Sinopsis:
Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.
Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.
Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.
Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sabotase 2
Perbaikan yang baru selesai dilakukan oleh tim teknisi tambang,Para teknisi pun belum Sempat melepas Lelahnya namun tidak lama kemudian, para preman Aliansi SriGetuk yang berafiliasi dengan Prayogo pun mulai berulah lagi.
"Ayo kita bergerak lagi!" kata Yudas, salah satu anggota Aliansi SriGetuk, sambil mengondisikan rombongan.
"Kita mau bergerak dari mana?" tanya Sudarno, teman Yudas.
"Dari belakang pojok kiri. Kita hancurkan!" jawab Yudas dengan nada yang keras. "Kali ini kita bikin lebih ekstrem."
"Tapi Hati hati.! kita Pakai penutup kepala supaya tak terdeteksi oleh mereka,Kita harus Secepat mungkin melakukanya."
Mereka bergerak dengan cepat dan diam-diam, berusaha untuk tidak terdeteksi oleh tim keamanan tambang. Mereka membawa peralatan yang cukup untuk melakukan sabotase yang lebih besar dan lebih berbahaya.
Mereka pun mulai mengintai, berjalan merayap Menyusuri jalan gelap untuk masuk Ke dalam.
"Ayo...lewat sini..! Cepat.." ajak Yudas.
"Iya bang, " Jawab anak buahnya
Mereka pun mulai beraksi, dengan semangat yang tinggi dan niat yang jahat. "Kita bakar semua alat, kita hancurkan!" perintah Yudas, dengan nada yang keras
Semua anggota Aliansi SriGetuk lalu menyerbu ke area tambang dengan senyap, berusaha untuk tidak terdeteksi oleh tim keamanan internal seperti Scurity. Mereka membawa bahan bakar dan peralatan lainnya untuk melakukan sabotase yang lebih besar.
"Ayo..Kita Siapkan Peralatannya di sini, janagan lengah, kita tak punya Banyak Waktu " Perintah Yudas.
"Ayo laksanan Segera.!"
lalu Anak Buah Yudas pun berlari menuju mesin tambang.
Dengan cepat, mereka mulai membakar alat-alat tambang dan menghancurkan infrastruktur lainnya. Api dan asap mulai membumbung tinggi, dan suara ledakan dan kerusakan mulai terdengar.
Tim keamanan tambang yang tidak siap dengan serangan ini mulai panik dan berusaha untuk menghentikan kerusakan. Namun, mereka terlambat, dan kerusakan telah terjadi dengan skala yang besar.
"Haah.. Itu kebakaran di lapangan, tolong...tolong.... tambang kita kebakaran" teriak penjaga malam.
Semua pekerja pun keluar untuk Melihat kejadian itu.
"Ayo kita padamkan" Teriak para pekerja yang sedang beristirahat malam, semua keluar untuk mematikan kebakaran tersebut.
Melihat Para pekerja Berlari keluar untuk memadamkan api yang membakar Lahan proyeknya,Tiba-tiba Mereka pun di Hadang Para preman bercadar sambil menodongkan Senjata api.
Preman Lainya pun berusaha masuk ke dalam Bedeng pekerja, Semua pekerja di suruh tiarap.
"Diam disini, kalau kalian masih ingin bernyawa, jangan bergerak. sekali gerakan kepala kalian ku letuskan dengan berondong ini.
Para preman menyerbu bedeng para pekerja, menyebabkan kerusakan dan kekacauan.
"Hancurkan Bedeng ini, Jangan Sampai Tersisa!" teriak Yudas, sambil memimpin para preman bersenjata.
Para pekerja Di paksa suruh tiarap dan di jarah. mereka ketakutan, berteriak meminta tolong. "Tolong... tolong... ada perusuh!" kata mereka.
"Diam, Mana Hp kamu, Mana dompet kamu, sini kumpulkan!" teriak Preman tersebut
Lalu Satu Persatu barang mereka di rampas.
Yudas berteriak, "Hay kalian, cepat pergi! Jangan membuat kami marah!"
"Kalau gak mau pergi dari sini, kau akan ku bunuh semua.
Para Pekerja itu berteriak dengan Ketakutan, "Mau apa kalian mengganggu kami? Kami hanya cari makan, bukan cari kaya! Jangan kalian ganggu kami!"
Yudas, yang masih berdiri dengan nada sombong, menjawab, "Saya tak peduli!,Saya tak peduli kalian semua beralasan, yang jelaskalian pergi malam ini" Teriak Yudas marah
" Silahkan kalian pergi dari sini! Tempat ini Sudah kami kuasai,kami tak lagi butuh kalian lagi!" perintah Preman Lain.
Pekerja itu merasa takut dan putus asa, namun mereka tidak ingin menyerah. Mereka berharap bahwa ada cara untuk menghentikan Yudas dan para preman tersebut.
Salah satu pekerja yang Lolos dari tawanan Yusas pun segera mengambil telepon dan menelepon atasannya, Japra.
"Pak Japra, tolong! Para perusuh Datang lagi,mereka bikin Rusuh,bahkan lebih exstim! Mereka menghancurkan bedeng kami dan mereka pun mengusir kami!" kata pekerja tersebut dengan Menggigil ketakutan.
Japra langsung merespons dan berjanji untuk memberikan bantuan. " Oke kalian tetep tenang di situ Jangan khawatir, saya akan segera mengirim tim keamanan untuk membantu kalian. Tahanlah sampai mereka tiba!" kata Japra dengan nada yang tenang dan percaya diri.
Pekerja tersebut merasa Semakin ketakutan dan berharap bahwa tim keamanan akan segera tiba untuk membantu mereka.
Mereka berharap bahwa Para perusuh
dan para preman tersebut akan segera dihentikan dan tidak akan dapat mengganggu mereka lagi. tetapi kemungkinan terjadi sangat kecil.
Japra pun segera mengambil telepon dan menelepon Aliansi SriGethuk, berharap untuk dapat berbicara dengan Yudas atau salah satu anggota lainnya. Namun, tidak ada yang mengangkat telepon.
"Sialan... kenapa gak ada yang angkat?" kata Japra dengan frustrasi, memukul meja dengan tinjunya. Ia merasa bahwa Yudas dan Aliansi SriGethuk sedang bermain-main dengannya, dan itu membuatnya semakin marah.
"Kurang ajar sekali dia, suruh pecahin apa kepalanya.!."
Setelah beberapa kali telpon tak di angkat lalu Japra pun segera mengambil kunci mobilnya dan berjalan menuju ke mobilnya yang terparkir di luar.
Ia membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, kemudian memulai mesin mobil.
Dengan wajah yang serius dan mata yang tajam, Japra memandang ke arah proyek tambang yang terletak beberapa kilometer dari kantornya. Ia siap untuk menghadapi Perusuh dan para preman tersebut, dan memastikan bahwa operasional tambang dapat berjalan dengan lancar.
Mobil Japra melaju dengan cepat menuju ke proyek tambang.
Setelah melihat mobil Japra masuk ke dalam proyek, Yudas segera berteriak kepada para perusuh lainnya. "Ayo kabur... kita dalam bahaya, jangan sampai ketahuan!"
Para perusuh pun segera berlari, meninggalkan bekas-bekas kerusakan yang mereka buat. Mereka berusaha untuk menghilang sebelum Japra dan tim keamanan dapat menangkap mereka.
Yudas sendiri berlari dengan cepat, memastikan bahwa ia tidak akan tertangkap. Ia tahu bahwa jika ia tertangkap, maka semua rencana mereka akan gagal.
Sementara itu, Japra turun dari mobilnya dan melihat sekeliling. Ia melihat bekas-bekas kerusakan yang dibuat oleh para perusuh, dan ia tahu bahwa ia harus segera menangkap mereka.Setelah mobil Japra dekat dengan bedeng yang diporak-porandakan, ia langsung berdiri dan marah.
"Mana perusuhnya?! Ingin tahu saya, muka-muka perusuh itu! Suruh hadapi Japra!"
Ia melihat sekeliling, mencari para perusuh yang telah menghancurkan bedeng tersebut. Namun, ia tidak menemukan siapa pun.
Salah satu pekerja yang berdiri di dekatnya berbicara dengan takut. "Mereka pada lari, Pak. Setelah Bapak datang, mereka langsung kabur."
Japra menggertakkan giginya, marah karena tidak dapat menangkap para perusuh tersebut. Ia tahu bahwa ia harus segera menemukan mereka dan menghentikan kegiatan perusakan mereka.
"Keparat... Kenapa mereka takut?!" Japra berteriak dengan marah, meninju udara dengan frustrasi. Ia tidak bisa memahami mengapa para perusuh tersebut bisa begitu penakut dan melarikan diri begitu saja.
Ia merasa bahwa para perusuh tersebut tidak memiliki nyali untuk menghadapinya secara langsung. Japra ingin menunjukkan bahwa ia tidak akan toleran terhadap kegiatan perusakan seperti itu dan akan melakukan apa saja untuk melindungi propertinya.
"Bapak-bapak, jangan pada takut, silahkan tidur lagi. Akan saya jamin keselamatan kalian," kata Japra dengan nada yang lebih lembut dan menenangkan.
Ia berjalan mendekati para pekerja yang masih terlihat takut dan cemas, dan memandang mereka dengan mata yang penuh empati.
"Kalian tidak perlu takut lagi. Saya akan memastikan bahwa kalian semua aman dan terlindungi. Saya akan meningkatkan keamanan di sini dan memastikan bahwa tidak ada lagi insiden seperti ini," kata Japra dengan tegas.
"Tepati pak,! Barang-barang kita seperti ponsel dan dompet Di rampas semua,gimana ini pak, berbulan bulan kerja ngumpuli Duit seribu dua ribu malah di rampas " Kata Pekerja yang jongkok di belakang.
"Wadu,.! Ya sudah, besok saya berusaha untuk mengganti, semampu perusaan,Sekarang kalian tenang Dulu." Kata Japra.
Japra masih berbicara dengan para pekerja, berusaha menenangkan mereka, ketika tiba-tiba ia melihat sosok yang tidak terduga muncul dari kegelapan.
"Maaf,Bapak Saya Datang terlambat"
Yudas, yang sebelumnya memakai topeng dan berpenampilan seperti preman, sekarang berdiri di depan Japra dengan berpenampilan rapi dan elegan. Ia mengenakan setelan jas hitam yang terlihat sangat mahal, dan rambutnya yang sebelumnya acak-acakan sekarang terlihat rapi dan terurus.
Japra terkejut melihat perubahan penampilan Yudas yang begitu drastis. Ia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang Yudas inginkan dengan berpenampilan seperti itu.
"Kemana saja kau Das, kenapa saya telpon gak kau angkat, kenapa malam malam berpenampilan seperti itu haah" bentak Japra.
"Maaf bos Siap salah, tadi Saya menghadiri kobdar." Jawab Yudas dengan swdikit gugub
"Lantas kalau kopdar gak bisa di Telpon, kamu tanggung jawab tidak sih,? di kala para pekerja ketakutan dan semua di rampas hartanya,kamu malah enak enakan" bentak japra lagi.
"Maaf Bos, ini Semua Kesalahan Saya.
Japra memandang Yudas dengan mata yang tajam, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Yudas sendiri berdiri pun menundukan kepala, berpura-pura tidak tahu menahu tentang kerusuhan yang baru saja terjadi.
"Yudas, apa yang akan kamu lakukan di sini?" tanya Japra dengan nada yang sedikit Keras
Yudas mengangkat bahu, berpura-pura tidak tahu apa-apa. "Saya hanya ingin memeriksa proyek ini, Malam ini Saya mau Kontrol Pak Japra. Saya tidak tahu Kejadian yang terjadi Tadi."
"Enak Bener kau bicara Das,? kamu itu bener bener keterlaluan Das. Apa malah Jangan jangan ulah kalian atau gimana.?"
Yudas berusaha untuk mempertahankan diri, meskipun Japra sudah sangat marah. "Maaf, bos... itu ketledoran kami... kami akan cari itu perusuh dan memastikan bahwa mereka tidak akan mengganggu proyek lagi," kata Yudas dengan nada yang menyesal.
Namun, Japra tidak mau mendengarkan alasan Yudas. Ia sudah sangat kesal dengan kejadian tersebut dan merasa bahwa Yudas tidak melakukan tugasnya dengan baik.
"Kamu tidak hanya ketledoran, kamu juga tidak profesional! Kamu makan gaji buta, tidak melakukan tugas dengan baik!" teriak Japra.
"Di kala orang lain butuh perlindungan tetapi kamu malah enak enak pergi memuaskan keinginan mu, tanggung jawab besar mu kau abaikan, kamu tak peduli perusaan bangkrut atau rugi." Japra marah besar.
Japra menatap Yudas dengan mata yang tajam, berharap bahwa Yudas akan memahami seriusnya masalah tersebut. "Yudas, masalah ini ku serahkan padamu. Kamu harus cari itu orang, kalau tak ketemu... kamu tahu akibatnya, Aku Tak mau tahu, anggap saja ini Bagian Dari Resiko mu, ingat Das, ! Sebelum aku berpesan padamu, kalau sampai aku sendiri yang turun tangan,kamu tau sendiri sepak terjang saya." kata Japra dengan nada yang serius dan mengancam.
"Baik Bos.. " Jawab yudas sambil menundukan kepalanya.
Yudas merasa tekanan yang besar dari Japra. Ia tahu bahwa jika ia tidak berhasil menemukan perusuh tersebut, maka ia akan menghadapi konsekuensi yang berat. Padahal perusuhnya ia sendiri Ia berusaha untuk tetap tenang dan mengangguk. "
Baik, bos. Saya akan cari mereka dan memastikan bahwa mereka tidak akan mengganggu proyek lagi