NovelToon NovelToon
The Blood Judgement I : Zero

The Blood Judgement I : Zero

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Sci-Fi / Hari Kiamat / Evolusi dan Mutasi / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syarif Sang penakluk

volume 1 - Awal dari segalanya
volume 2 - kebenaran dunia
Volume 3 -

keinginan berjuang demi umat manusia penuh penderitaan dan melelahkan, tetapi masih ada secercah harapan untuk menyelamatkan dunia. yuk kita simak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syarif Sang penakluk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28

Shreya tanpa ragu menyerang anak laki-laki itu dengan serangan mematikannya, sementara alter ego dengan sengaja menangkis dan membalas serangan dari valkries barusan.

Alter ego memiliki ekspresi penuh kepuasan melihat Shreya memberikan perlawanan yang sengit. Tapi dia juga kehilangan ruang untuk menyerang karena anak laki-laki itu menyerang tanpa ampun dan tanpa memberikan jeda sedikit pun.

Saat Alter ego akan terkena serangan Shreya, seketika tubuhnya akan  mengeluarkan sebuah barier yang memiliki bentuk seperti armor dan berfungsi melindunginya dari serangan musuh. Barier itu membuatnya terlihat sulit untuk dijatuhkan. Alter ego dengan sengaja  membuat barier pelindung saat ada serangan datang dari belakangnya. Sehingga dirinya tidak mengalami cedera apapun.

************

Alter egoku dengan sengaja hanya bertahan tanpa membalas serangan. Seolah-olah dia tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi. Serangan Shreya menjadi lebih ganas karena berusaha untuk membunuhku.

"Lemah sekali." Cemooh alter egoku dengan sedikit senyuman.

"..."

Seketika kekuatan misterius melesat menyerang Shreya tanpa ada tanda apapun, membuat dirinya terpental oleh sesuatu yang tidak terlihat.

Kekuatan itu menyerang hanya dalam sekejap mata.

Shreya yang terpental mulai mengingat kejadian yang di alami saat semasa dia kecil.

*******

Beberapa tahun yang lalu adalah saat dimana umat manusia kehilangan separuh dari wilayah yang mereka miliki. Harapan dan semangat mereka mulai terkikis karena prajurit yang mereka punya tidak mampu melawan monster buas emperor. Hal itu  disebabkan oleh bencana erupsi saat melawan Para Malaikat.

Saat itu, Shreya masih merupakan anak kecil yang bersama seorang paman. Mereka selalu bersama dan membuatnya hanya mengingat orang itu saja dalam hidupnya.

"Shreya kecil, Jangan menangis. Aku akan baik-baik saja kok." pria dewasa paruh baya itu menyentuh kepala anak kecil didepannya.

"Tidak mau, aku tidak mau paman pergi." ucap Shreya kecil sembari menarik celana panjang pamannya.

Pamannya pun berjongkok dan membuatnya menghadap ke sepupunya.

"Shreya, kamu itu harus menjadi kuat seperti Pamanmu ini."

"Tidak, aku tidak mau paman meninggalkanku sendirian. Orang tuaku sudah mati, hanya paman yang tersisa dalam hidupku." jawab shreya sambil menangis.

Pamannya seketika tersenyum dan memeluknya dengan begitu erat, kemudian detik inilah pamannya mulai mengatakan secara samar-samar kepada Shreya untuk melupakannya. Tetapi saat itu Shreya  masih kecil dan polos, sama sekali tidak tahu apapun tentang hal-hal yang dilakukan oleh pamannya.

Shreya kecil pun mulai mengejar pamannya, tetapi dia ditahan oleh ilmuwan yang bersamanya agar tidak mengejar pamannya yang sudah pergi jauh.

Shreya menyadari betapa bodohnya dia saat itu. Tak lama setelah kejadian itu, dia dipaksa latihan oleh kepala militer untuk menjadi Valkries. Hanya saja keinginan dan tekadnya tidak lagi kuat semenjak dia melihat seorang Keluarga bahagia bersama seorang anak. Seharusnya ia bisa seperti itu juga cukup disayangkan orang tua nya tewas pasca Erupsi.

Dia masih teringat ketika pamannya  meninggalkannya sendirian di tempat militer dan membiarkannya dipaksa berlatih sangat keras.

Shreya kecil tersebut memiliki ambisi melihat pamannya lagi.

Beberapa menit kemudian, dia melihat banyak orang tua bersama anaknya di taman. Sejenak dia sedih dan merenung sambil menunggu Paman nya pulang. Dia berpikir, mungkin saja jika dia bisa bersamanya nanti akan shreya ajak ke taman, sayang sekali pamannya tidak pernah kembali.

Saat ini mungkin akan sangat sulit bagiku menunggu nya kembali. Dia menyesal, seharusnya hari itu bisa jadi hari terbaik dan mengobrol dengan tenang dibanding meninggalkan ku sendirian.

***

Tahun sekarang

Shreya merasa tidak bisa bertahan lebih lama lagi, tidak sulit baginya mempertahankan kekuatan tempurnya yang dia peroleh. Tetapi untuk menghadapi anak laki-laki itu sendirian akan terasa sulit baginya.

"Aku tidak memiliki pilihan lain lagi selain harus menggunakan cara lain." ucap Shreya dengan suara pelan.

Dia pun mulai mengambil sebuah serum dan menancapkan ke tubuhnya, kemudian pembuluh nadinya yang berdenyut berubah menjadi ungu. Dia berusaha keras untuk menahan semua tekanan.

"Huff.... Huff... Huf..."

[Demon of Death: recolletion]

Sebuah mantra seperti sihir yang di ucapkan oleh wanita bernama Shreya, secara langsung membuat tubuhnya berubah menjadi Monster Demon yang dirancang dalam keadaan darurat.

Alter egoku mulai merasakan aura yang tidak biasa dari wanita yang sudah ia buat terpental jauh.

"Rasanya, aku bisa merasakan ada sesuatu yang begitu aneh padanya."

"Aku tidak boleh gegabah."

Shreya mulai bangkit dengan kekuatan penuhnya. lalu wanita itu mulai mengeluarkan ekor, dua tanduk dan juga sebuah senjata Lance. Kemampuan yang sekarang dimilikinya bisa menghadapi dan membunuh anak laki-laki itu sendiri.

"Sudah waktunya, membunuh mu." ucap Shreya dengan wajah beringas sambil berjalan menuju arah dimana Akio berada.

"Penampilanmu terlihat sangat menjijikan sekali." Ucap alter egoku.

"Aku tidak sedang bercanda, sudah waktunya untuk serius."

"Kalau begitu akan kutunjukkan kemampuanku sesungguhnya." ucap alter egoku penuh tantangan.

Kedua tangannya mulai disatukan seperti yang dilakukan oleh patung Buddha.

[Angel of death: Protection]

Mantra yang diucapkan memunculkan sebuah senjata mematikan miliknya sendiri yang dimaksudkan untuk bertarung dengan serius kali ini. Sebuah senjata berupa tombak dengan ujung sabit seperti grim reaper.

"Waktunya untuk serius, jalang."

"Hmm." Shreya menganggukan Kepalanya satu kali.

Senyuman alter egoku mulai berubah menjadi kejam. Saat ada seekor monster buas menghampiri mereka berdua, tanpa ragu Shreya langsung membunuh monster yang menghampirinya dalam sekejap.

"Dia mengeluarkan kemampuannya dengan serius saat menghadapi monster yang menghampirinya." Gumam alter egoku dalam hati.

"Mungkin aku harus lebih hati-hati dalam menghadapinya. Ini bukan pertarungan melawan umat manusia lagi, tapi melawan sesama manusia."

Keduanya tanpa pikir panjang memasang pose siaga dan kemudian berlari cepat saling menyerang. Kedua senjata saling beradu menghasilkan percikan kekuatan yang menyebar ke segala arah. Efek dari senjata Lance dan tombak sabit dipadu dengan masing-masing kekuatan yang disuntikkan kedalamnya sangat luar biasa.

........BERSAMBUNG........

1
Moon-Typestar
.
LyanaLyrashiaa_1805
bagus ni, semangat ya kak!!
Moon-Typestar: makasih, kak
total 1 replies
ChiArt_27
emang apa-apa masalah dari awal itu berasal dari diskriminasi. Penyakit paling umum dah🤏
ChiArt_27
Akio calon ngeharem💅
ChiArt_27
dia pasti trauma liat orang tuanya tewas di depan mata
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!