NovelToon NovelToon
Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Re:Mecha/Fate When Girls Drive Machine In Another World

Status: sedang berlangsung
Genre:Sci-Fi / Tamat / Reinkarnasi / Anime / Kehidupan alternatif / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Setsuna Ernesta Kagami

Rika adalah seorang gadis yang mempunyai masalah kesehatan dalam hidupnya, tidak semua orang tau apa yang dialami oleh sosok Rika sampai akhirnya Rika meninggal dunia dan bereinkarnasi ke dunia yang penuh dengan Katafrakt.

Dengan menggunakan Gear-Driver Watch mereka yang ada disana bisa memanggil sebuah Katafrakt Raksasa.

Kembalinya hidup dari kematian seolah membuat Rika untuk mencari jati dirinya yang hilang dan mencari tahu kebenaran tentang dirinya.

Bertemunya dengan teman baru seperti Fukari Gehenna, Asuka Kagami dan sosok senior yang selalu mendukungnya, Membuat Rika menjadi terasa lebih hidup di dunia yang baru, namun takdir selalu memberikan mereka masalah seperti peperangan dan konflik yang tersembunyi. Lalu bagaimana kah cara Rika dan teman-temannya mengatasi konflik yang berkelanjutan?

[TERIMA KASIH SUDAH SUPPORT NOVEL INI]

[CERITA ORISINIL KARYA SETSUNA ERNESTA KAGAMI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Setsuna Ernesta Kagami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13: Mereka Adalah Generasi Ke 2

Kemudian, Isaac Marvel, Kepala Akademi, berjalan ke panggung bersama Miwel, Mona, dan beberapa pengajar lainnya. Suasana di aula utama menjadi lebih hening saat perhatian semua siswa dan staf tertuju kepada mereka.

Isaac mengangkat tangannya, memberi isyarat agar semua orang tenang. "Perhatian, semuanya," katanya dengan suara tegas namun lembut. "Seperti yang kalian dengar, ini adalah latihan darurat. Namun, kita harus tetap waspada dan bersedia menghadapi situasi yang sebenarnya jika diperlukan. Sebagai pilot katafrakt, kalian semua wajib mengerti."

Miwel melangkah maju, menambahkan, "Saat ini kita berada dalam masa yang penuh peperangan. Keamanan dan keselamatan kita adalah prioritas utama. Kalian semua telah menunjukkan kedisiplinan dan ketangguhan yang luar biasa. Tapi seorang pilot sejati adalah mereka yang memahami pentingnya melindungi satu sama lain."

Di luar, suara gemuruh semakin terdengar, sementara awan mendung mencoba menutupi hari yang cerah. Suasana di aula Akademi Gargantia terasa mencekam. Cahaya yang masuk dari luar hanya samar-samar, disebabkan oleh awan mendung yang menutupi langit. Banyak murid berkumpul, rasa tidak aman dan cemas menyelimuti sebagian besar dari mereka.

Di tengah kerumunan, siluet seorang murid perempuan dengan rambut putih tergerai hingga sepunggung terlihat jelas. Cahaya yang minim hanya menampilkan dirinya dari sepatu hingga dagu. Di sisi perempuan itu, Roseta menempel erat karena merasa cemas. Benar, dia adalah Ursula.

Di kerumunan lain, seseorang dengan rambut hijau tergerai sepunggung tampak melipatkan tangannya di dada. Dia selalu menatap tajam, seolah merasa terusik dengan kecemasan orang-orang. Dia berjalan ke belakang, mencari suasana yang tenang.

Di sisi lain, seorang perempuan dengan rambut hitam tergerai sepunggung menatap tenang. Mulutnya tersenyum seolah suasana di sana begitu tak berpengaruh.

Mona, yang berdiri di samping Miwel, memandang para murid dengan mata penuh perhatian. "Kami mengandalkan kalian semua untuk tetap tenang dan fokus. Kalian adalah masa depan Gargantia, dan bersama-sama, kalian akan menghadapi segala tantangan yang ada didepan."

Isaac kemudian mengarahkan pandangannya kepada Rika, yang berdiri di antara para siswa. "Rika, sebagai maiestas, apakah kau bersedia untuk berbicara sedikit tentang pengalamanmu? Mungkin bisa memberikan inspirasi kepada teman-temanmu di sini."

Rika terkejut sejenak, namun segera mengangguk dan melangkah maju. Fukari yang memegang baju Rika, nampak melepaskannya, membiarkan Rika pergi darinya. Sesaat Fukari menatap khawatir kepada Rika.

Semua mata tertuju padanya saat ia berdiri di depan mikrofon. Suasana sesaat menjadi hening. Semua menunggu apa yang ingin Rika sampaikan.

Di ruang kesehatan, suasana terasa mencekam. Asuka menatap keluar jendela, menatap lekat-lekat ke arah awan gelap, tempat di mana peperangan sedang terjadi. Dengan penuh perhatian, Asuka mendengarkan suara Rika dari speaker di Aula.

Rika Uenohara berdiri di atas panggung aula Akademi Gargantia, dikelilingi oleh ratusan murid yang memperhatikannya dengan penuh cemas. Karena mereka tau latihan itu adalah antisipasi jika Armada Arnoida memasuki kota.

Cahaya lampu panggung menerangi wajah Rika yang tenang meskipun sedikit cemas, sementara di luar akademi langit mendung menambah kesan dramatis pada momen itu. Rika awalnya tidak tau ingin mengucapkan apa, tetapi dia memiliki sesuatu... Sesuatu perasaan dalam dirinya. Yang selama ini ingin disampaikan kepada orang-orang. Yaitu, tentang apa yang pernah dia alami selama hidup didunia originalnya.

"Aku... Uenohara Rika," Rika memulai dengan suara yang tenang namun penuh kekuatan, "Saat ini, Aku ingin berbicara tentang sesuatu yang sangat penting bagi kita semua. Tentang kebanggaan dan rasa syukur atas apa yang telahku capai sebelumnya, meskipun terlihat tidak berguna,"

Dia berhenti sejenak, memandang ke arah para murid yang mendengarkannya dengan seksama, sesaat Rika mendapati Fukari yang melihatnya dengan penuh kecemasan.

"Banyak dari kalian mungkin merasa cemas dan tidak aman dengan situasi yang kita hadapi saat ini. Tapi Aku ingin kalian tahu, bahwa di balik setiap kecemasan, ada peluang untuk tumbuh dan menjadi lebih kuat."

Rika mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Sebelumnya, Aku merasa gagal untuk menjadi manusia biasa pada umumnya. Aku hidup dalam dunia yang penuh dengan batasan, baik secara fisik maupun mental. Aku menderita penyakit yang membuatku lemah, dan setiap hari terasa seperti perjuangan tanpa akhir."

Para murid mulai berbisik, penasaran dengan cerita pribadi Rika. Meskipun mereka semua tau bahwa Rika seperti sedang berbohong, karena bagi mereka semua. Rika adalah orang yang kuat dan tak memiliki penyakit apapun.

Beberapa dari mereka mengira bahwa Rika sedang bercanda dan menghibur mereka yang cemas, sebagai Maiestas, mereka lebih percaya dengan otoritas yang dimiliki Rika.

Tetapi, Fukari, Asuka, Mona dan Robert Vermilion berpandangan beda mengenai apa yang disampaikan oleh Rika sekarang.

"Namun, meskipun keadaanku sangat sulit, aku menemukan kekuatan dalam diriku untuk terus berjuang. Aku belajar untuk menghargai setiap momen, dan berusaha untuk mencapai hal-hal yang aku pikir tidak mungkin. Aku menemukan kebanggaan dalam setiap langkah kecil yang aku ambil sebelumnya, dan itu yang membuatku terus maju."

Rika tersenyum lembut, memberikan semangat kepada yang mendengarkan. "Sekarang, kita semua berada di sini, di sekolah Gargantia, menghadapi tantangan yang mungkin terasa sangat besar. Tapi ingatlah, setiap dari kalian memiliki kekuatan dalam diri sendiri untuk mengatasi segala kesulitan. Jadikan setiap pencapaian sebagai sumber kebanggaan, tidak peduli seberapa kecil itu."

Dia mengakhiri pidatonya dengan penuh keyakinan. Aula dipenuhi dengan tepuk tangan yang gemuruh. Rika turun dari panggung dengan senyum puas, merasa yakin bahwa pesan yang disampaikannya telah menginspirasi teman-temannya untuk terus berjuang dan merasa bangga dengan diri mereka sendiri.

Di sana, Sanade menatap tajam ke arah Rika, merasa ucapan Rika begitu ironis. Sementara Ursula merasakan sesuatu yang aneh terjadi kepada sosok Rika. Dan disisi lain, perempuan bernama Lena terlihat menatap terus menerus kearah Rika.

Para murid yang tengah mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa terinspirasi oleh kata-kata Rika. Miwel dan Isaac tersenyum bangga melihat keberanian Rika untuk berbicara di depan umum. Di sisi lain, Mona merasa skeptis dengan ucapan Rika, sementara Dokter Vermilion merasa mengetahui sesuatu tentang kondisi Rika.

Setelah Rika selesai berbicara dan turun dari panggung, Isaac melanjutkan. "Terima kasih, Rika. Kalian semua, ingatlah kata-kata Rika. Latihan ini adalah bagian dari persiapan kita, dan kita harus tetap teguh dengan keperibadian kita masing-masing."

Tiba-tiba, suara alarm berubah menjadi nada yang berbeda. Isaac mengernyit dan menoleh ke arah salah satu pengajar yang berdiri di belakang panggung. Pengajar itu segera menghampiri Isaac dan berbisik sesuatu kepadanya.

Isaac mengangguk serius, lalu kembali menghadap para siswa. "Perhatian, semuanya. Latihan berakhir. Setelah jam pulang berakhir, kalian boleh mengunjungi keluarga kalian."

Sepertinya mereka mendapatkan kabar bahwa pasukan Gargantia berhasil menggagalkan invasi armada Arnoida.

Saat semua murid bubar, Fukari berdiri mematung menatap Rika.

Rika mendekati Fukari, merasa ada sesuatu yang tak beres. "Fuka, ada apa?"

"Ne, Rika... apakah kau benar-benar Rika yang kukenal?" tanya Fukari dengan nada cemas.

Rika menatap skeptis. "Tentu saja, apakah ada yang aneh?"

Fuka sedikit menampilkan senyum palsunya, matanya penuh dengan kesedihan. "Tidak, aku hanya berpikir... kehilangan ingatan itu, tak semestinya membuatmu semakin berubah. Agak ironis... tapi, kamu seperti bukan Rika yang kukenal. Ne, Rika, apakah kau tidak membohongiku atau kau tak menyembunyikan sesuatu dariku, kan?"

Rika terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan Fukari. Dia ingin menceritakan kebenaran, tetapi khawatir dengan bagaimana reaksi Fukari. "Fuka, aku tahu ini sulit. Aku juga merasa ada banyak hal yang berubah dalam diriku. Tapi aku tidak membohongimu. Aku hanya... masih mencoba memahami semuanya sendiri."

Fukari menghela napas, lalu menatap Rika dengan penuh harap. "Baiklah, Rika. Aku percaya padamu. Tapi tolong, jika ada sesuatu yang kau sembunyikan, beritahulah aku. Kita bisa menghadapi semuanya bersama."

Rika mengangguk pelan. "Aku janji, Fuka. Aku tidak akan membohongimu dan kita akan selalu bersama."

Fukari tersenyum kecil, meskipun masih ada keraguan di matanya. "Aku percaya kepadamu, Rika."

Mereka berdua berjalan keluar dari aula, merasakan angin sejuk yang bertiup di sekitar Akademi Gargantia. Rika merasa sedikit lebih lega, namun di dalam hatinya, dia tahu bahwa masih banyak yang harus diungkapkan dan dihadapi. Sementara itu, Fukari berharap kepercayaan yang ia berikan tidak akan dikhianati, meskipun bayangan keraguan masih menghantuinya.

Sementara itu diperbatasan gurun yang membentang luas.

Seluruh pasukan armada Arnoida tumbang, beberapa dari mereka menyerah dan melarikan diri, meninggalkan kehormatan mereka sebagai pilot. Puing-puing dan debu beterbangan di medan perang yang kacau balau. Sementara itu, hanya beberapa anggota armada Gargantia yang masih berdiri gagah, menunjukkan determinasi dan keberanian mereka. Di depan mereka, Nova Zephyrion berdiri tegak, terus mengawasi sisa pasukan Arnoida yang ingin menyerang, meskipun mereka telah kalah telak.

Di sisi lain medan perang, Raja Leonard dari Kerajaan Arnoida mengamati situasi dengan cemas dari markas besarnya. Matanya terpaku pada layar yang menunjukkan kekalahan pasukannya. "Bagaimana ini bisa terjadi?" gumamnya dengan nada tidak percaya. "Setsuna... kau memang lawan yang tidak bisa diremehkan!"

Setsuna, di dalam kokpit Nova Zephyrion, menatap layar monitor dengan tatapan tajam. "Sepertinya mereka semua sudah tak sanggup melanjutkan peperangan ini," katanya kepada dirinya sendiri, suaranya tenang namun penuh kewaspadaan. "Aku harus memastikan mereka tidak memiliki kesempatan untuk kembali menyerang."

Nova Zephyrion melangkah maju dengan tegas, mengarah ke kelompok terakhir dari pasukan Arnoida yang masih bertahan. Dengan desain yang memukau dan detail rumit, Nova Zephyrion berdiri kokoh di tengah medan pertempuran. Armor Nova yang mengkilap memantulkan cahaya redup di sekitarnya, menambah kesan anggun namun mematikan.

Pada bahunya yang kuat, terpasang meriam termoelektrik besar yang bersinar dengan cahaya putih, menandakan energi yang berdenyut di dalamnya.

Saat Setsuna bersiap untuk melepaskan tembakan meriamnya, pipa dan kabel di sekitarnya mulai menyala, memperlihatkan aliran energi yang semakin intens.

Suara mendengung yang pelan tapi jelas terdengar saat meriam itu mengumpulkan daya. Dalam sekejap, meriam tersebut melepaskan tembakan, mengeluarkan pancaran energi putih yang memotong udara dengan kecepatan luar biasa, menghasilkan ledakan besar di titik sasaran. Kekuatan destruktif dari tembakan itu menunjukkan kemampuan tak terbantahkan dari Nova Zephyrion dalam pertempuran.

BUM !!!

Di dalam markas besar Arnoida, Raja Leonard mengepalkan tangannya dengan marah. "Sialan! Lagi-lagi dia menghalangi jalanku!! Tidak bisa dibiarkan!! Aku benci mengakui ini, tapi sepertinya pasukanku tidak siap menghadapi kekuatan seperti itu," katanya kepada para penasihatnya. "Aku tidak bisa membiarkan Gargantia terus-menerus mengalahkan kita!"

Seorang penasihat menatap Raja Leonard dengan gugup. "Apa yang harus kita lakukan, Yang Mulia?"

Raja Leonard menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. "Kita akan mundur sementara dan mengumpulkan kekuatan baru. Kita akan menemukan cara untuk mengalahkan Gargantia dan pasukannya. Pertempuran ini belum berakhir."

Raja itu berdiri. "Dan... kerahkan semua gadis-gadis itu! Aku ingin mereka melakukan pekerjaannya!"

Sementara itu, Nova Zephyrion berdiri di tengah medan perang yang kini sunyi. Setsuna mengamati sekeliling, memastikan bahwa tidak ada ancaman yang tersisa. "Sepertinya selesai," katanya melalui komunikasi. "Semuanya! Bantu yang masih bertahan! Sementara ini, mereka tidak akan menyerang kita dan kita harus membangun ulang pertahanan kita! Mengerti?!"

Para pilot armada Gargantia bersorak, "Dimengerti!"

1
Gehrman
ini baru ya udah revisi? Soalnya aku cari komenku gk ada di novel ini
S. E Kagami: Iya, Full Revamp. Tapi ceritanya blm dilanjutin lgi. Kena writer block
total 1 replies
Kurokami Melisha
Fukari GG Gaming, diem2 ternyata pro bisa ngalahin Pilot sekelas jendral kerajaan.
Kurokami Melisha
Sanadeeeeeee /Sob//Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Woilah jangan ngincer sanadeeee!/Panic/
Kia Shoji
Kagum banget sama karya ini thor
Kurokami Melisha
Fukari /Drool/
Kurokami Melisha
Fukariiiii, hampir aja Lena mati *Thanks thor!! lena dibikin plot armor gini /Whimper//Whimper//Whimper//Whimper/ kasian lena udah berjuang demi rika
S. E Kagami: Hihi.. Nanti ada kejutan lainnya.
total 1 replies
Kurokami Melisha
Asukaaa /Sob//Sob/
Kurokami Melisha
Asukaaaaa /Sob//Sob/ awal di eps Asuka emang nyebelin, tapi di arc ini asuka keliatan banget sayang sama rika /Sob//Sob/ semoga plot armornya tebel asuka /Sob/
S. E Kagami: Setipis tisyu
total 1 replies
Kurokami Melisha
lanjutkan thor
Kurokami Melisha
Lena kalau udah serius serem juga
Kia Shoji
Rikaa... ❤️❤️
Kurokami Melisha
The best ceritanya, lanjutkan thor go update!! /Drool/
Kurokami Melisha
Rika berkharisma banget, saya jadi terhura-hura dengan Rika versi ini /Drool/
Sani
wahhh aku suka yang kaya gini
Kurokami Melisha
Apakah Rika bakalan jadi OP thor? setelah ikuti ceritanya diawal itu Rika versi yang lain OP kayak setsuna ya??
S. E Kagami: Rahasia
total 1 replies
Kia Shoji
Salut thor sm idenyaa
S. E Kagami: Terima kasih banyak
total 1 replies
Sary Utami
lanjut thor
Mirza Pradana
Mantep
S. E Kagami: Makasih /Smile/
total 1 replies
kuze masachika
seru banget ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!