NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Ayah

Suami Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Inisial EY

Karena begitu dimanja oleh Ayah dan kedua Kakaknya, Rara--Clara Pramudita tidak mau membuka diri untuk melihat ke arah laki-laki yang akan menjadi pasangannya yang ia yakini belum tentu sesayang Ayah dan kedua Kakaknya padanya.

Sang Ayah pun akhirnya turun tangan, memilihkan suami untuknya, yang kebetulan Rara pun memilih sosok yang sama. Riko Rahardian.

Bagaimana pernikahan Rara dan Riko nantinya?



Dibaca ya guys.

#dramapernikahan #nikahpaksa #stratasosia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inisial EY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Emosi

"Langsung pulang Nona?" tanya laki-laki itu kembali menghampiri saat Ayah Burhan memanggil pramusaji untuk membayar pesanan mereka.

Bukannya pramusaji yang mendekat, tapi dia lah yang mendekat yang membuat Riko kini terus menatap istrinya dalam diam.

Ada rasa tak nyaman saat ada laki-laki lain yang tahu apa yang tidak disuka dalam makanan istrinya.

Ingin sekali ia menggenggam tangan Rara untuk menunjukkan kepemilikan, tapi dia tidak enak hati dengan Ayah Burhan.

Riko tidak ingin Ayah Burhan menilai jika ia terlalu posesif dengan Rara dan membatasi gerak putrinya, padahal Rara tidak melakukan apapun.

Dalam tanda kutip, mereka hanya sedang jajan. Kekanakan sekali jika Riko menunjukkan rasa tidak sukanya di depan Ayah Burhan yang bahkan baru saja menjadi mertuanya belum genap satu minggu.

Tapi, senyum manis Rara saat membalas pertanyaan laki-laki itu membuat dadanya sesak tiba-tiba karena istrinya itu belum pernah memberikan senyum manis seperti itu padanya.

Apakah salah jika Riko merasai rasa ini?

"Iya. Udah kenyang soalnya." jawab Rara sembari tersenyum lalu menoleh pada Ayahnya. "Ayah juga pengen cepet-cepet sampai rumah kan?"

Ayah Burhan mengangguk sekenanya menjawab pertanyaan putrinya.

"Enggak ingin menikmati pemandangan sebentar? Bukankah pemandangan ikan-ikan sedang berenang adalah pemandangan favorit Nona?" tanya laki-laki itu yang membuat Riko kini menaikkan alisnya.

'Apa maksud laki-laki ini? Kenapa ingin sekali menahan Rara agar lebih lama disini.' gumam Riko dalam hatinya yang raut wajah tidak sukanya kembali tertangkap oleh mata Bunda Citra.

"Kita langsung pulang aja, Ra. Badan Bunda udah lengket semua dari tadi lho." seru Bunda Citra yang baru saja duduk kembali.

Rara mengangguk lalu menatap laki-laki itu lagi sembari tersenyum, "Terimakasih ya tawarannya, Mas. Tapi, Ayah dan Bunda lagi capek, baru pulang liburan jadi enggak bisa lama-lama kita disini."

'Sama laki-laki itu dipanggil Mas, sama saya yang jelas-jelas suaminya dipanggil abangnya Lisna.' gerutu Riko dalam hatinya.

"Oh Maaf. Saya tidak tahu." ujar laki-laki itu tidak enak hati, lalu memberikan bon pada Ayah Burhan namun belum sampai di tangan Ayah Burhan, Riko pun mengambilnya.

"Maaf. Biar Saya saja yang membayar." Riko mengambil debit card yang ada di dompetnya lalu memberikan pada laki-laki tersebut dan dalam waktu sebentar sudah terbayar.

"Terimakasih atas kunjungannya. Jangan bosan-bosan kemari ya, Pak, Bu, Nona Rara, dan Kakaknya." ujar Laki-laki itu lagi saat anggota keluarga Ayah Burhan mulai berdiri dari duduknya.

"Dia bukan Kakaknya Rara." ujar Ayah Burhan seraya menepuk pundak laki-laki tersebut sembari melewatinya yang kini membuat Riko menatap Ayah mertuanya.

Dalam hati Riko berteriak, 'kenapa enggak dijelasin sekalian Ayah kalau saya itu suami Rara.' namun hanya diurungkan saat Rara terus berjalan cepat di depannya.

***

"Kalian langsung ke kamar aja, Bunda sama Ayah juga mau ke kamar!" pinta Bunda Citra pada anak dan menantunya saat mereka baru saja memasuki rumahnya.

"Iya, Bun." Riko lah yang menjawab, karena Rara langsung pergi begitu saja ke dalam lift menuju kamarnya.

"Kenapa enggak jawab pas Bunda nyuruh langsung ke kamar?" protes Riko pada istrinya saat keduanya berada lift.

Rara hanya melirik sekilas, lalu menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Ditanya itu dijawab, Ra." protes Riko lagi yang membuat Rara mendelik kesal.

"Gampang banget sih ngomongnya. Giliran tadi aku tanya juga kamu enggak jawab kan? Jadi kita impas." balas Rara acuh yang membuat Riko menghela napasnya lalu menoleh ke samping di mana Rara tak melihat wajahnya, walaupun hasilnya nihil, karena Rara bisa melihat pantulan dirinya dari dinding lift.

"Kejadian tadi sama ini, itu beda." ucap Riko saat mereka sampai di lantai di mana kamar mereka berada.

"Apa bedanya? Sama aja kali. Aku tanya enggak kamu jawab, dan sekarang kamu tanya enggak aku jawab. Gitu kan?" Rara melirik kesal ke arah suaminya.

"Duduk dulu." ucap Riko sembari menepuk space kosong di sebelahnya.

"Harus ada jarak." Rara mengambil satu guling sebagai pembatas duduk mereka.

"Sholat dulu deh." pinta Riko saat Rara baru saja mendudukkan bokongnya.

"Yang bener jadi orang ngapa sih! Tadi katanya nyuruh duduk. Sekarang ngajak sholat." gerutu Rara sembari menatap kesal suaminya.

"Karena sudah waktunya sholat, Ra. Kamu dengar suara adzan kan? Jadi ngomongnya setelah sholat aja." balas Riko lembut, "Kita jamaah ya sholatnya. Saya duluan yang wudhu."

Tanpa mendengar jawaban dari istrinya, Riko pun langsung saja ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, dan beberapa menit kemudian berganti Rara yang ke kamar mandi.

Saat istrinya belum keluar dari kamar mandi untuk mengambil wudhu, Riko pun berinisiatif menggelar sajadah untuknya dan istrinya, lalu mengambilkan mukena Rara yang ia letakkan di atas sajadah istrinya.

Hem, baru ngelakuin gini aja Riko udah bisa senyum-senyum sendiri, apalagi nanti saat ia selesai sholat lalu berbalik badan dan memberikan tangannya untuk dicium oleh Rara.

MasyaAlloh.. Mungkin rasanya enggak bisa diungkapkan dengan kata-kata. gumam Riko dalam hatinya.

Namun sedetik kemudian ia mengernyitkan dahinya heran saat melihat istrinya hanya berdiri di depannya tanpa segera memakai mukena yang telah ia siapkan.

"Aku halangan abangnya Lisna." ujar Rara sembari nyengir.

"Enggak bohong?" selidik Riko. "Kan tadi pagi bisa sholat subuh." lanjutnya seakan tidak rela, karena usahanya agar bisa sholat berjamaah dengan istrinya, harus tertunda lagi.

"Enggak bohong kok. Buat apa aku bohong? Enggak ada untungnya juga kan!" balas Rara sembari berjalan ke sofa.

'Kalau udah selesai halangan, pasti bisa. Sabar, Riko.' gumam Riko dalam hatinya menguatkan hatinya yang tiba-tiba patah karena hal tersebut.

***

"Ra, tidur?" tanya Riko pada Rara yang terlihat memejamkan matanya setelah ia selesai sholat.

"Enggak." balas Rara sembari membuka mata lalu menatap suaminya seraya menaikkan alisnya.

"Saya mau ngejelasin bedanya yang tadi."

"Oke! Emang apa bedanya?" tanya Rara menurut, sembari menoleh pada suaminya yang kini duduk di sebelahnya dengan jarak.

Riko menatap mata istrinya sebentar sebelum menarik napasnya perlahan, "kamu tahu Bunda itu orang tua kamu. Kalau Bunda ngomong itu dijawab, itu termasuk adab sopan santun anak ke orang tua."

"Terus kaitannya dengan kamu yang enggak jawab pertanyaan aku, dan aku yang enggak jawab pertanyaan kamu itu apa?" tantang Rara menaikkan alisnya.

"Saya tanya kamu tadi karena saya mau kamu menghargai Bunda yang sedang berkata sama kita."

"Terus kenapa tadi pas di kedai aku tanya enggak kamu jawab? Karena aku bukan orang tua kamu. Ya?" tanya Rara yang kini membuat Riko menghela napasnya.

Ingin sekali dia berkata pada Rara jika dia tidak nyaman dengan istrinya yang bisa berkata lembut dan tersenyum manis pada laki-laki lain.

Ingin juga dia bertanya, sesering apa dia ke kedai soto itu sehingga laki-laki berkacamata tadi bisa tahu porsi spesialnya begitupun kebiasaannya?

Tapi, apa jika Riko bertanya tentang dua hal yang sejak tadi memenuhi dadanya pada Rara, apakah istrinya itu Terima?

Apakah dia tidak dicap suami yang suka membatasi gerak istrinya?

Riko menggelengkan kepala pelan mengenyahkan segala prasangka buruk yang hinggap di kepalanya.

Bukankah ia suami dari wanita di hadapannya ini?

Bukankah ia berhak untuk bertanya mengenai hal itu?

Dan bukankah ia juga berhak memiliki panggilan khusus untuk dirinya dari wanita cantik berpipi chubby ini?

"Saya--"

"Aku udah tahu jawabannya." potong Rara cepat yang membuat Riko yang mulanya menunduk kini menatap istrinya.

"Apa?" Riko ingin tahu.

"Karena aku bukan orang tua kamu. Jadi kamu enggak menghargai aku yang lagi tanya sama kamu. Gitu kan?"

"Hah!?!" Riko tidak habis pikir dengan pikiran istrinya. "Kamu istri saya, Ra. Apa perlu saya bilang ke laki-laki berkacamata tadi kalau kamu istri saya?" katanya lepas kontrol yang membuat Riko sedetik kemudian menyesali perkataannya.

Bukankah ia sendiri yang ingin hubungannya dengan Rara berkembang secara alami, lalu apa yang ia lakukan tadi?

"Maksud kamu apa abangnya Lisna? Kenapa Mas Mario dibawa-bawa segala coba!" Rara tak sadar menaikkan nada suaranya satu oktaf, "Kamu aneh ya ternyata!" Rara langsung berdiri dari duduknya.

"Bisa duduk dulu enggak?" pinta Riko memelas pada istrinya.

Dengan wajah kurang bersahabat, Rara pun duduk kembali dengan mengembuskan napasnya kasar di depan Riko agar laki-laki itu tau jika ia kesal dengan pertanyaan Riko yang kadang tidak menemukan ujungnya.

"Maaf. Saya hanya sedang sedikit emosi."

"Emosi dijadiin alasan. Kalau lagi emosi itu tarik napas, buang perlahan. Jangan libatkan orang yang enggak tau apa-apa." Rara mencoba meluruhkan emosi yang juga mengungkungnya.

'Seandainya kamu tahu kalau Mario itu yang jadi alasan saya emosi seperti ini. Kira-kira apa tanggapan kamu?' tanya Riko dalam hatinya saat mengangguk mengiyakan pinta istrinya.

Bersambung....

1
Noniesal
semangat yahhh/Kiss/
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
jgn lama2 updatenya yah...sayangku
Noniesal
semngat thor
Inisial EY: siap😍
total 1 replies
Noniesal
sedih kok😢
Inisial EY: kasihan Riko😌
total 1 replies
Noniesal
/Shhh//Shhh/
Inisial EY: 😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Noniesal
Kok..ayah, bisa ya bocorin rahsia..ku aduin sama bonda/Joyful/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Jumi
lanjut dong
Inisial EY: okay😁
total 1 replies
Inisial EY
eaaaa... manis banget ya Mas Riko. mana nih like nya kakak-kakak readers? author yang nulis aja baper, masa kalian enggak sih? hehehe
Noniesal: semangat thor..itu JODOH TERBAIK mmg udh ngak update ya thor..keren kok..critanya..masa gntung gitu ajah..kutunggu yah .updatenya..sayangkuuuu/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Inisial EY: sudah update kak.
tapi masih nunggu review. ditunggu ya😘
total 4 replies
Noniesal
thor..ooo...thor..
aku suka jln critanya..semangat ya thor..
utk terus berkarya
Inisial EY: siap😍😍😍😍 terimakasih akak
total 1 replies
Noniesal
dalamnya cinta mas riko...setulus itu cintanya..susah mau ketemu lelaki yg menagis..kerana CINTA..Semangat abangnya lisna
Inisial EY: semangat!!!
total 1 replies
Noniesal
mertua yg prihatin amat..segitunya plan mereka ../Facepalm/
Inisial EY: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Noniesal
Luar biasa
Noniesal
kasian sama abangnya lisna/Grin/
Inisial EY: iya, kasihan banget ya kak😁 ikuti kelanjutan ceritanya terus ya kak. makasih😍
total 1 replies
Andriani Andriani
up yg byk dong min
Inisial EY: insyaAlloh ya kak.. soalnya 2 yang on going☺
total 1 replies
Inisial EY
Hai guys.. ini novel ketigaku. ya, walaupun yang kedua belum aku lanjutin sih🤣 semoga kalian suka ya. jangan lupa like, subscribe, vote, dan kasih hadiah biar aku semangat ngetik ya😍 love kalian sekebooon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!