DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO

Kenzo melewati hari-harinya dengan kesendirian. Meskipun ia merasa yakin jika ada saatnya nanti sang istri akan kembali.

Ia masih sibuk dengan pekerjaaannya. Esok pertemuannya dengan seorang pebisnis sukses dan ia akan menjalin kerja sama.

Meskipun seharusnya itu adalah urusan Lyra sang sekretaris, tetapi ia memaksa untuk mengerjakannya sendiri, sebab bagaimanapun, ia juga merupakan lulusan akademik bisnis dan management yang lulus drngan IPK 3.78 sudah merupakan nilai yang cukup memuaskan, meskipun sering bolos.

Waktu memperlihatkan pukul sebelas malam, dan ternyata ia terlalu larut dalam penyelesaian tugasnya.

Meskipun masih ada beberapa karyawan yang bekerja lembur, namun entah mengapa perasaannya begitu sangat tak nyaman.

Tak tak tak

Suara sepatu wanita high hells terdengar berdetak memasuki ruangan kerjanya. Ia tahu jika itu adalah Lyra, sang sekretarisnya yang selalu berbau aroma kenanga.

Entah mengapa wanita itu menyukai parfum dengan aroma menyengat seperti itu, terkadang Kenzo ingin protes sebab sangat mengganggu pernafasannya, dan membuatnya mual, namun sepertinya tidak etis saja.

Kenzo mengemasi barang-barangnya dan menyadari kehadiran wanita itu yang berdiri tak jauh dari mejanya, namun ia tak ingin melihatnya, entah mengapa ia tak begitu suka dengan wanita itu.

Ia sudah meminta mencari pengganti Lyra, dan saat sudah mendapatkannya tiba-tiba saja calon sekretaris baru yang lulus wawancara akan tiba-tiba mati mengenaskan, seperti tertabrak mobil, perampokan, dan yang terakhir terpeleset ditangga dan membentur lantai lalu meninggal.

Hal tersebut yang menyebabkan belum juga mendapatkan pengganti Lyra.

"Pulanglah, aku sudah selesai, persiapkan saja besok semuanya," ucap Kenzo tanpa melihat wanita tersebut, dan berjalan melewati Lyra begitu saja.

Wanita itu menundukkan kepalanya, dan saat Kenzo melintasinya, aroma Kenanga kembali menguar diruangan kerjanya, dan pria itu menutup hidungnya.

Lyra berjalan mengikutinya, dan masih dengan kepala yang tertunduk berjalan mengekori Kenzo dari arah belakang.

Sosok Lyra dengan langkah yang mengimbangi sang big Bos..

Namun Kenzo merasakan bulu kuduknya meremang disertai punggungnya yang menebal.

Saat bersamaan, tangan Lyra tiba saja berubah sangat panjang disertai dengan kukunya yang meruncing dan menjulur menuju ke arah Kenzo yang saat ini sedang berjalan tak jauh didepannya.

Wuuuus

Kenzo menghindar ke sisi kanan, dan alangkah terkejutnya ia saat melihat satu sosok wanita tua berambut panjang dengan wanra putih uban yang menjuntai hingga ke lantai, disertai kedua matanya yang berwarna merah menyala.

Ia menyeringai dengan memerkan giginya yang runcing dan kedua tangannya kembali menjulur memanjang untuk menangkap Kenzo.

Pria itu bergegas memukulkan tas kerja jinjing yang sedang dipegangnya, namun sepertinya tidak berpengaruh.

Kedua tangan itu mencengkram tubuh Kenzo dan membantingkannya dilantai.

Braaaak

Tubuh Kenzo terpental, dan ia meringis kesakitan.

Kedua tangan makhluk tersebut menekan tubuh sang pria dan ia melesat dengan cepat dan duduk diatas tubuh sang pria.

"Ini malam satu Kliwon, maka kau harus memuaskanku, dan membantuku menemukan kesempurnaan!" ucapnya dengan.nafas yang berbau bangkai.

"Breeengsek!" maki Kenzo dengan kesal, lalu meninju sosok tersebut tepat dimatanya.

Buuuuuk

Mata sosok tersebut terlepas dan jatuh bergelinding, hingga membuatnya berongga dan belatung berjatuhan dari dalamnya.

Kenzo kembali memberikan tinju dan berharap sosok itu menyingkir dari atas tubuhnya, akan tetapi, sosok wanita tua itu menangkis tinjunya, dan tiba-tiba saja lidahnya menjulur dengan sangat panjang dan menyapu wajah sang pria.

Kenzo merasa jijik dan juga ingin muntah, karena aromanya yang sangat busuk.

Tiba-tiba saja tubuhnya bergetar dan meraskan sebuah kekuatan yang tak biasa.

Cahaya hijau toska memendar dari dadanya yang membuat matanya silau.

Wuuuuuusssh

Braaaak

Sebuah hantaman mengenai tubuh wanita tua itu, dan membuatnya teriak kesakitan.

Saat cahaya tersebut menghilang, ia tak lagi menemukan sosok wanita tua tersebut, dan ia tampak keheranan.

Setelah situasinya mereda, ia berusaha untuk bangkit, dengan nafasnya yang tersengal. Ia merapikan pakaiannya, dan melihat semuanya tampak lengang.

Saat bersamaan, ia melihat Lyra yang memasuki lift dengan terburu-buru dan menekan tombol dasar untuk tiba dibawah terlebih dahulu.

"Apa aku hanya bermimpi?" gumamnya dengan lirih, lalu memungut tasnya dan berjalan menuju lift.

Akan tetapi, ia masih merasakan aroma busuk yang menyengat dari pakaiannya, sepertinya cairan air liur milik san iblis tertinggal dipakaiannya.

****

Kenzo bergegas menyelesaikan sarapannya. Endah Yulia menatap puteranya yang terlihat terburu-buru.

"Apakah ada sesuatu yang sedang menunggumu?" tanya wanita tersebut sembari menyuapkan sarapannya yang berupa nasi goreng dengan topping telor ceplok setengah matang.

"Ya, Ma. Ada rekan bisnis yang akan bergabung dengan perusahaan, dia pengusaha sukses dan ayahnya dahulu seorang Bilioner," ucapnya dengan cepat, lalu meraih tisu dan membersihkan sisa minyak yang tertinggal disudut bibirnya.

"Oh, begitu. Semoga pertemuanmu berjalan lancar dan sukses," ucap Endah Yulia dengan begitu tulus.

Jujur saja, ia sangat sedih akan nasib puteranya yang sampao saat oni terua sendiri dan menolak untuk mencari pengganti sang istri, dab sepertinya cinta puteranya telah habis untuk wanita itu.

"Aamiin, makasih, doanya, Ma," jawab Kenzo, ia berpamitan pergi dan mengecup punggung tangan sang ibunda.

Ia meninggalkan meja makan dan melihat jam diarloji yang terpasang dipergelangan tangannya.

Ia menyetir mobil sendiri, dan melaju dengan cepat agar tiba tepat waktu.

Beberapa waktu kemudian, Kenzo tiba disebuah hotel yang menyediakan meeting room dan menjadi tempat janji temu keduanya.

Saat ia memasuki ruangan meeting, terlihat seorang pria tampan yang usianya hampir mencapai em0at puluh lima tahun, namun garis ketampanannya masih terlihat jelas.

Ia bergegas menjabat tangan pria yang terlihat lebih kalem, namun berwibawa.

Disamping terlihat seorang wanita cantik dengan rambut lurus sepinggang yang ikat ekor kuda.

Kedua matanya begitu indah, dengan bulu mata nan lentik. Bibirnya tipis dengan lipstik warna nude yang membuatnya terlihat sangat sempurna.

Meskipun begitu, bukan sifatnya menjadi pria yang suka terpikat dengan wanita lain.

"Perkenalkan, saya Kenzo," ucapnya dengan begitu sangat ramah.

"Satria, dan ini istri sekaligus merangkap.sebagai sekretaris pribadi da.n juga bodyguard." tunjuk pria bernama Satria sembari bercanda.

Wanita itu mengatupkan kedua tangannya didepan dada. . "Mirna." sembari tersenyum tipis.

Kenzo memahaminya, dan mereka saling menyapa.

Setelah proses perkenalan selesai, maka meeting dimuali dan semua hasil dari materi yang disampaikan pada saat ini.

Melihat semua materi yang disajikan, mudah dimengerti dan akan menguntungkan keduanya, maka akhirnya dibuat kesepakatan dan akan mulai esok hari.

Kini saatnya mereka membubarkan diri, dan Mirna sedari tadi memperhatikan Kenzo secara diam-diam.

"Tunggu!" cegah Mirna pada Kenzo yang sudah melangkah untuk meninggalkan ruanga.n.

Kenzo menghentikan langkahnya, lalu memutar tubuhnya untuk menatap wanita tersebut.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanyanya dengan nada sopan.

Mirna menghampiri Kenzo, lalu memungut sesuatu yang sangat panjang dipundak sang pria, dan ternyata itu helaian rambut beruban yang semajin ditariknya akan semakin panjang.