Hot Affair With Ipar

Andra terus aja berusaha menghubungi istrinya tapi hingga saat ini wanita itu tidak juga menjawab panggilan telepon darinya. Entah kemana perginya Deswita, itu benar-benar membuatnya penasaran karena sejak tadi dia sudah mendarat di Singapura dan bahkan saat ini dia sudah berada di hotel untuk istirahat.

Tapi wanita yang dihubunginya entah pergi ke mana dan dia tidak mendapatkan jawaban apapun dari Deswita. Itu benar-benar membuat Andra merasa penasaran, sebenarnya ke mana perginya wanita itu. Kenapa tidak ada kabar hingga saat ini.

Karena sudah terlanjur kesal dengan istrinya itu, Andra lebih memilih untuk pergi membersihkan dirinya sebelum makan malam. Tak lama setelah dia pergi membersihkan tubuhnya, pintu kamar yang diketuk dan itu Aluna.

"Ada apa?" tanya Andra ketika dia membuka pintu kamarnya.

Deg!

Aluna terdiam ketika melihat penampilan Andra yang hanya menggunakan handuk di pinggangnya. Pemandangan macam apa ini? untuk pertama kalinya dia melihat laki-laki dengan begitu santainya memamerkan dada bidangnya dan lengan yang berotot. Itu benar-benar membuatnya terdiam terdiam.

"Aku tanya ada apa Aluna?" tanya Andra lagi ketika melihat wanita itu terus saja diam sejak pertama kali dia membuka pintunya.

Mendengar suara Andra yang kembali mengatakan hal seperti itu pada yang membuat Aluna tersadar. Dia tersadar dari lamunannya, hingga membuatnya diam memaku di tempatnya.

"Maaf, pak. Saya hanya ingin memberitahukan bahwa makan malamnya sudah siap dan kita-"

"Aku tau!" Jawa Andra yang langsung menutup pintu kamarnya begitu saja karena dia tidak ingin Aluna masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan Aluna langsung menggelengkan kepalanya karena dia tidak ingin mengingat yang baru saja dialaminya tadi. Pemandangan panas yang dilihatnya dari Andra. Laki-laki itu sangat panas hingga membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih lagi.

"Astaga, aku harus fokus! iya, aku harus fokus dan tidak boleh oleng. Aku tidak ingin mengecewakan Maharani yang telah membantuku. Aku benar-benar tidak ingin membuatnya kecewa!" ucapnya lagi yang kembali fokus pada tujuannya saat ini dan dia tidak akan terlena dengan pemandangan tadi.

Setalah menunggu beberapa saat, akhirnya Andra kembali keluar dari dalam kamarnya dan dia menghampiri dirinya yang sudah menunggu sejak tadi. Melihat Andra yang baru saja keluar dari kamarnya membuat Aluna langsung menyiapkan kursi untuk laki-laki itu duduk.

Aluna mempersiapkan semuanya untuk laki-laki itu. Bukan karena dia memiliki perasaan tapi memang itu yang harus dilakukan sebagai seorang sekretaris yang menemani bosnya pergi makan di luar.

"Pak, saya-"

"Ada apa Aluna?" Andra langsung memotong perkataan wanita itu karena dia ingin tahu apa yang akan dibicarakan oleh Aluna.

"Itu, pak-maaf..." Aluna berdiri dan merapikan kerah kemeja Andra cara laki-laki itu terlihat berantakan dengan penampilannya malam ini.

Jantungnya berdebar kencang ketika Aluna berada di dekatnya seperti itu. Apalagi ketika mencium aroma tubuh Aluna yang berbeda, itu benar-benar membuatnya merasa berdebar.

Menurut Andra aroma tubuh Aluna itu benar-benar berbeda. Entah sabun apa yang dipakai wanita itu, yang jelas itu membuat Andra merasa gila. Tapi dia harus tetap waras. Andra tidak boleh tergoda dengan siapapun karena dia sudah memiliki istri di rumahnya.

"Terima kasih," ucapnya pada Aluna setelah wanita itu merapikan penampilannya.

Aluna hanya menganggukkan kepalanya saja dan mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka dengan makan malam bersama.

Setelah selesai, mereka berjalan berdiri dengan menuju kamar mereka masing-masing. Tapi, sebelum mereka masuk Andra bicara dengan wanita itu karena besok ada meeting besar yang harus mereka tangani.

"Aluna," panggil Andra pada sekretarisnya itu, hingga membuat Aluna langsung menyahutnya dengan cepat.

"Ya, pak?" tanya Aluna ketika Andra memanggilnya.

"Besok, tolong persiapan semuanya. Jika aku terlambat tolong bangunkan aku. Kita benar-benar harus bisa mendapatkan tender besar ini dan jika kita berhasil menjalin kerjasama dengan perusahaan itu, maka perusahaan kita semakin berkembang. Kita akan mendapatkan keuntungan yang besar demi perusahaan kita Aluna. Jadi aku harap kamu benar-benar bisa bekerja dengan baik besok. Tolong bantu aku mendapatkan tender ini." jelas Andra karena dia benar-benar berharap bahwa mereka bisa mendapatkan proyek besar ini.

Proyek ini adalah proyek impian Andra dan jika mereka bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan besar ini, maka perusahaan mereka juga mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Bukan hanya keuntungan saja, tapi mereka bisa mendapatkan jalan yang lebih mulus lagi untuk menuju perusahaan internasional.

"Saya akan berusaha sebisa saya pak Dan tolong bimbing saya. Saya harap saya tidak akan mengecewakan bapak." jawab Aluna karena dia pun akan berusaha untuk mendapatkan proyek besar ini.

Setelah mendengar jawaban dari Aluna, Andra merasa sedikit lebih tenang dan dia tidak terlalu grogi lagi. Dia sangat berharap bahwa besok adalah hari yang baik untuk mereka.

***

Keesokan paginya, Aluna sudah siap lebih dulu dan dia belum mengetahui keberadaan laki-laki itu. Seperti apa yang dia katakan tadi malam, Aluna udah harus membangunkannya jika dia terlambat.

Karena sudah mendapatkan perintah seperti itu dari bosnya, Aluna memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Andra. Setelah mendengar sambutan dari laki-laki itu Aluna pun masuk ke dalam kamarnya.

"Masuk!" jawab Andra dari dalam kamarnya hingga membuat Aluna masuk.

Dia benar-benar masuk ke dalam kamar laki-laki itu. Tapi setelah dia masuk, dia melihat Andra yang sedikit kesusahan maka dari itu dia berinisiatif untuk membantunya.

"Biar saya bantu pak. Saya rasa dasi ini tidak cocok dengan jas yang bapak pakai. Jadi biar saya pilihkan lagi." kata Aluna karena dia merasa bahwa itu tidak cocok dengan jasnya.

Dia mencari dasi milik Andra yang sesuai dengan jas yang dipakainya saat ini hingga dia menemukan sebuah dasi dan langsung memasangkannya di leher pria itu.

Posisi keduanya benar-benar sangat dekat, dan dari jarak yang terdekat itu Andra bisa mencium aroma tubuh Aluna yang sangat segar di pagi hari. Apalagi dia bisa mencium aroma rambut Aluna yang begitu segar. Seperti aroma strawberry, dan dia menyukainya.

"Nah, seperti ini sudah cocok." ucapnya setelah memasangkan dasi Andra. Dia melihat bahwa penampilan laki-laki itu sudah jauh lebih baik sekarang.

Tapi masih ada yang kurang, karena rambut Andra masih terlihat berantakan. "Pak, rambutnya belum rapi. Ayo duduk dulu, biar saya bantu rapikan." ucapnya lagi pada Andra hingga membuat laki-laki itu pasrah.

Dia duduk di atas tempat tidurnya dan membiarkan Aluna merapikan penampilannya. Terlihat bahwa wanita ini benar-benar sangat telaten mengurus setiap keperluannya. Bahkan selama pernikahannya dengan Deswita saja pun wanita tidak pernah memperhatikan penampilannya seperti ini. Tapi Aluna? dia bisa melihat dan merapikan penampilannya dengan begitu baik.

***