NovelToon NovelToon
Love Story

Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Romansa
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Cindy Heni Windasari

"Astaga Keira!!" suara melengking itu membuat kedua insan yang terlelap dengan balutan selimut tebal pun terbangun. Pria itu terkejut bukan main saat melihat banyak orang dikamar itu. Keira juga terkejut akan hal itu, ia memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia sangat terkejut lagi saat melihat pria yang duduk disebelahnya dengan tanda tanya. Ia menatap sang suami yang berdiri tegak dengan tatapan yang terkejut bukan main.

"Apa-apaan ini Keira... Salah apa anak saya sama kamu sampai hati kamu berselingkuh." ucap Sinta histeris. Keira masih mencerna ucapan Sinta dan kenapa dirinya di ruangan ini bersama dengan pria asing.

"Aku tidak menyangka kamu berkhianat seperti ini keira. Kamu jahat... Jahat sekali... Berbuat Zina seperti ini."

"Mas... Aku nggak tau kenapa ini bisa terjadi, dengerin aku dulu mas..." ucap Keira panik. setelah beberapa saat paham kenapa situasinya seperti ini Keira berubah menjadi panik.

"Keira Evangelista binti Rozali mulai detik ini saya talak kamu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Heni Windasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Daniel baru saja keluar dari ruangan meeting nya. Lala berjalan disampingnya dan masuk kedalam ruangan masing-masing. Ruangan Lala si sekertaris nya berada didepan ruangan Daniel. Saat Daniel baru masuk sudah dikejutkan dengan orang yang duduk di sofa ruangan itu.

"Hai..." Daniel menghela nafasnya saat melihat wanita dengan pakaian seksi itu duduk dengan santainya di sana.

"untuk apa kau kemari?" tanya Daniel.

"Aku ingin bertemu dengan anak-anak."

"Untuk apa mereka tak membutuhkan mu. Pergilah Diana aku sedang tidak ingin diganggu." ucap Daniel merasa kesal.

"Aku Takan mengganggumu, lagipula masih banyak waktu untuk bertemu dengan anakku. Aku hanya ingin melihatmu saja sekarang." ucap Diana, wanita itu memakai kacamata nya dan keluar dari ruangan itu. Saat Diana keluar berbarengan dengan Bara yang masuk.

"Diana kesini?" tanya Bara yang langsung duduk di kursi depan meja kerja Daniel. Pria itu hanya diam, ia tak ingin Liam ataupun Leon diambil oleh Diana.

"Lo selalu mendadak kalau bilang soal sesuatu." Sebenarnya semalam Bara menelfon memberitahu Daniel bahwa Bara melihat Diana di mall bersama dengan suaminya. Bara memberitahu hal itu supaya Daniel tidak terkejut jika sewaktu-waktu Diana datang.

Disisi lain Keira melihat Liam yang masih berbaring di kasurnya. Ia bolak balik ke kamar Liam karena takut jika anak itu butuh sesuatu tapi tidak mau mengatakan apapun pada nya atau pada Tika dan Nia.

"Lo bisa nggak sih nggak usah mondar mandir, pusing gue lihatnya." Keira diam dan duduk di kursi meja belajar Liam.

"Abang mau sesuatu? Camilan gitu, atau apa gitu..." tanya Keira.

"Lo pergi deh dari sini. Itu udah cukup buat gue." Keira yang moodnya sedang tidak stabil pun terdiam. Ia menghela nafasnya panjang, kemudian ia berdiri menatap Liam sekali lagi kemudian pergi keluar dari kamarnya. Liam menatap kearah pintu yang tertutup, kini Liam membuka ponselnya. Ia membaca pesan dari seseorang yang memintanya untuk bertemu disebuah Cafe.

"Tika anterin potongan buah ya untuk Liam, aku mau keluar dulu " ucap Keira.

"Mau kemana Nya?"

"Beli perlengkapan buat Mini Garden sama mang Tono."

"Hati-hati ya Nya." Keira mengangguk, ia mengambil tas selempang nya kemudian keluar dari rumah. Dalam perjalanannya keira tersenyum saat melihat toko dengan semua perlengkapan yang ia butuhkan.

"Mang temenin saya yuk."

"Siap Nya." ucap Mang Tono yang melepaskan Sealt beat nya. Mereka keluar dan Keira meminta untuk beberapa karung pupuk organik, kemudian beberapa karung media tanam. Lalu polibag yang berbentuk persegi panjang. Sarung tangan cakar untuk menggali tanah, kemudian alat-alat lainya. Keira juga memilih benih sayuran yang akan dirinya tanam serta buah seperti strawberry. Keira juga membeli Bibit anggur serta blueberry. Bibit yang dirinya beli sudah tumbuh dan baru berusia beberapa bulan jika buah-buahan.

"Saya minta diantar ke alamat ini bisa pak?"

"Bisa Bu, Saya buatkan Nota nya dulu." ucap karyawan itu. Setelah semua di total, Keira segera membayarnya.

"Mang anterin saya ke tukang seblak ya." Keira ingin makan yang pedas-pedas.

"Siap Nya. Meluncur." ucap Mang Tono. Kini mereka berhenti karena macet jalanan ibu kota. Cukup lama mereka menunggu sampai akhir nya Kini mereka berhenti di sebuah lampu merah.

"Lama banget sih..." omel Keira.

"Yah...namanya juga macet Nya, nggak bisa diprediksi." ucap Mang Tono.

"Iya juga ya mang." Entah kenapa kini perasaannya menjadi tak enak. Tak karuan, Keira jadi merasa tak nyaman.

Bruak...

Suara hantaman keras membuat jantung Keira hampir copot Dari tempat nya. Bukan mobil yang mereka kendarai, melainkan Sebuah motor dengan sebuah mobil saling bertabrakan diperempat jalan lampu merah dimana Keira juga disana.

"Allahuakbar... Kenapa mang, astaghfirullah." ucap Keira melihat jalanan yang mulai ramai dengan pengguna jalan yang turun untuk melihat orang tersebut. Entah mengapa Keira juga langsung turun dari mobil. Tubuhnya bergerak sendiri untuk melihat siapa yang ada di sana. ia menerabas kerumunan dan kini melihat motor yang ringsek tak karuan. Keira seperti pernah melihat motor itu.

"Panggil Ambulance, lukanya parah." ucap seseorang itu membuat Keira menoleh. Kini ia melihat Jaket yang dikenakan oleh pemuda yang tergeletak dengan bersimbah darah. Diamatinya wajah pemuda itu yang tertutup darah. Keira sempat menggelengkan kepalanya, Saat melihat kalung dilehernya mata Keira membulat sempurna.

"Innalilahi Liam..." teriak Keira dan langsung berlari berlutut didepan Liam. Tangan keira bergetar, jantungnya berdetak tak karuan.

"Ya Allah nak.... Hiks... Tolong... Tolong putra saya." ucap Keira berteriak histeris. Liam menatap wajah Keira yang terlihat jelas. Wanita itu menangis meraung-raung seraya berteriak.

Suara sirine ambulance membuat beberapa orang menepi. Dua ambulance dikerahkan, tubuh Liam diangkat keatas banker. Keira melihat Mang Tono yang berjalan kearahnya.

"Mang... Tolong ikutin saya ke rumah sakit ya mang, Telfonin Mas Daniel kalau Liam kecelakaan."

"Iya nya."

"Mas... Saya... Saya ibu nya." ucap Keira saat melihat Banker Liam masuk kedalam mobil ambulance. Keira melap wajah Liam dengan tisu.

"Astaghfirullah... Ya Allah..." Tangan keira bergetar hebat saat melap darah yang menutupi seluruh wajahnya. Ventilator oksigen dipasangkan di hidung Liam. Mata Liam masih terbuka dan melihat jelas apa yang Keira lakukan.

"Istighfar nak... Istighfar...tahan ya bang. Kita sebentar lagi sampai rumah sakit." ucap Keira lirih. Ia tak peduli tangannya bahkan pakaiannya berlumuran darah. Tangan Keira menggenggam tangan Liam, Ia menyalurkan kekuatannya. Keira terus berdoa dalam hatinya agar Liam tak terluka parah. Namun melihat banyak darah membuat dadanya berdenyut nyeri.

Sesampainya di rumah sakit semuanya turun, Keira ikut turun. Mereka masuk, keira sedikit berlari karena perawat juga sedikit berlari membawanya ke ruang operasi. Namun sebelum masuk keruangan itu, ada satu orang pasien dengan wanita yang kini berteriak.

"Dokter tolong selamatkan anak saya..." ucapnya dengan lantang. Mata Liam menoleh ia menatap wanita yang tentunya ia kenali, ia kira wanita itu mengatakan hal itu untuknya. Tapi ternyata Liam melihat wanita itu mendorong banker seseorang yang ada disebelahnya. Tangan Liam yang masih digenggam erat oleh Keira pun berbalik menggenggam erat Tangan keira.

"Saya tidak peduli dengan orang lain, Tolong selamatkan putra saya. Mau orang itu mati atau bagaimanapun saya tidak perduli... Selamatkan putra saya" ucap wanita Airmata Liam menetes mendengarnya.

"Dok... Tolong dok.. Saya mohon, tolong putra saya." ucap Keira dengan bergetar, merasakan Liam menggenggam tangannya membuatnya menoleh. Orang asing yang baru ada di keluarganya begitu perduli dengannya.

"Sabar ya Nak... "

"Ibu mari saya tangani putra ibu, sementara pasien ini harus masuk keruang operasi." ucap Perawat. Karena memang luka yang parah adalah luka Liam. Sementara anak ibu itu hanya keningnya yang sedikit terluka.

"Dokter tolong anak saya..." ucap Keira menatap dokter sayu.

"Ibu tenang ya. Saya akan berusaha sebisa mungkin. Sus segera tangani pasien satunya." ucap Dokter itu. Liam seperti enggan melepaskan tangan Keira membuat Keira membungkuk.

"Dzikir nak... Yang kuat ya Abang..." ucap Keira dengan menangis. Akhirnya Liam melepaskan genggaman tangannya. Melihat banker Liam masuk keruang operasi membuatnya sedikit lega, namun rasa takutnya belum hilang.

"Ibu mari isi datanya." ucap Perawat yang menghampirinya. Keira segera mengisi formulir serta surat persetujuan untuk operasi. Keira seger membayar biaya administrasi untuk semuanya. Ia duduk di kursi tunggu dengan cemas.

1
snow Dzero
Thor saran aj ya secara Kiera dan Daniel kan baru kenal harus y ad rasa canggung apalagi Liam kan beda 2 tahunan doang sama kei ,terlalu 2 the poin Thor buat ngakuin sbgai ank
Cindy Heni: terimakasih sarannya/Smile/ Author pastikan kedepannya kalau buat novel lebih baik hehehe... untuk Novel ini udah selesai, jadi hanya tinggal update /Grimace/ kalau di ubah harus ubah lagi semuanya/Cry/
total 1 replies
snow Dzero
Luar biasa
Cindy Heni
tengkiyuuuuu❤️❤️
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
aelah cerita bagus kayak gini gak ada yg baca apa ya... ayo semangat othor...
Cindy Heni
terimakasih sudah berkunjung
Los Dol TV
aku kunjung...
Los Dol TV
kunjungan 2 bab terlihat hmmm gitu, thor. kunjung balik ke karyaku ya..
Dewi Sartika
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!