Tahta Tertinggi

Setelah lelah kejar-kejaran, Fala menarik Jeon menuju rumah pak Rt.

"Mau kemana sih," keluh Jeon yang sudah lelah.

"Kita sampai... buruan pencet bel nya tuh. belnya di tinggiin pak Rt biar gue gak nyampai katanya," ucap Kiara dengan bibir manyunnya.

"Makanya tinggi," ucap Jeon menekan bel.

Tak berselang lama pak Rt membuka pintu, tercetak jelas wajah bangun tidur dengan rambut sedikit acak-acakan.

"Astaga!" teriak Fala yang berhasil membuat pak Rt sadar dan Jeon terkejut.

Raut wajah pak Rt terlihat frustasi menghadapi sosok Fala. berbanding terbalik dengan raut wajah Fala yang tersenyum lebar.

"Mau ngapain kalian?" tanya pak Rt.

"Hehehe."

"Perasaan bapak gak enak," ucap pak Rt hendak menutup pintu namun kaki Fala lebih dulu menahan pintu.

"Eh tunggu dulu dong! kami sudah capek-capek kesini masa di usir sih, pak Rt macam apa bapak ini," ucap Fala berkacak pinggang.

"Kamu ini!" teriak pak Rt.

Fala menarik kakinya dan bersembunyi di belakang Jeon. melihat itu Jeon tak terima.

"Jangan teriak ke adik saya dong pak. kasian kan dia jadi takut!" protes Jeon.

"Jangan percaya mas, manusia di belakang mas itu gak bisa ditebak tingkahnya," ucap pak Rt.

"Tapi jangan teriak juga pak!" Jeon masih tak terima.

"Ok ok bapak minta maaf. jadi kenapa kalian kemari?" tanya pak Rt dengan sabar.

Fala menyembulkan kepalanya dari belakang Jeon dan tersenyum manis. itu membuat pak Rt memijat pangkal hidungnya.

"Itu... katanya Jeon mau minta minum..."

Hening, mereka coba mencerna ucapan Fala yang sangat jauh dari perkiraan mereka. Jeon mengira Fala akan meminta mangga, sedangkan pak Rt mengira Fala akan meminta motor atau pun mobil seperti biasanya.

Iya benar motor dan mobil. kalian gak salah baca, alasan pak Rt meninggikan bel rumahnya agar Fala tidak bisa menjangkaunya.

Hampir setiap hari Fala datang hanya untuk menekan bel rumah pak Rt dan meminta motor atau mobil.

"Hello kenapa jadi diem gini sih," ucap Fala.

"Coba di ulangin neng, tadi bilang apa?" tanya pak Rt lagi.

"Ini si Jeon mau minta minum kalau ada jus boleh deh pak, sekalian saya juga," ucap Fala.

"S*alan!!! sini lo Fala!!!" teriak Jeon yang mengejar Fala.

"Ada-ada saja anak itu hahaha." pak Rt menggelengkan kepala dan tertawa mengingat wajah merah Jeon karna malu.

"Fala sini lo!!!"

"Abang tolong!!!" teriak Fala berlari kearah dapur saat melihat Yogi disana.

Yogi hanya menghembuskan napas panjang mendengar teriakan Fala.

"Abang abang itu Jeon ngejar," ucap Fala ngos-ngosan.

"Malu-maluin lo Fala!" teriak Jeon yang sudah terbaring di lantai dapur.

"Kali ini apa?" tanya Yogi lelah.

"Fala nyeret gue ke rumah pak Rt bang, gue kira dia mau minta mangga... ternyata dia minta minum bang!!! mana pakai nama gue, malu gue bang malu!!!" jelas Jeon yang mulai tantrum.

"Pasti lo haus kan, apa salahnya minta sama pak Rt sih," ucap Fala di belakang Yogi.

"Tapikan di sini juga ada air ngapain harus minta sama pak Rt!" kesal Jeon.

"Yah biar pak Rt ada kerjaan lah," ucap Fala santai.

"Perlu pisau gak?" tanya Yogi yang lelah dengan kedua manusia itu.

"Boleh tuh bang, gue penasaran sama pipi Jeon," ucap Fala.

"Bang, gue angkat tangan sama bocil itu," ucap Jeon bangkit dari lantai.

"Oi, mau kemana bro?" tanya Fala.

"Mau jadi orang normal!" jawab Jeon sedikit teriak.

"Dia kenapa sih bang?" tanya Fala.

"Buatin gue kopi," ucap Yogi menuju meja makan.

"Lo nyuruh gue bang? heeeh lupa lo ini rumah gue?" tanya Fala tak habis pikir dengan Yogi.

"Lo yang punya rumah, tapi lo bontot disini! lo lupa gue abang kandung lo di KK," ucap Yogi.

"Coret aja bang, gak papa sumpah."

"Cepat Fala!"

Mendengar itu mau tak mau Fala membuatkan kopi untuk Yogi, sekalian ia membuat jus semangka untuk menyegarkan kerongkongannya.

"Ini kopinya bang, jangan lupa bayar dikasir yah," ucap Fala meletakkan secangkir kopi panas.

"Hmmm. mau kemana lo?" tanya Yogi melihat 2 gelas di tangan Fala.

"Mau nyari duit, jualan jus lumayan ini mah," ucap Fala.

"Gak usah aneh-aneh Fal..."

"Gak aneh-aneh bang. ini nyari duit," ucap Fala.

"Serah lo aja kalau gitu."

Setelah mendengar itu Fala mencari Jeon keruang tengah, benar saja Jeon sedang asik bermain ps disana.

"Permisi, silahkan pesanan nya mas," ucap Fala meletakkan segelas jus semangka.

Jeon melirik dan berbinar melihat jus yang sangat segar itu. "Tumben banget lo baik," ucap Jeon meminum jus itu.

"Gilaaa seger banget," ucap Jeon.

Fala mengulurkan tangannya. "50."

"Hah! jus apaan 50!" protes Jeon.

"Ya udah 100," ucap Fala.

"Apaan gak ada!"

"Bang Yogi, Jeon gak mau bayar!" teriak Fala.

Jeon melototkan matanya, hari ini Fala benar-benar berubah 180°. bagaimana bisa putus cinta membuat sosok Fala seperti ini.

Melelahkan bagi Jeon jika harus menuruti kemauan Fala. tapi disisi lain ia yakin semua ini Fala lakukan untuk menutup lukanya.

"Bayar woy! malah bengong!"

"Iya ini gue bayar karna jus lo enak dan lo udah effort buatin gue," ucap Jeon memberi selembar pecahan 100.

"Yeeeeeey uang," ucap Fala berlari meninggalkan Jeon di ruang tamu.

"Semoga lo bisa bahagia terus cil." batin Jeon.

"Abang liat!!!" Fala memamerkan uangnya.

"Jangan dibiasakan," ucap Yogi.

"Berarti sesekali gak papa?" tanya Fala.

Yogi hanya mengangguk agar Fala tak melanjutkan ucapannya yang tak pernah habis.

"Ketamannya sama Jeon yah. gue ada urusan mendadak," ucap Yogi.

"Gak ah! kalau sama dia gue kaya ngurus bayi," ucap Fala.

"Kalian sama!" ucap Yogi berlalu pergi.

"Apaan sama! gue udah dewasa tapi Jeon bayi! enak aja gue di samain sama bayi," Fala ngedumel.

Karna energinya sudah sangat terkuras, tanpa sadar matanya perlahan tertutup dan Fala tertidur di ruang makan.

Jeon yang kebetulan ingin mengambil snack di dapur melihat Fala yang tertidur di ruang makan.

Jeon melewatinya begitu saja tanpa ada niat untuk mengusik Fala. Jeon tau energinya pasti habis setelah kerja-kejaran dengannya sampai part 2.

"Tidur?" tanya Yogi yang menyimpan gelas kotornya.

"Cara cewek ilangin sakit hati gitu yah bang? main sepuasnya sampai capek terus tidur panjang biar gak kepikiran sakitnya," ucap Jeon.

"Cara orang beda-beda. dan cara Fala yah seperti ini main lalu tidur. lo pindahin ke kamar sana," ucap Yogi.

"Kok gue sih bang."

"Terus gue yang pindahin?" tanya Yogi.

"Iya iya gue aja."

Meskipun dengan raut cemberut Jeon tetap mengangkat tubuh Fala dengan sangat hati-hati agar Fala tak terbangun.

Jeon membaringkan Fala dan Yogi menyelimutinya lalu mematikan lampu kamar Fala.

"Jangan dibangunin sampai bangun sendiri," ucap Yogi menutup pintu kamar Fala.

"Ok bang, gue info yang lain juga kalau gitu," ucap Jeon yang diangguki Yogi.