Disclaimer : Novel ini hanya pure karangan dari imajinasi author saja, tak ada kaitannya dengan sejarah manapun. Nama- nama dan tempat ini juga hanya fiktif belaka, tak berniat menyinggung sejarah aslinya, semoga kalian suka🙏
****
Jihan Athala adalah seorang aktris muda yang terkenal, kepiawaiannya dalam berakting sudah tak perlu di ragukan lagi, tapi satu hal yang tidak di ketahui semua orang, dia merasa terkekang, hatinya kosong. Jihan merasa bosan dengan kehidupan glamor yang monoton. Hingga suatu hari sebuah kecelakaan merenggut nyawanya tapi bukannya pergi ke alam baka, jiwanya malah ber transmigrasi melintasi ruang dan waktu, saat membuka matanya Jihan menyadari dirinya bukan lagi seorang aktris yang hidup dalam dunia glamor yang membosankan namun terbangun sebagai Sekar wulan, seorang istri dari adipati kerajaan lampu yang terkenal bengis dan selalu berwajah angker.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian : 35
Dengan pakaian sopan dan formal, Sekar wulan melangkah memasuki pendopo utama, tempat Raden Erlangga biasanya berdiskusi bersama para bawahannya. Muti dan Tyra yang mengikuti langkah sekar wulan di belakang, kemudian menghentikan langkah mereka, sebab tahu diri dan mereka menunggu tak jauh dari tempat pendopo berada.
Sekar wulan melihat sosok ki Sodewo yang memunggunginya, laki-laki yang berusia kepala tujuh itu benar-benar menggambarkan sosok yang di hormati dan berwibawa tinggi. Tangan sebelah nya selalu memegang tongkat yang di yakini orang- orang memiliki kesaktian. Beliau sangat terkenal dengan otaknya yang cerdas dan pengalamannya yang mempuni.
"Mohon ampun Ki, " Sekar wulan memberi salam dengan membungkuk sesaat. Sebagai tanda penghormatan di zaman ini.
"Ada apa Ki memanggil saya? "
Tak berapa lama kemudian, hening mencengkram dengan atmosfer yang tak seperti biasanya. Sekar wulan bisa merasakan ketegangan serasa mencekik udara.
"Raden Ayu, " panggil Ki Sodewo pelan namun dengan intonasi yang sedikit mengintimidasi. Laki-laki paruh baya itu kemudian membalikkan tubuh, alisnya menukik dalam dengan mata menelisik tajam.
"Saya barusan mendapatkan informasi dari pimpinan prajurit. Katanya ada seseorang yang mencoba menyusup ke dalam Kadipaten. " Suaranya tenang namun cukup membuat sekar wulan merasa terganggu.
"Benar Ki. Saya melaporkan orang itu, dia berusaha masuk dengan memanjat tembok di samping taman belakang istana, " ujar sekar wulan, berusaha memberikan tanggapan lugas dan tetap tenang.
Senyum miring terukir di bibir lelaki tua itu. "Mengapa Anda melaporkan kekasih anda sendiri? "
Terkejut lah Sekar wulan, matanya membalak kaget. "Maksud, Ki? "
"Jangan berpura-pura tidak tahu, Raden Ayu. " suara Ki Sodewo yang semula masih santai berubah serius dalam sekejap, matanya kembali memicing. "Meskipun penyusup itu menggunakan ajian agar bisa menutupi identitas aslinya, tapi saya bisa langsung tahu jika dia adalah Raden kertayasa. Kekasih mu yang sangat kau cintai itu. "
Darah sekar wulan berdesir seketika. "Tunggu Ki, sepertinya ada kesalahpahaman di sini. "
Ki Sodewo melirik tajam tanpa memalingkan wajahnya. Tiba-tiba sebuah kekuatan muncul yang membuat Sekar wulan seketika lumpuh. Tangannya seperti di cengkram dengan kuat oleh sebuah kekuatan gaib.
"Ini adalah ilmu kanuragan Ki Sodewo. " gumamnya. Ia bisa merasakan betapa kencangnya cengkraman itu hingga rasanya tulangnya akan patah. Cengkraman itu juga melumpuhkan kakinya hingga membuatnya seketika terduduk bersimpuh menahan rasa sakit yang luar biasa.
"Saya mempercayai apa yang saya lihat dan saya dengar. Dan jelas saya melihat kalian bertemu di taman belakang secara diam-diam. Saya mengetahuinya sebelum anda melaporkan orang itu kepada prajurit. Jangan anda pikir saya bodoh, Raden Ayu. Kau ... mencoba menghianati raden Erlangga dengan menemui kekasih mu secara diam-diam. Tapi kau lupa walaupun Raden Erlangga tak ada di Kadipaten, masih ada saya yang akan menjadi mata dan telinganya. "
Kemudian Ki Sodewo setengah berbalik, sikapnya masih tetap tenang meski melihat istri dari muridnya yang paling ia pedulikan kini sedang melawan kesakitan, akibat cengkraman dari kesaktiannya.
"Argghhh! " Sekar wulan semakin merintih, rasa sakit itu seolah melumpuhkan semua penca indera nya.
"Harusnya hukuman mu lebih dari ini, setelah ketahuan berusaha menghianati adipati. Jika kau lupa Raden Ayu, Kertayasa adalah musuh kerajaan ini. Satu tahun lalu dia lah yang telah melumpuhkan nyawa ribuan pasukan di peperangan. Tapi ayahmu yang tamak itu malah menikahkan raden Ayu puspa yang mulia dengan seorang musuh. Sungguh ironi, padahal dialah yang pantas untuk bersanding dengan adipati. "
Sekar wulan tertegun. Ternyata begitu, sejak dulu Ki Sodewo tak pernah setuju dengan pernikahannya bersama Raden Erlangga. Sekarang ia baru mengerti akan tatapan tak pernah ramah dari Ki Sodewo terhadap nya, ia pikir karena begitulah tempramen Ki Sodewo yang sebenarnya, tapi ternyata dia salah. Guru dari suami nya itu membencinya, dan ternyata dia berharap kakaknya lah yang harusnya menikah dengan Raden Erlangga.
"Akhhh! " Sekar wulan mengerang hebat saat tiba-tiba di rasakan nya, cengkraman ghaib itu berpindah ke leher nya dan mendadak saja tubuh nya melayang seperti kapas. Ki Sodewo mencekiknya.
Laki-laki itu tetap diam dengan tatapan tajam, kedua tangannya terkait di belakang nya sedangkan tongkat nya tetap berdiri tegak meskipun ia tak memegang nya lagi.
"Jika kau pikir kau akan tetap bertahan di Kadipaten ini maka kau salah besar Raden Ayu. saya akan melaporkan kejadian ini pada Adipati, saya akan bilang jika anda bekerja sama dengan kekasih anda untuk memberontak. Selama ini saya sering memperhatikan jika adipati sempat terlena dengan kebaikan palsu yang anda lakukan. Tapi jika dia mengetahui semua ini maka kepercayaannya pada anda akan hilang. Dia akan langsung berpikir jika anda masih tetap berusaha untuk kabur bersama Raden kertayasa dan kebaikan anda selama ini hanya sebuah rencana agar dia melemahkan kewaspadaan nya pada anda. Itulah yang akan dia pikirkan setelah tahu hal ini. "
Lalu Ki Sodewo mendekat, aura intimidasi nya begitu kuat, ia menatap Sekar wulan yang melayang di udara dengan meringis menahan sakit yang luar biasa.
"Maka saya akan memberikan pilihan pada anda Raden Ayu. Segera lah tinggalkan Kadipaten ini, kerajaan ini dan pergi sejauh-jauhnya. Sebab bagaimana pun kau adalah putri seorang pemberontak yang suatu hari juga bisa melakukan pemberontakan untuk membalas kematian keluarga mu. Apa saya salah? "
Sekar wulan terdiam, dengan terus meronta- ronta agar bisa melepaskan diri, suaranya terasa tertahan di tenggorokan meski dia ingin sekali mengeluarkan pembelaan.
"Atau anda ingin saya melaporkan kejadian hari ini pada adipati dan bisa saja setelah ini dia akan membenci mu?" setelah berbicara begitu Ki Sodewo kembali berbalik memunggungi.
"Pikirkan lah baik- baik dan putus kan lah secepatnya. Jika anda memilih pilihan pertama segera lah berkemas dan tinggalkan kerajaan ini sebelum adipati pulang dari tugasnya. Tapi jika anda ingin di benci dan mengulangi kesalahan yang sama seperti orang tua anda yang matti karena memberontak, jangan salahkan saya untuk melaporkan kejadian ini langsung ke kerajaan. Karena bagaimanapun pertemuan mu dengan raden kertayasa adalah masalah yang besar sebab raden kertayasa adalah musuh kerajaan ini,maka di saat itupun adipati pun tidak akan bisa melindungi mu dari hukuman gusti prabu.
Kemudian kekuatan ghaib yang mencengkram leher Sekar wulan menghilang, dan seketika saja tubuh nya luruh ke lantai. Sekar wulan terbatuk- batuk sebab pasokan oksigen yang terasa tersumbat di lehernya.
Ki Sodewo lalu kembali melirik tanpa mengalihkan muka. "Pikirkan lah matang- matang raden Ayu. Saya melakukan ini juga semata-mata demi menjaga kedamaian Kadipaten dan Kerajaan dari putri pemberontak yang seharusnya juga di hukum matti waktu itu. " Ucapnya bernada sarkas lalu berjalan meninggalkan pendopo seraya mengibaskan tangannya yang membuat pagar ghaib yang mengelilingi pendopo hilang seketika.
Muti dan Tyra tidak bisa melihat apa yang terjadi dalam pendopo itu karena pagar ghaib yang di pasang oleh Ki Sodewo tersebut hingga mereka terkejut ketika melihat Sekar wulan yang tampak meringis kesakitan hingga langsung menghampiri nya dengan panik.
"Ndoro putri! "
"Ndoro putri! "
Teriak mereka berdua dengan cemas.
"Apa yang terjadi pada anda? "
******
cuit cuit
kebangetan klw serius
lanjutkan Thor
semoga seru