NovelToon NovelToon
Kesucian Untuk Tuan Adnan

Kesucian Untuk Tuan Adnan

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Wanita Biasa

Kisah cinta seorang wanita malam dan seorang Aparatur negara, Kisah cinta yang di awali dengan ketegangan berbuah manis karna seorang Aparatur negara berhasil menyelamatkan kehormatan sang wanita malam meskipun itu tidak berjalan dengan mudah. Banyak masalah yang mereka lalui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita Biasa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. Kehangatan.

"Oh kalau begitu anggap saya sebagai sumber uang kamu juga, agar saya bisa gampang menemui kamu. Berapa saya harus membayar kamu ? " Tanya Adnan serius namun tatapan Adnan berasa beda di mata Izza. Sampai Izza pun tak sanggup menatap mata Adnan terlalu lama.

"Ekhemm ... Boleh-boleh, bayarannya di sesuaikan saja. " Jawab Izza meladeni apa yang di katakan oleh Adnan.

"Kita bicara di dalam saja, di sini dingin. Saya belum sekuat anda Tuan menghadapi angin malam terlalu lama. Saya tidak mau sakit lagi, sakit itu menyiksa belum lagi saya harus kehilangan uang saya karna sakit. " Gumam Izza yang langsung masuk ke dalam kamar hotel itu.

Tubuh Adnan gemetar, ia tidak bisa fokus jika harus berduaan di dalam kamar dengan seseorang wanita.

"Tapi lebih sakit wanita di luar sana karna perbuatan kalian. " ucap kecil Adnan.

Izza menoleh dan membalikkan badannya. " Ayolah Tuan jangan hakimi kami terus seperti itu, itu bukan seratus persen kesalahan kami. " Bela Izza dengan gaya ke kanak-kanak kan nya.

Adnan tersenyum simpul, " Sudah salah tapi tidak mau di salahkan. "

"Sudah tahu kamu salah, tapi kenapa kalian masih mencari kami. " Jawab Izza kesal membelakangi Adnan.

Adnan tertawa terbahak melihat wajah Izza yang terlihat sangat kesal. " Ya sudah-sudah Maaf, " Adnan mengacak rambut Izza dan duduk di samping Izza.

Izza terpana dan tersenyum, ia merasa sangat suka saat Adnan mengacak rambutnya.

"Mau jujur tidak ? " Tanya Adnan kembali pada Izza.

Izza tersenyum seperti memberikan penawaran. " Jujur gak Ya ? "

Adnan mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah, Izza mantap uang itu. Adnan tersenyum. " Nih ambil, biar mulut mu itu bisa bicara jujur. "

Izza tak perduli dengan ucapan pedas dari mulut Adnan, " Lumayan lah 500 ribu pertama. Hahahaha "

"Ok saya jujur, Emm ... Saya memang pernah beberapa kali di tawari untuk mau menemani ayah anda itu Tuan. Ta-tapi sumpah demi apapun saya tolak Tuan. " Jelas Izza memegang tangan Adnan dan mengangkat kedua jarinya agar Adnan percaya.

Di saat itu pun wajah Adnan berubah kesal menahan marah, " Kenapa kamu tolak ? "

"Ihh wajahnya jangan kesal gitu dong Tuan, saya kan jadi takut. " Rintih Izza.

"AYO CEPAT KATAKAN ! JANGAN MANJA. " Bentak Adnan membuat Izza terperanjat kaget.

Izza menatap Adnan, lalu ia menundukkan kepalanya. " Jika saya menjawab apa anda akan percaya ? Anda pasti tidak akan percaya dengan alasan saya menolak Ayah anda. " Jawab datar Izza tanpa candaan seperti biasanya.

"AYO JAWAB ! " Bentak Adnan kembali.

Izza membulatkan matanya, " Ya ampun bisa-bisa gue punya penyakit Ayan kalau terus-terusan di bentak. " Batin Izza.

"Ya-ya karna memang saya tidak melayani apa yang mereka inginkan. " Jawab Izza terbata.

"Mustahil. " Hardik Adnan.

Izza mengangkat wajahnya, " Kalau anda tidak percaya kenapa anda memaksa saya untuk menjawab ? Sudah say katakan anda tidak akan percaya, jadi ya sudah terserah anda saja mau berpikir seperti apa. "

Adnan memijat keningnya, " Iya-iya Bingung saya harus bagaimana. Saya sebenarnya tidak perduli dengan apa yang di lakukan manusia itu di luar sana, tapi yang saya perdulikan adalah perasaan Ibu saya. "

"Ya terus .. sekarang mau nya bagaimana ? " Tanya frustasi Izza pada Adnan.

"Bantu saya untuk memergoki Ayah saya saat kencan dengan wanita seperti kamu itu, kalau bisa saat berhubungan badan agar Ibu saya percaya. " Pinta Adnan.

Izza menatap Adnan. " Tapi jangan suruh saya untuk menjebak Ayah anda Tuan, apalagi sampai berhubungan badan. " Pinta Izza.

"Lah kenapa tidak mau ? Bukannya kamu sudah terbiasa melakukannya ? " Hardik Adnan.

"Sekali tidak tetap tidak Tuan. " Jawab kesal Izza sampai tidak mempunyai tenaga lagi.

"Iya itu terserah kamu, bagaimana caranya agar saya bisa memergoki kebusukan Ayah saya. " Tegas Adnan.

Izza berpikir, " Ya sudah nanti akan saya pikirkan. "

"Ya sudah Ayo pulang. " Ajak Adnan.

"Pulang ? sekarang ? " Tanya Izza.

"Iya pulang, memang apa lagi yang akan kita lakukan. Jika kamu berpikir jauh maaf saya tidak berminat memakai kamu. " Ujar Adnan.

"Yeeee .. siapa juga yang mau melayani anda Tuan. " Timbal balik Izza memukul lengan Adnan.

"Ini tuh sudah malam, sebaiknya kita tidur saja di sini. Lagian kan sayang kamarnya sudah di bayar, jangan berpikir saya mau di apa-apakan oleh anda Tuan. Saya tidur di kasur anda tidur di sofa. Deal kan ? " Jelas Izza.

Entah kenapa Adnan enggan menolak ajakan Izza untuk bermalam di kamar hotel itu, " Apah, saya yang bayar kamar hotel ini. Kamu yang tidur di Sofa saya yang tidur di kasur. "

Izza tak percaya dengan ucapan Adnan yang mempunyai rasa tega seperti itu pada wanita.

"Ya sudah iya-iya, saya tidur di sofa. " Izza menutup pembicaraan di malam itu karna ia pun sudah mengantuk.

Begitupun dengan Adnan yang menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk itu.

Di tengah malam entak kenapa Izza merasakan hawa dingin begitu menelusup sakit ke dalam tubuhnya, Izza baru tersadar jika di luar sedang hujan dan petir pun begitu jelas terdengar.

Saat petir menggelegar di langit luas itu, lampu kamar hotel pun tiba-tiba padam. Izza yang takut akan kegelapan langsung terperanjat dan berlari ke arah kasur itu dimana iya ingin meminta perlindungan Adnan.

"Aw ... Aw .. Aw .. Sakit-sakit ! " Rintih Adnan yang merasa tubuhnya di tindih begitu saja.

Adnan dengan reflek menjauhkan tubuh Izza dari atas tubuhnya. Tapi Izza langsung memeluk kembali tubuh Adnan.

"Tuan saya takut, petir nya besar sekali tambah di sini gelap. " Ucap Izza seperti menahan tangis memeluk tubuh Adnan erat.

Ketakutan Izza memang nyata, gemetar tubuh Izza bisa di rasakan oleh Adnan. Saat Adnan terdiam ia pun terperanjat kaget di barengi teriakan keras dari Izza yang tak kalah membuat Adnan terperanjat kaget.

"Sudah-sudah jangan nangis. " Ucap Adnan memeluk Izza menenangkan Izza dalam dekapannya.

Sampai Izza pun tertidur di pelukan Adnan, begitupun Adnan merasa nyaman saat sebuah kehangatan terasa di tubuhnya. Mereka pun tertidur dalam satu selimut yang sama.

Mereka enggan melepaskan pelukan satu sama lain. Saat mereka sudah tertidur pulas pun masih memeluk satu sama lain, kehangatan yang begitu nyaman di rasakan oleh mereka berdua apalagi saat guyuran hujan di luar sangat mendukung mereka untuk berada di bawah selimut dengan waktu yang cukup lama.

Sampai matahari mulai terbit pun mereka masih pulas, selimut tebal itu sangat membuat mereka nyaman untuk tidur lebih lama lagi.

Adnan mulai membuka matanya perlahan, ia tidak kaget karna sebelum ia tertidur ia sudah sadar akan keberadaan Izza di dekatnya. Izza yang masih tertidur membuat Adnan merasa bebas saat memandang wajahnya itu. Adnan tersenyum penuh arti saat memandang wajah Izza.

1
Lucy Lien Herniwati Quin
cerita yg menarik ....lanjut tor
Yulida Nurhainy
lagiiiii
Yulida Nurhainy
/Angry//Angry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!