Altair, remaja cerdas dan tangkas memiliki seorang adik bernama Rigel yang gagu. Ini merupakan aib baginya. Suatu hari kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan, sehingga Altair dan Rigel harus tinggal di rumah kakeknya.
Dunia sudah mendekati kiamat, sehingga banyak sekali terjadi bencana dan kecelakaan besar di dunia ini. Suatu hari Altair merapikan kertas-kertas gambar milik Rigel. Ini mengejutkan baginya, karena apa yang digambar oleh Rigel itu adalah gambaran bencana yang terjadi di dunia ini. Sang adik yang dianggap anak tidak berguna memiliki kemampuan melihat masa depan apa yang akan terjadi di dunia ini.
Hanya saja Rigel yang tidak bisa bicara tidak bisa menjelaskan di mana dan kapan benca itu akan terjadi. Hanya ada teka-teki angka yang harus dipecahkan oleh Altair untuk mencegah korban dalam bencana itu.
Suatu hari Rigel menggambar sebuah lukisan akan hancurnya di beberapa bagian bumi. Bagaimanakah Altair dan Rigel bisa bekerja sama untuk menolong penduduk bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Melakukan Penyusupan
Bab 13
Altair berhasil membawa motornya melompat ke atas lalu jatuh ke kapal pesiar itu. Dia dan Rigel jatuh tepat di kolam renang yang ada di kapal itu. Menimbulkan bunyi keras karena motor juga jatuh ke kolam renang.
Kejadian ini membuat heboh orang-orang yang ada di sana. Karena ada pengendara motor yang tiba-tiba jatuh dari langit.
Begitu muncul di permukaan kolam, Altair mencari keberadaan Rigel. Dia melihat ke sekeliling, tetapi sang adik tidak ada. Maka dia pun masuk ke dalam kolam yang cukup dalam itu.
Dengan cepat Altair pun berenang menuju adiknya. Dia menarik tubuh adiknya lalu menarik tali sepatunya.
'Si-al, sulit sekali. Nanti akan aku pastikan Rigel tidak lagi memakai sepatu yang memakai tali,' batin Altair yang terus berusaha menarik tali.
Terlihat Rigel sudah hampir kehabisan napas. Maka Altair memilih, melepaskan sepatu adiknya.
'Bodoh, kenapa tidak kepikiran sejak tadi!' umpat Altair dalam hatinya.
Ternyata melepaskan sepatu yang basah dari kaki juga cukup sulit. Mau tidak mau Altair membuka talinya sampai kaki Rigel bisa keluar.
Akhirnya Altair berenang menari tubuh Rigel. Begitu sampai ke permukaan dia berusaha agar tubuh adiknya menghadap ke atas.
Orang-orang sudah banyak yang berdiri di bibir kolam renang. Mereka penasaran dengan orang yang tiba-tiba saja terjun ke kapal mewah ini.
Ada beberapa awak kapal yang membantu Altair dan Rigel untuk naik. Mereka juga memberikan pertolongan pertama kepada Rigel yang kini dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Altair dan Rigel dibawa ke ruang perawatan yang ada di kapal pesiar itu. Ada seorang dokter yang memeriksa keadaan mereka. Rigel ternyata sempat kemasukan air kolam.
Kapten kapal berdiri tidak jauh dari mereka. Dia mengira kalau Altair adalah penyusup. Maka harus diintrogasi. Laki-laki paruh baya itu menatap tajam kepada Altair.
Altair sendiri mendapatkan luka di kakinya yang terbentur motor ketika jatuh tadi. Ada sedikit luka robek dan memar. Dokter mengobati itu hanya diberi obat antiseptik dan di tutup oleh plester. Tidak perlu dijahit karena lukanya tidak menganga atau dalam.
"Aku harap kamu memberi tahu kami atas perbuatan kalian ini," kata kapten kapal dengan suaranya yang berat dan tatapan tajam penuh kemarahan.
***
Altair kini berada di tengah-tengah kru kapal. Mereka menatap tajam kepada pemuda itu karena sudah dianggap sebagai penyusup. Terlebih hal yang dilakukan oleh dia itu sangat berbahaya.
"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud berbuat buruk di sini. Aku hanya ingin memberi tahu kalau malam ini akan terjadi badai besar di tengah Samudra Aquila. Jadi, kalian harus menghentikan perjalanan yang melewati perairan itu," kata Altair.
"Apa? Badai. Jangan sok tahu kamu! Orang bodoh seperti kamu tahu apa," ejek laki-laki muda.
Navigator kapal dan beberapa kru kapal tertawa terkekeh karena iklim cuaca sekarang ini dalam keadaan baik untuk melakukan pelayaran. Kapten kapal juga tahu akan hal itu. Dia sudah ratusan kali melakukan pelayaran. Jadi, sudah tahu betul kapan cuaca yang baik untuk melakukan perjalan jauh antar benua yang terpisah oleh samudra terluas di dunia ini.
"Aku tidak bohong. Akan ada badai ekstrim tornado di tengah laut dan pusaran air yang sangat besar. Kapal ini bisa terhisap ke dalamnya," kata Altair dengan nada menyakinkan.
Mereka malah tertawa semakin kencang dan menganggap Altair pembual. Selain itu salah seorang kru kapal meminta Altair di masukan ke sebuah ruangan kosong untuk tahan. Karena dia adalah seorang penyusup dan sudah menyebarkan berita bohong untuk menakut-nakuti penumpang.
"Nanti setelah kita sampai ke Pulau Bear, kita masukan dia ke dalam penjara," ucap si Nahkoda.
Altair pun diseret oleh dua orang ABK menuju ke sebuah kamar kosong. Dia dikunci di dalam sana seorang diri. Sementara Rigel masih berada di ruang kesehatan menjalani perawatan.
"Si-al!" Altair memukul dinding kapal.
Kapal pesiar kini sudah masuki Samudra Aquila. Malam yang gelap tanpa adanya bulan, tetapi di langit bintang saling berkelap-kelip.
"Apa benar di malam yang cerah ini bencana itu akan muncul?" tanya Altair.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 20:18 masih ada beberapa jam lagi menuju waktu kejadian. Altair sendiri melihat keluar lewat kaca berbentuk bulat. Dia tidak bisa kabur dari ruangan itu dan belum tahu perkembangan keadaan Rigel.
"Apa yang harus aku lakukan, ya?" Altair berpikir keras untuk bisa keluar dari ruangan itu.
Sementara itu Rigel yang baru terbangun, mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruang rawat itu. Dia mencari keberadaan kakaknya.
Ketika hendak turun dari brankar, mata Rigel tertuju pada selang infus. Lalu, dengan perlahan dia membukanya. Bocah kecil itu tahu bagaimana cara melepaskan jarum dari lengannya, karena dahulu sering merasakan tangannya ditusuk jarum.
Dengan perlahan, Rigel berjalan menuju ke arah pintu. Tidak ada siapa-siapa di ruangan itu sehingga memudahkan dia untuk bertindak.
Bocah kecil itu membuka pintu dengan cara sangat pelan, lalu menutupnya juga dengan pelan agar tidak menimbulkan suara. Rigel bingung harus jalan mana yang dia pilih, ke arah kiri atau ke arah kanan.
Akhirnya Rigel memilih ke arah kiri yang sempat dilihat ada orang lewat. Dengan langkah pelan sambil memerhatikan keadaan di lorong, dia merasa kalau jalan yang dia pilih ini benar.
Rigel memasuki sebuah aula di mana banyak orang sedang makan malam. Banyak meja-meja yang terisi oleh orang-orang yang terlihat berkelas.
Mata bocah itu mengedar melihat ke segala penjuru. Dia sangat berharap kalau kakaknya ada di sana.
Tubuh Rigel tiba-tiba saja bergetar hebat ketika melihat seorang laki-laki yang duduk di meja arah jam sepuluh. Lalu, dia pun segera membalikan badan. Namun, naas ada seorang pelayan bertabrakan dengannya dan menjatuhkan semua barang bawaannya.
***
Hiii tambah penadaran
aku jadi penasaran dengan apa yg akan dilakukan si Kakek Sirius mendengar penuturan kalaw kwn2 orangtuanya sudah muncul dan mengetahui siapa mereka
maaf klw aku slh
mk Rigel dan Altair turun dipulau trus g lanjut
di bab 28 cerita Orion dsn Signus lg yg sdh
29 pernyataan Orion lg
lanjut donk pingin tahu Rigel dan Altair