Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan 2 orang Yang berharga.
Sebentar ya nang" Ucapnya lalu pergi.
"Hallo? ".
".....? ".
" Nggih bu, aku ya wis numpak travel, cuman ana kendala".
"...... ".
" Nggih, tenang bu, uwis ana penggantine!wong kabehan penumpang dilimpah mobile ana musibah setitik".
"... ".
" Nggih, waalaikumsalam".
Pria itu merasa iba dengan Warren tapi dari penampilan Warren kayaknya orang kaya jadi dia sedikit tenang pastinya orang kaya kan bisa mengatasi situasi walo dengan tertatih tatih.
"Mas, saya pamit nggih, Kabarin keluarga mas ya dan yang sabar".
Warren mengangguk " Makasih banyak pak,, lalu dia mengeluarkan uang di dompetnya "mohon diterima pak sebagai tanda Terima kasih saya ditenangkan".
Bapak bapak itu menolak tapi Warren dengan lancang memasukkan ke dalam saku jaket bapak bapak itu.
" Terima pak,"Warren dengan tangisnya "Terima kasih".
Pria itu jadi tak kuasa untuk menolak dan akhirnya setelah memastikan Warren tenang dia pergi.
•••••••
" Tuan muda! " David asisten terpercaya ayahnya datang dengan terburu buru.
"Om! " Warren memeluk David dengan pilu.
David mengelus kepala anak bosnya itu dengan kasih sayang, dia memang sedekat itu dengan keluarga Antaka bisa dibilang malah sudah seperti keluarga.
Dia menatap dimana Antaka terbaring bak mumi dan penuh dengan kabel di seluruh tubuhnya.
"Operasinya lancar, tadi saja ayah sempat sadar dan memanggil namaku om, dia mengatakan hal aneh dan tak sadarkan diri lagi om".
" Tenang tuan muda, kamu lebih baik istirahat dulu ini sudah jam 1 pagi.kamu belum makan kan? Om bawakan kamu makanan rumah om, istri om masakin buat kamu ".
" Nanti aja om" Lirih Warren.
"Kamu harus makan Ren, setelah ini ada hal penting yang mau om bahas " David.
Warren dengan ogah ogahan makan tapi firasatnya mengatakan dia perlu energi yg banyak untuk situasi yang akan disampaikan asisten ayahnya itu.
Selesai makan Warren berkata "om sudah tau pelakunya? ".
David mengangguk, anggukan David membuat Warren mengepalkan tangannya "apa benar mobil papah sudah di rusak? ".
" Benar! Mobil ayah tuan di rusak oleh suruhan sesorang yang iri dengan ayah tuan".
"Siapa? " Pandangan Warren menggelap penuh kemarahan.
"Pesain perusahan turun temurun keluarga tuan muda".
" Akan kubalas perbuatan mereka! ".
" Sabar tuan muda, saya sudah mengurus semua tuan muda jangan main kotor Anda harus main bersih! Jangan gunakan tangan tuan muda dengan hal hal kotor".
Mengerti dengan maksud David Warren mengangguk "bawa aku kesana om, dimana para bastrad itu berada".
David mengangguk dia menelfon seseorang untuk menjaga tuannya yg terbaring tak sadarkan diri.
Diperjalanan David bertanya pada Warren" Apakan nyonya Cana sudah diberi tahu soal ini tuan? ".
Warren mengangguk "mama akan sampai besok om, karna disana ada sedikit Kendala penerbangan bisa dilakukan besok".
Memakan waktu cukup lama sampai di markas ayahnya, diakan tempat menghukum para tikus tikus jahat, kedua kalinya dia kesini dulu pas umur 7 tahun dan sekarang 21 tahun.
Dia memukul membabi buta dalang yang membuat ayahnya celaka. Awalnya dia biasa saja Tapi saat berbincang dengan pelaku utama dia naik pitam karna tak ada kesadaran diri dari pelaku.
"Sabar tuan muda! Tuan Antaka tak ingin anda sampai membunuh seseorang biarkan kami yang menghukum dia! " David.
Warren mengatur nafasnya yang tersegal segal akibat memukuli pelaku dengan bruntal bajunya saja sudah penuh dengan darah dari sang pelaku "hukuman di polisi tak akan membuatku puas om! Apa lagi polisi disini hanya bisa mengganggu saja! Makanya aku menyuruh om David agar menangani para polisi yang berisik! Dan wartawan yang berbondong bondong datang".
David menghela nafas " Katakan, tuan muda ingin mereka tersiksa bagaimana? ".
" Jebloskan mereka yang sudah membuat rem ayahku rusak ke penjara! Pastikan mereka mendapat hukuman berat! Untuk dalang utama yang tak lain adik dari ibuku ini bakar mukanya! Rusak mukanya sampai bernanah! Patahkan salah satu kakinya dan buang dia ditengah hutan! Obati dia ala kadarnya agar dia mati dengan kulit yang membusuk! Lagian kewanegaraan dia ada dua jadi kau gampang mengurusnya buat dia hilang dari dunia ini, hapus identitas penjahat ini! " Pinta Warren.
Mata orang yang dimaksud Warren membelalak lebar "Dasar bocah ingusan! Ayahmu hanya orang asing! Harusnya akulah pewaris perusahaan utama karna kakakku perempuan tak berguna!" Makinya ditengah dia ditahan 2 penjaga disana.
Davin memberi perintah pada 2 orang untuk melakukan apa yang Warren pinta.
Teriakan dari pamannya itu tak membuat Warren iba! Biar dia jahat! Dia merasa puas saat melihat wajah pamannya penuh luka seperti yang ia perbuat pada ayahnya. Itu masih ringan karna dia tak perlu operasi, dia masih hidup berbeda dengan Antaka yang di ujung kematian!.
Warren ingin menikmati sekali lagi penderitaan pamannya itu namun pihak rumah sakit menelfon dengan bergegas dia kerumah sakit sendiri karna David harus mengurus pelaku.
Warren tak memperhatikan penampilannya yang amis anyir karna darah di bajunya, dia berlari menuju keruangan ayahnya disana ayahnya lagi lagi dikerubungi dokter.
"Kenapa? Padahal tadi pihak dokter mengatakan papah sadar bagaikan keajaiban! Lalu kenapa sekarang mereka dengan raut wajah cemas menangani papah" Gumam Warren.
Warren menunggu dengan cemas, dia menantu kehadiran ibunya dia menunggu ibunya untuk saling menguatkan namun ibunya tak kunjung datang sampai dokter di ruangan tertunduk lemas dan memberi kabar Antaka meninggal dunia.
••••••
Warren terduduk dengan tatapan kosong memeluk sang mama dimana Antaka tengah disholati, yang katanya solat jenazah, mamanya sampai di dirumah sakit pingsan histeris menangisi Antaka, dan sekarang Antaka akan berangkat dikubur.
"Sabar sayang" Ucap wanita yang memakai cadar sambil mengelus kepala Cana.
Cana melepas pelukan anaknya lalu memeluk wanita itu "umii" Tangis kana pecah.
Berbeda dengan Warren yang tak lagi menangis, Warren terkejut karna panggilan ibunya pada wanita bercadar itu namun akhirnya dia paham kenapa ayahnya harus dikubur dan kenapa dirumah sakit tadi pria dengan wibawa yang bersih itu menangis pilu, ternyata ini keluarga ayahnya yang tak pernah ayahnya bahas, tatapan Warren menatap pada Aslana pria seumuran ayahnya yang baru tiba namun persis seperti ayahnya.
"Papaku terbaring di atas besi itu, yang mereka sebut keranda, lantas siapa pria yang memakai sorban dekat ayah dari papa?Apa aku berhalusinasi? Apa papa punya kembaran? Rahasia apa yang selama ini papa tutupi pa," Batin Warren.
Warren sempat menolak ayahnya dikubur dengan ritual islam karna yang dia tau dia sekeluarga Kristen, namun dia mendapat penjelasan dari salah satu saksi yang datang akan diberi uang sudah menolong ayahnya, Antaka meminta di bimbing mengucap kalimat syahadat, dan yang membantu mengucap kalimat itu pria yang menenangkan Warren. Pria yang membuatnya tenang karna tatapan matanya sama seperti Citra yang teduh. Jadi dia tampa banyak tanya mengangguk walau terasa ganjal, biarlah berjalan semestinya dulu baru dia tanya bahkan Cana sang ibu pun tak protes dan menyetujuinya.
Antaka di kubur di TPU jakarta bukan di semarang karna terlalu jauh.
Tes
Airmata Warren jatuh ketika tanah mulai menimbun jasad sang ayah.
"Aku kehilangan 2 orang yang kucintai secara beruntun" .