Kau Lah Hidupku

     Rutinitas Dian setiap pagi seperti biasa bangun pagi membuatkan sarapan dan mempersiapkan keperluan Abi untuk sekolah.

    untung Abi anaknya penurut tidak ada drama malas-malasan dipagi hari tapi kali ini Abi kayaknya malas untuk sekolah.

    "Kenapa belum ganti baju Abi?"Tanya Dian.

    "Abi nggak usah ke sekolah ya ma"Pinta Abi.

     "Emang kenapa Abi nggak mau sekolah?".

     "Abi malas selalu di ejek teman Abi"Jawab Abi lirih.

    Dian tidak bicara lagi dia hanya menghela nafas kejadian ini memang bukan yang pertama bagi Abi tapi kejadian ini yang sampai membuat Abi tidak mau sekolah.

    Dian kemudian memeluk Abi dengan erat sampai terasa air matanya jatuh begitu saja Dian kemudian buru-buru menghapusnya.

    "Abi dengarkan mama ya kalau Abi nggak sekolah nanti Abi bodoh terus tambah di ejek teman Abi,Abi mau begitu"Jelas Dian dan dijawab dengan gelengan kepala dari Abi.

    "Kalau gitu Abi berangkat sekolah ya"Pinta Dian"Nanti kalau Abi di ejek temannya biarkan saja yang pasti Abi punya papa tapi nggak sekarang Abi bisa bertemu biarkan papa kerja dan mendapat uang yang banyak".

    "Iya ma Abi ganti baju dulu"Pamit Abi sambil berlari ke kamarnya.

   Sedangkan Dian melihatnya sampai Abi masuk kamar.

    "Gimana kabarmu dra kapan kita bisa bertemu lagi anakmu ingin sekali bertemu denganmu"Gumam Dian.

   Andra disana juga nggak jauh beda seperti Dian dia memandangi kaca jendelanya tapi pikirannya tertuju pada Dian.

    Andra sampai tidak mendengar bara masuk kedalam ruangannya.

   Bara yang sudah hafal dengan apa yang di lakukan oleh Andra membiarkan begitu saja tanpa mau menegurnya.

    Bara memilih pergi setelah menyerahkan laporan yang dia bawa tadi.

   Pak Hermawan menjanjikan Bu Novita bertemu Abi minggu depan tapi Bu Novita tidak sabar akhirnya hari ini mereka pergi menemui Abi.

   Setelah minta izin ke Dian pak Hermawan lansung ke sekolah Abi karena belum waktunya pulang pak Hermawan dan Bu Novita menunggu di depan gerbang sekolah.

   Beberapa menit kemudian terlihat Abi berjalan sendiri diantara teman-temannya, teman-teman Abi pada di jemput orang tuanya ada juga yang di jemput papanya melihatnya Abi lansung tertunduk lesu mukanya jadi murung.

    Sampai-sampai Abi tidak sadar ada pak Hermawan dan Bu Novita didepan gerbang.

    "Loh kenapa dengan cucu kakek kok murung?"Tanya pak Hermawan sampai membuat kaget Abi.

   "Kak eh tuan Hermawan"Kata Abi.

   "kok Abi panggilnya tuan lagi kenapa nggak kakek kan Abi sudah ku suruh panggil kakek"Protes pak Hermawan.

    "Kata mama Abi nggak boleh panggil anda kakek kan anda bosnya mama".

     "Tapi itu permintaanku jadi Abi harus panggil kakek dan satu lagi kakek mau mengenalkan seseorang sama Abi".

   "Siapa kek?"Tanya Abi penasaran.

   "Kenalkan ini istri kakek".

   "Hallo Abi kenalkan aku istri kakek Hermawan panggil aku nenek".

    "Jadi aku punya kakek dan nenek".

    "Iya".

   "Hore!! aku punya kakek nenek"Sorak Abi sambil loncat-loncat dan riang gembira.

   "Kakek dan nenek kesini mau ajak Abi jalan-jalan".

   "Tenang tadi kakek sudah izin sama mamanya Abi"Kata pak Hermawan melihat raut wajah Abi yang bingung.

   "Kalau gitu kita berangkat sekarang"Ajak Bu Novita.

  Akhirnya mereka bertiga pergi ke salah satu wahana bermain di daerah sana mereka tampak bahagia Abi juga bahagia dia sampai lupa dengan masalahnya.

    Karena sudah waktunya makan siang mereka pergi makan Bu Novita memesan makanan yang banyak beliau juga tidak lupa menyuapi Abi.

    Bu Novita salut dengan kepribadian Abi dia sangat santun dan sopan anak seusia dia sudah bisa bersikap seperti itu.

    "Andai Abi cucu kandungku betapa bahagianya aku"Kata Bu Novita di dalam hatinya.

  Sehabis makan pak Hermawan dan Bu Novita membawa Abi ke toko pakaian mereka membelikan beberapa baju untuk Abi terakhir mereka membawa Abi ke tempat penjual mainan.

    Tanpa terasa sudah sore waktunya Abi pulang dengan berat hati pak Hermawan dan Bu Novita mengantarkan Abi pulang.

    "Ini tempat Abi pa?"Tanya Bu Novita saat ada didepan kontrakan Dian.

   "Iya ma".

   "Kasihan Abi pa tinggal disini tempatnya kecil".

   "Awalnya papa juga sama seperti mama malah papa sampai mau membelikan rumah yang agak besaran untuk Abi dan mamanya tapi mamanya nggak mau".

   "Tapi kok masih sepi pa apa ibunya belum pulang kerja papa keterlaluan menyuruh mamanya Abi lembur papa nggak mikir gimana Abi".

     "Kalau soal itu bukan urusan papa ma".

    "Maaf apa anda mau mengantar Abi tadi mamanya telfon menyuruh saya menjaga Abi".

   "Anaknya tidur di mobil bisa bukakan pintu rumahnya biar aku gendong".

   Pemilik kontrakan itu membuka pintu rumah Dian pak Hermawan segera menggendong Abi masuk ke dalam saat ada diambang pintu Bu Novita menghentikannya beliau mau menciumnya Bu Novita tidak mau mengantar ke dalam karena nanti malah beliau berat berpisah dengan Abi.

   Setelah mencium Abi Bu Novita menunggu pak Hermawan di dalam mobil.