Sugih Ronggeng merupakan kisah terdahulu hingga kini yang tidak pernah usai (terkecuali). Nadia merupakan gadis cantik dari keluarga Kartaca yang ia ketahui bahwa dirinya merupakan cucu ke 7. Banyak kejadian yang tidak Nadia pahami, namun Nadia yakin, di ujung sana "pasti ada penawarnya".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RAYYA , isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Penawarnya
Nadia yang sudah sampai di desa Aden langsung berupaya mencari - cari sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk baginya.
Di tengah upaya yang Nadia lakukan,
Ada seorang nenek tua yang menghampiri Nadia
"Geulis" (Cantik) Ucap si nenek.
Nadia yang memasang wajah kaget lantas menghiraukan nenek tersebut. Seperti kejadian pada waktu dirinya pertama kali ke desa Aden bersama Sandi sepupunya, dirinya pun di kagetkan oleh Kinasih yang membuat Nadia berpikir mungkin nenek tua ini sejenisnya.
Nadia pun melanjutkan pencariannya.
"Moal kapanggih, moal" (Sampai kapanpun tidak akan ketemu) Ucap nenek tua itu.
Nadia yang tadinya menghiraukan kini menjadi penasaran apa yang di maksud oleh nenek tersebut.
"Kamu siapa? Ada perlu apa? Apakah kamu sejenis dengan Kinasih yang sudah meneror dan membunuh keluargaku?" Tanya Nadia.
"Ahahahahahhah ahahahahaha" Nenek tua itu pun tertawa lepas dan,
"Maneh jeung indung Maneh eweuh beda na" (Kamu dan ibu kamu memang tidak ada bedanya) Ucap Nenek tua itu.
Nadia yang kesal langsung melempar nenek tua itu dengan buku - buku yang ada di dekatnya.
"Blukkkk"
(Buku yang Nadia lempar terpental dan berbalik menyerang Nadia).
"Aaaaaaaaa" Nadia pun teriak dan terjatuh usai dirinya tertimpa buku yang dirinya lempar.
"Nadiaaaaaaa..." Teriak wanita cantik berkebaya merah dengan tangan terikat rantai.
Nadia pun menoleh dan ya, Nadia mengenali wanita tersebut tidak lain merupakan Kinasih.
Nadia yang melihat Kinasih alih - alih marah dan dendam karena yang Nadia ketahui bahwa habisnya keturunan Kartaca tidak lain karena ulah Kinasih, namun Nadia merasa sedih dan iba melihat Kinasih terikat tak berdaya oleh rantai besi.
"Ada apa ini? Kenapa kalian ke sini? Tanya Nadia.
"Apakah kalian sekongkol akan menghabisi keturunan keluarga Kartaca satu - satunya?" Timpal Nadia.
Nyi Rondo yang tertawa lepas lantas menjawab.
"Sia lain bagian keluarga Kartaca" (Kamu bukan bagian dari keluarga Kartaca) Jawab Nyi Rondo.
Nadia yang semakin bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya saat itu mulai mengkerutkan dahinya dan,
"Maksudnya?" Tanya Nadia.
"Nadiaaaa..." Ucap Kinasih,
"Nadiaaaaa..." Kinasih pun tak tahan membendung air matanya.
Ketika Kinasih akan memberi tahu apa yang sebenarnya terjadi,
"Duaaaaarrrrrrr"
(Besi yang melilit badan Kinasih menyala terang seperti terbakar api).
"Panasssssss, panasssssss" Kinasih pun mejerit kesakitan.
"Ampunnnnn, ampuuuun" Ucap Kinasih.
Melihat Kinasih kesakitan, Nadia pun langsung menghampiri Kinasih dan mencoba melepaskan rantai besi nya.
Alih - alih ingin membantu, tangan Nadia menembus tubuh Kinasih.
"Hahhhhhh Hahhhhhh, gimana ini?" Ucap Nadia.
Nyi Rondo yang melihat kejadian tersebut tidak berhenti mentertawakan Kinasih dan Nadia.
Nadia pun sontak tersadar kenapa dirinya melakukan hal tersebut?
Kenapa Nadia harus menolong Kinasih? Bukannya Nadia tahu bahwa penyebab habisnya keturunan Kartaca karena ulah Kinasih?
"Bluggggg"
(Nadia pun pingsan dan terjatuh).
Kembali kepada Randy,
Randy yang bingung mencari keberadaan Nadia sontak terlintas dengan cerita - cerita Nadia.
Ya, satu kata di pikiran Randy yakni desa Aden.
Randy pun mencoba mencari tahu dan bertanya - tanya kepada orang - orang yang di temuinya mengenai keberadaan desa Aden.
Alih - alih mendapatkan jawaban, warga yang mendengar nama desa itu langsung melarikan diri seperti ketakutan. Randy pun merasa heran,
Terdengar suara warga dari kejauhan dan bilang
"Terkutukkkk, desa terkutuk"
Randy pun lantas bingung namun terus berupaya mencari desa Aden.
