My Chicken Girl

Suasana yang tak pernah di rasakan oleh Mr Kim selama ini akhirnya hadir. Ini pertama kalinya anak pengusaha terkenal itu tersenyum senang di meja makan. Bahkan Hyeri yang seorang gadis biasa juga merasa baik-baik saja bersamanya. Rasa takutnya seperti hilang seketika. Gadis biasa ini juga terkejut saat Yeol dengan senang hati menawarkan diri untuk mengantarkannya pulang.

"Terima kasih," ucap Hyeri padanya.

"Istirahat lah! Aku tak mau pesuruhku sakit karena diriku," ujarnya.

"Kamu sadar diri juga rupanya," sindir Hyeri sedikit.

"Diam lah dan turun!" suruhnya.

"Ok ok, oh iya ngomong-ngomong kamu memiliki senyuman yang manis. Dah!" ucap Hyeri sebelum dirinya benar-benar turun.

Hati Yeol terasa ingin melompat karena senang. Ia bahkan tak bisa menahan senyuman setelah Hyeri benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Dengan perasaan senang, ia kembali ke rumahnya.

Shin Yong Dae dan Jian akhirnya bisa merasa lega setelah melihat Hyeri pulang dalam keadaan baik-baik. Ia bahkan tersenyum sedikit saat ia masuk.

"Hyeri, kamu baik-baik saja, masih terasa pusing atau ayah bawakan saja makanan untukmu?" tawar ayahnya yang masih khawatir.

"Ayah ayah, sudah tak usah, aku baik-baik saja dan perutku sudah kenyang," ucap Hyeri mencegahnya.

"Syukurlah!" Shim Yong Dae bisa lega sekarang.

"Jian, kamu menungguku?" Hyeri beralih ke sahabatnya yang juga menunggunya di sana.

Jian langsung memegang kedua tangan sahabatnya. "Tentu saja, aku sangat khawatir padamu. Mr Kim tak berbuat jahat padamu kan?" jawabnya sambil memastikan.

"Tidak Jian, dia malah memberikan makanan padamu," ucap Hyeri membuat Jian sedikit tak percaya.

"Hah seorang Yeol?"

"Hem mungkin dia merasa bersalah kali," jawab Hyeri yang berpikir.

"Oh iya kali ya." Jian mengangguk-angguk. "Ya sudah aku pulang dulu ya sudah malam. Aku tadi mampir tak bilang ke ibuku," lanjutnya berpamitan.

"Baiklah. Terima kasih Jian," ucap Hyeri padanya.

Gadis itu mengangguk. "Sampai jumpa besok!"

"Sampai jumpa!" balas Hyeri melambaikan tangan padanya.

Hyeri mengantarkan temannya sampai di depan. Ia lalu masuk kembali dan langsung disuruh istirahat oleh sang ayah. Gadis itu menurut dan mulai naik menuju kamarnya. Sementara di rumah, pria yang sedang merasakan kebahagiaan terus tersenyum tanpa henti. Yeol terus-terusan mengingat perkataan Hyeri yang memujinya. Kedua pipinya tampak merah sekarang. Entah apa yang terjadi pada pria satu ini. Ia menjadi senyum-senyum sendiri sampai dirinya terlelap dalam tidurnya.

Kota Daegu telah cerah kembali. Suasana kota kembali ramai untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Gadis yang tampak jauh lebih baik ini juga telah sampai di kelasnya. Ia merasakan ada sesuatu yang berbeda di mana dirinya tak mendapatkan panggilan dari bos sekolah. Semuanya terlihat baik-baik saja walau perundungan masih berjalan seperti biasa.

"Pagi Hyeri!" Sapa ramah Jian padanya.

"Pagi juga!" Balasnya tersenyum lalu duduk.

Jian tiba-tiba mendekatkan kursinya. "Kamu sendiri kah?" tanyanya karena tak menjumpai seorang bos sekolah bersamanya lagi hari ini.

"Ya, memang aku sama siapa?" pikir Hyeri yang bingung.

"Mr Kim.... tak bersamamu lagi?" Lanjutnya bertanya.

"Entah lah aku tak mendapatkan panggilan darinya," jawab Hyeri sambil meletakkan buku yang diambilnya ke meja.

"Mungkin kah kamu sudah di bebaskan?" Jian menebaknya.

"Lebih baik jika itu benar," jawab Hyeri padanya.

Sementara di basecamp gedung belakang. Suasana Mr Kim sangat baik hari ini. Ia terus tersenyum membuat dua temannya yang baru datang menjadi heran. Bos nya saat ini seperti sedang kerasukan sesuatu. Tak seperti biasanya, bos sekolah yang di kenal wajah garangnya mendadak tersenyum sekarang.

"Woi kenapa denganmu? Aneh aku ngeliatnya," tanya Gong Chil sambil menepuk paha Yeol dan duduk di sebelahnya.

"Yah sakit tau!" teriak Yeol padanya.

"Aku merinding melihatmu tersenyum tadi. Masih sehat kan?" ledek Gong Chil yang mencoba mengetes dahi sahabatnya itu.

"Singkirkan tanganmu!" tepis Yeol langsung sedikit kasar membuat Gong Chil mengibaskan tangannya.

"Balik galak lagi dia," ucap Jung-il yang menggeleng.

"Aku lapar, kita suruh si gadis biasa itu yuk!" Ujar Gong Chil memberi ide.

"Ya sudah kita ke kantin. Aku yang traktir," tawar Yeol yang berdiri.

"Tunggu, kelas mau mulai! Ingat ujian tengah semester sebentar lagi," cegah Jung-il pada mereka berdua.

"Haish kita tinggalkan saja dia," usul Gong Chil sambil merangkul Yeol dan berjalan keluar.

"Yah!" teriaknya pada mereka. Tapi kedua pria itu malah melambaikan tangan ke belakang.

Jung-il yang terkenal murid pintar terpaksa ikut ke kantin untuk membolos, lagi pula tak akan ada guru yang menegur atau menghukumnya. Tak belajar pun ia pasti akan bisa mengerjakan semua soal saat ujian nanti.

...____________🐔❤️🐔____________...

Pelajaran akhirnya usai sudah dan waktunya para murid untuk beristirahat. Pergi ke kantin atau ke tempat yang mereka inginkan. Jian berencana membawa Hyeri ke kantin untuk makan bersama. Belum juga mengajaknya, Hyeri sudah di datangi oleh Somi dan gengnya terlebih dahulu. Jian pun duduk kembali untuk menyimak.

"Heh pesuruh, belikan aku beberapa cemilan di kantin sana!" suruh si gadis angkuh dengan kasar padanya.

"Somi pergilah sendiri, ku lihat dirimu masih sehat," balas Hyeri menolak.

"Yah! Berani membantah ya!" ucapnya keras.

"Ayo Jian, kita pergi!" Hyeri menarik tangan sahabatnya dan memilih mengabaikan si gadis angkuh itu.

"Hei aku belum selesai!" teriaknya yang kesal.

Somi mengepalkan tangannya karena merasa kesal di perlakukan begitu saja oleh anak biasa seperti Hyeri. Gadis satu ini pun memikirkan cara untuk memberinya perhitungan. Ia juga ingin mengingatkan dirinya untuk tidak dekat dengan Yeol, tunangannya. Somi dan beberapa temannya akhirnya keluar untuk menemui Yeol di kantin khusus.

Suasana kantin tampak berbeda, di mana terdapat area khusus untuk para kelahiran sendok mas di atas sementara untuk kaum biasa terletak di bawahnya. Kantin SMA Serim memanglah begitu besar terdapat dua lantai untuk memisahkan antara yang berkuasa dan kalangan biasa

Hyeri sudah duduk berdua bersama Jian dan tengah menyantap makanannya. Karena baru pertama kali ke kantin, Hyeri sedikit bingung dengan perbedaan yang ada di sana. Di depan dua gadis ini sudah tersedia dua mangkuk pangsit yang mereka pesan.

Saat sedang asyik-asyiknya menikmati makanannya, tiba-tiba Yeol datang bersama dua temannya duduk di sana. Hyeri bahkan sampai tersedak karena terkejut. Dengan segera Yeol memberikan air padanya

"Pelan-pelan dong, ini minumlah!"

"Kalian kenapa duduk di sini? Ini bukan tempat kalian harusnya," tanya Hyeri setelah minum.

"Yah! Suka-suka kami ya, aku juga tak mau jika bukan Yeol yang memintanya," jawab Gong Chil yang tak santai.

Jian hanya diam sambil terus makan karena tak berani berbicara. Jung-il yang duduk di sebelahnya memperhatikan dirinya yang terlihat sangat lucu baginya. Jian merasa tak nyaman karena terus di pandang. Hyeri yang melihatnya pun berdiri mengajaknya untuk pergi.

"Ayo Jian, kita kembali saja!" ajaknya.

"Et mau ke mana? Makan saja!" Tarik Yeol langsung membuat Hyeri terduduk kembali. Begitu juga Jian yang di dudukan lagi oleh Jung-il.

"Tikus, makan mu banyak juga. Mau nambah tidak?" tanya Jung-il sambil menggodanya. Jian hanya menggeleng pelan.

"Oi kalian ini, aku lapar, malah sibuk sama cewe!" kesal Gong Chil yang merasa diabaikan sedari tadi.

"Haish kamu pesan saja," suruh Yeol padanya. Dengan senang si rambut ikal yang doyan makan ini langsung memesan makanan untuk dirinya.

Jung Somi yang duduk bersama Han Yeon di atas, menjadi tambah kesal lantaran Yeol malah duduk di sebelah Hyeri. Ia tak habis pikir dengan pria tunangannya yang malah memilih duduk dengan gadis biasa. Tak lama Somi berdiri dan pergi dengan marah karena tak tahan. Han Yeon ikut berdiri untuk mengejarnya.

"Somi, tunggu!" panggilnya sambil melirik kesal ke arah Yeol dan lainnya.

................................🐓❤️🐓................................

...Bersambung...