Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasa Makin dekat
seperti saat berangkat Dody yang menjemput Danica maka pulang pun Dody mengantar Danica sampai apartemen Danica "kamu istirahat dulu saja hari ini, kebetulan kan besok sabtu jadi kamu ada waktu istirahat dua hari sebelum kita kembali sibuk menyelesaikan pekerjaan kita " ucap Dody ketika menyerahkan tas yang di bawa Danica selama di Malang
"iya kak, ini juga mau istirahat seharian " balas Danica
"ya sudah kalau begitu kakak pulang ya" Dody segera pamit untuk pulang karena dirinya juga cukup lelah dan ingin segera beristirahat di rumah
"iya kak, hati-hati" Danica melambaikan tangannya pada Dody
Langkah Danica cukup lelah menapaki jalan menuju unit apartemennya "lelahnya " Danica memijat tengkuknya yang terasa kaku setelah perjalanan jauh
"loh Danica, kamu sudah pulang "sapa Al dengan senyum lebarnya ketika melihat Danica akan memasuki lift
Melihat sapa yang menyapanya Danica langsung mengembangkan senyumnya "kak Al baru pulang bekerja " tebak Danica setelah melihat penampilan Al yang masih memakai setelan kantor dan terlihat agak berantakan
"iya, kakak baru pulang bekerja, tadi saja kakak shalatnya di kantor karena banyak pekerjaan" Al mengangkat paper bag di tangannya
"kebetulan kakak beli makanan banyak, kamu mau ikut makan bareng kakak" Al menawarkan Danica makan bersama karena makanannya cukup banyak
"boleh kak, kebetulan tadi belum sempat makan karena pengen cepat nyampe rumah setelah sampai bandara" Danica tentu tidak menolak tawaran baik dari Al
"ya sudah kamu bebersih dulu saja, terus nanti kamu langsung ke kamar kakak, masih ingat password pintunya kan " tanya Al
"masih kok kak, nanti abis mandi aku ke apartemen kakak" balas Danica dengan senyum lebarnya
"nanti kalau kakak lama mandinya, kamu langsung makan saja ya, soalnya kakak pengen berendam dulu, jadi mungkin agak lama mandinya " ucap Al
"oke kak, santai saja " tak menunggu lama lagi Danica segera masuk ke dalam unit apartemennya dan segera membersihkan diri dengan berendam air hangat terlebih dahulu untuk mengurangi rasa lelah yang sedang ia rasa saat ini
***
Danica langsung masuk ke dalam unit apartemen Al dan melihat makanan yang di beli Al masih di atas meja makan "ini pasti kak Al belum selesai mandi " Danica menyempatkan diri untuk mencuci piring kotor Al yang masih ada di wastafel barulah ia memindahkan makanan yang sudah di beli ke atas piring
"loh Danica kamu cuci piring kotor kakak" Al cukup terkejut melihat cucian piring kotor sisa makannya tadi pagi sudah tidak ada
"sekalian saja kak, risih juga lihatnya " balas Danica
"terima kasih ya " ucap Al dengan cengirannya
"ya sudah makan yuk kak, aku juga agak ngantuk tapi lapar nih " ajak Danica
"ayok " Al duduk di sebelah Danica dan seperti biasa makan dengan saling bertukar lauk
"oh ya Danica, gimana kerjaan kamu, lancar kah " tanya Al
"lancar kok kak, tinggal finishing saja jadi minggu depan mungkin kerjaan juga sudah selesai dan besoknya bisa agak santai urus kerjaan " balas Danica
"syukur deh kalau gitu, kakak ikut senang dengarnya " ujar Al
"kakak sendiri gimana, lancar kerjaannya " tanya Danica
"lancar kok, cuma mama lagi rewel minta kakak sering di rumah dan gak tinggal di apartemen" ucap Al membuat dada Danica berdesir nyeri
"lah emang rumah kakak dekat sini " Danica belum sedetail itu tahu mengenai kehidupan Al
"ah kakak belum pernah cerita ya " tiba-tiba Al tersadar kalau dirinya belum pernah menceritakan apapun pada Danica mengenai keluarganya ataupun kehidupannya padahal Danica termasuk bercerita banyak mengenai kehidupan keluarga Danica walaupun tidak secara keseluruhan di ceritakan pada Al
"belum pernah " balas Danica apa adanya
"jadi rumah kakak masih ada di wilayah Jakarta hanya saja kakak emang jarang pulang karena malas dirumah soalnya adik kakak manja sekali dan selalu punya banyak mau, makanya kakak selalu menghindari untuk tidur di rumah, cuma beberapa waktu ini adik kakak sedikit ada perubahan jadi mama kakak minta kakak sering di rumah dan bukannya tidur di luar " jelas Al akan kondisi rumahnya saat ini
"terus kakak bakal jarang di apartemen dong " terlihat sekali jika Danica cukup sedih mendengarnya
"jangan sedih gitu dong" Al mengusap kepala Danica dengan gemas " biarpun kakak jarang pulang ke sini kan bukan berarti kamu gak bisa telpon kakak, kita akan tetap jadi teman dekat " ucap Al dengan lembut
"iya kak, aku gak sedih kok, tapi kakak harus janji gak boleh mengabaikan pesan aku "Danica berusaha sekuat mungkin untuk tidak menunjukan kesedihannya di depan Al, karena Danica tidak ingin Al menyadari perasaannya pada Al
Perasaan yang makin dalam pada sosok pria yang begitu hangat sejak awal perkenalan mereka, rasa yang awalnya hanya sekedar tertarik kini sudah berubah makin dalam dan mungkin sudah masuk dalam tahap jatuh hati
***
Lionel kini tengah menimbang-nimbang apakah akan menelpon Al atau tidak "ah telpon saja" putus Lionel untuk menelpon Al
"ada apa" tanya Al dengan ketus saat panggilannya sudah tersambung
"aku mau bicara sesuatu sama kakak" ucap Lionel
"ada apa sih, besok ajalah bicaranya, kakak lagi sibuk" ketus Al pada Lionel
"galak amat lah " sayup-sayup Lionel mendengar suara wanita yang sedang memanggil Al
"nah itu suara wanita, jangan-jangan kakak punya istri di luaran sana ya " tuding Lionel pada kakak sepupunya
"jangan sembarangan bicara ya Lio, sudahlah kakak masih ada kesibukan, kalau mau bicara besok pagi saja " Al langsung memutus sepihak panggilan mereka membuat Lionel terus memandangi layar ponselnya yang mulai menggelap
"kakak sudah punya pacar kak" Lionel bergumam sendiri menebak apakah wanita yang ada di dekat Al adalah pacar Al
"ah bisa jadi senjata ini" Lionel rasa ini bisa jadi satu bahan untuk menekan kakaknya memberikan satu unit apartemen yang sama dengan tempat Danica tinggal
***
"siapa kak" Danica datang dengan buah potong dan menyajikannya untuk Al
Al menyimpan ponselnya ke dalam saku celana "ini adik sepupu kakak, dia kalau nelpon kakak pasti ada mau " balas Al
"biarpun mereka punya banyak mau, tapi setidaknya punya keluarga cukup menyenangkan kak, gak kaya aku yang cuma ada mama saja " ucap Danica
"hubungan kamu dengan Daddy kamu belum membaik" tanya Al
"Daddy lebih suka kerja ketimbang habisin waktunya sama aku dan Mommy, jadi ya begini lah " balas Danica
"kamu yang memilih kerja di sini ada rencana buat ajak mama kamu untuk tinggal di sini kah " tanya Al
"belum tahu juga sih kak, lihat nanti " Danica jadi teringat kalau kedatangannya ke negara asing ini adalah untuk bisa menuntut balas atas kehidupan yang di dapatkan sang mama semasa remaja tapi entah kenapa dia lupa sejenak akan rencana awalnya
"kamu pikirin dulu baik-baik sih Danica, mengajak orang tua tinggal bersama kan butuh banyak pertimbangan" Al mengambil buah potong yang sudah di siapkan Danica dengan begitu lahap
"ini manis Danica" Al menyuapkan buah potong itu untuk Danica dan Danica menerima suapan Al dengan senang hati
"maafkan aku Mommy, maafkan aku yang ingin berhenti sejenak dan menikmati kisah cinta pertamaku Mom. Seperti mommy yang tidak bisa mengendalikan rasa cinta mommy untuk Daddy, aku pun juga begitu mom, aku gak bisa mengendalikan rasa cintaku untuk pria satu ini, dan Danica harap mommy akan mengerti jika Danica ingin egois sekali saja" ucap Danica dalam hatinya