Jika di kehidupan sebelumnya Rania sangat mencintai suaminya, maka di kehidupan kali ini Rania akan mengabaikan suaminya.
Suami di kehidupan sebelumnya yang di rumor kan menjalin hubungan dengan seorang pria.
Akibat rumor yang terus berkembang tersebut lah Rania harus mengalami kecelakaan hingga meninggal di tempat dan kemudian mengulang kehidupan nya kembali ketiga tahun sebelumnya.
yukk jangan lupa di baca sampe tamat yaaa📍📍📍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Luxury Hotel
"Steve, jadikan aku sekertaris pribadimu dan bekerja sama lah dengan perusahaan milik suamiku," pinta Rania di seberang telepon.
Steve yang mendengar permintaan dadakan dari Rania tersebut nampak berfikir.
"Jika hanya untuk menjadikan mu sekertaris ku saja itu sih mudah. Namun untuk bekerja sama dengan perusahaan suami mu itu agak mustahil deh," jawab Steve sembari dengan melanjutkan membuat draf sketsa desain interior.
"Kenapa susah sih? Jika perusahaan kalian berseberangan karena perbedaan layanan barang dan jasa seperti nya kamu masih bisa bekerja sama dengan nya sebagai investor bisa kan?" Tanya Rania dengan wajah penuh harap.
"Baiklah akan ku usahakan. Kamu bisa langsung bekerja menjadi sekretaris pribadiku mulai besok," ucap Steve setelah nya langsung mematikan panggilan telepon secara sepihak yang membuat Rania menggelengkan kepala.
"Memang lebih asik kalau bertemu Steve secara langsung dari pada melalui sambungan telepon. Terlalu to the point dan susah di ajak basa-basi," gumam Rania dan kemudian meletakkan kembali ponselnya tersebut ke atas nakas.
Suga yang keluar dari dalam kamar mandi pun menatap Rania yang tengah bersiap merebahkan diri di atas kasur.
"Jangan menatapku seperti itu. Malam ini dan satu minggu ke depan kita tidur hanya dengan berpelukan saja," ucap Rania yang paham dengan keinginan suaminya tersebut.
"Kenapa begitu? Apa aku kurang cukup bisa memuaskan kamu sayang?" Tanya Suga dengan segera merebahkan tubuhnya di samping Rania.
"Huh. Itu melulu yang kamu fikirkan. Aku tengah menstruasi," balas Rania lagi dengan menahan tangan Suga yang mulai meraba-raba sampai kemana-mana.
"Oh, hanya karena itu? Kamu kan bisa memuaskan ku dengan cara yang lain lagi sayang? Mau aku ajarkan?" Tawar Suga dengan segera menurunkan celana piyama nya.
Rania yang melihat tindakan suaminya tersebut yang tidak memiliki urat malu pun segera memalingkan wajahnya.
"Hish, messum. Aku lelah dan mengantuk, Suga. Naik kan kembali celana piyama mu itu. Mari kita tidur lebih awal karena besok aku akan bekerja," balas Rania dengan segera memejamkan matanya.
Mendengar jawaban istrinya yang terkesan cuek tersebut membuat Suga mencebik kesal.
Rasa kesal yang terus menderanya lantas membuat Suga semakin terlihat tidak tahu malu dengan melepas celana piyama miliknya dan hanya menyisakan dalaman nya saja.
"Aku akan tidur seperti ini dengan terus memelukmu. Semakin kamu memberontak maka aku juga akan terus melepaskan satu persatu apa yang melekat di tubuhku ini," ancam Suga dengan memeluk Rania semakin erat.
Rania yang takut akan ancaman Suga yang terlihat begitu nyata pun membuat nya takut.
Takut jika dirinya akan ikut khilaf jika melihat tubuh Suga yang begitu menggoda mata.
Jika dulu dirinya langsung hanyut dalam dekapan Suga, namun berbeda dengan sekarang yang abai dengan segala rayuan yang suaminya lakukan setiap harinya tersebut.
Rania yang setiap hari harus mati-matian mengabaikan suaminya karena rasa kecewa di kehidupan nya dulu yang masih sangat terasa nyata hingga di kehidupan nya saat ini.
"Suga ... hentikan kegilaanmu ini atau kamu lebih suka melihat aku tidur di kamar lain?" Tanya Rania dengan segera bangun dari posisi tidurnya.
Bagaimana Rania bisa tidur jika milik Suga terasa terus bergerak-gerak menyentuh pantattnya.
Mendengar ucapan Rania yang terasa seperti sebuah ancaman tersebut membuat Suga segera mendudukkan tubuhnya serta mengacak rambutnya dengan penuh rasa frustasi.
"Hah ... hanya kamu yang bisa membuatku gila seperti ini, Rania. Kamu memakai susuk apa sih hingga membuatku segila ini? Apa aku dulu terlihat semurahan ini di depan wanita??" Ucap Suga dengan memegang tangan Rania yang hendak turun dari ranjang.
"Jangan pergi! Aku tidak akan melakukan apa-apa dan mari kita tidur," cegah Suga dengan menarik tubuh Rania.
"Pakai dulu celana kamu," balas Rania dengan memalingkan wajahnya menghindar dari pandangan yang menyiksa mata dan batin nya.
Suga yang paham pun segera memakai kembali celana piyama nya tersebut dan merebahkan kembali tubuhnya.
Namun kali ini dirinya memberikan jarak agar Rania tidak lagi merasa takut ataupun canggung jika harus berdekatan lagi dengan nya.
"Minggu depan Dion akan menikah secara sederhana. Apa kamu tidak merasa bersalah karena telah memaksa keduanya untuk menikah dadakan?" tanya Suga.
"Apa kamu cemburu melihat keduanya menikah?" Rania balik bertanya tanpa menatap suaminya tersebut.
"Untuk apa aku cemburu? Lagi pula aku sudah memilikimu," jawab Suga lagi-lagi merasa seperti di tuduh yang bukan-bukan.
"Kalau tidak cemburu ya seharusnya kamu besyukur dong. Menghindarkan keduanya dari zina yang berarti dosa," ucap Rania dengan memunggungi Suga tanpa menghiraukan perkataan apa pun yang terlontar dari bibir suaminya tersebut.
"Lebih baik aku segera tidur dari pada terus meladeni ucapan Suga yang semakin kesana dan semakin kesini yang membuat ku kesal," batin Rania dengan menyelaraskan tubuhnya ke alam mimpi.
Sedangkan Suga yang tidak kunjung bisa tidur pada akhirnya mengambil ponselnya dan memotret istrinya tersebut dengan diam-diam.
Namun tak lama kemudian, Suga segera menghentikan kegiatan nya memotret istrinya secara diam-diam tersebut karena bunyi notif yang bermunculan di ponselnya.
Perihal Gmail yang masuk dari luxury group yang akan bergabung menjadi investornya secara cuma-cuma tersebut membuat Suga termenung.
"Aneh sekali, setahu ku luxury group tidak akan mudah mau bergabung dengan perusahaan lain. Sulit sekali mendapatkan dukungan dari perusahaan nya itu. Apalagi perusahaan tekstil ku ini yang sedang di ambang lesu karena permintaan ekspor yang melemah. Apa untungnya bekerjasama dengan perusahaan ku ini?" Batin Suga dengan terus memikirkan maksut dan tujuan perusahaan raksasa yang menaungi banyak hotel serta produk terkenal tersebut.
Namun seolah tidak ingin melepas kesempatan, dengan cepat Suga menyetujui nya dan memutuskan untuk bertemu guna membahas serta membuat kontrak kerjasama sebagai investor esok hari.
Suga yang tahu menahu soal dunia bisnis pun mengakui keuntungan yang akan di dapatkan melalui kucuran dana dari perusahaan raksasa luxury group yang tidak mungkin bernilai sedikit tersebut.
Di jamin dalam 10 tahun ke depan perusahaan yang di berikan pijakan oleh luxury group tersebut tidak akan mungkin di nyatakan pailit dan bangkrut.
"Mungkin ini adalah awal nasib baik untukku selain menikah dengan Rania," ucap Suga dengan girang.
Steve sendiri yang mengirim permintaan kerjasama sebagai investor sudah dapat menebak apa yang di rasakan oleh suami sepupunya tersebut.
"Sudah pasti langsung setuju lah dia. Orang bodoh mana yang berani menolak kerjasama dengan perusahaan ku ini. Jika bukan karena Rania yang meminta, untuk apa aku mau bekerjasama menjadi investor di perusahaan nya yang tidak begitu menguntungkan bagiku. Apalagi dia adalah lelaki yang berani menolak pesona Rania. Akan aku tunjukkan maksut dari perumpamaan pribahasa di atas langit masih ada langit pada cecenguk berandal sok tampan itu," ucap Steve dengan sedikit mengumpati Suga yang menurutnya tidak cukup pantas untuk sepupunya tersebut.
"Dia pikir dia yang paling tampan hingga berani mengabaikan Raniaku?? Belum tahu saja dia kalau oppa terkenal seantero dunia saja mampu Rania tolak demi pria ingusan yang suka mengompol di celana dan menangis keras jika aku beri pelajaran sedikit saja," umpat Steve lagi dan lagi mengingat betapa cengengnya Suga semasa kecil dulu.
"Apa dia tidak mengenali wajahku yang sekarang ya? Hingga di pertemuan pertama setelah bertahun-tahun lamanya saja kemarin itu dia mengira bahwa aku adalah teman mesra Rania,"
Steve yang mengingat wajah marah Suga di pertemuan nya dengan Rania beberapa minggu yang lalu itu pun membuatnya ingin tertawa keras.
"Apa berandal kecil itu masih sanggup marah jika dia mengetahui bahwa aku adalah kakak sepupu Rania yang dulu sering membuatnya menangis itu?"