Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Kevin memutuskan untuk menyudahi pekerjaanya. Sebelum beranjak dari ruang kerjanya, Kevin merapihkan berkas dan mematikan laptopnya terlebih dahulu.
Ceklek....
Kevin membuka pintu kamar pribadinya yang terhubung dengan ruang kerjanya.
Ia menatap ke arah, namun tidak melihat keberadaan Aurora di sana. Kini Kevin mengedarkan matanya ke semua sudut kamarnya, pandangannya berhenti pada sosok Aurora yang tidur di atas sofa. Bajunya masih sama dengan yang dia kenakan tadi.
Kevin melangkahkan kakinya menuju ke arah sofa. Tanpa aba-aba, tiba tiba Kevin menarik tangan Aurora hingga membuat wanita itu jatuh ke lantai.
"Awwww" ringis Aurora sambil memijat pelipisnya, dia merasa pusing di kepalanya karena bangun secara tiba tiba.
"Siapa yang menyuruhmu tidur, hah?" bentak Kevin sambil menatap tajam.
Aurora mengerjapkan matanya, ia merasa terkejut dengan bentakan Kevin.
"Maaf, tuan. Saya tidak tahu harus ngapain, tuan. Saya sudah mencoba menunggu anda, tetapi saya ketiduran" Ucap Aurora sambil menunduk duduk di lantai.
Kevin semakin marah, mendengar Aurora yang menjawab ucapannya. "Siapa yang menyuruhmu untuk menjawab ha" ucap Kevin dan berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan Aurora.
"Maaf tuan" ucap Aurora dengan suara tercekat. Dagunya di cengkram oleh Kevin dengan begitu kuat, hingga membuat Aurora sulit untuk berbicara.
Kevin memberikan sebuah map kepada Aurora. "Baca dan tanda tangani sekarang" titah Kevin sambil melempar map yang berisi surat perjanjian ke wajah Aurora.
Aurora memejamkan matanya sejenak untuk menetralkan perasaan nya. Setelah tenang, Aurora mengambil map itu, dan mulai membaca isi perjanjian tersebut.
"Mulai besok, kamu mulai mengerjakan tugasmu sebagai pelayan pribadiku, termasuk melayani hasratku." ucap Kevin.
Deg
Jantung Aurora seraya di remas. Apakah begini akhir dari kisah hidupnya? menjadi budak nafs* Kevin.
Andai Aurora bisa menolak? namun semua itu hanya angan saja, dia sudah di beli oleh Kevin, dan pria itu berhak sepenuhnya atas dirinya.
Ingin rasanya Aurora melampiaskan tangisnya, namun sekuat tenaga dia menahan air mata yang sudah mendesak ingin keluar.
Apa yang bisa Aurora harapkan, bahkan harga dirinya saja sudah tidak ada.
"Bisakah saya meminta sesuatu" tanya Aurora memberanikan diri.
"Katakan!" titah Kevin dengan tatapan datar.
"Bisakah kita menikah terlebih dahulu, Tuan. Saya tidak mau berdosa karena melakukan zina" pinta Aurora. Dia tidak mau menambah dosa dalam hidupnya.
"Besok kita akan menikah di KUA, tapi jangan berharap lebih, karena saya tidak akan mencintaimu" ucap Kevin memperingati Aurora.
"Iya tuan" sahut Aurora. Dia sadar dia siapa, dia tak lebih hanya seorang budak.
"Siapkan air hangat dan juga baju ganti untuk ku" pinta Kevin.
Aurora menganggukkan kepalanya pelan, dia segera bangun dari lantai, dan berjalan menuju ke kamar mandi. Dia mengisi bak mandi dengan air, dan sedikit menuangkan sabun dan aromatherapy.
Setelah selesai Aurora keluar dari dalam kamar mandi, dia melihat Kevin yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Sudah tuan" ucap Aurora sambil menunduk, dia tidak berani menatap Kevin.
Kevin berdiri menghampiri Aurora.
"Ganti bajumu, penampilan mu membuat mataku sakit" cibir Kevin dengan nada merendahkan.
"Masuklah ke ruang ganti, aku sudah menyiapkan pakaian mu di sana" lanjutnya tanpa menoleh ke arah Aurora.
Aurora berjalan memasuki ruang ganti, ia membuka salah satu lemari milik Kevin. Dia tercengang melihat koleksi baju Kevin, bahkan baju yang di siapkan untuk dirinya pun tak luput dari perhatian Aurora.
Kenapa begitu banyak baju wanita, bahkan lengkap dengan aksesoris dan juga make up yang berada di meja rias, apa ini di siapkan untuk dirinya?, kenapa ukuran bra dan celana dalamnya juga pas di tubuh Aurora.
Banyak pertanyaan di benak Aurora, namun tidak mungkin Aurora akan mempertanyakan hal itu kepada Kevin.
Setelah Aurora mengganti pakaiannya dengan baju tidur, Dia pun keluar dari ruang ganti sambil membawa pakaian ganti untuk Kevin.
Ceklek
Aurora menelan ludahnya melihat Kevin keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya, perut kotaknya terekspos dengan begitu jelas. Apalagi dengan rambut Kevin yang masih basah menambah kesan seksi di mata Aurora.
Ini pertama kalinya Aurora melihat langsung tubuh pria dewasa, dan ini juga kali pertama buat Aurora berada di kamar seorang pria asing.
"Ini tuan bajunya" ucap Aurora menunduk sambil menyerahkan baju ganti Kevin
"Kalau sedang berbicara itu tatap lawan bicaramu" Kevin memperingatkan Aurora
"Iya tuan, "sahut Aurora sambil mendongak dan menatap Kevin.
"Keringkan Rambutku" perintah Kevin sambil melempar handuk ke wajah Aurora.
Aurora menangkap handuk itu, dia meminta Kevin untuk duduk. "Duduklah tuan, saya akan mengeringkan rambut anda" titah Aurora.
Kevin menurut, dia duduk ditepi ranjang membelakangi dengan posisi membelakangi Aurora.
Dengan perlahan Aurora menggosok rambut Kevin dengan memberikan sedikit pijatan.
"Sudah tuan" ucap Aurora.
Kevin membaringkan tubuhnya di ranjang, sambil menunggu Aurora yang sedang menaruh handuk miliknya.
Tak lama Aurora kembali, dia berjalan menuju sofa, karena tidak berani tidur di ranjang bersama Kevin.
Aurora tidur meringkuk di sofa dengan menggunakan selimut yang sudah ia ambil dari dalam lemari. Namun dia tidak memakai bantal, karena tidak berani jika harus memintanya kepada Kevin.
Aurora sudah biasa tidur dengan kasur tipis yang ada di kamar nya dulu, bahkan sofa di kamar Kevin masih terasa empuk ketimbang kasur miliknya itu. Tidak membutuhkan waktu lama, Aurora pun sudah terlelap.
Kevin memiringkan tubuhnya hingga melihat ke arah Aurora yang sedang tertidur di sofa.
Entahlah apa yang ada di pikiran Kevin saat ini. Ada rasa kasihan di hati kecil Kevin untuk Aurora, namun takut dari rasa kasihan tersebut nantinya akan berkembang dengan rasa cinta. Dia tidak mau sakit hati lagi seperti dulu.
Kevin yang tidak bisa tidur akhirnya menghampiri Aurora yang ada di sofa, Kevin menggendong tubuh Aurora ala bridal style, dan memindahkannya ke atas ranjang miliknya.
Setelah itu, Kevin membaringkan tubuhnya di sebelah Aurora, dia memiringkan tubuhnya menghadap ke arah Aurora, ia menyangga kepalanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang satunya ia gunakan buat mengusap wajah Aurora, wajah natural tanpa make up,
"Ternyata kau cantik juga" ucap Kevin sambil menyibakkan rambut Aurora yang menutupi sebagian wajahnya.
**Bersambung
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..