Brendis Ansel Rolf merupakan pria mapan kaya raya yang bergulat sebagai seorang dokter bedah di rumah sakit ternama di negeri Cessnockland!! meski ia memiliki keturunan darah bangsawan namun pria tampan itu lebih memilih untuk mengabdikan diri sebagai seorang dokter bedah di rumah sakit Orchard Slope! kesibukannya dalam menjalankan profesi membuat keluarga Brendis menaruh kecurigaan tersendiri! pasalnya Brendis sama sekali tak pernah terlihat berkencan apalagi menggaet seorang gadis!
Hal itu lah yang membuat keluarga besar Brendis berencana untuk mencarikan calon pendamping untuk putra tunggal mereka, namun-, kedekatan Ansel Rolf dengan Jaecar Oriel tampak menarik perhatian tersendiri bagi keluarga sang dokter! apakah dokter Ansel Rolf memiliki kepribadian menyimpang?? atau pria itu justru menyimpan perasaan terhadap sosok gadis yang lebih muda darinya yang sempat ia selamatkan beberapa tahun silam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Di Tengah Pohon Rindang.
Berlari sembari mengusap air mata yang terus membasahi pipi, langkah kaki Anneliese akhirnya terhenti pada sebuah pohon rindang yang tak begitu jauh dari aliran sungai yang membelah tanah Konstablewarch.
"Aku membenci pria kaku itu Tuhan!!! aku ingin pergi dari tempat ini!" Beril berteriak demi meluapkan kekesalan dalam hati, gadis itu akhirnya memilih untuk mencelupkan kaki ke dalam aliran sungai yang tampak jernih.
Menenangkan....
Panorama di tempat ini sungguh mengagumkan! meski hatiku sakit-, tapi selalu ada hal-hal yang mengalihkan perhatian serta menghibur hatiku selama ini, taman bunga mawar, pohon-pohon rindang!! serta beberapa kelinci yang berkeliaran dengan bebas.
"Nona, selamat pagi!!"
"Astaga!!!"
"Tenang! tenang lah Nona!"
"S-siapa kau?? darimana dirimu? kenapa tiba-tiba muncul seperti ini??"
Anneliese berucap panik saat seorang pria tiba-tiba muncul dihadapan nya,
"A-apa kau orang jahat??"
"Tidak! tidak Nona!"
"Lalu-,?"
"Perkenalkan! nama saya Marvel!"
Meski tampak ragu namun Anneliese akhirnya menerima uluran tangan dari sang pria yang usianya tak begitu berbeda jauh dari dirinya.
"Aku, Anneliese!!"
"Aku tahu!!"
"Apa??"
"Eehemm!! maaf jika diriku sering memperhatikanmu dari jauh setiap kali kau berjalan mengunjungi pepohonan rindang ini!" sebenarnya-, tempat ini juga merupakan tempat favorit bagiku!" Marvel terkekeh sebelum akhirnya turut mendudukkan diri di samping tubuh Anneliese.
Memperhatikan ku dari jauh? apa maksudnya?
Anneliese celingukan, ia justru mengacuhkan tatapan Marvel dan lebih sibuk melayangkan tatapan kesana-kemari.
"Maaf-, apa kau tinggal di sekitar tempat ini??"
"Begitulah!! ayah ku-, dia merupakan salah satu orang kepercayaan dari keluarga Brendis!! dan keluarga bangsawan itu berbaik hati memberikan sebuah bangunan yang cukup nyaman di tanah mereka untuk kami tinggali!"
"Maksud mu-, Tuan Ansel Rolf??"
"Kenapa kau menyebut putra mahkota dari keluarga Brendis dengan sebutan aneh seperti itu? apa kalian cukup dekat??"
"Tidak!!! tidak seperti itu-, aku! aku bahkan hanya seorang pelayan di tempat ini!!"
Lagipula siapa pula yang akan betah untuk berdekatan dengan pria kaku sepertinya?? putra mahkota yang tak punya hati!!!
"Kau menyimpan dendam pada Tuan Brendis??"
"A-apa?? apa terlihat demikian??" Anneliese seketika tertunduk lesu dengan suara lirih.
"Setidaknya itu yang tersirat dari paras cantik mu, Nona Anneliese!"
"Aku ..., hanya sedikit tak menyukai pria itu! dia tak begitu pandai memperlakukan orang lain dengan baik! dan aku tidak suka!"
"Apa dia menyakiti mu?"
"Tidak! atau mungkin iya! entahlah! aku juga tidak mengerti! diriku gampang sekali menangis saat tubuh ku kelelahan! aaaagghhhhh!!! kenapa aku harus bekerja padanya?" Anneliese merengek, gadis itu akhirnya menyembunyikan wajah dibalik kedua telapak tangan.
Anneliese ... dia sungguh lucu sekali!! akhirnya-, diriku memiliki keberanian untuk menyapa nya kali ini!
Marvel tersenyum tipis dengan tatapan yang tak beralih dari sosok gadis yang selalu ia ikuti langkah nya secara diam-diam dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu ekspresi datar tampak membuat Ansel Rolf semakin hening! ia sengaja menghentikan haluan kuda yang ia tunggangi tatkala netranya tak sengaja menangkap sosok Marvel juga Anneliese duduk dibawah pohon yang sama.
"Kalian pergilah terlebih dahulu! aku ingin melanjutkan berkeliling seorang diri!"
"Baik Tuan Muda! kami mengerti!!"
Kenapa rasanya cuaca hari ini panas sekali? haruskah diriku bermain air dan menceburkan diri di sungai?
Ansel Rolf mematung, tak berselang lama perhatian nya teralihkan tatkala seekor kelinci berwarna putih nampak melintas di hadapan nya.
"Bukankah daging kelinci rasanya cukup lezat??" sudut bibir Ansel Rolf pun tertarik ke atas, pria itu menyeringai sebelum akhirnya menarik pelatuk dari senapan yang ia pegang.
Dorrr!! Dorrr!! Dorrr!!
****
"Astaga!!! suara apa itu??" Anneliese terperanjat, dentuman peluru yang terdengar sampai di telinga nya selama beberapa kali membuat tubuh Anneliese gemetar.
"Tentu saja senapan dari Tuan Brendis! dia sungguh pandai dalam hal menembak!! pantas saja dia sangat hobi berburu!"
"A-apa??"
"Rusa, burung, atau bahkan kelinci yang berkeliaran bebas di tanah milik keluarga Brendis! itulah sasaran nya!"
Kelinci?? apa mungkin-, kelinci yang biasa ku ajak berbicara selama ini! mereka tidak benar-benar hidup dengan bebas??