NovelToon NovelToon
CEO Masuk Desa

CEO Masuk Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:58.4k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Aku tidak mau menikah!" Teriak seorang petani miskin tidak dapat menerima segalanya.

Dalam hatinya masih yakin, jika ini hanya perangkap.

Namun...

"Sayang, aku hamil anakmu..." Kalimat sang gadis desa membuat dirinya terpojokkan. Gadis yang melekat bagaikan lem, tidak ingin menerima pernikahan dengan juragan Burhan. Hingga membuat perangkap untuk tetangga barunya.

Namun sang tetangga baru yang terkenal sebagai petani miskin, berusaha tersenyum."Kalian sudah gila! Saat pulang nanti desa kotor ini akan ku ratakan dengan tanah!"

Teriakan dari Jefri (Joseph Northan Fredrik), CEO anti bakteri. Yang terjebak di desa akibat melanggar aturan taruhan dengan saudaranya.

Menikah dengan gadis paling jorok di desa ini? Tentu saja dirinya tidak akan pernah sudi. Walaupun ada kalanya, ketika batu kali diamplas maka berlian akan muncul.

🍀🍀🍀🍀

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masih Belum

...🌾🌾🌾 CEO Masuk Desa 🌾🌾🌾...

Perlahan matanya terbuka, merenggangkan otot-ototnya, kembali bermanja-manja pada ranjang suaminya. Ranjang? Tentu saja karena aroma makanan hangat sudah tercium. Pemuda yang terbiasa memasak sendiri, tidak ingin sang istri membuat makanan tidak higienis.

Dengan cepat Dewi bangun, mengusap-usap liur yang keluar dari sudut bibirnya."Agh! Bagaimana kalau ayang tidak mau tidur denganku lagi?" Gumamnya merutuki segalanya.

Tapi tidak! Ayang akan mengerti tentangnya. Cinta akan bersama walaupun badai memisahkan. Karena itu dirinya juga mengerti dengan ayang.

Seprei dan selimut digantinya, menyemprotkan semprotan anti kuman. Kemudian mandi dengan benar-benar bersih. Benar-benar cepat gerakan Dewi yang memakai skin care lengkap. Berikut dengan lotion nya. Tidak menyadari sama sekali harga produk yang digunakan untuk mengamplas kulitnya.

Tidak mengandung zat berbahaya. Tapi tetap saja produk perawatan wajah dan tubuh impor dengan brand ternama.

Keluar dari kamar, matanya tidak lepas menatap ke arah ayang yang menyajikan makanan. Mana ada petani semulus ini, pemuda yang menyajikan makanan masih memakai appron.

Apa yang kurang dari Jefri? Rupawan, memenuhi kebutuhan istri, sayang istri, setia, astaga! Itulah yang membuat Dewi makin cinta walaupun belum gol hingga saat ini.

Mana ada suami yang memasak untuk istrinya? Terlebih tidak pernah menuntut sang istri.

Dirinya duduk dengan cepat matanya tidak lepas mengamati keindahan ayang. Pemuda yang mencuci tangan kemudian mulai memakan sarapan mereka.

"Yang kenapa kamu bangun lebih pagi? Ini baru jam 6 tapi sarapan sudah siap." Tanya Dewi hendak melekat pada suaminya.

"Makan yang benar!" Jefri menghela napas kasar.

Malam berlalu seperti biasa, tapi tidak dengan pagi. Kebiasaan Dewi yang tidur tidak bisa diam, membuat suaminya kewalahan.

Bagaimana tidak, tubuhnya digosok-gosok dan diraba-raba oleh yang mulia istri. Hingga ada yang tegap tapi bukan keadilan, ada yang berdiri tapi bukan tiang, ada yang memantul tapi bukan trampolin, ada yang bulat tapi bukan tekad.

Tepat pukul 4 pagi Jefri harus ke kamar mandi, melakukan hal yang hingga kini terkadang terbayang. Usianya masih produktif, bahkan sangat produktif, tapi tetap baginya untuk melakukannya hal yang menjijikkan.

Walaupun terkadang menelan ludah kala menyadari sang istri tidak pernah memakai pakaian dalam bagian atas kala hanya mereka berdua di rumah.

"Yang...hari ini panen bagian Utara ya? Nanti biar aku bantu, panen melonnya." Ucap Dewi tersenyum semakin cantik saja membuat telinga ayang sedikit memerah. Melihat ke arah lain.

"Iya, Ini uang untukmu gunakan untuk apa saja." Seperti sebelumnya Jefri memberikan amplop berisikan uang. Tepat tiga juta rupiah, penyebabnya? Dewi selalu bertanya jika dirinya memberikan uang lebih dari tiga juta. Mengingat menurut keterangan Candra gaji pemuda itu hanya tiga juta rupiah.

"Terimakasih! Untuk keperluan rumah---" Kala Dewi menyisihkan untuk membeli beras, sang suami mencegah.

"Makanan dan keperluan lainnya merupakan fasilitas white rose." Dustanya, tidak mungkin dirinya membiarkan istri seorang Joseph Northan Fredrik hidup susah bukan?

Bahkan manager di perusahaannya saja sudah pasti memberikan uang bulanan di atas 10 juta pada istrinya. Tapi dirinya yang CEO hanya tiga juta, menghela napas mengingat beberapa partner bisnisnya mengatakan istrinya hampir setiap hari membeli tas branded, makan di restauran Italia, ditambah dengan liburan ke Singapura.

Apa dirinya terlalu kejam pada istrinya? Bahkan Dewi tidak memiliki perhiasan selain cincin kawin.

"Kenapa tidak beli baju atau perhiasan." Tanya Jefri dengan nada bagaikan tidak peduli. Padahal penasaran setengah mati.

"Ditabung, siapa tau suatu hari nanti kamu atau aku sakit. Setidaknya aku bisa menjaga ayang...kita ekhem... ekhem yuk! Biar nanti kalau sudah tua ada anak yang menjaga kita." Ucap sang istri penuh harap, membuat Jefri menoleh ke arah lain.

"Dari menyebalkan ke lucu. Benar-benar seperti anak bebek mengomel." Batinnya berusaha menghela napas berkali-kali, tidak ingin harus ke kamar mandi lagi, membuang jutaan calon anaknya.

"Dewi, carikan tanah dekat aliran sungai lagi. Aku ingin membuat beberapa green house. Kali ini kita dapat merambah ke tanaman lain, seperti paprika." Ucap Jefri mengambilkan daging tambahan untuk istrinya.

"Hidro...hy..." Dewi mengernyitkan keningnya.

"Hidroponik." Jefri tersenyum melihat tingkah istrinya.

"Hidroponik lagi? Tapi kalau air sungai tercemar---" Kalimat wanita itu disela.

"Karena itu, buat gerakan pekerja green house. Lalu buat gosip untuk mempengaruhi warga sekitar. Kita lihat siapa yang akan menang petani atau pebisnis kotor."

"Ih! Karena ini aku makin cinta sama ayang! Tau kapan aku mulai suka? Dari mulai ayang mengatakan untuk mengancam bupati kalau tidak mau membangun MCK. Karena ayang aku tidak perlu buang air besar di kali lagi."

"Bukannya itu saat pertama bertemu?" Tanya Jefri sembari mengunyah pelan.

"Iya! Aku fikir ayang malaikat yang diturunkan dari langit untuk menyelamatkanku dari buang air besar sembarangan."

Suara tawa terdengar, Dewi tidak terlalu pintar di bidang pengetahuan. Tapi memiliki banyak akal, itulah yang membuatnya nyaman bersama anak bebek ini. Mengoceh tidak tahu apapun, ajaibnya dapat menipu rubah es untuk menikahinya.

"Yang... jangan cerai ya?" Ucap Dewi memelas.

"Tidak akan pernah..."

Suami yang katanya tidak cinta. Namun, begitu memanjakan istrinya. Tidak banyak janji bagaikan caleg, tapi tindakannya mencerminkan bagaimana isi hatinya yang katanya tidak cinta.

*

Semua pekerja di green house adalah warga desa. Mereka menerima peralatan dasar berupa sarung tangan dan sepatu boot.

Berbeda dengan green house yang terletak jauh dari sungai. Green house yang berada di area dekat aliran sungai menerapkan sistem hidroponik. Karena itu begitu bergantung pada air.

Masalah gaji, untuk pekerja tetap mendapatkan sesuai upah minimum regional. Sedangkan untuk pekerja lepas, tergantung pada pekerjaan apa yang diambil.

Kala Dewi dan suaminya melangkah turun dari sepeda maka pekerja yang mereka lewati akan tersenyum dan menyapa mereka.

"Semangat! Hari ini penyemaian dan panen!" Ucap Dewi yang memimpin segalanya. Wanita lulusan SMP, telah banyak diajari oleh sang suami tentang teknik pertanian modern.

Begitu indah kala berjalan melewati buah-buahan segar siap panen. Hari ini Jefri tersenyum membawa beberapa kartu.

"Bagi pekerja tetap akan mendapatkan asuransi tunjangan kesehatan." Kalimat dari Jefri membuat semua pekerja bersorak.

Menyenangkan merekrut pekerja dari desa. Tidak banyak menuntut, tapi begitu rajin bekerja. Berbeda dengan pekerjanya di kota, direkrut dengan gaji tinggi mendapatkan berbagai tunjangan, tapi kemudian menusuk dari belakang melakukan korupsi atau menjual data perusahaan.

Orang-orang desa yang tersenyum penuh syukur mendapatkan kartu asuransi kesehatan, untuk mereka dan keluarga mereka.

"Apa ini juga program White Rose?" Tanya Dewi.

"Semakin puas pekerja, maka semakin tinggi loyalitasnya." Jawab Jefri tersenyum kala bahkan ada pekerja yang menangis, mengingat anaknya sakit-sakitan mungkin dengan begini akan meringankan biaya berobat.

"Malaikat..." Dewi tertegun.

"Malaikat? Ini kewajiban dasar jika ingin merekrut orang untuk---" Kalimat Jefri terhenti, kala Dewi melompat memeluknya.

"Aku makin cinta!" Teriak Dewi.

Sedangkan pekerja malah bersorak menertawakan tingkah anak sulung pak kades tersebut.

"Omong-ngomong Dewi, bagaimana kesehatan anakmu?" Tanya salah seorang pekerja cemas.

"Anak?" Dewi melepaskan pelukannya dari sang suami. Tersipu-sipu malu sambil berucap."Kami belum bikin, baru semalam mau bikin tapi tidak jadi."

"Jadi Dewi tidak hamil!?" Tanya seorang pekerja mengingat betapa hebohnya pernikahan anak sulung pak kades.

"Bukannya tidak! Tapi belum...iya kan ayang..." Dewi mengedipkan sebelah matanya. Tapi tidak ada respon Jefri hanya menghela napas sembari tersenyum.

"Tidak marah, berarti sudah cinta!" Seorang pekerja lainnya menyoraki.

"Tidak peduli proses, yang penting hasil... cinta ditolak, tes pack palsu dan warga bertindak." Dewi terkekeh cengengesan, masih menempel pada ayang.

Apa Jefri akan marah? Mungkin tidak."Dasar! Jangan memberikan contoh buruk!"

"Sayang kalau marah tambah ganteng. Nanti malam kita coba raba-raba yuk..." Dewi memelas.

Satu kecupan mendarat di pipinya. Bersamaan dengan para pekerja green house bersorak.

"Jangan minta yang aneh-aneh..." Sang suami melangkah meninggalkannya.

"Ayang Jefri! Aku makin cinta!" Teriak Dewi mengejar suaminya membuat pekerja green house tertawa.

🌾🌾🌾

...Biji kecil tubuh, perlahan mengakar. Tersebar ke segala penjuru, itulah pesonamu....

...Bagaimana pohon dapat begitu kokoh? Karena akarnya tumbuh perlahan....

...Bukan sebuah rasa yang instan, menyebar mendesak hatiku bagaikan tanah....

...Hingga akan hancur jika cintamu layu....

Joseph Northan Fredrik.

1
Heni Mulyani
lanjut
Sulastri
🤦🤦🤦🤣🤣🤣🤭🤭dasar bocah gemblumg 😅😅😅😅😅
Sulastri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣😁😁
Yani Setyani
aku cuma bisa senyum...
😊😊😊😊
user bojana
kebanjiran ya dewi
🌸Ar_Vi🌸
nunggu mau anu sampe 4 hari jeda... /Sob/
Wiwik Wiguna
akhirnya dari sekian purnama gooooollll juga,,,ahhhhh lega rasanya,,,
🌠Naπa Kiarra🍁
Kapok juga akhirnya 😂😂😂
RahaYulia
sbenrnya aku lb penasaran reaksi jefri wkt liat cairan bercampur darah itu. trs kata hati dia gmn wkt bergerak diatas dewi, apa" ooh klo tau senikmat ini knp g dari dulu dicobain,,," 😅😅😅😅
RahaYulia
yg sabar ya dewiiiii, siluman srigala on fire siap mencabik habis tubuhmu...
ngeri kan wi...nyesel g tuh dr kmaren mancing2 trs
Ufi Yani
tu kan bang josh udh ktgihan.... dewi g bkl bsa kmn2 lg.... bkl d kurung trs d aprtmn untk ehm ehm🤣🤣🤣🤣
yesi yuniar
jadi terbalik sekarang, yg takut ekhem2 pingin lagi dan lagi....😁
Nur Wahyuni
🤣🤣🤣🤣🤣🤣akhirnya jefri melakukannya daaaan dewi kapok
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Nah kan kan kaan Dewi, terima resikonya, siapa suruh menantang harimau vegetarian 😐😐
Indar
akhirnya setelah sekian purnama slalu meminta ekhem..ekhem..sama ayang jefri dikabulkan jga ☺🤗🤗 semangat ya dewi buat menerima banjir bandang dari suamimu 😅
Яцяу
akhirnyaaaaa sawahnya sdh dibajak dan dibanjiri air irigasi 😂
Putri Nunggal
😂😂😂😂😂😂😂 elu yang ke enakkan suami.... liat istri mu lemes gitu
Putri Nunggal
heem yang dulunya ogah ogahan sekarang malah rakus belum juga keluar dari sarang dah bengkak lagi di dalam, enak kan malah bakal doyan banget tuuuh si suami
Senjaa💞
akhhhh....akhhhhirrrnyaa hareudang,biksu kita ketagihan gengs🤭🤭
Putri Nunggal
preeet....... dulu aja bilangnya menjijikan Naha sekarang malah bilangnya indah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!