hubungan Selama tiga tahun tak bisa bertahan karena orang ketiga, sahabat baik suamiku datang dengan dalih pertemanan, awalnya aku menanggapi biasa saja hingga suatu hari aku tak sengaja ingin memberikan kejutan malah aku yang di berikan kejutan oleh suamiku,, perih dan pedih rasanya hingga aku tak mampu bertahan, Bahkan kaki seakan lemas tak bertulang... menyaksikan suamiku membawa sahabatnya dan memperkenalkan sebagai adik maduku.aku yang tak rela di madu memilih mundur..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsa bila imuets, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rendra mengunjungi ayu kembali
Hati ini Rendra merasa panas, dan langsung masuk kedalam rumah, hari ini mood ibu rendra begitu buruk..
"Dasar tetangga julid, anaknya saja belum tentu sudah mencela anak saya, lagian siapa yang mau punya mantu tapi tidak bisa memberikan anak, dasar semua ini karena kamu ayu.." gigi ibu Rendra bergremrutuk.
Rendra rencananya hari ini untuk membujuk ayu kembali, bagaimana pun Ayu masih istrinya, karena belum turun surat cerai, hanya cerai lisan saja, Rendra siap-siap untuk mengantarkan Vanesa kerja, dan nanti saat makan siang ia ingin izin untuk keluar sebentar, untuk menemui Ayu lagi.
"Yank sudah siap apa belum.." ujar Rendra uang sudah siap di depan cermin.
"Sebentar.." ucap Vanesa yang masih di dalam kamar mandi.
"Jangan lama-lama kita telat nantinya.."
"Iya bawel.." Vanesa keluar dengan muka cemberutnya, bagaimana tidak ia masih membersikan wajahnya agar fres nantinya..
"Cepetan sedikit, kalo gitu aku tunggu di meja makan, ya untuk sarapan.." Rendra keluar dan menuju meja makan,
Saat sampai di meja makan ia tak menemukan apa-apa..
"Bu apa ibu gak masak.." Rendra berkata kepada ibunya dan melihat ibunya yang sedari tadi mukanya cemberut.
"Ibu belum sempat untuk membuat sarapan, ibu lagi kesel.." ibu Rendra mengungkapkan uneg-uneg nya.
"Memang apa yang membuat ibu kesel.."
"Tetangga sebelah gosipin kamu, katanya kamu menikah karena hamil duluan ibu gak terima dong anak ibu di kata-kata in.." ibu Rendra mengungkapkan isi hatinya.
"Yaudah di bu biarin aja, memang anak ibu ini hamilin anak orang hingga hamil, jangan di ambil hati, lama-lama juga diem sendiri.." ahirnya rendra tak jadi untuk makan, ia pun hanya duduk di ruang tamu saja menunggu Vanesa selesai
"Mas kita sarapan dulu ya.." Vanesa yang baru keluar dari dalam.
"Sarapan di kantor saja, ibu belum masak.." ucap Rendra yang hendak berdiri.
"Ya nak maafin ibu ya belum sempat masak tadi.." ibu Rendra menghampiri Vanesa.
"Gak papa bu kalo gitu, Vanesa dan Rendra pamit dulu, assalamualaikum.." muka Vanesa kesal ia hanya memaksakan senyumnya agar kelihatan baik di mata mertuanya itu.
"Ya nak hati-hati ya,, walaikum salam.." ibu rendra pun melihat mereka yang sudah berangkat dan duduk kembali.
"Aku gak jadi masak kan gara-gara mereka awas saja, akan aku balas mereka, enak aja ngatain anak aku begitu, memang dasarnya ayu saja yang tidak bisa memberikan keturunan untuk anakku.." guman ibu Rendra.
Di perjalanan Rendra dan vanesa sama-sama terdiam Vanesa yang sibuk dengan ponselnya, dan Rendra yang sibuk menyetir, ia menoleh kearah Vanesa yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya saja..
"Kamu lagi apa sih yank, kok kelihatanya asik banget ." Rendra mulai bertanya.
"Oh.. Ini cat sama temen kantor mas, nanti malam ada acara kumpul bareng.." bohong Vanesa, sebenarnya ia janjian dengan seseorang karena takut ancamannya..
"Oh, memang mau kemana yank.."
"Ngajakin jalan ke mall kumpul-kumpul satu divisi.." Vanesa berjalan lagi." boleh ya aku nanti pulang telat, karena gak enak kan nolak ajakan mereka.."
"Baiklah yank, hati-hati. nanti hubungi mas jika kamu mau mas jemput.."
"Ehh.. gak usah mas lagian temenku bahwa mobil, nanti juga di anterin kan.." dengan gelagapan Vanesa menolak.
"Baiklah kalo gitu ."
Setelah sampai di kantor mereka keluar dan masuk divisinya masing-masing..
Di kampung Ayu sudah bangun sejak subuh tadi, ia memasak makanan kesukaan bapaknya, saat berkutat di dapur bapak Ayu datang dari dalam kamar karena mencium harum masakan..
"Kamu ngapain nak, pagi-pagi buta ada di dapur.." ucap bapak Ayu yang bernama pak Mardi itu.
"Ayu hanya ingin masak buat bapak, apa bapak pagi ini ke sawah pak.." tanya Ayu yang masih sibuk di depan kompor..
"Iya nak, agar siangan dikit, karena para buruh berangkatnya jam setengah 8 pagi.." ucap pak mardi yang duduk di meja makan dekat dapur.
"Mau ayu bikinin kopi pak.." tawar Ayu.
"Boleh nak.." ucap pak Mardi yang memandang ayu sangat cekatan di dapur.
"Kamu mirip dengan almarhum ibumu nak, sangat cekatan dan sangat lembut, mereka akan menyesal nak, karena mereka sudah menyia-nyiakan kamu, bapak harap jika kamu kelak menikah dapat jodoh yang baik yang bisa menyanyangi kamu dan tak pernah berfikir untuk menyakiti kamu lagi.." batin pak Mardi yang masih melihat putrinya yang berkutat itu.
"Pak kopinya silahkan di minum..:" Ayu menyuguhkan kopi di depan bapaknya..
"Terimakasih nak, " pak Mardi langsung menyeruput kopi yang di buatkan oleh anak semata wayangnya itu.
Setelah masakan Ayu selesai Ayu menyajikan di meja makan, dan menyuruh bapaknya untuk sarapan..
"Pak ayok sarapan dulu ." ucap Ayu yang sudah duduk di hadapan pak Mardi.
Mereka sarapan dengan lauk seadanya..
"Nak bapak nanti pulangnya agak sorean ya.." pak mardi memberi tahu Ayu.
"Iya pak,.."
"Jika kamu bosan kamu bisa jalan-jalan keliling sini saja, tapi jangan jauh-jauh.."
"Kayaknya gak deh pak, Ayu pengen ada di rumah saja.." tolaknya.
"Baiklah kalo gitu bapak berangkat dulu ya assalamualaikum.." pak Mardi keluar rumah dan mengucapakan salam.
"Walaikum salam pak, hati-hati..." Ayu melihat kepergian bapaknya.
"Maafin Ayu pak, belum bisa membahagiakan. bapak, di usia yang sudah renta bapak harus bekerja, padahal bapak sudah tak kuat seperti dulu lagi, semoga bapak di beri umur yang panjang, sehingga aku bisa membahagiakan bapak setelah anakku lahir nanti ." batin Ayu yang melihat bapaknya susah tidak ada di depan matanya.
Tekat Ayu sangat bulat, bukan hanya dia seorang dan juga bapaknya yang nanti ia tanggung, ada malaikat kecil yang nanti menjadi tanggung jawabnya, ia juga gak akan memberi tahu Rendra, karena baginya Rendra sudah mati dengan penghianatan nya.. Ayu juga tak ingin memperpanjang urusannya dengan Rendra, karena ia malas berurusan dengan orang yang munafik dan juga penghianat, memang Ayu masih mencintai Rendra tapi setelah ia di hianati, rasa cinta Ayu kepada Rendra mulai terkikis.
Waktu makan siang menjelang rendra izin kepada atasannya untuk kerja setengah hati dengan beralasan ibunya mauk rumah sakit, padahal itu hanya alibinya saja, ia akan pergi kerumah Naina untuk berbicara kepada istrinya, agar kembali bersamanya lagi, karena rendra sangat mencintai Ayu, dan bosnya pun mengijinkan nya..
Sampai di depan rumah Naina, Rendra memarkirkan mobilnya dan turun, saat di depan rumah naina, kenapa rumah naina terasa sepi sekali,, Rendra mengetuk pintu, hingga setengah jam tak ada jawaban..
"Apa Ayu sudah tak ada di rumah ini ya.. Kok sepi, pada kemana penghuni rumah ini.." Rendra bertanya-tanya..
Rendra masih setia disana dan tak lama tetangga naina yang lewat depan rumah Naina pun berkata.
"Mau cari siapa mas, Naina ya.." ibu itu pun mendekat..
"Iya bu, memang kemana penghuni rumah ini.." Rendra pun bertanya..
" Oh kalo naina kerja, dan ibunya juga bekerja.." jawab tetangga tadi.
"Ibu pernah lihat teman naina ada di sini kemaren bu.."
"Oh temennya Naina itu, ya,, sudah pergi mas tadi malam bawa tas, gak tau kemana. kalo gitu saya pamit ya mas.." tetangga Naina pun pamit pulang..
"Pergi membawa tas.." Rendra terbengong..
sama² bodoh dan tak punya hati
bener² bodoh dan tak punya hati si ayu
Nikmati dg lapang dada itu pilihanmu.
gak baguslah , keterlaluan namanya