aku butuh uang. Aku gak mau hidup susah." Sella berkata.
Ada penyesalan di benak Randy. Cinta Sella padanya tak tulus. Tak seperti rasa cinta Wita bertahun-tahun padanya. Dia jadi sadar, kalau dia menikah dengan Sella. Rumah tangganya gak akan bertahan lama. Sella hanya pantas jadi selingkuhannya saja. Sama-sama saling membutuhkan. Tapi, tak cocok dijadikan seorang istri.
Ponsel Sella berbunyi, Adrian yang menghubunginya. Sella meminta Randy untuk diam, tak bersuara. Randy hanya memendam rasa cemburunya, saat mendengar kemesraan Sella dengan Adrian. Kini giliran dia yang merasakan. Selama ini dirinya tak sadar. Kalau sikap mesranya kepada Wita, telah menyakiti hati Sella. Ternyata, tak selamanya selingkuh itu indah.
Randy memilih untuk merokok, berusaha menghilangkan rasa kesalnya. Sella tersenyum, saat melihat ekspresi kesal di wajah Randy.
"Gak enak 'kan rasanya cemburu? Selama ini, aku pun merasakannya. Saat kamu bermesraan sama Wita. Bilang lebih cinta ke aku. Nyatanya gak mau pisah dari dulu dari Wita. Alasannya, anak. Dasar laki-laki munafik dan egois," umpat Sella dalam hati.
Sudah sangat lama dia berselingkuh dengan Randy. Selama itu juga, Randy tetap mempertahankan rumah tangganya dengan Wita. Meskipun selingkuh dengan Sella. Dia tetap tak ingin bercerai dengan Wita.