NovelToon NovelToon
The Villainess Wants To Retired

The Villainess Wants To Retired

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Venus Earthly Rose

Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34 : Benci yang Menjadi Nafas

"Bukankah manusia berubah? Aku adalah salah satunya. Aku tak tahu apa yang merasuki diriku dulu sehingga aku merundung Margareth seperti itu. Bukankah seharusnya Kalian berterima kasih kepadaku? Karenaku, Anthony dan Margareth bisa bersatu dan tak ada halangan lagi di antara mereka."

"Iya. Aku sungguh senang sekali. Margareth adalah nona yang manis dan lugu. Mereka sangat serasi."

Ratu lalu tertawa. Tawa yang sangat dipaksa.

"Iya. Berkebalikan denganku. Aku juga menyesal menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk hal bodoh." Kataku lagi.

"Apa?" Tanya Ratu.

"Tidakkah dia dan Margareth saling cinta. Iya meskipun di saat yang tidak tepat."

"Hal bodoh?" Tanya Ratu lagi. Ia terdengar emosi.

"Iya. Aku tak mengatakan jika Anthony bodoh. Aku. Aku yang bodoh. Padahal banyak pria yang mau padaku." Kataku sambil sedikit tertawa.

Rasakan ini!

Sebenarnya aku tak tega melihat Margaret yang terlihat sangat malu namun terasa menyenangkan melihat Ratu menahan malunya seperti itu. Kata Catherine, Ratu sangat sering merundung Yrina.

"Oh, iya, Nona Lavien, aku dengar belakangan ini kau melabuhkan hatimu kepada orang baru. Apakah pria ini akan menjadi pria yang beruntung karena hatimu telah memilihnya? Apakah kira-kira seperti itu Nona Lavien?"

"Entahlah, Yang Mulia. Mungkin saat ini perasaanku juga akan bertepuk sebelah tangan namun hal itu tak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti aku yang akan menjadi lebih bahagia dari diriku yang sekarang. Sejujurnya setelah melepaskan gelar sebagai seorang calon Putri Mahkota pundakku terasa ringan dan aku merasa begitu bahagia dan hidup. Bukankah semua orang sudah berbahagia sekarang, Yang mulia Ratu?"

"Iya. Jadi apakah kau tertarik kepada Yrina Lavien, Tuan Thatcher?" Kata Ratu. Ia mengalihkan perhatiannya kepada Dimitry.

Sebelum Dimitry membuka mulutnya, aku berbicara lebih dulu, "akhir-akhir ini aku merasa bosan dengan warna perak jadi aku memutuskan untuk melihat warna pirang atau keemasan. Sejujurnya karena keemasan terlihat begitu cantik di mataku. Aku juga tidak tahu alasan pastinya, setelah sembuh banyak hal yang berubah dariku dan kurasa ini perubahan yang baik."

Aku lalu melirik ke arah Leonard yang masih sibuk berkutat dengan makanan di atas piringnya.

"Aku juga baru sadar, Yang Mulia. Selama ini Leon saat memperhatikanku dan aku baru bisa melihat itu dengan mata kepalaku sendiri setelah sekian lama."

Leonard menghentikan kegiatan makannya seketika. Dia sedikit melirik tak terima kepadaku namun ternyata dia malah setuju untuk ikut campur dalam sandiwaraku.

"Sejujurnya aku masih mempertimbangkan apakah aku mau untuk menghabiskan sisa umurku bersama nya atau tidak. Mengingat dia terlalu sempurna sehingga aku tak bisa memahami kesempurnaan itu." Kata Leonard.

Ini menyenangkan sekaligus membuatku ilfil mendengar ucapannya. Tubuhku seketika merinding. Galliard berdeham untuk menahan tawanya.

"Kapan Pangeran Alistaire tiba, Yang Mulia Raja?" Tanya papa. Ditujukan untuk Raja. Aku tahu papa berniat mengakhiri perdebatanku dan Ratu.

"Dia dijadwalkan tiba hari ini, jika tak ada aral melintang, Tuan Thatcher. Dia sudah terlalu lama di Kerajaan Tatar." Jawab Raja.

Alistaire? Aku baru mendengar nama itu. Tak ada yang pernah menceritakannya kepadaku sebelumnya. Pangeran Alistaire adalah Pangeran Sulung dan merupakan putera Ratu terdahulu. Dia juga merupakan mantan Putra Mahkota. Namun, saat sang ibu meninggal dan Ratu yang sekarang naik tahta, posisi itu digantikan oleh Anthony.

"Aku sudah lama tak mendengar kabarnya. Apa dia baik-baik saja?" Tanya Paman Barron. Beliau ikut bergabung dengan percakapan.

Aku lalu menoleh ke arah Ratu yang mendadak terlihat pucat mendengar nama Alistaire.

"Bukankah kau ada janji dengan Yvanna? Puteriku, temuilah adikmu, kurasa dia sudah menunggumu sekarang." Kata Papa.

Aku seketika undur diri dan lucunya Leonard juga mengikutiku dari belakang. "Kami akan undur diri lebih dulu, aku rasa burung pipitku dimakan kucingnya Yrina." Katanya.

Setelah kami berdua keluar dari ruang makan, kami langsung tertawa terbahak-bahak dengan sangat nyaring. Aku sengaja tertawa dengan sangat nyaring agar orang-orang yang di dalam tahu jika kami sedang menertawakan apa yang baru saja terjadi.

"Kau berutang padaku, Yrina." Kata Leonard.

"Tenanglah, tentu saja aku akan membayarmu, sekarang apa yang kau inginkan, Leon?" Tanyaku.

"Kucingmu. Berikan dia kepadaku!" Jawabnya.

"Tidak bisa. Aku suka kucing. Mintalah yang lain!"

Kami lalu berjalan beriringan menjauh dari ruang makan.

"Kau suka kucing? Itu mustahil."

"Kenapa mustahil?"

"Kau suka menyiksa kucing itu."

Aku terdiam seketika. Apa? Sungguh? Ini gila! Yrina, apa kau benar-benar gila?

"Berikan saja kucingmu padaku. Daripada kau terus menyiksanya." Kata Leonard lagi.

"Tidak. Aku takkan menyiksanya lagi. Aku akan mencarinya."

Kami lalu berpisah dan aku menuju kamar Yvanna. Saat aku sampai di depan kamarnya, lagi-lagi hal yang sama terjadi seperti pagi tadi di tempat Nenek Kanna. Belum sempat aku mengetuk pintunya, Yvanna sudah membukanya lebih dulu dari dalam. Dia pasti punya indera keenam. Setelah membuka pintu, Yvanna sempat terdiam sebentar menatapku dan mempersilahkanku masuk dengan kikuk. Ini pertama kalinya aku masuk ke dalam kamarnya yang dipenuhi warna merah muda. Lalu aku duduk dengan nyaman dan saat aku mengalihkan pandanganku kepadanya, ia sedang memperhatikan gerak-gerikku dan seketika mengalihkan pandangan.

"Kenapa?" Tanyaku.

"Tidak. Tidak ada." Jawab Yvanna. Dia lalu menyusul duduk di hadapanku. Dia masih terlihat sangat canggung.

"Bisakah kita mulai pelatihannya? Aku ingin belajar tentang Sihir Dimensi secepatnya."

"Baiklah. Kita mulai darimana?"

"Entahlah. Kau yang putuskan saja. Oh iya, aku minta maaf tentang kalungmu, aku sudah meminta para pelayan memperbaikinya namun tak bisa. Batu delimanya selalu kembali retak saat disatukan." Kataku. Aku memang belum berhasil memperbaikinya.

"Tak masalah. Biarkan saja."

"Baiklah."

Yvanna lalu mulai menjelaskan sedangkan aku mulai mencatat semua yang ia katakan. Sihir Dimensi adalah jenis sihir yang membuka portal ke suatu tempat. Titik terjauhnya sama dengan Sihir Pemanggilan, yaitu bintang. Titik terdekatnya adalah ruangan berbeda di kawasan yang sama. Sihir Dimensi sendiri merupakan sihir yang memanfaatkan tempat. Salah satu manfaat sihir ini adalah untuk teleportasi dan perpindahan.  Yvanna juga mempraktikkan bagaimana cara kerja sihir ini. Dia memindahkan buku yang ku bawa bersamaku ke dalam kamarku. Dia juga membuat dua buah portal, memasukkan tangannya ke dalam salah satu portal yang ia bentuk dan tangannya keluar dari portal yang lain. Sungguh sihir yang menakjubkan. Sihir Dimensi memerlukan Manna yang sangat besar.

"Lalu bagaimana dengan sihir hitamnya?" Tanyaku. Aku ingin tahu juga tentang Lazha.

"Kenapa kau ingin tahu yang itu?" Tanyanya balik.

"Kenapa kau tak jawab saja pertanyaanku?" Aku mulai kesal. Anak ini.

"Suatu hari nanti kau akan mengetahuinya lagi, saat ingatanmu kembali. Kau cukup ahli dalam hal ini."

"Apa? Apa maksudmu? Dik, jika kau memang tak berniat untuk mengajariku sihir. Tak masalah. Aku takkan mengganggumu. Untuk semua kesalahanku di masa lalu, aku sungguh minta maaf. Akan ku tebus semua itu satu persatu dan perlahan-lahan. Aku akan bertanya saja kepada Galliard tentang sihir ini." Kataku.

Lalu aku membereskan semua buku yang ku bawa dan bangkit. Aku akan kembali saja ke kamarku.

"Kau berteman dengan Penyihir Hitam." Katanya.

"Hah? Apa?"

1
Retno Isma
🌹🌹🌹
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
☕☕☕
Retno Isma
🌹🌹🌹🌹
Retno Isma
jangan Hiatus ya please... selesaikan sampe tamat.. 🌹🌹🌹🌹🌹
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
Venus Earthly Rose: siap kakak cantik 🥰
total 2 replies
Anonymous
lanjuddd semangat/Rose/
Venus Earthly Rose: makasih kakak ganteng 🫶🏻
total 1 replies
MiseryInducing
Seru banget, thor harus cepat update lagi dong!
Venus Earthly Rose: makasih kakak keren🫶🏻
total 1 replies
Celeste Banegas
Aku tidak bisa tidur sebelum membaca kelanjutannya, jadi cepat update ya thor! 😴
Venus Earthly Rose: makasih kakak imut 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!