NovelToon NovelToon
Warm Life

Warm Life

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Wanita Karir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ariadna Vespera

. Tak terasa saat Farah melihat jam ditangannya waktu sudah menunjukkan pukul 12: 00 siang. saatnya jam makan siang. Farah yang kelaparan pun langsung turun kebawah untuk menuju kantin, namun! Dia terusik dengan perkataan salah satu tamu disana yang mengatakan ada dokter psikiater baru yang datang, seketika jantungnya mulai berdebar kencang . “Apakan itu kakak?“ ucap batinnya.Dan disaat yang bersamaan,
Farah hampir menabrak seseorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ariadna Vespera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Suasana di kamar itu kembali normal setelah Reno

keluar.

"Aura apa itu, kenapa sangat mengerikan.

Bahkan untuk menatap matanya saja sungguh sulit." Gumang Pera.

Farah akhirnya sadar dari pingsan.

"Baby... Kamu gak papa?" Tanya Pera.

"Xargus... Apa yang kamu rasakan saat

ini?"

Tanya Iplan.

"Aku akan di sini menemanimu." Ucap

Rendi.

Farah yang kebingungan dengan situasi ini pun hanya

bisa menghela nafas.

Rendi menjelaskan cerita bagaimana Farah bisa

sampai masuk rumah sakit hingga rawat inap. Saat Farah memahami semua

situasinya mereka bertiga di usir dari kamarnya. Farah hanya ingin istirahat

sekarang, SENDIRIAN. Farah benar-benar mempertegas hal itu.

Mereka bertiga pun keluar dan kembali melanjutkan

aktivitas mereka masing-masing. Pera yang pergi ke kamar Ical, Iplan yang

kembali ke kantornya dan Rendi yang di suruh pulang ke rumah.

Malam pun berlalu. Dan matahari mulai menghangatkan

seisi bumi.

"Kamu mau aku cari makanan yang lain?"

Tanya Rendi.

Farah yang baru bangun sangat terkejut saat melihat

Rendi di sampingnya.

"Kemarin malam kamu pulangkan?"

Tanya Farah kembali.

"Iya, aku pulang." Jawab Rendi.

"Makanan yang di sediakan rumah sakit sudah

dingin, kamu mau makan apa biar aku Carikan." Ucap Rendi.

"Apakah kamu tidak latihan hari ini?"

Tanya Farah.

"Latihan, cuman masuknya agak siangan. Bisakah

kamu menjawab pertanyaanku dulu!" Jawab Rendi yang sudah terlihat kesal.

"Aku akan memesan sendiri makanannya."

Ucap Farah.

"Baiklah."

"Kenapa kamu kesini?"

"Aku ingin menjagamu."

"Di suruh ibu?"

"Tidak, ibu tidak tahu kamu masuk rumah sakit

lagi, kalau ibu tau aku takut ibu akan sangat marah padaku."

Farah mengerti yang di ucapkan oleh Rendi, karna

sudah dua kali bersama Rendi dan dua kali juga Farah masuk rumah sakit

bersamanya.

"Pergi lah, aku bisa menjaga diriku

sendiri!"

"Aku Hanyar ingin menjaga sebentar."

"Terserah kamu saja kalau begitu."

Dan suasana di sana pun kembali canggung.

Makanan yang Farah pesan pun sudah tiba, dia

mengajak Rendi untuk makan bersama namun, Rendi menolak karna dia sudah makan.

Akhirnya Farah menikmati makanannya sendiri dengan perasaan tertekan Karna

terus di perhatikan oleh Rendi. Bukankah itu terlihat seperti buronan yang

sedang di awasi pikir Farah.

Farah yang sedang lapar, meski tertekan tetap

menghabiskan makanannya.

Saat Farah sudah selesai makan dokter Reno masuk

untuk memeriksa kondisi Farah. Tapi bukannya dokter Reno itu sepesial paru yah?

Kenapa memeriksa Farah lagi bukankah yang seharusnya memeriksa Farah adalah

dokter yang berjaga di lantai ini pikir Farah.

Meski Reno yang menerima Farah di UGD tapi jika

sudah masuk kamar rawat inap bukan dia lagi yang bertanggung jawab atas Farah.

Reno mulai memeriksa semua alat dan kondisi Farah.

"Kamu walinya?" Tanya Reno yang sedang

menatap Rendi.

"Bukan." Jawab Rendi.

Saat sudah selesai memeriksa dokter Reno pun keluar

dari kamar.

"Apakah dokter Reno yang bertanggung jawab

atas ku?" Tanya Farah.

"Iyah, dia yang memeriksa dan memberi obat

kepadamu." Jawab Rendi.

Dan suasana canggung pun di mulai kembali.

Farah bingung apa yang harus dia bicarakan dengan

Rendi. Sedangkan Rendi hanya diam dan memperhatikan Farah.

"Jika kamu tetap seperti itu, aku akan

memanggil satpam karna kamu terus melihat aku seolah buronan yang tidak boleh

terlepaskan." Ucap Farah.

"Aku kesini hanya ingin memperhatikanmu."

Sahut Rendi.

Bukankah ini sudah keterlaluan. Jika dia ingin

memperhatikan masih ada banyak cara selain menatap terus menerus seperti itu

pikir Farah.

Di suasana canggung yang semakin mencekam. Suara

ketukan pintu terdengar

"Permisi..."

Farah menatap Rendi, lalu mengangkat kepalanya

seolah sedang bertanya kepada Rendi siapa yang mengetuk pintu.

Rendi tidak mengenal orang itu, dia hanya

menggelengkan kepalanya kepada Farah.

"Siapa yah?" Tanya Farah dengan nada yang

tinggi agar orang yang di balik pintu itu mendengar.

"Ini Namu." Jawab orang yang di balik

pintu.

Farah memberi kode kepada Rendi untuk membukakan

pintu.

Rendi pun membukakan pintunya.

Setelah Rendi membukakan pintu, Namu sangat

terkejut saat tau Rendi yang membukakannya pintu.

"Ini benar kamar Farah?" Tanya Namu

dengan tangan yang sedang gemetar.

"Namu sini..." Ucap Farah.

Namu pun langsung menghampiri Farah.

"Kakak itu Rendi atlet renang yang terkenal

itu?"

"Iyah, kanapa memangnya?"

Namu hanya menggelengkan kepalanya dengan tangan

yang sangat bergetar.

Farah menyadari hal itu pun kebingungan. Namu

terlihat gugup, kaku dan salah tingkah.

"Kamu penggemarnya?"

"Apakah sejelas itu?"

Farah hanya tertawa sambil mengangguk kepalanya.

Namu adalah rekan kerja sekaligus adik bimbingannya saat pertama kali masuk

departemen psikologi. Namu memang seseorang yang agak kaku dan sedikit pemalu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!