PERAWAN BERANAK KEMBAR

"Tidak baik wanita hamil begadang, di trimester pertama kamu gampang sakit." Ucap Delon memberikan susu hangat pada gadis itu. 

"Kamu? bukannya kalian sudah pulang? " Tanya Angel. Ternyata dia tidak menyadari kehadiran pria itu dari tadi. 

" Aku tidak bisa meninggalkan kalian disini. Dalam tiga bulan ini, aku tidak bisa mendampingimu. Jad, aku akan selalu ada bersamamu hari ini dan selamanya" Ujar Delon duduk di samping gadis itu. Dia merasa nyaman berada di samping gadis itu. Rasa mualnya juga akan hilang jika dia bersama gadis itu. 

"Tidak usah sok perhatian, kamu melakukan itu hanya untuk memperdaya aku." Meskipun Enjel merasa senang diperhatikan seperti itu, tapi dia mencoba menguji kesabaran pria itu. 

"Sekarang kamu istirahat ya, aku tidak mau kalian sakit!" Delon tidak menanggapi ucapan Angel.

Dia menuntun gadis itu ke kamarnya. Dia membantu Angel berbaring di kasurnya, lalu menyelimuti gadis itu hingga sebatas leher. 

"Jika butuh sesuatu hubungi aku, nomorku sudah ada di ponsel pintarmu. Aku tidur di kamar sebelah. Selamat malam!" Ucap Delon lalu keluar dan menutup pintu kamar gadis itu. 

"Ada apa denganku? kenapa aku merasa senang dengan perlakuan pria itu? apa karena janinku?" Angel memicingkan matanya 

"Hey, apa kalian senang dengan daddy kalian?" Ucap Angel mengelus perutnya.

"Sejak bertemu denganmu, aku merasa jauh lebih baik. Begini, 'kah rasanya memiliki keluarga? walaupun kita belum menikah, tapi aku merasa sangat bahagia." Delon tersenyum mengingat kata-kata Angel yang memilih janinnya ketimbang cintanya. 

"Semoga kau bisa bahagia bersamaku." Ucap Delon dalam hati, lalu meninggalkan kamar Angel dan masuk ke kamar di sampingnya. 

Juan membanting stir mobilnya, dia sangat marah pada takdir yang mempermainkan hidupnya. Selama ini hubungan mereka berjalan dengan baik, tapi kecelakaan itu merenggut semuanya darinya. Entah kepada siapa dia akan meluapkan amarahnya. Dia tidak bisa marah pada Angel, karena gadis itu hanya korban. Dia juga tidak bisa marah pada dirinya sendiri, karna dia tidak tau kalo gadis itu ingin mendatanginya. Marah pada Delon, tentu saja tidak bisa, pria itu juga tidak tau apa-apa. 

"Mungkinkah ini takdir hidup yang kau gariskan untuk kami Tuhan? jika memang benar, ikhlaskan lah hatiku untuk melepas Angel. Jaga dia untukku...jadikan dia ratu satu satunya di hati pria itu. Mungkin aku tidak akan pernah bisa melupakannya, tapi jika dia bahagia, aku juga akan bahagia " Meskipun hatinya kalut, dia bisa sampai di rumahnya dengan selamat.

"Juan, kamu kenapa? tidak biasanya kamu pulang tengah malam begini," Tanya Dania sang kakak. 

Juan langsung ke kamarnya tanpa mempedulikan pertanyaan sang kakak. 

"Dia pasti ada masalah... Angel kan sudah kembali seharusnya dia bahagia" Ucap Dania yang kemudian masuk ke dalam kamarnya. 

"Mas, aku kepikiran deh sama Juan! Sepertinya dia ada masalah" Ucap Dania kepada suaminya. 

"Tidak mungkin Yang, Angel kan sudah kembali... mungkin dia hanya lagi banyak pekerjaan saja " Sahut Alfarits. 

"Semoga saja ya mas" Ujar Dania lalu berbaring di samping suaminya. 

Suara kicauan burung terdengar saling sahut sahutan. Angel terbangun dari tidurnya, dia melihat sebuah gelas berisi susu di atas nakas. Ada juga beberapa potong roti di dalam piring. Dia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, tapi tidak ada siapapun disana selain dirinya. 

"Minumlah, aku akan menyiapkan air hangat dulu untukmu mandi" Ucap Delon yang baru masuk 

Angel meminum susu itu tanpa berkata, dia juga memakan roti itu. 

"Sekarang kamu mandi ya, aku akan merapikan tempat tidurmu!" Delon menuntun gadis itu hingga ke kamar mandi 

"Kamu bisa sendiri? Apa perlu aku bantu? " Tanya Delon, dia sedikit berharap gadis itu mengijinkannya membantu. 

"Jangan mencari kesempatan!" Jawab Angel menutup pintu kamar mandi.

Delon terkekeh, dia pun segera merapikan tempat tidur sang calon istri. 

Angel keluar dari kamar mandi setelah 15 menit, dia hanya memakai bath robe. Dia melihat sekeliling, ternyata Delon sudah tidak lagi disana. Dia berjalan cepat menuju talk in closet, dia memakai pakaian santai. Saat dirinya duduk di depan meja rias, Delon kembali masuk. Dia mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambut gadis itu.  

"Sini, nanti rambutku rusak!" Angel mencoba mengambil hair dryer itu dari tangan Delon.

"Duduk anteng aja, aku sudah terbiasa memegang alat ini" Ucap Delon menghidupkan alat di tangannya dan mulai mengeringkan rambut gadis itu. 

"Kenapa kamu masih disini? istrimu pasti mengkhawatirkanmu" Ucap Angel 

"Aku sedang membantu calon istriku. Apa itu salah? " Delon sepertinya tidak menyadari pertanyaan gadis itu. 

"Aku tidak akan menikah denganmu Tuan. Aku tidak mau merusak hubungan rumah tangga kalian." Angel mengira Delon sudah punya istri. 

"Apa kamu pikir aku sudah menikah?" Tanya Delon menatap bayangan gadis itu di cermin 

"Tentu saja, mana ada pria kaya yang menjomblo hingga kepala tiga!" Jawab Angel 

"Kamu salah, tidak ada perempuan yang mau menikah denganku" Ucap Delon tersenyum tipis. Senyum kepahitan. 

"Tidak ada wanita yang mau hidup bersama pria impoten sepertiku" Batin Delon 

"Jangan membohongiku! apa kau ingin menjadikanku istri kesekian? " Menurut Angel sangat tidak mungkin pria itu belum menikah

Delon memutar kursi gadis itu. 

"Setelah kita menikah, kamulah satu satunya istriku. Kamu istri pertama dan terakhirku." Ucap Delon memandang manik mata gadis itu. 

Angel memicingkan matanya, dia masih belum percaya. 

"Aku akan menceritakan semuanya padamu, setelah kita menikah."

Juan tiba di mansion Sarah, dia membawa bunga lili kesukaan kekasihnya. Sarah yang melihat kedatangan Juan, meminta salah satu karyawannya untuk memanggil Angel. 

Angel bergegas turun saat karyawan itu memberitahukan kedatangan Juan. 

"Tetaplah disini, jangan merusak momen kami!" Ucap Angel pada Delon.

Delon hanya diam, dia tidak bisa mencegah gadis itu untuk menemui pria yang masih kekasih calon istrinya. 

"Pagi cantik!" Sapa Juan memberikan buket di tangannya 

"Pagi… !" Sahut Angel menerima buket bunga itu. 

"Boleh aku memelukmu?" Tanya Juan 

"Tentu, aku juga kangen pelukanmu!"

Juan memeluk kekasihnya dengan penuh sayang. Ini adalah pelukan terakhirnya sebagai seorang kekasih. 

"Maaf, jika aku ada salah sama kamu Yang. Semoga selama ini kau bahagia bersamaku. Maaf, jika aku belum bisa menjadi pacar yang selalu membahagiakanmu. Satu hal yang perlu kau tau, aku sangat bahagia memilikimu. Kau adalah hadiah terindah yang Tuhan kirim untukku. Mungkin, kita akan jarang bertemu. Ada dia yang selalu menjagamu. Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaanmu." Ucap Juan tanpa melepas pelukannya. 

"Aku selalu bahagia bersamamu. Kau adalah pria sempurna yang singgah di hidupku. Maaf, aku tidak bisa menepati janjiku untuk sehidup semati denganmu. Maaf aku menyakiti hatimu. Maaf, jika kamu terluka olehku. Maaf, jika aku tidak bisa berjuang untukmu." Angel menangis dalam pelukan Juan.

"Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu menangis! kau tidak salah Yang, takdir lah yang sudah memisahkan kita." Juan menghapus air mata gadis itu dengan jari tangannya. 

"Ingatlah selalu untuk bahagia, jika suatu saat dia membuatmu sedih, datanglah padaku. Pundakku selalu ada untukmu bersandar. Kapanpun kau membutuhkanku, aku akan selalu ada untukmu. Namamu terlukis indah di hatiku." Juan meletakkan tangan Angel di dadanya. 

"Terima kasih, terima kasih untuk semuanya,"

"Semoga kau bahagia selalu, jika kita tidak ditakdirkan bersama, aku berharap, kelak anak kita yang berjodoh."

"Maaf" Hanya kata itu yang bisa Angel ucapkan. 

"Kau tidak salah sayang, berbahagialah." Juan mengecup puncak kepala gadis itu 

"I LOVE YOU" Ucapnya dan tersenyum 

"I LOVE YOU TO" Sahut Angel. Hatinya sakit melepas kepergian pria yang selalu bersamanya kurang lebih tiga tahun ini.