Ica semenjak di tinggal oleh Azzam tanpa alasan akhirnya memilih menikah dengan pria lain, syukurnya pernikahannya dengan suaminya yang awalnya tak begitu di cintainya berjalan dengan harmonis dan bahagia.
Tapi ternyata Ica di tipu mentah-mentah oleh sikap baik suaminya selama ini, justru suaminya ternyata pria yang suka berselingkuh dan gonta-ganti pasangan untuk memuaskan nafsu birahinya.
Bagaimana dengan rumah tangga Ica dan suaminya selanjutnya?
Apakah Ica tetap bertahan atau justru memilih berpisah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Anita tak menggubris sapaan dari Hendra, Anita benar-benar kecewa dengan Hendra. Oleh sebab itu Anita memilih mengabaikan Hendra, melihat wajah Hendra saja membuat Anita merasakan keinginan besar untuk menonjok Hendra dan memberikan bogem mentah.
"Iya, Anita. Nanti kalau rewel hubungi aku ya, nanti aku dan Maa Hendra menyusul kalian" ucap Ica, Anita langsung berdiri dan mengambil alih Senja dari gendongan mamanya.
"Sebentar ya, Ta. Aku siapkan susu buat Senja" lanjut Ica dan hanya di balas Anita dengan anggukan
Sepeninggalan Ica kini hanya terdengar celotehan Anita dan Senja, Hendra yang sebenarnya duduk di sana pun sama sekali tak bersuara. Dari tadi Hendra hanya bisa menggaruk kepalanya yang tak gatal, karena merasa bingung dengan sikap Anita yang tiba-tiba mengabaikannya.
Tentu saja Hendra merasa heran, sebab Hendra sudah sangat paham sikap Anita yang biasanya sangatlah ramah dan asyik jika bicara dengannya tapi kali ini sikap Anita jauh berbeda jangankan mengajaknya bicara sekedar meliriknya pun tidak di lakukan oleh Anita.
Setelah kebutuhan susu dan pampers sudah di berikan oleh Ica pada Anita, Anita langsung pamit hendak segera pergi. Ica dan Hendra mengantar Anita sampai ke depan, hingga mobil yang membawa Anita dan kedua buah hati mereka tak terlihat lagi keduanya memutuskan masuk ke dalam rumah.
"Ma, Anita kok jadi begitu ya? Dia lihat Papa kayak benci banget" adu Hendra
"Perasaan kamu aja mungkin, Mas. Kalau dia benci, memangnya kamu buat salah dengan dia?"
"Gak ada lah, Ma"
Ica menghembuskan napas dengan berat lalu mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban pertanyaan dari suaminya, Ica dan Hendra kembali melanjutkan menonton TV bersama. Tanpa Hendra ketahui bahwa HP-nya yang di sembunyikan bawah ranjang, saat ini terus menyala.
Pertanda ada telepon yang masuk karena Hendra memang memasang mode senyap, bahkan ada berapa pesan yang di kirim oleh Loli. Karena tak ada balasan atau sambungan teleponnya tidak di terima, Loli pun langsung masuk ke halaman rumah Hendra yang kebetulan pagar rumah itu terbuka begitu saja.
Tok.....Tok....Tok
Terdengar kembali suara pintu di ketuk, Ica langsung menoleh ke arah jam dinding yang kini menunjukan pukul sembilan pagi di mana Ica menyuruh Loli untuk datang ke rumah. Jadi tanpa melihat lagi Ica sudah tau siapa yang bertamu sekarang, sosok yang di tunggu-tunggu untuk memberi kejutan pada suaminya.
"Pa, tolong kamu buka ya. Mama capek banget"
Sengaja Ica meminta suaminya untuk membukakan pintu, hitung-hitung Ica memberikan ruangan dan waktu untuk pasangan pengkhianat itu berbincang. Hendra mengangguk lalu berdiri, Hendra melangkahkan kakinya dengan santai menuju pintu utama.
Ceklek
Hendra membuka pintu, seketika itu juga terlihat Loli berdiri di depan pintu dengan berdandan cantik dan memasang wajah sangat tenang bahkan senyumnya terus terukir di bibirnya yang memakai lipstik merah. Hendra melihat siapa di depannya saat ini, langsung membulatkan matanya.
"Loli" desis Hendra dengan wajah terkejut melihat Loli bisa berada di rumahnya
"Iya, Mas. Kenapa kamu terkejut seperti itu?"
Loli mengerutkan keningnya bingung melihat ekspresi Hendra tapi wajahnya tetap tenang, cepat Hendra menoleh ke arah belakang memastikan jika istrinya tidak ada di belakangnya. Setelah menurutnya aman, Hendra melangkah maju lalu menutup pintu dari luar.
"Kamu mau ngapain kesini? Sialan!!" hardik Hendra sembari menarik tangan Loli agar menjauh dari pintu utama
"Ngapain? Kan kamu sendiri yang nyuruh aku kesini"
"Nyuruh apaan? Kalau aku nyuruh kamu kesini sama saja aku bunuh diri, gila kamu Loli. Bukan kah sudah ku katakan jangan pernah temui akau, tanpa seizin dariku" ucap Hendra sembari mengacak rambutnya dengan kasar, berkali-kali Hendra menoleh ke arah pintu memastikan istrinya tidak menyusulnya.
"Loh, Mas. Kok kamu marah sih, kamu sendiri yang nyuruh aku kesini. Kamu lupa? Kata kamu istrimu mau bertemu"
Loli berusaha menjelaskan pada Hendra, sampai detik ini Hendra belum menyadari bahwa semua pertemuan ini di perbuat oleh istrinya. Hendra tidak curiga apapun, padahal istrinya sudah mengetahui soal pengkhianatan yang sudah di lakukan dirinya.
"Pulang kamu sekarang juga sebelum istriku melihatmu" usir Hendra
Hendra mendorong tubuh Loli agar secepatnya pergi dari rumah, namun karena terlalu kuatnya dorongan itu membuat tubuh Loli terjerembab jatuh. Tentu saja membuat Loli kesal, tapi bukan Hendra namanya kalau merasa bersalah dan dirinya justru menyalahkan Loli.
"Pergi kamu"
Loli mulai geram karena datang di suruh oleh kekasihnya, sampai disini justru di bentak-bentak bahkan di usir. Loli segera berdiri dari tempatnya terjatuh, lalu menarik napas dalam dan di hembuskan secara perlahan sembari tangannya memegang perutnya yang terasa sedikit sakit. Akhirnya, sepasang pengkhianat itu saling tatap.
"Aku datang karena kamu yang nyuruh, Mas"
"Apa kamu pikir aku gila? Sampai menyuruhmu kemari" pekik Hendra
Dengan gerak cepat Loli mengambil HP-nya dari dalam tas kemudian membuka aplikasi hijau dan memperlihatkan pada Hendra rentetan pesan yang di kirim oleh Ica, sedetik itu juga jantung Hendra terasa berhenti dan lidahnya terasa kelu seiringnya tenggorokannya yang tercekat.
Prok....Prok....Prok
Suara tepuk tangan berasal dari belakang membuat Hendra menoleh, terlihat istrinya keluar dari rumah mereka. Ica memasang wajah biasa saja meski sebenarnya di dalam dadanya bergemuruh dengan begitu membuncah, tapi Ica harus tetap tenang.
"Bagaimana kejutannya, manis bukan?" tanya Ica dengan tersenyum menatap Hendra dan Loli
"Kamu tidak perlu sembunyi-sembunyi jika ingin bertemu dengan gundikmu itu, khusus untuk mu dia ku hadirkan disini"
Sebenarnya ada yang terasa sakit dan nyeri di dalam hatinya, bahkan ingin sekali Ica menjambak dan menghajar dua pengkhianat dengan tangannya. Namun Ica tak mau mengotori tangannya dengan menyentuh dua orang, yang sangat menjijikkan itu.
"Ma, aku bisa jelasin semuanya"
Hendra langsung berlari dan bersimpuh di kaki Ica, Hendra memohon tapi hanya di sambut oleh Ica dengan senyum sinis. Ica berkata tak membutuhkan penjelasan suaminya, karena dirinya sudah tahu wanita bernama Loli itu siapa dan selingkuhan suaminya sebelumnya.
"Bahkan aku juga sudah tahu betapa gilanya kamu sampai bermain dengan tiga wanita sekaligus di atas ranjang, GILA!!! KAMU BENAR-BENAR GILA DAN LUAR BIASA, MAS"
"Sayang, maafkan aku....."
Hendra mengiba kepalanya mendongak sembari memasang wajah yang terlihat begitu sedih dan penuh penyesalan, tentu saja ingin mengambil hati istrinya yang saat ini dalam keadaan kecewa setelah mengetahui pengkhianatan yang dilakukannya selama ini.
"Jangan sentuh kakiku, Mas. Lebih baik kamu nikahi dia, kasihan dia lagi hamil" ucap Ica