NovelToon NovelToon
Love Story

Love Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Cindy Heni Windasari

"Astaga Keira!!" suara melengking itu membuat kedua insan yang terlelap dengan balutan selimut tebal pun terbangun. Pria itu terkejut bukan main saat melihat banyak orang dikamar itu. Keira juga terkejut akan hal itu, ia memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia sangat terkejut lagi saat melihat pria yang duduk disebelahnya dengan tanda tanya. Ia menatap sang suami yang berdiri tegak dengan tatapan yang terkejut bukan main.

"Apa-apaan ini Keira... Salah apa anak saya sama kamu sampai hati kamu berselingkuh." ucap Sinta histeris. Keira masih mencerna ucapan Sinta dan kenapa dirinya di ruangan ini bersama dengan pria asing.

"Aku tidak menyangka kamu berkhianat seperti ini keira. Kamu jahat... Jahat sekali... Berbuat Zina seperti ini."

"Mas... Aku nggak tau kenapa ini bisa terjadi, dengerin aku dulu mas..." ucap Keira panik. setelah beberapa saat paham kenapa situasinya seperti ini Keira berubah menjadi panik.

"Keira Evangelista binti Rozali mulai detik ini saya talak kamu"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Heni Windasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14

Daniel dalam perjalanan menuju sebuah restauran bersama dengan Bara untuk bertemu Client. Namun sebelum sampai di sana, Daniel mendapatkan kabar menggemparkan dari mang Tono. Daniel segera menelfon Mike untuk menghandle urusannya sementara dirinya memutar balik dan pergi ke rumah sakit.

"Andrew ada di sini kan Bar?" tanya Daniel.

"Iya Andrew pasti menangani Liam. Lo yang bener dong, tenang dulu."

"Gimana gue bisa tenang. Anak gue Bar..." ucap Daniel. Saat mereka sampai rumah sakit, Daniel segera keluar dan masuk kedalam rumah sakit diikuti oleh Bara.

"Mang... Dimana Keira?"

"Nyonya nunggu di kursi tunggu ruang operasi Tuan." ucap Mang Tono segera menunjukan Keira. Mata Daniel melihat Keira yang menangis seraya menangkup wajahnya.

"Kei..." Suara bariton Daniel membuat Keira menoleh. Keira berdiri dan memeluk Tubuh Daniel.

"Mas... Liam... Liam kecelakaan.." ucap keira bergetar lirih. Bara baru pertama kali melihat istri sahabatnya itu. Ia terkejut ternyata istrinya masih sangat muda bahkan jika dilihat disisi Liam sudah seperti pasangan kekasih.

"Shhh.... Kita berdoa bersama ya." ucap Daniel mengusap punggung Keira. Mereka sama-sama saling menguatkan.

"Loh Daniel kamu disini?" suara itu membuatnya menoleh. Untuk apa Diana ada ditempat ini. Diana tersenyum sinis saat melihat Daniel memeluk seorang wanita.

"Sudah tenang... Liam pasti baik-baik saja." ucap Daniel kembali menenangkan Keira. Tubuh Keira bergetar hebat, Daniel beberapa kali mengecup puncak kepalanya. Diana kesal karena sapaannya tak dibalas oleh Daniel, Diana penasaran siapa yang mereka tunggu.

"Mohon maaf apa keluarga pasien ada pendonor dengan golongan darah AB?" tanya perawat yang keluar dari ruangan itu. Keira menoleh, tanpa pikir panjang dirinya langsung mengangkat tangannya.

"Apa disini nggak ada stok darahnya Sus?" Tanya Daniel, dirinya tahu bahwa Keira tengah datang bulan dan tak mungkin gadis itu mendonorkan darahnya.

"Biar aku yang donor mas. Golongan darahku AB." ucap Keira.

"Kamu nggak bisa Kei... Jangan bahayain diri kamu" ucap Daniel tak setuju.

"Pasien kehilangan banyak darah, Dan saat ini kondisinya kritis." Keira tak kuasa mendengar hal itu.

"Saya sus... Saya siap." ucap Keira kekeh.

"Mas ini demi Liam... Aku nggak mau Liam kenapa-napa." ucap Keira melepaskan cekalan tangan nya dari Daniel. Mendengar nama Liam, Diana membeku putranya yang sedang berjuang di ruang operasi itu.

"Bawa saya Sus." ucap Keira nekat. Keira dibawa keruangan lain untuk menjadi pendonor darah. Keira tak mengatakan bahwa dirinya tengah datang bulan.

"Kenapa Lo tahan istri Lo.."

"Kondisinya lagi nggak baik Bar... Gue takut kalau dia juga kenapa-napa." ucap Daniel kini duduk disebelah Bara.

"Liam kenapa?" tanya Diana pelan.

"Kecelakaan..."

"Jadi yang tabrakan dengan anak aku itu Liam?" kini Daniel mengerti kenapa Diana ada disini. Apa yang menyebabkan Liam keluar dari rumah, karena Liam tak mungkin pergi dari rumah jika tak ada urusan penting. Kondisi Liam juga masih sakit jadi tak mungkin dirinya pergi begitu saja.

Daniel sedang tak ingin berbicara dengan Diana. Entah kenapa dirinya tak ingin memulai percakapan tak penting dengannya. Diana adalah ibu kandung Liam, dan tentu saja golongan darah Diana itu AB sama seperti Liam dan Leon. Namun Diana sama sekali tidak peduli dengan keadaan Liam.

Satu jam kemudian...

Dokter sudah keluar dari ruangan operasi. Daniel segera menghampiri Andrew selaku dokter sekaligus sahabatnya.

"Kondisi Liam sudah ditangani, masa kritisnya sudah dilalui. Dan kita hanya tinggal menunggu dia sadar saja. Untuk lukanya, cidera di bagian tangan kiri kemudian dibagikan kepala. Aku akan bawa surat keterangan nya nanti, aku membersihkan diri dulu " ucap Andrew membuat Dirinya merasa sedikit lega. Namun Keira tak kunjung menghampiri mereka.

"Sus bawa Pasien Keruang VIP di Bougenville ya." ucap Andrew dan membuat perawat membawa banker Liam.

"Sus istri saya dimana?" tanya Daniel. Perawat memberitahu bahwa kondisi Keira memburuk sehingga Keira berada diruang rawat yang berbeda.

"Bar Lo temenin Liam sebentar ya, gue lihat Keira dulu." Bara mengangguk. Daniel segera pergi menuju keruangan yang perawat sebutkan. Kini ia melihat Perawat tengah mengecek tensi darahnya.

"Istri saya sus?"

"Maaf sebelumnya Pak, Ibu Keira tak berkata jujur tentang keadaan nya. ibu Keira tengah datang bulan tapi memaksa untuk mendonor, kini keadaan nya menurun pak. Saya akan terus mengontrolnya selama 1 x 24 jam untuk kondisinya." ucap Perawat itu membuatnya menghela nafas. Ia menatap Wajah Keira yang begitu pucat.

"Terimakasih ya Sus." Ruangan itu khusus dekat juga dengan tempat perawat sehingga Keira akan terus terpantau.

"uhuk..." suara batuk itu membuat Daniel menatap Keira yang membuka matanya.

"Aku sudah katakan jangan nekat. Lihat bagaimana kondisimu sekarang? Jangan membahayakan dirimu Kei..." ucap Daniel sudah hendak menangis.

"Bagaimana keadaan Liam mas?" tanya Keira.

"Pikirkan dulu keadaan mu, liam sudah melewati masa kritisnya. Kita hanya perlu menunggu nya siuman."

"Alhamdulillah..." ucap Keira lirih.

"Kenapa kamu lakuin ini kei... Liam bukan anak kamu, dan... Kenapa? Terimakasih kei..." ucap Daniel lirih. Kini pria itu menangis dengan menggenggam tangan Keira.

"Liam itu anak aku mas. Kamu ini ngomong apa sih, Liam dan Leon itu anak aku... Jahat banget kamu sama aku." ucap Keira kesal.

"Terimakasih..."ucap Daniel lirih.

"kata Terimakasih saja nggak akan cukup buat apa yang udah kamu lakuin buat anak-anak...." ucap Daniel lirih sekali. Keira mengusap airmata Daniel dengan lembut.

"Jangan bicara itu lagi, Mereka anak-anak aku. Meskipun tak ada hubungan darah sama aku, tapi aku anggap mereka anak-anak aku mas. Sudah seharusnya aku jaga mereka...Emmm aku haus mas." ucap keira. Daniel segera membantunya untuk minum.

"Aku mau lihat Liam."

"Nggak bisa. Kamu harus di ruangan ini 1 X 24 jam untuk terus dikontrol sama perawat soal kesehatan kamu." Keira cemberut mendengar hal itu.

"Terus siapa yang jagain Liam."

"Ada aku, ada bara juga. Ada perawat juga. sekarang kamu pikirin kesehatan kamu dulu. Please kali ini dengerin aku yaa..."

"Iya mas iyaa...ya sudah sana kamu temenin Liam, pasti dia butuh sesuatu nanti. Pasti canggung kalau minta tolong orang lain "

"Kamu gimana?"

"Mas aku udah besar ya, aku bisa jaga diri aku sendiri."

"Liam juga udah besar."

"Mas ...." Daniel mengelus puncak kepala Keira.

"Jangan nangis... Kamu jelek banget kalo nangis mas. Inget umur." ledek Keira. Daniel mengusap wajahnya.

"Meskipun umur sudah mau kepala empat tapi saya masih ganteng gini kan." ucap Daniel dengan percaya dirinya. Keira terkekeh mendengar nya, bisa bisanya disaat seperti ini mereka bercanda. Tapi memang benar Daniel masih sangat tampan dan tidak kelihatan seperti orang yang berumur hampir kepala empat.

" Udah sana... Temenin Liam mas. Dia butuh kamu."

"Emangnya kamu nggak butuh aku?"

"Ishhh... Lama-lama aku nekat pergi juga nih."

"iya-iya... Bawel banget sih. Jangan nekat, kamu harus istirahat yang bener disini. Aku pergi yaa."

"Iya mas... Ya udah sana"

"Aku pergi ya.."

"iya mas..." Keira heran, Daniel mengatakan pergi tapi masih tetap duduk di kursi tepi ranjang itu.

"Aku pergi ya..."

"Ah terserah lah tenaga ku udah habis. Kamu malah ngajakin ribut." Daniel terkekeh mendengar nya. Ia membungkuk dan mengecup kening Keira. Hal itu membuat Keira terkejut bukan main.

"Istirahat ya, aku keruangan Liam dulu." ucap Daniel kemudian beranjak dari sana dan pergi. Keira merasa hatinya menghangat saat seperti ini.

1
snow Dzero
Thor saran aj ya secara Kiera dan Daniel kan baru kenal harus y ad rasa canggung apalagi Liam kan beda 2 tahunan doang sama kei ,terlalu 2 the poin Thor buat ngakuin sbgai ank
Cindy Heni: terimakasih sarannya/Smile/ Author pastikan kedepannya kalau buat novel lebih baik hehehe... untuk Novel ini udah selesai, jadi hanya tinggal update /Grimace/ kalau di ubah harus ubah lagi semuanya/Cry/
total 1 replies
snow Dzero
Luar biasa
Cindy Heni
tengkiyuuuuu❤️❤️
NNPAPALE🦈🦈🦈🦈
aelah cerita bagus kayak gini gak ada yg baca apa ya... ayo semangat othor...
Cindy Heni
terimakasih sudah berkunjung
Los Dol TV
aku kunjung...
Los Dol TV
kunjungan 2 bab terlihat hmmm gitu, thor. kunjung balik ke karyaku ya..
Dewi Sartika
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!