NovelToon NovelToon
One Step Closer

One Step Closer

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Mafia / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Gangster
Popularitas:60.8k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Dia wanita,,,
namun,,,, selalu di anggap pria,,,,

"Dia pria,,,,
namun,,, mereka yang menyebutnya pria terkejut setelah mengetahui bahwa dia adalah wanita.

Berpenampilan layaknya pria, menyembunyikan rambut panjang di balik topi yang selalu dia kenakan, sekaligus menjadi pemilik dari beberapa cafe yang tersebar di beberapa kota.

Pandai beladiri, namun juga pandai mambuat hidangan Dessert yang akan membuat setiap lidah yang mencobanya tidak akan pernah mengatakan 'Tidak'.

Hanya sebatas itu saja yang orang-orang ketahui dari sosoknya. Dia yang terlihat memiliki kehidupan damai ternyata menyimpan rahasia besar dan selalu di tutup rapat dari seseorang yang sangat dia sayangi.

Memainkan senjata, menantang maut, membunuh, bukan hal yang mengejutkan baginya. Dia hanya memiliki satu kalimat yang selalu ia simpan dalam benaknya 'Membunuh atau Dibunuh'

Dan ketika orang yang dia sayangi tahu kebenarannya? Apa yang akan terjadi?



Ikuti kisahnya,,,,,!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Kembalinya Jefferi. OSC 13

"Apa yang sebenarnya Mama sembunyikan dariku?"

Charles kembali berkutat dengan komputernya, mencari data ibunya sendiri. Namun hanya menemukan tentang nama sang ibu yang menjadi pemilik dari lima cafe dan menjadi pembuat dessert terbaik di kota.

"Semua hanya tentang cafe beserta alamatnya,"

Charles kembali bergumam, lalu menyandarkan punggungnya. Pikirannya kembali ke saat dimana dirinya masih kecil dan ia mendengar apa yang dikatakan ibunya namun tidak bisa membuka kedua matanya, termasuk menggerakkan tubuhnya sendiri. Ia hanya tahu ketika bangun tidur pada keesokan harinya, ia sudah berada di tempat asing bersama Jay tanpa ibunya.

"Saat itu, aku mendengar semua yang Mama katakan,"

"Kenapa Mama menyebut diri Mama sebagai pem_,,,"

Charles memejamkan kedua matanya, tidak bisa melanjutkan kalimat yang akan ia ucapkan meski dua kata itu melekat kuat dalam ingatannya.

'Pembunuh bayaran? Mustahil! Mama tidak mungkin menjadi pembunuh,' batin Charles.

'Aku hanya tahu Mama mahir dalam beladiri dan menghajar mereka yang menyakiti orang-orang yang berada disekitar Mama. Hanya sebatas itu saja,'

'Membuat mereka di rawat di Rumah sakit, namun tidak sampai membunuh,'

Charles menggelengkan kuat kepalanya, menepis semua pikiran buruk yang selama ini mengganggu pikirannya.

"Kak Jay juga tidak mau mengatakan apapun meski aku bertanya,"

"Aku tidak mengatakan bahwa aku mendengar semua yang Mama katakan malam itu karena aku tidak ingin membuat Mama bersedih,"

"Mama sudah merawatku, memberiku kasih sayang berlimpah, mencurahkan semua perhatian Mama untukku, dan memastikan aku selalu mendapatkan yang terbaik,"

"Bahkan selalu mengabulkan apapun yang aku inginkan walau itu berat,"

Charles kembali menghela napas panjang, menatap layar komputer dengan putus asa sembari mengacak kasar rambutnya sendiri. Tanpa menyadari di tempat yang berbeda Claira justru tengah tersenyum mengetahui pergerakan Charles yang berusaha masuk ke server miliknya melalui laptop.

"Dasar, anak ini selalu saja penasaran dengan semua hal yang berkaitan denganku. Bagaimana aku tidak begitu menyanyanginya jika dia semanis ini," ujar Claira setengah bergumam.

"Dia bahkan bisa masuk Biro Intelijen dalam waktu singkat dan membuktikan ucapannya. Menyembunyikan kemampuan peretasan dari ibumu sendiri adalah tindakan ceroboh, Baby. Kamu justru membuat dirimu terlihat karena terus membuka dataku," imbuhnya, lalu tersenyum.

"Hal apa yang bisa membuatmu sampai tersenyum seperti itu, Clai?"

Suara pertanyaan seseorang tiba-tiba menyela di tengah kegiatan Claira yang sedang menatap layar laptop disalah satu kursi cafe, membuat ia mengangkat wajahnya hanya untuk melihat wajah seseorang yang sangat ia kenali, namun sudah lama tidak ia lihat.

"Jeff,,,?" Claira mendesis lirih dengan kedua mata melebar.

"Apakah aku terlihat seperti sosok hantu yang berkeliaran di siang hari? Kenapa kamu terlihat seterkejut itu?" seloroh Jefferi seraya menarik kursi kosong untuk dirinya duduk.

"Kapan kamu tiba?" sambut Claira bertanya.

"Baru saja, aku langsung kemari setelah pesawatku mendarat," jawabnya.

"Kalau begitu, selamat datang kembali," sambut Claira tersenyum.

Selama beberapa saat Jefferi terpana kala melihat sosok wanita di depannya yang sudah lebih dari satu tahun tidak ia lihat karena urusan bisnis yang harus ia kerjakan. Jens longgar dengan atasan yang di lapisi jaket dan memakai topi namun mengerai rambutnya, penampilan yang justru membuat Claira tampak manis menurut pandangannya.

Wanita yang sebelumnya ia sangka sebagai pria di pertemuan pertama mereka, wanita yang menyembuhkan luka dihatinya saat sang kekasih mengkhianati dirinya dan berakhir dengan pertemanan yang terjalin sejak ia masih berada dalam progam belajar beberapa tahun lalu sampai kini.

"Kenapa kamu tidak memberikan kabar jika kembali hari ini?" tanya Claira.

Lamunan Jefferi seketika terputus saat Claira kembali mengajukan pertanyaan untuk dirinya.

"Jika aku memberitahumu, sama saja aku gagal memberikan kejutan," jawab Jefferi.

Claira tergelak singkat, menatap pria yang tengah duduk didepannya. Tampan, mewarisi bisnis keluarga, dan sikap lembut yang ada di dalam diri pria itu, mampu membuat wanita manapun jatuh hati. Namun, Claira justru menolak pria itu ketika Jefferi mengungkapkan perasaannya dan memilih untuk tetap berteman.

"Ah,,, apakah kau ingin minum sesuatu?" tawar Claira.

"Aku lebih ingin mengajakmu keluar untuk makan siang, tentu saja jika kamu tidak keberatan," jawab Jefferi.

"Dengan senang hati," sambut Claira.

"Sungguh?" sahut Jefferi berbinar senang.

"Kamu baru saja tiba dan langsung kemari disaat kamu baru saja selesai dengan perjalanan bisnismu, aku akan merasa buruk jika menolak ajakan darimu," jawab Claira.

"Kenapa jawabanmu justru terdengar seperti aku memaksamu dengan dalih aku baru saja kembali?" sambut Jefferi menyipitkan matanya.

"Apakah aku terlalu memperlihatkannya?" jawab Claira tanpa beban.

"Clai,,," tegur Jefferi seraya menepuk dahinya.

"Aku hanya bercanda," jawab Claira terkekeh pelan seraya menekan tombol off pada laptopnya.

"Ayo pergi," imbuhnya berdiri.

Jefferi tersenyum senang, lalu berdiri dan melangkahkan kakinya beriringan dengan Claira setelah menyimpan laptop yang tadi ia gunakan. Mereka pergi dengan mobil yang dikemudikan langsung oleh Jefferi sendiri.

"Apakah kamu tidak lelah setelah menempuh perjalanan panjang dan sekarang kamu mengemudi sendiri?" tanya Claira memecah keheningan.

"Aku tidak keberatan jika itu untukmu," jawab Jefferi tersenyum.

"Apakah begini caramu dalam merayu seorang wanita?" sindir Claira.

"Bisa dipastikan mereka akan segera jatuh hati padamu," imbuhnya.

"Nyatanya, hal itu tidak berlaku untukmu," balas Jefferi.

"Sepertinya aku tidak termasuk dari salah satu wanita itu," sahut Claira.

"Aku bahkan ragu apakah kau benar-benar wanita," balas Jefferi.

"Dan aku meragukan penglihatanmu karena menganggap aku pria," jawab Claira.

"Hei,,, jangan salahkan aku disaat penampilanmu saja mencerminkan seorang pria. Bukankah karyawanmu juga mengatakan hal itu?" sambut Jefferi tak mau kalah.

"Errrrr,,,,,, (memutar bola matanya).Apapun,,," jawab Claira pada akhirnya.

Jefferi tergelak, sesekali pandangannya melirik kesisi penumpang dimana Claira duduk, lalu kembali fokus pada jalan didepannya, sementara tangannya memutar kemudi memasuki area parkir sebuah restoran dan segera turun dari mobil diikuti Claira.

Mereka masuk kedalam restoran, memilih tempat duduk sekaligus memilih menu setelah seorang pelayan mendekati mereka. Jeda keheningan singkat yang terjadi diantara mereka terputus ketika suara ponsel mereka berdering serentak, membuat mereka saling pandang sejenak sebelum mengeluarkan ponsel masing-masing dan mengerutkan kening mereka.

'Siapa? Nomor asing,' batin Jefferi setelah menatap layar ponselnya.

'Felix? Apakah terjadi sesuatu yang membuat dia sampai menghubungiku?' batin Claira.

Dalam gerakan sama, mereka menggeser layar untuk menerima panggilan, menempelkan ponsel mereka ke telinga masing-masing.

📞📞📞📞

"Ya?" sambut Claira.

"Bisakah kamu menemuiku sekarang?" tanya Felix.

"Aku tahu ini terlalu tiba-tiba, kita bahkan mengenal belum lama dan tidak seharusnya aku meminta hal seperti ini disaat akulah yang meminta bantuanmu,"

"Tapi, aku hanya ingin mengatakan sesuatu sebelum kita menjalankan rencana yang pernah kita bicarakan," tuturnya.

"Dimana?" tanya Claira.

"Casino. Pergilah ke Rooftop, pintu menuju atas berada di samping bar," jelas Felix.

"Bukankah seharusnya itu tutup di jam sekarang?" sambut Claira sesekali melirik kearah Jefferi.

"Khusus hari ini tidak, Casino akan buka sebentar lagi," jawab Felix.

"Baiklah, aku segera kesana," sahut Claira.

"Terima kasih, sampai jumpa lagi," jawab Felix.

📞📞📞📞

>>Obrolan Jefferi.

"Ya? Siapa ini?" sambut Jefferi.

"Hai, Karl. Ini aku. Bisakah kita bertemu?"

"Kumohon,,,"

>>>

Jefferi seketika menjauhkan ponsel dari telinganya, keterkejutan di wajahnya terihat sangat jelas hingga ia mengarahkan pandangannya pada wanita yang kini tengah bersamanya. Hanya dengan mendengar sebentar suaranya, ia tahu yang baru saja berbicara melalui ponsel adalah Feyrin, mantan kekasihnya.

'Kenapa dia harus datang lagi?' batin Jefferi.

"Maafkan aku, Jeff. Sepertinya aku tidak bisa menemanimu makan siang kali ini. Aku harus pergi," ucap Claira.

"Apakah terjadi sesuatu?" tanya Jefferi cemas.

"Ada sedikit masalah dengan cafe cabang baruku," kilah Claira.

"Aku antar," sahut Jefferi.

"Tidak perlu, aku akan pergi sendiri, aku sungguh-sungguh minta maaf," ucap Claira.

"Tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Sebagai gantinya, tolong beri aku kabar saat kamu sudah kembali ke Apartemen," harap Jefferi.

"Baiklah, kalau begitu sampai nanti," jawab Claira seraya berdiri.

Claira melambai singkat sebelum menghilang dari pandangan Jefferi, menghentikan taksi yang kebetulan tengah melaju kearahnya dan segera naik. Sementara Jefferi hanya bisa menatap nanar kearah perginya wanita yang sudah ia sukai sejak beberapa tahun lalu dan tidak pernah bisa menghilangkan nama Claira dari hatinya.

...@@@@@@@@@@...

#### Di Rooftop...

"Apa maksudmu dengan membatalkan rencana yang sudah kita susun?" tanya Claira.

"Apa kau berpikir aku tidak bisa menghadapi mereka?" imbuhnya.

Intonasi suara Claira sedikit meninggi setelah mendengar alasan mengapa Felix memintanya untuk datang ke Casino.

Suasana berubah hening, Felix diam selama beberapa saat setelah Claira bertanya, mengatur napasnya sebelum ia kembali berbicara.

"Mereka sudah membunuhnya,"

. . . . .

. . . . .

To be continued....

1
👑Queen of tears👑
wow fantasi 😍😍
semangat outhor 🤗💚
👑Queen of tears👑
☕ untuk akhir kisah indah ini🥰
👑Queen of tears👑
ehhh udah kelar aja 🧐🧐
blm lahir calon adik iparku/Slight/
👑Queen of tears👑
aku gak liat/Casual/
👑Queen of tears👑
calon adik ipar ku brrti/Awkward//Awkward//Joyful/
👑Queen of tears👑
zigot yang berbahaya ini🤣🤣
👑Queen of tears👑
kan sesuai tebakan ku,,latih tanding itu ngidem😭😭😭🤣🤣
👑Queen of tears👑
apa apa apa /Doubt//Doubt//Doubt/
ada zigot berenang cepat terdeteksi 🧐🤣🤣🤣🤭
👑Queen of tears👑
carlo lah sosoknya yang konon dicinta'i itu🧐
🏃🏃🏃
👑Queen of tears👑
eeeyaaaa/Awkward//Awkward/🥰
👑Queen of tears👑
hmm wanita emang seperti ini /Grimace/
👑Queen of tears👑
kejaaarrrr,,mode ngambek /Hey//Hey/
klw ngambeknya jumpa hari berikutnya,, alamat puasa luu carlo 🤣🤣🤭
👑Queen of tears👑
jangan yang,,,lebih baik jangan,, dri pd ncezz nnti🤤🤤🤣🤣🤣🤣🤣
👑Queen of tears👑
modusss/Smug/
👑Queen of tears👑
tumbang ke2nya/Facepalm/
Zhu Yun💫
🌹🌹 dulu buat 3C 🥰
Zhu Yun💫
Jangan bilang Charles mau minta nikah 🤭
Zhu Yun💫
udah bagi aja jadi 2 biar adil 😆😆😆😆
Zhu Yun💫
Karena paman tua sangat spesial 🤭
Zhu Yun💫
Suami idaman banget ini sih si Carlo 😚
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!