Nalendra, I Love You

Masih di hari yang sama, Namun di tempat yang berbeda. Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu tengah selesai menangani Seorang pasien disana.

"Di mohon ibu di jaga pola makannya ya.. Jangan makan yang lemak-lemak terlebih dahulu. Dan ini adalah resep obatnya bu, Bisa di tebus di ruang farmasi.. "Begitu lembut dokter wanita yang masih terlihat cantik itu. Pasien wanita yang usianya lebih tua pun terkesima.

Jika orang lain saja di perlakukan demikian, Lalu bagaimana dengan keluarganya sendiri? Sudah pasti lebih dari ini.

"Baiklah, Terimakasih ya dok.. kalau begitu saya permisi.."Ucap Pasien wanita tersebut sembari beranjak berdiri. Tidak lupa sebuah senyum yang wanita itu tampilkan.

Begitupun juga Mommy Alea. Ya,Begitulah Mommy Alea memperlakukan satu persatu pasiennya. Mommy Alea yang memang pada dasarnya lemah lembut semakin perhatian kepada para pasiennya.

"Apa masih ada pasien di luar?" Tanya Mommy Alea kepada perawat yang selalu mendampingi wanita itu saat sedang bekerja.

"Tadi yang terakhir Dok.. Tapi ada tamu yang ingin bertemu dengan anda.."Mommy Alea yang tengah mencatat sesuatu itu mengangkat kepalanya dengan dahi berkerut.

Baru ingin bertanya siapa tamu yang ingin bertemu dengannya, seorang wanita paruh baya yang cantik nan anggun masuk tanpa harus di perintah. Wanita yang biasa di sapa Mami Irene itu mengucap salam seraya berjalan mendekat.

"Waalaikum salam ...Mbak Irene? Duduk dulu mbak.. "Mami Irenr akhirnya duduk di kursi di depan dokter, Hingga sekarang posisinya berhadap-hadapan.

"Ohya sust.. Tolong suster bawa dan di simpan ya.. Besok saya ambil.. "Titah Mommy Alea kepada perawat tersebut.

"Baik dokter.."Sang perawat pun mengambil kertas-kertas tersebut dan segera pamit undur diri. Sang perawat pun juga mengerti jika sepertinya sang dokter butuh ruang pribadi bersama Tamunya yang tak lain adalah Kak ipar dari dokter Alea sendiri.

"Mbak Irene, Bentar ya.. Aku cuci tangan dulu.."Mami Irene mengangguk, Ia tau sebagai seorang dokter, Mommy Alea memang selalu menjaga kebersihannya. Sementara Mami Irene bersedia untuk menunggu.

"Udah gak ada pasien lagi dik? ini mbak gak ganggu kan??" Tanya Wanita itu ketika Mommy Alea baru keluar dari kamar mandi. Mommy Alea menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

"Enggak mbak..Tadi pasien yang terakhir.. Sebenarnya ini juga mau pulang kok."Jawab Mommy Alea terhadap kakak iparnya ini. Walaupun usia Mami Irene dua tahun lebih muda dari Mommy Alea. Mau bagaimana pun jika di mulai dari urutan, Tetap Mami Irene yang menyandang gelar usia lebih tua. Karena memang Wanita itu menikah dengan Kakak tiri dari Daddy Alvaro, Suami dari Mommy Alea.

"Ada apa perlu apa mbak? Tumben langsung dateng ke rumah sakit.. Memang datang niat periksa atau..

"Enggak... Mbak tuh dateng kesini bukan mau periksa.. Tapi emang sengaja aja mau temui kamu.. Soalnya, Ada sesuatu yang mau mbak bicarain.. "Di lihat dari tutur katanya, Sepertinya memang sangat penting dan cukup serius.

"Memangnya mbak mau bicara penting apa?" Tanya Mommy Alea begitu penasaran.

"Nalendra? Dia udah sembuh dari sakitnya...?

"Udah kok mbak.. Baru semalam balik ke apartemen.."Mami Irene mengangguk. Tak lama kemudian Ibu kandung dari Brian itu merogoh tasnya dan meraih sebuah ponsel. Mami Irene sempat mengotak atik benda pipih itu sebentar kemudian menyerahkan ponsel tersebut sembari memperlihatkan sebuah foto disana.

Mommy Alea pun menerima ponsel milik kakak iparnya ini di sertai rasa bingung. Mami Irene yang yang melihat itupun segera membuka pembicaraan.

"Kamu perhatiin baik-baik..Itu Nalendra bukan? Dan perhatikan juga gadis yang di sampingnya..

Mommy Alea akhirnya menatap foto seorang pria dengan penampilan tertutup itu. Dan sepertinya foto tersebut di ambil dari jarak yang tak terlalu jauh. Jika di lihat dari postur tubuhnya Mommy Alea sangat yakin jika pria yang berada di foto tersebut memang benar putranya, Nalendra. Terlebih jam tangan yang di pakai pria itu jelas membuat Mommy Alea yakin, Seyakin yakinnya.

"Pria ini memang Nalendra mbak.. Dan Gadis yang di sampingnya? "Mommy Alea terdiam sejenak mengamati foto tersebut agar lebih dekat.

"Ya Allah..Kirana??

.

.

.

Mommy Alea menatap sang kakak ipar dengan tatapan tak percaya. Mommy Alea melihat kembali gadis yang ada dalam foto tersebut. Dan ya, memang benar-benar mirip dengan Kirana, Seorang gadis yang sangat ia kenal. Bukan hanya kenal tapi mungkin hampir saja merangkap jadi seorang menantu.

"Semalam mbak pergi ke cabang Cafe yang ada pinggir di pantai. Dan kebetulan disana para-para anak muda lagi ngadain acara perayaan kembang api. Pas mbak mau pulang..Gak sengaja lihat mereka... "Mommy Alea diam, Istri dari Ceo terkenal tersebut tidak mampu berkata apa-apa.

"Nalendra gak pernah cerita mbak.. Biasanya dia itu terbuka banget kalo sama aku.. Tapi selama dia pulang ke rumah kemaren-kemaren Nalendra emang ada perubahan sih dikit. Apa jangan-jangan perubahan Nalendra karena gadis ini ya.."Mami Irene tidak bisa mengatakan "Iya" Karena dia sendiri pun bingung.

"Dik..Kamu pernah mikir gak sih? Kalo sebenarnya Kirana itu tidak meninggal melainkan masih hidup.."Mommy Alea menatap sang kakak ipar dengan dahi yang berkerut.

"Maksud mbak? Kirana pura-pura meninggal gitu? Mana ada mbak.. Jelas-jelas saat itu Nalendra, bahkan kita juga ikut hadir di acara pemakaman gadis itu.."Ya, Mendengar Kirana meninggal, Mommy Alea langsung menghubungi semua keluarga. Karena memang Nalendra dan Kirana sudah dekat dari kecil tentu saja keluarga besar tau tentang gadis itu.

Nalendra juga sering mengajak Kirana main ke rumah dan bertemu sodaranya yang lain. Tapi semua itu sebelum Kirana memutuskan kuliah di luar negeri. Gadis itu juga sempat pulang hanya untuk sekedar merayakan ulang tahun Nalendra yang ke dua puluh tahun saat itu.

Hingga esok harinya gadis itu sudah di nyatakan meninggal akibat tabrak lari yang di alaminya.

"Kita memang datang saat Pemakaman itu dik.. Tapi hanya kita.. Tidak dengan orang tua kirana. Tidak ada orang tua Kirana disana.. Saat tujuh hari acara tahlil pun Ayah Kirana tidak ada muncul.." Mommy Alea seakan tak percaya dengan apa yang di Ucapkan Mami Irene. Jujur pada saat itu yang ada dalam pikiran Mommy Alea hanya Putranya saja bukan yang lain.

"Kenapa mbak bisa sedetail itu..

"Beberapa kali kita datang ke rumah itu hanya untuk sekedar bantu-bantu.. Mungkin kamu gak fokus karena saat itu perhatian kalian teralihkan ke Nalendra yang sedang sehancur-hancurnya.. Tapi mbak sadar.. Jika sang Tuan rumah tidak ada di sana..

"Jadi, Kesimpulannya..?

"Ini hanya dugaan Mbak ya.. Mbak gak tau ini benar atau mungkin cuma mbak aja yang curiga..

"Tepat kecelakaan berlangsung, Memang Nalendra yang membawa Kirana seorang diri..Tapi saat Kirana di nyatakan meninggal..Bukankah Nalendra tidak di beri izin untuk melihat wajah gadis itu untuk terakhir kali? Sampai jasadnya tertimbun tanah pun.. Nalendra tidak melihat wajah gadis itu sama sekali.."Jelas Mami Irene dengan pemikirannya.

Masih wanita itu ingat betapa hancurnya keponakannya saat itu. Nalendra di sayang semua orang termasuk Mami Irene sendiri. Ia juga ikut hancur melihat Nalendra sehancur itu saat mendengar kabar Bahwa Kirana sudah tiada.

Dan yang menjadi pertanyaan, Nalendra sama sekali tidak di izinkan masuk dan melihat wajah gadis itu. Alasannya karena Jenazah akan segera di mandikan di rumah sakit.

"Orang tua Kirana menentang keras hubungan mereka mbak..Atau jangan-jangan?" Mommy Alea menatap Mami Irene yang sepertinya satu pemikiran denganya.

"Semua rekayasa?

.

.

.

TBC