NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 - KISAH ANJANI

Oh... Jadi kamu cucunya Anjani?"

Respon si nenek namun dengan wajah yang menatap Aruni dengan mengerutkan dahi. Seolah si nenek mengingat sesuatu tentang masa lalunya dengan Anjani.

Dan si nenek bertanya...

"APAKAH KAMU SUDAH TAU TENTANG NENEKMU ITU?"

Bella dan Caca spontan menatap ke arah Aruni dengan penasaran, Aruni pun membalas dengan tatapan yang sama.

"Em... Saya belum pernah tau banyak tentang Nenek saya itu. Ibu saya juga seperti gak mau buat cerita ke saya Nek." jawab Aruni kemudian.

"Kenapa Asih gak mau cerita?" tanya si nenek kembali.

"Loh... Nenek juga kenal dengan Ibu saya?" respon Aruni yang semakin penasaran.

"Ya pasti kenal dong Ar, masa iya si nenek gak kenal sebagai warga sini?" sahut Bella spontan.

"Ya kan gue tanya aja Bell..." jawab Aruni agak sedikit kesal. Karena dia bertanya pada si nenek malah Bella yang merespon.

"Nenek harus cerita dari mana dulu ya? Jadi bingung Nenek..." ucap si nenek sambil mulai menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya.

"Em... bisa cerita tentang Nenek saya itu?" tanya Aruni yang sebenarnya sebuah permintaan kepada si nenek. Karena selama ini Aruni belum pernah mendapatkan kisah hidup neneknya, Anjani, dari Ibunya.

"Tapi... Nenek minta kalian berhati-hati ya kalau sudah tau kisahnya..." jawaban si nenek itu semakin membuat tiga sahabat tersebut semakin penasaran. Mereka semakin serius untuk mendengarkan. Terutama Aruni.

"Nenek akan ceritakan yang masih bisa Nenek ingat saja ya Nak..." ucap si nenek. Disusul Aruni yang menganggukan kepalanya.

Dan si nenek pun memulai kisah tentang Anjani, nenek Aruni...

"Anjani itu adalah seorang gadis yang cantik, tingkah laku dan bahasanya sopan, karena diajarkan sama Ayah dan Ibunya. Ayah Anjani dahulu adalah seorang kepala adat desa ini. Jadi Ayah Anjani ingin anaknya tumbuh dengan tata krama dan adat yang mantap. Tapi... Pas sudah dewasa, ada sebuah kejadian yang menakutkan bagi desa ini..." jelas si nenek membuka kisahnya.

"Apa itu Nek?" tanya Caca yang juga mulai merasakan cerita si nenek itu bukanlah cerita biasa.

"Anjani adalah pewaris ilmu hitam..." jawab si nenek. Sontak Caca terkejut dan menutup mulutnya. Bella hanya mendengarkan dengan serius.

Namun tidak dengan Aruni....

Aruni yang mendengar jawaban si nenek itu berubah ekspresi wajahnya menjadi datar dan dingin, menatap si nenek. Entah disadari atau tidak oleh si nenek, dan sepertinya Bella serta Caca pun tak memperhatikan perubahan ekspresi Aruni, karena mereka berdua terfokus pada si nenek.

"Dahulu kala, Desa Lanjani ini diselimuti sebuah kejadian menakutkan. Ada sesosok makhluk menyeramkan yang mencari tumbal manusia. Banyak korban meninggal karena ulah makhluk tersebut. Tapi, Kakek Anjani bisa menaklukkan makhluk itu dan tunduk padanya. Lalu ilmu itu diwariskan kepada Ayah Anjani, dan diturunkan kepada Anjani." lanjut si nenek.

"Tapi... saat ilmu itu diturunkan kepada Anjani, makhluk itu meminta tumbal seorang manusia. Yang lahir saat malam bulan purnama merah. Dan tumbal manusia itu berasal dari desa sebelah. Namanya Kirman." jelas si Nenek.

Sontak, Bella dan Caca saling bertukar pandangan mendengarnya. Mereka berdua langsung teringat dengan cerita si bapak penjual mie telur rebus saat perjalanan hendak ke Desa Lanjani ini.

"Terus Nek?" tanya Caca penuh antusias.

"Saat Kirman menjadi tumbal, ilmu menundukkan makhluk itu pun diwariskan kepada Anjani. Tapi... ternyata Anjani tak kuat menerimanya. Sehingga justru makhluk itu pelan-pelan menguasai Anjani." jelas si nenek. Sungguh penjelasan si Nenek membuat bulu kuduk Caca merinding. Sedangkan Bella masih memperhatikan si nenek dengan rasa percaya tidak percaya.

"Sampai ketika Ayah dan Ibu Anjani meninggal, Anjani dinikahi oleh seorang pemuda. Dan mereka diberi anugerah seorang anak perempuan, yang diberi nama..." sebelum si nenek menyebutkan, Bella segera memotong, "Namanya Asih kan Nek? Itu adalah Ibu Aruni...".

"Iya... Betul Nak..." jawab si nenek.

"Tapi pada suatu malam, Anjani menghilang ke dalam hutan, meninggalkan suami dan Asih, anaknya. Suaminya dan para warga desa mencarinya beberapa hari, tapi gak ketemu. Lalu, ketika Anjani pulang, justru dirinya dikendalikan makhluk menyeramkan itu. Dan Anjani mengorbankan suaminya hingga meninggal mengenaskan, sama seperti Kirman." jelas si nenek lagi.

Bella dan Caca yang hanyut dalam kisah si nenek, sama sekali tak memperhatikan Aruni. Begitupun dengan si nenek yang hanyut dalam ingatannya tentang Anjani.

Aruni, hanya terdiam dengan wajah datar dan dingin. Bahkan mulutnya sama sekali tak bergerak untuk merespon. Hanya tatapan dingin kepada si nenek itu.

**********

Dalam gelapnya hutan, dengan keheningan yang masih sama, Anjani menghampiri Aruni yang duduk di kursi kayu bambu itu, dan memegang pundaknya dari belakang.

"Jangan kau dengarkan ucapannya, Aruni..."

Suara halus dan mencekam Anjani terdengar ditelinga Aruni. Aruni masih saja duduk terdiam dan dingin.

**********

"Sejak kematian suaminya, Anjani dan Asih mulai hidup terasing. Padahal mereka berdua tetap ada di desa ini, tapi warga desa seperti gak mau dekat lagi dengan mereka. Sampai Asih tumbuh dewasa dan pindah ke kota, lalu menikah dengan seorang lelaki di sana. Sejak saat itu, nenek pun tak lagi melihat banyak tentang Asih. Begitupun Anjani..." lanjut si nenek.

"Sebenarnya Nenek kasihan dengan Anjani, apalagi dengan Asih anaknya. Tapi, Anjani sudah terlanjur menjadi pewaris..." ketika si nenek hendak melanjutkan, tiba-tiba saja Aruni memotong kisah si nenek, "Sudah cukup! Berhentilah!"

Sontak Bella dan Caca yang sedari tadi tak memperhatikan Aruni, terkejut. Dan menatap Aruni.

"Aruni? Kenapa?" tanya Bella. Sedangkan Caca masih terdiam melihat sahabatnya itu yang berani memotong cerita si nenek, namun Caca merasa Aruni berbeda, ia melihat wajah Aruni datar dan dingin.

Tanpa menjawab sepatah kata pun, Aruni berdiri dari duduknya, langsung pergi meninggalkan rumah si nenek. Bella dan Caca yang melihat sikap Aruni, menjadi bingung. Dan pada akhirnya mau tak mau mereka berdua memohon maaf kepada si nenek.

"Aduh, Nek, maafin sahabat saya ya..." ucap Caca dengan ekspresi gelisah. Serba salah. Bella yang tak tahu mau bicara apa, ia mengejar Aruni.

"Nek, maaf, maaf banget ya... Sepertinya kami bertiga izin pamit... Terima kasih sudah bercerita ya Nek..." ucap Caca yang juga semakin gelisah dan serba salah.

"Aduh Nak, maafkan Nenek ya kalau sudah bikin sahabatmu tersinggung..." si nenek pun jadi merasa bersalah atas ceritanya.

"Gak apa-apa Nek... Gak apa-apa... Kami pamit ya Nek..." ucap Caca kemudian. Dan mereka bertiga pun meninggalkan rumah si nenek dengan kondisi yang sama sekali tak nyaman di hati Caca, Bella, namun tidak dengan Aruni.

Bella dan Caca yang mengejar Aruni dengan langkah cepatnya seperti tak mampu mengejar. Aruni melangkah lebih cepat dari biasanya. Bella dan Caca memanggil Aruni dari belakang dan memintanya untuk berhenti melangkah, namun tak didengar oleh Aruni. Sehingga mereka bertiga dilihat oleh beberapa warga di jalan desa dengan tatapan aneh.

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!