NovelToon NovelToon
Thieves And The Night

Thieves And The Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: Muhammad Noval

Mengisahkan Roberto, mantan seorang agen rahasia dengan kemampuan pencuri ulung, bergerak dengan diam-diam di dalam rumah besar yang megah dan terbengkalai untuk mencari beberapa barang berharga. Dengan mata yang tajam dan refleks yang cepat, ia dapat menghindari setiap perangkap dan jebakan dengan sangat mudah. Senjata andalannya, sebuah pisau lipat yang tajam, tersembunyi di dalam sakunya, siap digunakan kapan saja. Namun, misi kali ini tidak seperti biasanya. Ketika ia memasuki sebuah ruangan yang gelap, ia menemukan seorang anak perempuan berusia 6 tahun yang diikat dengan rantai di kakinya, mata yang besar dan takut memandang ke arahnya.

Apa yang akan dilakukan Roberto? Apakah ia akan menjalankan misi nya atau membantu anak itu? Dalam dunia yang penuh dengan bahaya dan ketidakpastian, Roberto harus membuat keputusan yang tepat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Noval, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Pertarungan yang Makin Sengit dan bala bantuan

Roberto yang melihat Lumina dan Vincent siap untuk menyerang, langsung mengaktifkan semua kemampuan yang dimilikinya. Dia tahu bahwa pertarungan ini akan sangat berat, tapi dia tidak akan menyerah.

"Aku harus segera mengakhiri ini!" Roberto berteriak dalam hati, sambil mempersiapkan diri untuk menyerang.

Lumina mundur perlahan dan mengambil kembali senapan nya. "Vincent, buat dia sibuk sampai aku selesai mendapatkan tempat yang pas untuk membidik" katanya dengan nada dingin.

Vincent mengangguk "hahah... Baiklah"

Kemudian Vincent langsung menyerang Roberto dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa. Memaksa Roberto untuk mundur dan mencoba menghindari serangan, namun Vincent terlalu cepat.

"Aku tidak bisa membiarkan dia menyerang terus-menerus!" Roberto berpikir, sambil menghindari setiap tebasan Vincent dengan semua kemampuan yang dimilikinya.

Sementara itu, Lumina bergerak secara diam-diam, mencari tempat yang pas untuk membidik Roberto. Dia tahu bahwa dengan senapan yang dimilikinya, dia bisa mengalahkan Roberto dari jarak jauh.

"Tempat ini sempurna" Lumina berpikir, sambil memasang senapan di tempat yang strategis.

Roberto dan Vincent terus bertarung dengan sengit, tidak menyadari bahwa Lumina sedang mempersiapkan diri untuk menembak Roberto.

"Aku harus segera mengalahkan Vincent!" Roberto berpikir, sambil meningkatkan intensitas serangannya.

Tapi Vincent tidak mudah dikalahkan. Dia terus melawan Roberto dengan kemampuan yang luar biasa.

Lumina memperhatikan pertarungan antara Roberto dan Vincent, sambil menunggu kesempatan untuk menembak Roberto. "Baiklah, waktunya mengaktifkan sistem akurasi!" Lumina mulai mengaktifkan program yang ada di topengnya, sambil memasang jari di pelatuk senapan.

Setelah Lumina mengaktifkan sistem akurasi pada topengnya, tiba-tiba pandangan matanya menjadi lebih tajam dan fokus. Dia bisa melihat Roberto dan Vincent dengan sangat jelas, meskipun jaraknya cukup jauh.

"Baiklah, Target terkunci" Lumina memantau gerakan Roberto sambil memasang jari di pelatuk senapan. Dia menunggu saat yang tepat untuk menembak, sambil memperhatikan pertarungan antara Roberto dan Vincent.

Roberto dan Vincent terus bertarung dengan sengit, tidak menyadari bahwa Lumina sedang mempersiapkan diri untuk menembak Roberto.

Kemudian Roberto menyadari bahwa Lumina tidak ada. "Tunggu... Aku tidak melihat Lumina, dimana dia?...." kata Roberto dalam hati, ia langsung melihat sekeliling sambil menghindari serangan Vincent, dan ia menyadari sesuatu "Tunggu jangan-jangan dia sedang mencari posisi untuk menembak!..."

Lumina menarik napas dalam-dalam dan menahan napas sejenak. "Sekarang, tembak! " Lumina berpikir, sambil melepaskan tembakan senapan nya.

Sebuah peluru langsung meluncur dengan kecepatan yang luar biasa, menuju Roberto yang sedang bertarung dengan Vincent. Roberto yang menyadari kemungkinan Lumina menembakinya, langsung bereaksi cepat.

Roberto mendengar suara tembakan dan ia mulai waspada "Sial.... Aku harus menghindar!" Roberto berpikir.

Peluru itu meluncur dengan sangat cepat, dan Roberto hanya memiliki waktu beberapa detik untuk bereaksi. Dia melompat ke samping, tapi tidak tahu apakah dia berhasil.

Vincent yang melihat Roberto sedang menghindar mencoba mengejar nya "Oi... Mau kemana kau!" Vincent langsung menerjang Roberto namun peluru itu malah mengenai papan kayu yang berada tepat didepan mereka yang menyebabkan ledakan terjadi.

Ledakan itu terjadi sangat dekat dengan Roberto dan Vincent, membuat mereka berdua terlempar ke belakang. Roberto yang sedang menghindar dari peluru, tidak menyangka bahwa peluru itu akan mengenai sebuah objek yang menyebabkan ledakan.

"Sial... Apa yang terjadi?" Roberto berpikir, sambil mencoba berdiri kembali. Dia melihat Vincent yang juga terlempar ke belakang.

Vincent yang terluka, mencoba berdiri. "Sial... wanita itu! Berani beraninya menjadikan ku umpan!" Vincent berkata, sambil mencoba menghilangkan debu dari pakaiannya.

Roberto yang melihat Vincent baik-baik saja, langsung melihat ke arah Lumina yang sedang membidik. "Ini benar-benar menyakitkan!.... Namun aku tidak boleh lengah, dia pasti akan menembak lagi!" Roberto berpikir, sambil mempersiapkan diri untuk menghadapi serangan berikutnya.

Lumina yang melihat ledakan itu tidak mengenai Roberto, langsung terlihat kecewa. "Hmm...seperti nya aku meleset!" Lumina berpikir, kemudian ia memasang kembali peluru tadi.

Kemudian Lumina mempersiapkan diri untuk menembak lagi, sambil memasang jari di pelatuk senapan. Dia memperhatikan Roberto yang sedang berdiri kembali, dan mencoba membidiknya dengan lebih akurat. "Kali ini tidak boleh meleset!..."

Vincent yang berdiri melihat Lumina dengan tatapan kesal "Akan ku balas kau!...." Lumina yang melihat Vincent hanya diam dan kembali fokus untuk membidik Roberto.

Vincent langsung mengalihkan pandangannya ke Roberto, namun Vincent mulai teringat sesuatu "huh..." Vincent melihat keatas dan berkata dalam hati "Aku melakukan ini semua hanya untukmu, Luna, andaikan kau tidak mengabaikan perkataan ku dulu pasti ini semua tidak akan terjadi!..." kemudian Vincent kembali fokus ke pertarungan.

Sementara itu Roberto menyadari bahwa Lumina akan menembak lagi, langsung mempersiapkan diri untuk menghindar. "Aku harus siap untuk menghadapi serangan berikutnya!" Roberto berpikir, sambil meningkatkan kewaspadaannya.

Tiba-tiba, Lumina melepaskan tembakan senapan nya lagi. Sebuah peluru meluncur dengan kecepatan yang luar biasa, langsung menuju Roberto. Peluru itu adalah jenis peluru penembus, yang dapat menghancurkan semua jenis halangan apapun yang mengenainya.

Roberto yang sudah siap, langsung bereaksi cepat untuk menghindar dari peluru. Dia melompat ke samping dengan kecepatan yang luar biasa, namun peluru itu terlalu cepat. Roberto hampir terkena tembakan, dan topengnya hancur sebagian karena gesekan peluru.

"Sial... aku hampir terkena tembakan itu!" Roberto berpikir, sambil mencoba menahan rasa sakitnya. Dia melihat ke arah Lumina dan Vincent, yang masih berdiri di tempat yang sama.

Vincent yang melihat Roberto hampir terkena tembakan, hanya diam ditempat dan berfikir. "Huh... Inilah yang aku tidak suka dari wanita itu, serangan dan akurasi nya dalam membidik benar benar mengerikan, apalagi senapan itu bukanlah senapan biasa, senapan itu adalah jenis senapan yang bisa mengganti jenis peluru nya sesuai keinginan penggunanya. Itulah mengapa dia disebut sebagai light destroyer" Vincent menggelengkan kepala nya

"Namun dia memiliki satu kelemahan... Wanita itu terlalu fokus pada targetnya sehingga dia sering kali mengabaikan area sekitar nya." Vincent berkata dalam hati

Sementara itu, Lumina yang melihat Roberto terluka, langsung merasa puas. "Baiklah, waktunya untuk mengakhiri ini! " Lumina berpikir, sambil mempersiapkan diri untuk memberikan serangan terakhir.

Roberto yang terluka parah, langsung merasa bahwa dirinya dalam bahaya besar. "Aku harus segera mengalahkan mereka berdua!" Roberto berpikir, sambil mencoba meningkatkan kemampuan defensifnya. Namun, topeng yang dia kenakan mulai memberikan efek samping yang tidak terduga. Pikiran Roberto mulai kacau, dan emosi nya mulai meledak-ledak, ia mulai merasakan sensasi panas yang menyengat di kepalanya.

"Apa... apa yang terjadi?" Roberto berpikir, sambil mencoba mengendalikan dirinya. Namun, pikirannya semakin kacau, dan dia mulai melihat bayang-bayang seseorang dan suara dari masa lalu nya.

Dan seketika Roberto mulai mengingat kenangan buruknya. "Kakak... Kakak mau kemana? jangan tinggalkan aku..." suara adiknya terdengar sedih dan takut. "Kakak hanya akan mencari beberapa makanan untuk kita... Jadi jangan kemana-mana ya, aku akan segera kembali" kata Roberto, mencoba menenangkan adiknya.

Setelah itu Roberto langsung pergi dan mencari beberapa makanan, setelah ia mendapatkan beberapa makanan, ia kembali ke tempat mereka tinggal. Namun, saat ia ingin membuka pintu, ia melihat adiknya yang tersungkur di tanah dengan banyak lebam dan luka tembak. Darah mulai mengalir keluar dari tubuhnya, dan Roberto merasa seperti dunia runtuh.

"Tidak!... Ini tidak terjadi!... Ku mohon padamu, ini tidak terjadi kan? Hei, bangun lah!... Jangan tinggalkan aku sendiri... Kumohon!" Roberto langsung memeluk tubuh adiknya dan menangis, mencoba membangunkan adiknya yang sudah tidak bernyawa.

Roberto mencoba menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran-pikiran tentang kematian adiknya, namun semakin sulit baginya untuk berpikir jernih. Topeng itu sepertinya mempengaruhi sistem sarafnya, membuatnya semakin agresif dan paranoid. Dia merasakan gelombang kemarahan dan kesedihan yang tidak terkendali.

Lumina melihat keadaan Roberto yang aneh dan ia bersiap untuk menembakkan senjatanya sekali lagi. "Apa yang terjadi dengannya?.... Apa mungkin efek samping topeng itu mempengaruhi nya?" Lumina merasa kebingungan dan bertanya-tanya

Lumina terdiam sejenak dan kemudian berkata dengan nada kesal "masa bodoh... Itu bukan urusanku juga, sebaiknya aku mengakhiri ini dengan cepat!" kemudian ia menarik pelatuk nya dan peluru yang keluar dari laras senjatanya meluncur dengan kecepatan yang luar biasa, langsung menuju Roberto. Roberto yang sudah tidak bisa berpikir jernih karena efek sampingan topeng itu, tidak bisa menghindar dari serangan Lumina.

Namun, saat peluru itu ingin mengenai kepala Roberto, tiba-tiba muncul sebuah perisai yang dilemparkan oleh seseorang dan memantulkan peluru Lumina.

Lumina yang melihat hal itu sedikit terkejut "Siapa...?" Lumina berpikir, sambil melihat ke arah orang yang melemparkan perisai itu. Dia melihat seorang pria berbadan kekar dengan topeng yang sama seperti roberto, ia berdiri di belakang Roberto.

Lumina yang melihat pria itu, langsung mengenali identitasnya. "Kau... aku tidak percaya... Kau akan datang kemari" kata Lumina, sambil menurunkan senjatanya.

Roberto yang masih dalam keadaan tidak sadar, tiba-tiba terbangun dan melihat orang itu. "Si.. siapa kau?..." kata Roberto, sambil mencoba menahan kesadaran nya.

Pria itu, langsung mendekati Roberto dan berkata. "Kau aman sekarang! Serahkan sisanya pada kami!.. " kata pria itu, kemudian ia memukul bagian leher belakang Roberto yang membuat nya pingsan.

Lumina yang melihat adegan itu, langsung merasa kesal. "Baiklah, aku tidak akan membunuh Roberto hari ini" kata Lumina, sambil berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.

Saat Lumina ingin pergi, tiba-tiba muncul salah satu teman pria itu, ia adalah seorang wanita dengan topeng yang sama seperti pria itu, ia mengenakan baju ninja dan memegang kunai ditangannya "Kau pikir, kau mau kemana Nona sniper?.." Lumina tersentak dan terdiam mendengar suara itu

Kemudian Lumina berbalik dan langsung menodongkan senapan nya "Kenapa kau bisa ada disini?... Night Blade!.."Lumina terlihat kesal

Wanita itu tersenyum sinis. "Kau pikir senapan mu bisa mengalahkan aku?" kata wanita itu, sambil mulai bergerak mendekati Lumina.

Lumina memandang wanita itu dengan tatapan yang dingin. "Kau ingin tahu apa yang bisa aku lakukan dengan senapan ini? Aku akan menunjukkannya padamu" kata Lumina, sambil memasang jari di pelatuk senapan.

Sementara itu Vincent yang sudah pulih, menghampiri pria itu "huh... Apa kabar Night Guardian?" kata Vincent sembari memegang pedangnya

Night guardian tampak terkejut dan ia mengambil kembali perisai nya "Ka..kau?.. Vincent! Beraninya kau menampakkan dirimu dihadapan ku! Aku akan membunuhmu..." pria itu terlihat marah dan kesal

Kemudian Night Guardian langsung menyerang Vincent, namun Vincent menahan nya dengan pedangnya "Kita lihat saja! Siapa yang akan mati disini" kata Vincent dengan sombong.

Night Guardian, mengangkat perisainya dan menyerang Vincent dengan kekuatan penuh. Namun, Vincent dengan mudah menahan serangan itu dengan pedangnya. Kedua senjata itu berbenturan dengan keras, menimbulkan suara dentuman yang keras.

Vincent tersenyum sinis. "Kau pikir perisai itu bisa melindungi mu dari pedangku?" kata Vincent, sambil menekan pedangnya ke arah Night Guardian.

Night Guardian terkejut dan berusaha menahan tekanan pedang Vincent. Namun, Vincent terlalu kuat dan Night Guardian terpaksa mundur beberapa langkah.

Sementara itu, Lumina dan Night Blade masih berdiri saling berhadapan. Lumina masih menodongkan senjatanya ke arah Night Blade, sementara Night Blade masih menunggu kesempatan untuk menyerang.

Pertarungan antara Vincent melawan Night Guardian dan Lumina melawan Night Blade tidak bisa dihindari! Apa yang akan terjadi selanjutnya?

1
veragarden ✷
Ceritanya bikin penasaran thor, lanjutkan!
Esmeralda Gonzalez
Sumpah baper! 😭
Grecia Amiel
Ceritanya seru banget, jangan biarkan aku dilema menanti update 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!