Ilea Tirta Mahesa atau sering di sebut ilea ia terpaksa menerima perjodohan dengan lelaki pilihan papanya,dia di jodohkan oleh seorang CEO anak dari keluarga Addison. Perjodohan tersebut dilakukan karena keluarga Mahesa dan Addison ingin mempererat persaudaraan dan menjalin hubungan keluarga yang baik.
Liam James Addison anak pemilik perusahaan keluarga Addison adalah lelaki yang akan dijodohkan oleh ilea. Dia memiliki sifat yang dingin dan cuek terhadap wanita,seakan tidak memiliki ketertarikan sedikit pun terhadap wanita,namun Liam begitu karena ia pernah disakiti oleh seorang wanita di masa lalu .
pernikahan pun di lakukan karena kedua keluarga sudah menentukan hari yang baik untuk melaksanakan resepsi.Bagaimanakah nasib ilea kedepannya?..
HAPPY READING🙌🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aida Fahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Penyelidikan
Tiga hari kemudian...
Dion sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah membaik, sedangkan Liam masih harus menjalani perawatan intensif. Dion pun sudah bisa bekerja seperti biasanya, kini ia bekerja ekstra untuk menggantikan Liam sementara.
Sesuai yang direncanakan oleh papa Liam, ia sudah mendapatkan seseorang detektif untuk kasus korupsi itu. Pagi ini Dion berangkat ke kantor bersama papa nya Liam dan sang detektif.
Namun detektif itu menyamar sebagai seorang OB. Setibanya di kantor semua karyawan menyambut mereka dengan hormat.
"Selamat pagi tuan Alex, kami turut prihatin atas kejadian yang menimpa tuan Liam.." Sambut Sekretaris Liam bersama rekannya.
"Selamat pagi semua, terima kasih atas simpati kalian. Hari ini saya membawa seorang OB baru." Ucap Alex sambil menunjuk OB itu.
"Maaf sebelumnya pak, bukanya posisi OB di kantor kita sudah penuh?" Tanya Gita sang sekretaris.
"Saya mendapat laporan dari Liam perusahaan ini kekurangan tenaga OB, jadi tidak ada salahnya beliau masuk sini. Mohon kerja samanya yang baik." Ucap Alex dengan suara tegasnya.
Semua karyawan hanya diam dan tak ada satupun yang berani membantah. Namun mata Alex tertuju kepada sang manajer yang ikut serta berdiri diantara karyawan yang lain.
"Manajer Arlan ikut saya sebentar ada yang ingin saya bicarakan. Untuk yang lainnya kalian boleh kembali bekerja, hari ini Dion yang akan menggantikan Liam untuk sementara." Ucap Alex menjelaskan.
"Baik pak." Ucap semua karyawan.
Kini Alex sudah bersama dengan Arlan sang manajer nya. Mereka berada di ruangan kerja Liam. Alex mulai mengutarakan maksudnya kepada Arlan.
"Apakah kau sudah tau mengapa saya menyuruh mu kesini?" Tanya Alex dengan suara tegasnya.
"Saya tidak tahu pak, apakah saya ada berbuat salah kepada anda?" Tanya Arlan dengan heran.
"Saya mendapatkan laporan bahwa keuangan perusahaan menurun, apakah kau tau tentang kejadian ini?" Alex mulai mengintimidasi Arlan.
"Saya mengetahui berita itu pak, namun saya tidak tahu siapa pelaku dari kasus ini." Jawab Arlan dengan wajah seriusnya.
"Benarkah kau tidak mengetahui? Tapi saya mendapat laporan bahwa anda yang melakukan kecurangan itu." Tanya Alex dengan wajah garangnya.
"Jujur saya tidak tahu soal itu pak dan saya berani bersumpah bahwa bukan saya pelakunya. Pasti ada yang memfitnah saya karena tidak suka dengan saya pak." Jawab Arlan yang merasa difitnah atas kejadian ini.
"Apakah kau bisa membuktikan bahwa pelakunya bukan kau?" Alex bertanya dengan serius.
"Saya yakin pak. Selama pak Liam pergi keluar kota bersama pak Dion, semua laporan keuangan yang masuk dan keluar saya catat dengan teliti. Bahkan saya sudah mengkonfirmasi laporan ini dengan sekretaris Gita." Jelas Arlan.
"Baiklah kalau begitu saya akan menyelidiki kasus ini, terima kasih kau boleh kembali keruangan mu." Perintah Alex.
Arlan keluar dari ruangan tersebut dan kembali keruangannya. Namun saat di depan pintu ia bertemu Gita yang mencegat nya.
"Apa yang dibicarakan oleh pak Alex kepada anda?" Tanya Gita penasaran.
"Tidak ada, beliau hanya membahas tentang pekerjaan saja." Ucap Arlan yang berbohong dengan Gita, ia sebenarnya curiga dengan semua gelagat yang dilakukan Gita.
"Apakah beliau tidak ada membahas tentang masalah korupsi perusahaan kita ini?" Tanya Gita.
"Tidak ada Gita, jika kau ingin tahu silahkan saja tanya sendiri kepada pak Alex. Saya pamit ingin kembali bekerja." Ucap Arlan yang meninggal kan Gita.
Gita yang dijawab begitu menjadi kesal ia pun kembali keruangannya. Namun tanpa disadari ternyata percakapan mereka didengar oleh Alex dari balik pintu, ia semakin menemukan titik terang tentang siapa dalang nya.
Alex pun segera memanggil sang detektif untuk datang keruangannya. Tidak berselang lama sang detektif itu datang.
"Ada apa anda memanggil saya? Apakah ada sesuatu yang mencurigakan?" Tanya sang detektif.
"Saya mencurigai satu orang, tolong kau selidiki dia jangan sampai kendor." Perintah Alex.
"Siapa orangnya? Apakah dia orang terdekat?" Tanya sang detektif.
"Ya dia memang orang terdekat, ini orangnya tolong kau selidiki tentang dia dan awasi semua pergerakannya. Jika sudah mendapat bukti segera lapor ke saya." Perintah Alex sambil memberikan biodata orang tersebut.
"Baik akan saya lakukan kalau begitu saya kembali bekerja lagi." Sang detektif pun keluar dari ruangan dan menjalankan misinya.
Ruangan Liam dilengkapi dengan peredam suara, jadi tidak ada yang bisa mendengarkan percakapan mereka dari luar. Pada saat itu Dion masuk keruangan untuk memberi laporan.
"Maaf mengganggu waktunya om, Dion ingin melaporkan sesuatu." Ucap Dion menghampiri Alex.
"Silahkan duduk Dion! Apakah kau sudah menemukan siapa pelakunya?" Tanya Alex penasaran.
"Untuk saat ini belum om, tapi Dion mencurigai satu orang. Bahkan Dion sempat memvideo orang tersebut memasuki ruang kerja staff accounting." Jawab Dion sambil menunjukkan video kepada Alex.
Alex yang melihat itu merasa geram pasalnya orang yang berada di dalam video adalah orang yang juga dicurigai olehnya.
"Sama dengan yang om curigai, dia adalah orangnya." Ucap Alex setelah melihat video itu.
"Maksud om apa? Apakah dia pelakunya?" Tanya Dion yang merasa heran.
"Masih belum bisa dipastikan bahwa dia pelakunya atau tidak, tapi om sudah memerintahkan detektif untuk mengawasi pergerakan nya." Ujar Alex menambahkan.
"Baik om sepertinya kita harus lebih teliti dan waspada kepadanya." Ucap Dion.
"Tentu saja, oleh karena itu om meminta tolong kepadamu untuk bekerja dengan baik dan bisa menghandle posisi Liam." Ujar Alex.
"Dion akan berusaha sebisa mungkin om, kalau begitu Dion ijin keluar dulu ya." Pamit Dion.
"Baiklah terima kasih atas informasinya Dion." Sambung Alex.
Sementara di ruangan rumah sakit, Ilea masih menemani Liam dan menunggu sampai Liam tersadar. Dirinya sudah 3 hari tidak masuk kuliah karena terus-terusan kepikiran oleh Liam, ditambah kondisinya yang belum stabil.
Alena yang melihat itu merasa tak tega ia pun menghampiri Ilea, dan membujuk nya untuk makan. Sebab Ilea sudah beberapa hari ini susah sekali makan.
"Ilea sayang sudah dong jangan sedih terus nanti kamu sakit, Liam pasti sembuh dia hanya dalam masa pemulihan saja." Bujuk Alena.
"Tapi Ilea takut Liam kenapa-kenapa ma, apalagi dia belum sadar sampai sekarang." Ucap Ilea kepada calon mertuanya itu.
"Dia pasti akan sadar, sudah kamu jangan nangis ya nanti Liam akan marah ke mama karena sudah membiarkan calonnya ini menangis." Ucap Alena menenangkan Ilea.
"Hmm mama bisa saja, oh iya mama Ilea kemana? Kenapa dari tadi tidak kelihatan?" Tanya Ilea sambil mencari mamanya.
"Mamamu tadi ijin pulang sebentar, katanya ada urusan penting." Jelas Alena.
"Oh begitu, mama sendiri kenapa gak pulang?" Tanya Ilea.
"Mama di sini untuk menemani mu dengan Liam, nanti saat mamamu datang mama akan pulang untuk bergantian menjaga." Terang Alena.
"Ilea gapapa ma, Ilea juga bisa menjaga Liam di sini. Jadi kalau mama mau pulang gapapa." Tawar Ilea.
"Tidak sayang kondisimu juga belum stabil, mama khawatir meninggalkan kalian. Apalagi kau belum ada makan dari semalam." Ucap Alena.
"Ilea tak selera ma." Jawab Ilea.
"Makan lah sedikit sayang supaya kau bisa sembuh, mama suapin ya?" Tawar Alena.
"Yasudah kalau mama memaksa." Akhirnya Ilea menuruti perkataan calon mertuanya itu.
"Nah gitu dong yasudah bentar mama belikan makanannya dulu ya." Ucap Alena lalu keluar menuju kantin untuk membeli makanan.
Ilea tak pernah mengira bahwa ia akan mendapatkan mertua sebaik Alena. Dirinya merasa beruntung karena memiliki orang tua dan mertua yang sayang kepadanya.
Ia melihat Liam yang masih terbaring dan tak kunjung sadar dari komanya.
"Cepatlah sadar Liam, aku tak ingin kau begini terus. pernikahan kita tinggal 2 Minggu lagi, kau harus sembuh. Aku menyayangimu mu Liam." Ucap Liam sambil mengelus kepala Liam.
Liam tersenyum tipis mendengar perkataan Ilea. Sebenarnya dirinya sudah sadar, namun ia berpura-pura seperti ini untuk mendapat perhatian dari Ilea.
Duh Liam semakin nakal ni.
Sudah ada yang bisa tebak belum siapa dalang di balik kasus ini??
🌹🌹🐡🐡 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔𝚖𝚞
🌹🌹.....
aku udah baca sampai sini thor