NovelToon NovelToon
Cinta Yang Tersurat

Cinta Yang Tersurat

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Kisah cinta dua remaja yang membawa mereka pada impian untuk sehidup sesurga.

“Lima tahun lagi aku akan datang melamarmu, tunggu aku” kalimat itu meluncur begitu lantang dari lisan seorang pemuda berseragam putih abu, di hadapannya seorang perempuan berjilbab putih yang menjulur menutupi hampir seluruh tubuhnya tengah tertunduk malu.

“Tak perlu mengikatku dengan janji. Bila aku takdirmu, kita pasti akan bertemu. Untuk sekarang, kita kerjakan bagian kita masing-masing, aku dengan hidupku, kamu dengan hidupmu. Perihal temu, datanglah bila sudah benar-benar siap. Itu juga bila belum ada yang mendahuluimu.” Helaan nafas terdengar menjadi pamungkas dari ucapan gadis itu.

Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia?
Atau justru hadir orang yang mendahului?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehangatan Keluarga

Ariq menatap koper besar yang sudah dikemasnya sejak kemarin dengan wajah tersenyum, setelah hampir dua tahun berada di negeri orang kini dia akan kembali ke tanah air.

Wajah gadis cantik berseragam putih abu terbingkai di atas meja yang selama dua tahun ini menjadi saksi bisu betapa kerasnya dia belajar. Kantuk dan lelah dia abaikan demi mewujudkan cita-cita yang membanggakan.

Kini semua perjuangannya sudah terbayar dengan hasil yang memuaskan. Tiba waktunya untuk dia menunaikan janjinya, sering bertemu dan banyak berinteraksi dengan banyak orang bahkan kaum Hawa tidak lantas membuat hatinya goyah. Tempat tertinggi di hatinya masih ditempati oleh gadis sederhana yang menjadi cinta pertamanya di masa putih abu-abu yaitu Kamilia Izzatunnisa.

"Kakak" seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjang terurai membuat kesan cantik, elegan semakin kentara, belum lagi semua yang digunakannya dari atas sampai bawah adalah brand terkenal dengan harga yang fantastis membuat penampilannya semakin terlihat berkelas.

"Sudah siap?" Ariq menyambutnya dengan senyum, bawaan gadis bernama Yumna Nahla yang selalu ceria membuatnya tertular.

Dua tahun berada di negeri orang Ariq tidak hanya fokus belajar, dia juga memiliki tanggung jawab lain, adik sepupu jauhnya yang bernama Yumna dititipkan sang Tante padanya. Kedua orang tuanya pun tak kalah mewanti-wanti agar Ariq benar-benar menjaga Yumna selama mereka bersekolah di negeri orang.

"Aku sudah siap, Kak. Ayo!" tanpa canggung Yumna menggandeng lengan Ariq, keduanya telah selesai menempuh pendidikan di negara itu dan kini tiba waktunya untuk pulang, kembali ke tanah air dan siap menjadi penerus El-Malik Grup.

Awalnya kedua orang tua Ariq mengharapkan dia berkuliah jurusan bisnis agar bisa meneruskan memimpin kantor pusat El-Malik Grup, namun pilihan Ariq jatuh pada dunia kesehatan, sejak kecil dia sudah sangat menyukainya. Tentu saja sebagai orang tua, mereka tetap mendukung apapun yang menjadi pilihan putranya.

"Dek, kamu itu sudah besar sekarang, harusnya sudah memakai jilbab" Ariq perlahan melepas tangan Yumna yang membelit di lengannya, tak lupa dia mengusap-usap puncak kepala Yumna hingga membuat rambutnya sedikit acak-acakan.

"Kakak ih, nanti kusut tau!" seru Yumna dengan wajah cemberut, dia tahu Ariq kembali menghindar setiap kali tangannya bergelayut di lengan sepupunya itu.

"Makanya pake jilbab" ulang Ariq, dia meneruskan langkahnya, menggerek koper tanpa peduli Yumna yang kesal karena ulahnya.

Keduanya sudah duduk berdampingan dalam pesawat yang siap membawa mereka kembali ke tanah air.

Ariq yang memang seorang kutu buku, tak lupa menyiapkan satu buku untuk dibacanya selama perjalanan. Earphone yang terpasang di telinga pun menjadi pelengkap, alunan murottal tentu saja menjadi pilihan Ariq untuk diperdengarkan selama perjalanan ini.

Yumna melirik sepupu jauhnya itu dengan wajah kesal, duduk berdampingan dengan Ariq selalu menjadi hal yang membahagiakan untuk Yumna, dia merasa punya kesempatan untuk lebih dekat dengan laki-laki itu. Namun setiap kali berkesempatan duduk berdekatan seperti ini Ariq malah selalu asik dengan dunianya sendiri.

Selama berada di luar negeri, Yumna memang berada dalam pengawasan Ariq, sang Ibu menitipkan dirinya pada Ariq, mewanti-wanti agar menjaga dirinya agar tidak terjerumus pada pergaulan yang negatif. Tentu saja Ariq melaksanakannya dengan baik, dia bahkan tahu setiap tempat yang dikunjungi Yumna setiap harinya. Perhatian Ariq membuat Yumna merasa sangat berharga hingga tanpa Ariq sadari di hari Yumna kini ada rasa yang berbeda terhadapnya.

Yumna sadar perasaannya telah berubah pada saudara sepupunya itu, bukan hanya sebagai keluarga tapi ada rasa lain yang tumbuh di hatinya, rasa yang dimiliki perempuan dewasa terhadap laki-laki dewasa.

Sejak saat itu, Yumna selalu berusaha untuk mencari perhatian Ariq, sikap Ariq benar-benar disalah artikan oleh Yumna, sikap Ariq yang menjalankan tanggung jawabnya untuk menjaga Yumna justru dirasakan Yumna sebagai sikap posesif yang bermakna jika Ariq tidak ingin Yumna berbagi dengan orang lain.

Tanpa bisa dicegah, rasa yang dimiliki Yumna terhadap Ariq semakin tumbuh dan membuatnya semakin jatuh hati pada pemuda itu.

"Kak" Yumna memanggil Ariq setengah berbisik, setelah satu jam perjalanan ditempuhnya dia mulai bosan.

"Kak" karena tak ada respon dari Ariq dia pun menarik baju Ariq pelan hingga Ariq pun menolah dan melepas sebelah earphone nya.

"Ada apa?"

"Kakak aku mau tanya sesuatu"

"Katakanlah" dengan suara lembut, kesan dingin dan seperlunya memang melekat pada diri Ariq, tapi dia akan bersikap hangat pada orang-orang terdekatnya termasuk pada Yumna yang sudah dianggap seperti adiknya sendiri.

"Kakak ingin aku berjilbab?" tanya Yumna, dia sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa melihat Ariq dengan jelas,

"Tentu saja, bukankan itu memang sudah menjadi kewajiban perempuan" jawab Ariq,

"Baiklah kalau kakak yang menginginkannya aku akan melakukannya"

"Maksud kami?" Ariq mengerutkan keningnya,

"Aku akan berjilbab jika kakak menginginkan aku berjilbab"

"Kenapa?"

"Kenapa apanya?" Yumna balik bertanya,

"Kenapa karena aku menginginkannya?"

"Yaa ...karena ...karena apapun yang kakak inginkan aku akan berusaha lakukan" jawab Yumna sedikit gugup, pertanyaan Ariq membuatnya salah tingkah. Tidak mungkin dia mengakui perasaannya saat ini, bukan waktu yang tepat menurut Yumna, dia ingin mengakui perasaannya di waktu dan tempat yang spesial.

"Haaha ..." Ariq tergelak,

"Yumna, kalau kamu berjilbab karena aku yang minta lebih baik jangan, kamu harus melakukannya karena Allah, karena itu syariat yang diajarkan dalam agama kita, dalam al-Qur'an juga jelas perintahnya dan jelas jika itu akan menjadi kebaikan untukmu juga karena bernilai ibadah, jadi bukan karena aku, aku tidak bisa memberi imbalan atas apa yang kamu lakukan, tapi Allah pasti akan membalas berkali lipat setiap kebaikan yang kita lakukan sebagai nilai ibadah." panjang lebar Ariq berbicara, Yumna sampai mengerjapkan matanya beberapa kali mendengar Ariq yang terkenal irit bicara kini tengah menceramahinya.

"Jadi ...luruskan kembali niat kamu, niati dengan Bismillah, jalani dengan ikhlas lillahi ta'ala dan syukuri dengan Alhamdulillah, karena hidayah itu mahal, tidak semua orang berkesempatan mendapatkannya. Jika kamu mendapatkannya berarti kamu adalah orang pilihan" lanjut Ariq yang memungkas nasihatnya dengan senyum khas miliknya.

"I ...iy ...iya Kak" Yumna hanya mengangguk patuh.

Perjalanan mereka pun berakhir, di bandara dua keluarga sudah menunggu kedatangan Ariq dan Yumna. Suasana haru penuh bahagia menjadi pemandangan indah keluarga besar bertemu dengan putra kesayangan.

"Bro, apa kabar?" Mirza mengulurkan tangannya untuk menyalami Ariq, selama ini dia bekerja di salah satu rumah sakit milik keluarga Ariq dan kepulangan sahabatnya tentu menjadi angin segar untuk Mirza, dia tidak hanya menjadi dokter biasa di rumah sakit itu tapi juga membantu sang direktur utama dalam menjalankan tugasnya.

Sekarang Ariq telah kembali dan akan menjadi direktur utama, artinya kesibukan Mirza akan semakin bertambah tentu sebagai asisten pribadi sahabatnya itu.

Ariq merentangkan kedua tangannya, dia menyambut Mirza dengan pelukan, keduanya pun berpelukan dan saling beradu tinju seperti kebiasaan mereka ketika masa putih abu-abu.

"Gue baik, gimana kabar lu?" Ariq melerai pelukannya,

"Seperti yang lu lihat gue baik-baik saja dan sekarang gue seneng banget karena lu udah kembali" ucap Mirza sesuai dengan apa yang dirasakannya.

Tiga mobil melaju beriringan, Ariq yang awalnya akan semobil dengan Mirza urung karena sang Bunda yang meminta agar dirinya memasuki mobil yang ditumpangi sang bunda, alasan rindu pada sang putra tentu membuat Ariq tak kuasa menolak permintaan sang bunda.

Hanya berselang satu hari, Ariq tak sempat beristirahat karena harus menghadiri acara peresmian peralihan kepemimpinan rumah sakit dari sahabat sang papa sekaligus sepupu, karena dia menikah dengan sepupu papanya Ariq yang tidak lain orang tua Yumna.

Ariq sudah tampan dengan balutan jas yang semakin terlihat gagah dan berwibawa.

"Putra El-Malik memang selalu mempesona" puji sang Mommy pada Ariq,

"Tentu saja sayang, lihatlah sumber bibit unggulnya" seloroh Daddy Ariq yang langsung mendapat cebikan dari mommy nya Ariq.

"Terima kasih Mommy, Daddy sudah mendidikku sampai hari ini. Menjadi putra kalian adalah anugerah terindah yang aku miliki. Aku menyayangi kalian berdua"

"Kami juga sayang, kami sangat menyayangimu" balas sang bunda dengan mata yanng mulai berkaca, suatu kebanggaan untuknya melihat pencapaian sang putra.

"Kami juga sayang kakak ..." serempak, kelima adik Ariq keluar dari kamar masing-masing, si kembar pun sudah tak kalah ganteng, balutan jas yang sama seperti yang dikenakan Ariq hanya dasi yang membedakan membuat si kembar yang sangat sulit untuk membedakannya itu terlihat tak kalah tampan.

Ariq yang awalnya menjadi putra satu-satunya di keluarga Arzan Ravindra Malik urung karena kehadiran si kembar yang berjenis kelamin laki-laki. Selama ini walau pun Ariq tidak tinggal bersama keluarganya karena melanjutkan pendidikan di boarding school tapi kedekatan dengan saudara-saudaranya tetap terjaga.

Pemandangan indah kembali membuat hari sang mommy, Tiara yang sangat mudah tersentuh kembali tak kuasa menahan air matanya.

"Jangan menangis sayang" Arzan merangkul sang istri penuh kelembutan,

"Aku bahagia Mas"

"Mommy ..." Ariq yang sedang dikerubungi adik-adiknya, berusaha melepaskan diri. Dia berjalan mendekati sang bunda yang terlihat mengusap air matanya.

"Mommy ..." adik-adiknya pun mengikuti langkah Ariq.

"Mommy bahagia melihat kalian sekarang bersamaan, selalu akur ya kalian" ucap sang bunda dengan air mata yang kembali membasahi pipinya,

"Mommy ..." kompak semua anak-anaknya merangkul sang bunda bahkan sampai membuat sang daddy tersingkir.

"Kalian ini ... Daddy sampai dilupakan" gerutu Arzan, namun kemudian senyum bahagia kembali menghiasi wajah yang masih kentara menyisakan ketampanan di masa muda.

Inilah kehangatan keluarga yang selalu dirindukannya.

"Terima kasih ya Allah ..." ucap Arzan penuh rasa syukur.

1
Yhanie Shalue
kamil mau lahiran,, semoga semuanya lancar dan sehat ya mil
Meli Anja
kamil mau melahirkan...semoga lancar lahirannya....lanjut kak
dyah EkaPratiwi
Ketuban pecah itu, wah otw anggota baru ini, ayo semangat sembuh cakra buat debay
Mukmini Salasiyanti
gercep dong, bang Cak......
mo melahirkan ituuuu........

Aaaaa Ariq.....
😘🥰😍
Meli Anja
kalau cakra tau ariq cinta masa lalunya kamilia ..dia tambah drop atau jadi tenang ya?secara dia bisa menitipkan kamil dan anaknya ke orang yang tepat mungkin?lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
Speechless....
whatever...
Fighting, Cakra!!!

Baarokallohu fiiki...
Lanjut dan semangat, Author qu??
🥰😍
Chu Shoyanie
Aku fikir aman ko,Ariq tau&ngerti ,apalagi semua lulusan pesantren
Yhanie Shalue
ikut nyesek baca part ini Thor,, berharap cakra bisa sembuh tp kok kemungkinan kecil,, smg nanti cakra tahu kisah siapa kekasih kamil dulu trs cakra meminta Ariq untuk menggantikan nya seandainya cakra bener2 udah tiada😌
dyah EkaPratiwi
Huhh nggak bisa bayangin gmn perasaan cakra, semangat cakra. Semoga menemukan bahagianya. Semangat sembuh
Adiba Shakila Atmarini
lnjut up thor..
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Mukmini Salasiyanti
Semangat, Cak!
😘🥰😍
Meli Anja
lanjut kak
Lies Raylan
makasih Author, ayo terus lanjutkan dan tetap semangat.........
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah, semangat sembuh cakra buat anak istri
Lies Raylan
atau Author akan "membunuh" Cakra ?
karena, biasanya orang yang abis koma, sadar biasanya terus bobok untuk selamanya. se akan2 kesadarannya itu hanya untuk berpamitan/meninggalkan kesan yang baik.
begitukah Author ?
Lies Raylan
wow, lama amat ya........
dosa lho bikin orang penasaran
Meli Anja
lanjut kak
Mukmini Salasiyanti
maaf, thorqu..
aqu suudhzon ni ma, Author...
seperti melambat lambatkan kesembuhan Cakra....
pdhl, deg deg an jg aqu nunggu next Bab nya....
🥰😍🤣
Semangat, thorqu!!!!!
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah, ayo semangat sehat cakra buat baby dan kamilia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!