Ketos Galak Benci Jadi Cinta

Haii, Besti

Sebelum baca follow dulu ya girls!!

Mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh, tempat, dengan cerita lain ya

    Gimana kali ini parts nya seru gak?

  Comment terus ya buat cerita ku girls!!

    Mohon jangan menghujat tokoh ya.

    Tolong Hargai karya orang lain ya

                  Thankyouuuuu!!!!

 Selamat datang dalam cerita ku pren

                                   ~••~

Berita tentang kedekatan naya berhasil menyebar dengan cepat. Gadis itu di- cemoh setiap saat, bahkan ada yang tega me- leparin nya dengan botol air bekas.

Apa salah dirinya sampai banyak mata menatap benci padanya. Apakah salah mencintai seseorang yang tidak mencintai kita? Mereka jelas tahu dimas tidak akan mungkin menyukai gadis miskin ini.

Mau dimana pun naya pergi. Tidak ada tempat aman selain taman sekolahnya, taman itu sunyi tidak ada siswa lain yang suka duduk di sana. Gadis itu berlari menuju taman air matanya sudah tak bisa ia mendung kembali. Mengapa semua orang jahat padanya? Ia hanya ingin bahagia, apa itu salah?

Dibawah, pohon rindang gadis itu terus menangis ia tak lagi sanggup menahan hinaan semua orang. Bahkan dimas juga tak membela dirinya, pria itu membiarkan berita tidak benar itu merusak nama naya tanpa melakukan sesuatu.

Ada seorang pria dibelakang naya, perempuan itu tak menyadarinya gadis itu terus saja menangis menumpahkan rasa sakit nya yang ia tahan. Seorang pria itu memberi sapu tangan miliknya kepada gadis dibawah pohon itu.

Seketika itu juga naya diam seperti patung. Gadis itu melihat vino menyodorkan sapu tangan miliknya untuk naya gunakan menghapus air mata yang membasahi wajah cantik gadis itu.

"Kak vi-vino." Suara gadis itu serak akibat kelamaan menangis. Ia kira vino akan menjauhi nya juga dengan gosip yang sekarang sedang panas di sekolahan mereka.

Pria itu duduk disebelah gadis tersebut, duduk di atas rerumputan.

"Ka-ka--" ucap gadis itu dengan sesegukan. Tapi omongan nya langsung di potong oleh vino.

"Gue tau semuanya, gue percaya sama lo nay. Lo ga seperti apa yang mereka katakan." Ujar pria itu membuat naya semakin menangis.

Vino berusaha menenangkan naya dengan terus duduk di samping gadis itu. Tidak lupa ia juga mengelus seurai halus rambut gadis yang membuat hatinya sekarang ini menjadi sakit.

Ia tak bisa, melihat seorang gadis yang tak memiliki kekuatan seperti sekrang ini ditindas oleh orang-orang tak memiliki hati nurani sama sekali.

Gue bakal bantu lo nay. Pria itu bertekad dalam dirinya untuk melindungi gadis lemah ini.

"Udah nay, hapus air mata lo. Lo ga pantes buat tangis-in orang-orang seperti mereka." Ujar pria itu.

"Air mata lo lebih berharga, dari pada mereka yang tak memiliki hati sama sekali." Ucap pria itu yang kini membantu menghapus air mata nya yang sudah membasahi pipi cabinya.

"Jangan sedih lagi, hidung lo udah semerah tomat kayak gitu." Pria itu berusaha mencairkan suasana agar gadis tersebut tersenyum.

Omongan pria itu berhasil membuat sang gadis tersenyum. Vino yang melihat raut wajah naya sudah kembali seperti semula membuat ia tersenyum membalas gadis cantiknya.

"Gitu dong, gue lebih suka liat lo senyum kayak gini. Pipi lo yang cabi terlihat semakin cabi." Ucap vino yang kini perlahan bangkit dari duduknya ingin pergi.

Naya melihat vino bangkit dari duduknya, membuat gadis itu mendongak menatap wajah pria itu yang senyuman nya tak pernah luntur dari wajah tampan miliknya.

Vino mengerti tatapan mata itu." Gue ada urusan sebentar. Nggak papa kan kalau gue tinggal lo disini." Tanya pria tersebut.

Gadis itu mengganguk." Makasih ya kak, udah mau nemenin aku disini. Makasih juga udah percaya sama aku." Ucap gadis itu dengan tulus dari matanya terlihat ia masih memiliki rasa sakit yang tak semudah itu bisa di hapus.

"Gue yang semestinya makasih sama lo, dari lo gue banyak belajar tentang cara menghargai seseorang." Vino berkata dengan suara yang lembut, kemudian ia perlahan mundur meninggalkan naya yang sempat membalas senyuman tadi.

*

*

*

Vino menghubungi sesorang di dalam ponsel miliknya.  Seorang pria yang tak di sebutkan namanya itu sedang berbincang dengan vino melalui panggilan telpon.

"Hallo, Boss." Ucap pria dalam telpon vino, yang ketika kini sambungan telponnya terhubung.

Vino menjawab dengan suara dingin nan tegas." Gue mau, berita terviral di sekolahan gue dalam 1 jam sudah hilang dari mediasosial."

Pria dalam telpon mengganguk meskipun vino tak melihatnya." Siap boss, saya akan dengan cepat menyelesaikan tugas dari boss dalam 1 jam." Ujar pria itu juga dengan suara tegas.

"Dan gue mau lo cari tau siapa dalang dari penyebaran berita tersebut. Jangan ada sedikit pun bukti yang terlewatkan." Ucap vino yang kini langsung mematikan sambungan telpon nya pada anak buahnya.

"Si boss. Mah gitu tiba-tiba nelpon abis itu dimatikan gitu aja." Gerutu pria yang tadi telponan dengan vino.

Anak buah vino dengan profesional melacak dan menghapus semua poto-poto naya yang menyebar di mediasosial. Mereka juga dengan cepat mengumpulkan bukti-bukti sang pelaku dengan tak ada satu pun yang mereka lewatkan.

Tidak butuh waktu 1 jam. Setengah jam saja mereka sudah menyelesaikan semuanya dengan bersih. Sekarang berita tentang naya tidak ada lagi di media.

Pelaku penyebaran berita bohong itu, kini terkejut saat ia melihat galery hpnya sudah tak ada lagi poto-poto naya dengan kak dimas.

Gadis itu langsung mengecek akun plagiat milikinya. Dan melihat semua di media sosial kini tak ada lagi berita tentang gadis miskin itu.

"Loh apa-apaan ini semua. Kenapa berita yang gue sebar menghilang begitu saja?" Gadis itu berpikir dengan keras.

"Ga mungkin juga kan, gadis miskin itu yang membayar seseorang untuk menghilangkan berita itu!" Ucap gadis tersebut yang masih berpikir dengan keras.

"Lagian tuh cewek mana mampu, jadi siapa yah yang menghapus itu semua ga mungkin juga kak dimas, dia kan benci banget sama tuh cewek pembawa sial." Akhirnya gadis itu menyerah dengan pikirannya. Lagian ia terserah kalau sudah tak ada, gadis itu pun menyebarkan berita palsu itu tidak memakai akun aslinya. Hanya menggunakan akun plagiat saja.

"Dari pada gue capek mikirin tuh cewek pembawa sial, mending gue tidur lanjut mimpiin kak dimas jadi suami gue." Ujar gadis itu yang halu nya kelewatan banget sih.

Di sisi lain, seorang pria tersenyum bak seorang iblis yang mendapatkan mangsanya melihat bukti-bukti yang ada di tangan nya sekarang.

"Hahahah, lo salah target kali ini gadis jal*ng."  Pria itu tertawa dengan keras. Ia sudah menyusun rencana membuat neraka duniawi untuk gadis yang tidak tau diri itu.