NovelToon NovelToon
Aku Mencintaimu

Aku Mencintaimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:12.7k
Nilai: 5
Nama Author: Teteh Aini

penasaran dengan cerita nya lansung aja yuk kita baca ...

Yuk kita ramaikan ...

Up setiap hari...

Sebelum lanjut baca jangan lupa follow , like, subscribe, komen , gift dan vote....

Apapun yang terjadi tetaplah bahagia jangan lupa tersenyum...

Selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Teteh Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Setelah selesai mandi dan sudah menggunakan pakaian di dalam kamar mandi Syifa pun keluar dari kamar mandi.

Syifa tidak melihat Haris di kamar, kemudian dia mencoba menemukan Haris di ruang kerjanya.

"Ternyata mas Haris di sini .O iyah, Mas kok pulangnya cepet banget hari ini?"

" Saya nggak jadi ke kampus, tiba-tiba ada perubahan jadwal dan baru dikabarin tadi pas saya di jalan. "

Haris menjawab pertanyaan Syifa tanpa melihat ke arahnya. Haris terlihat sibuk sekali dengan laptopnya.

Syifa yang melihat Haris sedang sibuk pun langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.

"Mau ke mana kamu?"

Syifa kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah Haris.

"Itu aku mau ke depan Mas nyiram bunga , tadi belum disiram."

"Ini sudah menjelang siang nggak bagus nyiram tanaman . Sini temenin saya dulu."

"Sebentar ya Mas aku ambil kursi dulu di belakang! "

Syifa berniat mengambil kursi dan membawanya ke ruangan tersebut, karena hanya ada satu kursi dan meja di situ.

_Nggak mungkin aku duduk di meja ataupun berdiri saja. Ucapnya dalam hati_

"Gak usah udah di sini!"

Akhirnya Syifa menurutinya dan melangkah masuk ke dalam ruangan kerjanya. Syifa berdiri di samping Haris dan melihat apa yang dikerjakan oleh Haris.

"Mas lagi ngerjain apa? "

Haris melirik ke arah Syifa dan tersenyum. Kemudian merintangkan Syifa dan menggeser tubuhnya agar duduk di pangkuannya.

"Ini saya lagi ngecek laporan keuangan dan pengeluaran bulanan, ini bisnis Mas yang ada di luar kota."

Syifa hanya menganggukan kepalanya. Syifa merasa risih dan agak grogi karena duduk di pangkuan Haris.

"Mas sepertinya aku berdiri saja deh, aku berat loh. "

"Terus kamu pikir saya nggak kuat?"

"Ya gak gitu maksudnya ntar mas Haris capek."

"Saya nggak merasa capek Kok. kenapa kamu gak mau duduk di pangkuan saya, atau kamu deg-degan kalau lagi deket sama saya. "

Haris melingkarkan tangannya di perut Syifa aroma sampo yang dipakai Syifa begitu terasa karena rambut panjangnya yang masih agak basah terurai memanjang tanpa Kunciran. Aroma tubuhnya membuat Haris gagal fokus pada laptopnya.

"Mas mau aku buatin minum gak?"

"Nggak, Mas mau ditemani saja . "

Haris merebahkan kepalanya di bahu Syifa sambil sesekali mencium leher bagian belakangnya, tentu saja hal itu membuat Syifa merinding dan kaku.

Deret deret.

Tiba-tiba terdengar suara handphone Haris bergetar karena ada panggilan masuk.

Haris mengambil ponselnya dan ternyata panggilan masuk itu dari Uminya, Haris langsung mengangkat teleponnya.

(Assalamualaikum, Umi.)

(Waalaikumussalam.)

(Maaf Umi, akhir-akhir ini Haris belum ada nelepon umi karena masih banyak pekerjaan .)

(Iya Nggak papa, Umi ngerti kok kalau kamu nggak sibuk datanglah ke rumah bersama menantu Umi, ada yang mau Umi bicarakan.)

(Subhanallah bicara soal apa umi?)

(Sudah, datang dulu nanti kita bicarakan di rumah saja.)

(Baiklah Umi, Insya Allah bakda zuhur Haris bersama dengan Syifa akan berangkat.)

(Udah Na hati-hati kalau berangkat. )

(Assalamualaikum.)

(Waalaikumsalam, Umi.)

Setelah teleponnya ditutup Haris menaruh kembali handphonenya di atas meja.

"Umi menyuruh kita pulang hari ini, katanya ada yang mau dibicarakan."

"Kira-kira Umi mau ngomongin apa ya Mas, aku jadi takut."

"Kamu nggak usah takut Kan ada saya. Ya sudah kamu siap-siap saja sana sebentar lagi kita berangkat. Saya masih mau menyelesaikan pekerjaan saya dulu ."

"Iya Mas, aku ke kamar dulu ya ."

Haris hanya menjawab dengan anggukan kepala dan sedikit tersenyum.

Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya Haris dan Syifa sampai di rumah .

Mereka berjalan bersama kemudian Haris membuka pintu rumahnya dan langsung masuk.

" Assalamualaikum, Abi Umi. "

Begitupun dengan Syifa dia juga mengucapkan salam dan masuk ke dalam rumah .Syifa berjalan di belakang mengikuti Haris.

"Waalaikumsalam."

Secara bersamaan Abi dan Umi menjawab salam.

Haris menyalami kedua orang tuanya. Disusul dengan Syifa yang menyalami Abi dan kemudian menyalami Umi.

Umi langsung memeluk Syifa dan mencium keningnya dengan penuh kasih.

Syifa memberikan oleh-oleh pada Umi yang tadi mereka sempat singgah di jalan dan membeli kue kesukaan Abi dan Umi.

"Sayang kenapa repot-repot bawa oleh-oleh segala. Kalian datang aja Umi sudah senang."

"Nggak papa Umi nggak repot kok"

Jawab Syifa sambil tersenyum manis.

"Makasih ya nak."

"Masya Allah kamu makin cantik aja sayang."

"Umi bisa aja,"

"Beneran loh. Iya kan Haris istrimu itu makin cantik sekali."

Haris tak menghiraukan ucapan Umi dia malah merebahkan kepalanya di sandaran sofa.

"Umi udah nanti dulu ngomongnya buatin minum dulu lah mereka kan baru sampai." Ucap Abi.

"Ya Bi, Umi udah siapin Kok. Sebentar Umi ambilkan dulu! "

Umi beranjak ke dapur untuk mengambil minum dan beberapa cemilan.

Syifa nggak tinggal diam, dia juga pergi ke dapur untuk membantu Umi.

"Sini umi biar aku yang bawa minumnya ke depan. "

"Biar Umi saja sayang, kamu duduk saja sama Haris di depan."

"Nggak papa Umi, dengan senang hati membantu Umi."

Syifa mengambil nampan berisi air lalu membawanya ke depan dan Umi membawa beberapa cemilan.

"Masya Allah menantu kita ini benar-benar baik sekali loh Bi kok. Sudah cantik rajin sholehah beruntung Haris dapat istri seperti Syifa."

"Umi, sebenarnya yang anak kandung itu Haris atau Syifa? dari tadi umi fokusnya ke Syifa terus."

Haris cemburu melihat Umi yang begitu menyayangi Syifa. Iya walaupun cemburu itu nggak beneran tapi wajah kesalnya tetap kelihatan.

"Kamu mau dimanja-manja, terakhir Umi peluk kamu aja itu pas kamu pulang dari Yordania, itu juga karena bertahun tahun nggak bertemu, sekarang mana mau kamu dipeluk , cium gitu."

Haris menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Dan Syifa hanya tertawa mendengar perkataan Umi dan melihat ekspresi Haris.

" Sudah iya deh "

"Jadi hal penting apa yang mau Umi dan Abi sampaikan sama Haris.?"

"Sebenarnya ini rencana Umi Abi hanya mendukungnya saja. "

Umi menyerahkan sebuah amplop kepada Haris.

"Tiket liburan ke pulau Dewata? Ini untuk apa umi, Haris lagi gak ada libur dari kampus."

Tenang saja itu sudah Abi urus semuanya kamu tenang saja . Nikmati liburan bersama istri kamu.

"Tapi untuk apa Umi , kalau liburan kan bisa deket-deket sini aja pas weekend."

"Duh kamu ini gimana sih? pengantin baru kok sibuk kerja terus kapan bulan madunya. Umi udah nggak sabar pengen menimang cucu."

Uhuk uhuk ... Syifa tersedak mendengar Umi mengatakan pengen menimang cucu.

Refleks Haris langsung memberikan minum pada Syifa dan mengusap-usap punggungnya.

"Kamu nggak papa?"

"Nggak mas, aku nggak papa."

Syifa membulatkan matanya melihat tanggal penerbangan yang tertulis di tiket pesawat tersebut .

"Umi Serius ini penerbangan besok sore?"

"Iya, masa umi bohong."

Haris menatap Syifa sembari menaikkan alisnya sebagai sinyal menanyakan pendapat Syifa , terlihat wajah Syifa gelisah tapi gak bisa menolak permintaan tersebut karena Umi sudah mempersiapkan semuanya.

Syifa kemudian mengagungkan kepalanya pertanda bahwa dia setuju dengan liburan tersebut.

"Baiklah Umi Abi Haris dan Syifa menerima tiket liburan ini."

"Alhamdulillah kalau begitu Umi senang mendengarnya."

"Kalau begitu kami akan pulang sore ini juga untuk bersiap , gak apa-apa kan kami nggak menginap di sini.?"

Haris berniat untuk pulang ke rumahnya sore ini, supaya tidak terburu-buru untuk bersiap berangkat liburan sore besok sore.

"Iya gak papa, kalian setuju berangkat liburan saja Umi sudah senang , tapi sebelum pulang kalian harus makan dulu ayo Umi udah masak banyak."

Akhirnya setelah makan bersama dan berpamitan , balik dan Syifa pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya.

Sepanjang perjalanan Syifa hanya memandang ke arah kaca jendelanya.

"Syifa Kamu kenapa kok kayak banyak pikiran gitu, kamu lagi mikirin apa?"

"Enggak kok , aku cuma lagi lihat pemandangannya aja."

"Oh baguslah kalau gitu. Da untuk bulan madu itu kalau kamu keberatan nggak apa-apa nanti kita batalin aja."

Syifa melirik ke arah Haris dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, aku nggak keberatan kok Mas, aku kan udah setuju di depan semuanya.

"Berarti kamu juga nggak keberatan ngabulin keinginan Umi untuk segera menimang cucu?"

Syifa tidak langsung menjawab pertanyaan Haris. Syifa diam untuk beberapa saat kemudian menarik nafas dalam dan menghembuskan nafasnya.

"Insya Allah aku nggak keberatan."

"Masya Allah makasih sayang, ternyata benar kata Umi kamu memang istri solehah."

Haris terlihat sangat senang sekali mendengar jawaban Syifa.

_Akhirnya Allah membukakan pintu hatinya untukku dan bisa menerimaku sebagai suaminya yang sesungguhnya. ucap Haris dalam hati._

----------------

1
Ainain Cantika
/Rose//Rose//Rose/Mari merapat dan ramaikan
Abiel Davisa
kali² kasih pelajaran hehe
Annisa Rahman
good
Lailan Najmi
ceritanya bagus dan tidak membosan kan
Sugiharti Rusli
wah kisah tentang perjodohan antar anak" ustadz nih,,,
Suren
bandel benar kamu Syifa. dibilang suami suka tdk dengar🤭😁🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!