NovelToon NovelToon
Kesalahan Semalam

Kesalahan Semalam

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Julia And'Marian

Kesalahan semalam yang terjadi pada Arfira dengan seorang pria yang tidak di kenalnya membuat hidupnya berantakan, dirinya bahkan sampai harus menjebak pria bernama Gus Fauzan, supaya dirinya terbebas dari amarah Abang dan Abi-nya. Namun, takdir tak menghendaki itu, semuanya terbongkar hingga membuat hidup Arfira benar-benar hancur. Sampai dirinya di pertemukan oleh pria yang telah menghancurkan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13

Arjuna duduk di sebuah ayunan yang ada di rumahnya itu dengan bibir yang terus tersenyum lebar. Bahkan, pipinya merona merah entah kenapa.

Matahari baru saja terbit, mengirimkan sinar emas yang menembus keheningan pagi. Cahaya tersebut perlahan mengusir sisa-sisa kabut yang masih tersisa, memberikan kehangatan pada setiap sudut yang dingin. Pohon-pohon di sekitar tampak bergoyang lembut, ditiup oleh angin pagi yang segar. Di bawah langit biru yang jernih, burung-burung mulai menyanyikan lagu-lagu mereka, menciptakan simfoni alam yang merdu. Udara terasa bersih dan menyegarkan, mengisi paru-paru dengan kesegaran yang tak tergantikan. Atmosfer pagi itu begitu tenang dan damai, membuat siapa saja yang menyaksikannya merasa beruntung menyambut hari baru.

Sedangkan James yang baru datang karena ingin memberikan sebuah berkas melihat itu jadi merasa aneh. Ya, jelas dirinya tidak pernah melihat tingkah aneh bos-nya itu.

James bahkan jadi merinding, sejak dari panti asuhan waktu itu, Arjuna tampak berbeda, dan kemungkinan terkena gangguan jin.

James langsung mencari di laman situs web,

Dirinya ingin mencari cara mengusir hantu dan sejenisnya. Ini masalah yang serius, dan tidak boleh di biarkan berlarut lama. Hantu itu tidak boleh menguasai tubuh bos-nya.

Setelah lama berkutat, akhirnya James sudah mendapatkan ide dari semua masalah ini. Dirinya cukup bisa di andalkan, dan setelah kejadian ini, Arjuna harus memberikannya apresiasi atas kepandaian James yang sudah mengusir hantu dari tubuh pria itu.

James yang takut terjadi sesuatu dengan bos-nya langsung menghampiri Arjuna. Pria itu langsung mengambil air yang ada di meja dekat ayunan itu, lalu menyiram Arjuna, membuat pria itu memekik terkejut.

“Astaga! Apa yang kamu lakukan James!!” Teriak Arjuna sambil menggeram marah. Arjuna bahkan sudah bangkit berdiri.

James seperti membaca doa. “Keluar kau hantu!! Keluar kau setan, jangan ganggu bos saya lagi.” James bahkan meletakkan tangannya di atas kepala Arjuna, sambil berlagak seperti seorang dukun yang tengah mengobati pasiennya.

“James!!” Pekik Arjuna, lalu menepis kasar tangan James. Bahkan bajunya sudah basah akibat ulah James.

“Tuan muda… Tuan muda udah sadar? Tuan muda ingat saya kan?” Tanya James polos.

Arjuna menggeram. “Kamu pikir saya nggak sadar apa dari tadi?!” Pekik Arjuna membuat James langsung terkejut. “Saya sadar! Saya belum gila!” Timpal Arjuna lagi membuat James terperangah dan langsung merutuki kebodohannya.

Kalau seperti ini dirinya bukan dapat bonus, tapi akan mendapatkan masalah.

“Ma-maaf tuan muda, saya kira tuan muda tadi kesambet hantu.” Cicit James.

“Hantu gundulmu! Saya tidak mau tau kamu harus dapat hukuman.”

James terbelalak. “Tuan muda–”

“Lari keliling Mension ini James.”

James semakin di buat terperangah dengan apa yang di ucapkan oleh tuan mudanya. Mension ini sangatlah luas, bisa pingsan dia kalau lari.

“Ta–tapi?”

“Membantah? Akan saya tambah hukuman kamu”

James melemaskan bahunya, sial sekali dirinya malam ini.

*

Nggak! Apa yang di ucapkan oleh Birani tidak mungkin. 

Arfira menggigit bibirnya dengan kencang, perasaan takut mulai bermunculan di dalam dirinya. Tubuh Arfira bahkan sudah keringat dingin.

“Eh, Fir. Kamu kok diem. Eh maaf ya, mulut aku ini salah ngomong deh. Aku nggak maksud apa-apa.” Ucap Birani di sambungan telepon sana, dirinya sudah salah berbicara, dan takut kalau Arfira akan marah dengannya.

“Aku nggak ada maksud lain kok.” Timpal Birani cemas. Pasalnya Arfira tak menjawab perkataannya.

“Fir–”

“Iya nggak apa-apa. Aku lagi pusing. Kamu bisa handle semuanya dulu nggak? Aku kayaknya nggak datang ke butik ini. Mungkin asam lambung aku kumat.” Kata Arfira, dirinya juga tidak mau Birani berbicara apapun lagi.. sebab, kejadian beberapa Minggu yang lalu hanya dirinya saja yang tau, orang-orang di sekelilingnya tidak ada yang tau sama sekali. Dan Arfira memang sengaja tidak mengatakan pada siapapun. Dirinya juga tidak mau, walaupun pada Alana. Entah mengapa dirinya tak mau membuat mereka kecewa dengan apa yang sudah di perbuat oleh Arfira.

Terlebih Arfira salah. Karena sudah berani datang ke club’ dan mengabaikan perkataan Birani pada waktu itu.

Nasi sudah menjadi bubur, dan Arfira tak bisa berbuat apapun sekarang. Hanya berharap kemungkinan buruk itu tak lagi menghantuinya. Terlebih Gus Fauzan sudah tidak mau menikah dengannya. Dirinya juga tidak mau memaksa pria itu, bagaimana pun pria itu sudah menikah dengan wanita lain.

Ya, walaupun Arfira sakit mengetahui fakta itu, namun apa boleh buat, dirinya tak mungkin egois dengan mempertahankan cintanya,

Gus Fauzan juga pria yang baik, dan lebih pantas mendapatkan wanita lain pula.

Namun, dirinya juga takut dengan apa yang di katakan oleh Birani tadi.

Takut kemungkinan buruk itu muncul, dan dirinya harus bagaimana?

Mata Arfira langsung menoleh ke arah kalender yang ada di atas nakas sana. Dirinya melihat tanggal siklus bulanannya. Sampai Arfira tersentak saat menyadari sesuatu.

Dirinya sudah telat datang bulan seminggu. Dan Arfira sungguh tidak menyadarinya.

Mata Arfira melebar dengan jantung yang berdegup sangat kencang.

Kepalanya langsung menggeleng.

Tidak…. Tidak… ini tidak mungkin terjadi.

Dirinya langsung bangkit dari sandarannya, dan dengan langkah perlahan, Arfira langsung meraih hijab dan juga cardigannya.. dirinya akan segera ke supermarket, dan membeli tas pack.

Beruntung supermarket tidak jauh dari apartemen yang di tempati oleh Arfira. Dirinya langsung mengambil benda yang baru saja di beli olehnya tadi dan langsung menggunakannya.

Dengan jantung yang berdebar sangat kencang, Arfira masuk ke dalam kamar mandi. Dirinya pastinya was-was.

Arfira membaca detail cara penggunaan produk itu.

Hingga beberapa menit kemudian...

Arfira berdiri tegak di kamar mandi yang remang-remang, memandangi dua garis merah yang tercetak jelas pada tes pack yang tergeletak di atas meja kecil. Tangannya gemetar, matanya terbelalak tidak percaya. Dengan tangan yang masih bergetar, dia membekap mulutnya, berusaha menahan isak tangis yang hendak pecah. Air mata mulai membanjir di kelopak matanya, membasahi pipinya yang pucat.

Tidak mungkin, pikirnya. Bagaimana mungkin dia bisa hamil jika dia bahkan tidak tahu siapa ayah dari bayi yang dikandungnya itu? Ingatannya kabur, tidak ada gambaran yang jelas mengenai malam yang bisa menjelaskan semua ini. Arfira merasa dunianya runtuh dalam sekejap, lututnya lemah dan dia terduduk di lantai dingin kamar mandi.

Dia menggenggam tes kehamilan itu, jantungnya berdegup kencang penuh kebingungan dan ketakutan. Bagaimana mungkin ini terjadi? Bagaimana dia bisa menghadapi ini semua? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk dalam benaknya, sementara air mata terus menerus mengalir tak terbendung..

Tidak-tidak dirinya tidak mungkin hamil. Ini pasti hanya mimpi buruk yang hadir, karena dirinya akhir-akhir ini terus memikirkan hal itu. 

Arfira bahkan mencubit tangannya dengan kencang,

"Aduhh."

Apa? Ini bukan mimpi? Jadi ini nyata?

1
Julia and'Marian
hallo semuanya, ini kisah Arfira yang menjebak Gus Fauzan ya. Nanti aku bakalan buat cerita abangnya juga... selamat membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!