NovelToon NovelToon
Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Sekretaris Idaman Bos Perfeksionis

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Tamat
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Laras Sagita, gadis kampung yang polos, lucu, dan blak-blakan, merantau ke kota untuk mengubah nasib. Di hari pertamanya melamar kerja sebagai sekretaris, ia tanpa sengaja menabrak mobil mewah milik seorang pria tampan yang ternyata adalah calon bosnya sendiri, Revan Dirgantara, CEO muda yang perfeksionis, dingin, dan sangat anti pada hal-hal "tidak teratur"—alias semua yang ada pada diri Laras.

Tak disangka, Revan justru menerima Laras bekerja—entah karena penasaran, gemas, atau stres akibat energi gadis itu. Seiring waktu, kekacauan demi kekacauan yang dibawa Laras membuat hari-hari Revan jungkir balik, dari kisah klien penting yang batal karena ulah Laras, hingga makan siang kantor yang berubah jadi ajang arisan gosip.

Namun di balik tawa, perlahan ada ketertarikan yang tumbuh. Laras yang sederhana dan jujur mulai membuka sisi lembut Revan yang selama ini terkunci rapat karena masa lalu kelamnya. Tapi tentu saja, cinta mereka tak mudah—dari mantan yang posesif,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Suatu pagi, Laras yang masih lelah menyusui tidur sejenak. Revan, berlagak sok jago, menawarkan diri mengganti popok dan meninabobokan si kecil.

“Ayah gantikan ya, Alethea… gampang ini, kayak buka bungkus makanan ringan,” gumam Revan sambil menyiapkan semua peralatan dengan gaya militer.

Namun begitu popok dibuka…

“YA AMPUN KENAPA WARNA BEGINI?!”

Revan hampir muntah sendiri. Tapi saat melihat pipi Alethea yang gembul menggoda, dia malah bengong. “Astaga, pipinya… kayak onde-onde isi awan.”

Laras yang baru bangun hanya tertawa melihat suaminya bersin-bersin sambil ngomel, tapi tetap mengelus pipi anaknya seperti benda paling suci di dunia.

--

Revan mulai hafal pola nangis Alethea.

“Nangis pendek-pendek itu lapar. Yang kayak sirine itu popok. Kalau nangis pelan sambil liat kamu, itu dia kangen,” kata Revan sambil bangga ke Laras.

Laras takjub. “Kamu belajar dari mana?”

“Dari video, artikel, dan… perasaan. Karena aku cinta dia. Sama kayak aku cinta kamu.”

Duh. Mana bisa Laras marah kalau Revan ngomong gitu?

---

Malam-malam mereka bukan lagi waktu romantis, melainkan gilir-giliran jagain bayi.

Satu malam, Laras bangun dan kaget lihat Revan duduk di atas sofa sambil menggendong Alethea yang sudah tidur. Tangannya masih gerak-gerak seperti ngelus rambut bayi itu.

“Kamu kenapa belum tidurin dia di box?” bisik Laras.

Revan menghela napas, “Dia nyaman banget di pelukanku. Aku juga nyaman banget megang dia. Rasanya kayak... punya dunia kecil sendiri.”

Laras tersenyum. “Hati-hati jatuh cinta lagi, Pak Ayah.”

Revan menatap Laras. “Aku jatuh cinta tiap hari. Sama kamu. Sama dia.”

--

Suatu siang, Revan terpaksa harus ikut rapat daring bersama tim direksi.

Dia pakai kemeja rapi… di atas. Bawahnya masih celana tidur. Kamera nyala, suara jernih, sampai…

“UWAAAAAA!!!”

Alethea tiba-tiba menangis dan muncul di pangkuan Revan. Tim kantor langsung heboh.

“Pak Revan punya... CEO kecil ya sekarang?”

“Gendongnya cakep banget, Pak. Pantes kalau cuti kemarin mendadak.”

Revan ngakak. “Kenalin, bos baru. Kalo dia udah nangis, saya harus patuh.”

---

Malam itu, Laras duduk di samping Revan. Alethea tertidur di antara mereka, pipi mengembung dan tangan mungil menggenggam jari ayahnya.

Revan menatap Laras dan berkata pelan, “Hidupku dulu penuh kerjaan, penuh dendam. Tapi sejak kamu datang, semuanya berubah. Dan sekarang… lengkap.”

Laras mencubit pelan lengan Revan. “Lain kali kalau kamu panik soal pup bayi lagi, ingat kata-katamu ini ya. Hidupmu sudah lengkap.”

Mereka tertawa kecil, dan rumah pun sunyi dalam kehangatan yang baru—keluarga kecil yang riuh, tapi sempurna.

Setelah cuti beberapa minggu, Revan kembali ke kantor. Namun yang terjadi justru kekacauan kecil. Saat rapat penting dengan investor baru, Revan malah salah sebut nama klien jadi... "Alethea Holdings."

“Maaf, saya maksudnya... Altira Holdings.”

Revan segera mengoreksi, wajahnya merah padam. Tapi para petinggi kantor sudah cekikikan.

Laras yang nonton rekaman via Arga hanya bisa komentar, “Fix, Bapak Ayah itu cinta mati sama anaknya.”

---

Hari itu, Laras harus menghadiri pertemuan UMKM sebagai pembicara. Ia tinggalkan rumah sebentar, dan tentu saja, siapa lagi yang datang kalau bukan...

Bibi Nur.

Dengan penuh semangat, ia membawa satu kardus penuh botol kecil dan daun-daunan yang entah apa.

“Aku bawa ramuan warisan nenek buyut! Bagus untuk menguatkan tulang bayi, menyuburkan rambut, bahkan bisa bikin dia nggak takut sama petir!”

Revan yang sedang menggendong Alethea hanya bisa melongo. “Bu, ini... baunya kayak... kombucha dicampur minyak angin dan... urutan tradisional?”

Bibi Nur bangga. “Itu tandanya manjur!”

---

Bibi Nur yang merasa rumah Revan terlalu modern dan kurang "sentuhan desa", mulai menjalankan misi rahasia:

Menaruh daun sirih di bantal Alethea.

Menyembunyikan keris mini di kolong ranjang (katanya biar penunggu nggak ganggu).

Memberi Alethea kalung dari akar bajakah.

Revan panik saat menemukan semua itu malam harinya.

“Larasss! Ada jimat di bawah bantal anak kita!”

Laras yang baru pulang hanya bisa menahan tawa sampai perutnya sakit. “Itu pasti ulah Bibi. Tenang, selama nggak ada santet, nggak usah panik.”

---

Keesokan harinya, Alethea demam ringan. Revan langsung panik, seperti biasanya. Bahkan Arga dipanggil hanya untuk memastikan termometer berfungsi baik.

“Cuma 37,5 derajat, Pak...” ujar Arga

“ITU SUDAH DI ATAS NORMAL!” bentak Revan panik.

Bibi Nur segera ambil alih.

“Aku bawa ramuan anti-panas! Tinggal oles di punggung sama kening!”

Laras yang baru selesai pumping susu langsung mengangkat tangan. “Sebentar. Kita ke dokter aja ya, bukan ke dukun. Maaf, Bi.”

Bibi Nur manyun. “Zaman sekarang emang pada lupa akar budaya.”

Tapi malam itu, Revan akhirnya terharu. Saat Alethea mulai rewel, ia gendong dan menyanyikan lagu yang dia karang sendiri:

"Alethea cantik, pipimu bulat,

kalau nanti gede jangan suka ngambek..."

Dan ajaib—si bayi tertawa pelan. Laras yang melihatnya dari pintu langsung meleleh.

---

Malam itu, Laras mengajak Revan duduk santai di balkon. Sambil minum teh jahe, mereka membahas kerjaan, anak, dan juga... bibi Nur.

“Kayaknya kita harus bikin peraturan rumah soal batas penggunaan ramuan tradisional,” gumam Laras.

Revan mengangguk mantap. “Dan satu hal lagi.”

“Apa?”

“Kalau nanti kita punya anak kedua... jangan kasih tahu Bibi duluan.”

Laras tertawa terpingkal-pingkal. “Setuju. Nanti Alethea bisa-bisa disuruh minum air rebusan daun tujuh rupa setiap hari.”

Mereka tertawa bersama, dan di dalam kamar, Alethea sudah tertidur pulas. Rumah mungil mereka mungkin kadang penuh kehebohan, tapi cinta selalu jadi pusatnya.

Bersambung

1
Atik Kiswati
mksh buat ceritanya....
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒃𝒖𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂" 𝒔𝒂𝒋𝒂 🤣😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒑𝒐𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒉 🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒅𝒂𝒔𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒃𝒊 𝑵𝒖𝒓
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒊𝒓𝒂𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒐𝒓𝒐𝒓 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒏𝒈𝒊𝒅𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒕𝒖𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒋𝒅𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒃𝒚 𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒘𝒊𝒏𝒔 𝒚𝒂 😄😄
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒕𝒖𝒚
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒏𝒊𝒉 😅😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒅𝒂"𝒔𝒂𝒋𝒂 😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒓𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 𝒌𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒆𝒔𝒓𝒆𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 🤣🤣🤣
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑪𝒍𝒂𝒓𝒂 𝒈𝒂𝒌 𝒌𝒂𝒑𝒐𝒌"
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒈𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒕𝒊" 𝒍𝒉𝒐 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒎𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒊𝒏 𝒅𝒊 𝒈𝒓𝒖𝒑 𝑾𝑨 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏𝒏 👍👍👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑳𝒂𝒓𝒂𝒔 𝒈𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕"𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒄𝒂𝒎𝒆𝒓 😁😁
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒂𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒈 𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍 𝒕𝒑 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!