Jika aku bisa aku bisa memilih aku lebih baik hidup sederhana bersama suami dan kedua anakku.Setelah usaha yang kami jalani begitu sukses ternyata rumah tanggaku malah di uji dengan berbagai masalah bahkan aku tidak pernah menyangka suami yang begitu mencintaiku selama ini tega ingin menyingkirkan ku demi selingkuhannya.
Ikuti kisah cerita ini jangan lupa dukung dan subscribe dan tinggalkan jejak makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 ~ Mertua yang selalu ikut campur ~
Sarah dan Lisa berlari menghampiri Vito dan Naura,mereka cukup kaget mendengar suara Vito yang cukup tinggi dan penuh emosi.
Naura tampak sinis saat mendengar kata-kata suaminya,dia yang sudah menahan kekesalan dalam hatinya dari beberapa hari ini akhirnya bisa angkat bicara.
"Apa bangkrut!! aku tidak kerja selama dua hari saja kamu bilang bangkrut mas,terus apa kabar kamu yang sudah menghabiskan uang miliaran rupiah,dalam beberapa Minggu ini,hebat kamu ya mas,kamu memakai begitu banyak uang tanpa ijin padaku,kamu anggap apa aku mas hah...Apa kamu pikir aku ini mesin pencetak uangmu." Jawabnya tidak mau kalah bahkan tatapannya begitu sinis.
"Ngomong apa kamu wanita miskin,sudah berani kamu berteriak di depan anakku ya,kalau kamu sudah bosan menjadi istri dari anakku ya sudah kamu pergi dari rumah ini, kalau kamu bertahan hannya karena anak-anak mu,bawa sekalian anakmu,hidup kamu di luar sana aku ingin lihat apa kamu bisa hidup tanpa anakku." Teriak mertuanya yang sudah berdiri sambil berkacak pinggang di belakang mereka.
Naura tersenyum sinis,dia menatap mertuanya yang semakin membencinya,rasanya ingin sekali dia memaki mertuanya tapi dia berusaha untuk menahan amarahnya.
"Orang tua macam apa ibu!! apa ibu sangat ingin aku dan Vito bercerai,ingat ya Bu,ibu juga punya seorang anak perempuan,kelak apa yang ibu tanam ibu akan tuai semuanya."
"Diam kamu,jangan mengajariku,karena anakku tidak seperti mu dan yang jelas dia pasti menikah dengan pria yang baik karena dia juga wanita terpandang bukan wanita sepertimu yang hannya menumpang hidup di rumah suami,kamu hannya wanita yang tidak berguna sama sekali." Jawaban mertuanya yang semakin pedas membuat Naura tidak tahan lagi.
Hati Naura bagaikan di sayat pisau silet yang begitu tajam,rasanya semakin perih saat pria yang menikahinya tidak membelanya sama sekali dan pria itu terlihat tidak peduli lagi.
Naura meninggalkan mereka dan berlari masuk ke dalam kamarnya,Naura merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur lalu menumpahkan rasa sakitnya dengan menagis sepuasnya.
Setelah puas menagis Naura duduk di pinggiran ranjang,lalu menyeka air mata yang membasahi wajahnya pikirannya benar-benar buntu, dia tidak meminta cerai kepada suaminya bukan karena dia mencintai suaminya tapi dia tidak ingin anaknya merasakan keluarga broken home.
Saat dia memutuskan untuk bertahan dengan rumah tangganya yang sudah tidak sehat, apalagi memikirkan mertuanya yang selalu ikut campur dan selalu merendahkan dirinya Naura terkadang pasrah untuk berpisah dia juga ingin melihat bagaimana mertua dan adik iparnya hidup jika dia dan Vito bercerai yang jelas jika mereka bercerai dia tidak akan mau lagi untuk bekerja di perusahan itu.
Saat itu tiba-tiba pintu terbuka,Naura menoleh ke arah pintu ternyata suaminya sudah berdiri di sana dengan wajah lebih damai dan tidak ada lagi kemarahan.
"Naura aku minta maaf masalah yang tadi,tidak seharusnya aku berteriak dan memaki mu!!" Ucap Vito dengan nada rendah bahkan hampir tidak terdengar.
" Aku tidak papa,aku sudah biasa dengan semua ini,aku hannya ingin tau kemana semua uang yang kamu pakai selama beberapa Minggu belakangan ini,dan aku rasa aku berhak tau tentang keuangan perusahan?"Vito tidak menjawab pertanyaan Naura,dia langsung keluar dan memilih diam dari pada harus menjawab pertanyaan istrinya.
Muak,kesal marah dan benci semua berkumpul jadi satu,tidak ada lagi semangat di diri Naura,dia seperti wanita bodoh yang mengemis cinta kepada pria yang memang sudah tidak ada rasa untuknya.
Muak berada di rumah akhirnya Naura mengambil kunci mobilnya dia ingin jalan-jalan untuk cuci mata.
"Kamu mau kemana Naura!! sekarang juga kamu harus ke pabrik, kamu tidak usah menjemput Yuda dan Yuna biar aku yang jemput." teriak Vito tapi Naura mengabaikan kata-kata Vito dia malah pergi begitu saja membuat Vito semakin kesal.
"Vito...Kamu ini kenapa sih,untuk apa kamu mempertahankan Naura,lebih baik kamu ceraikan dia dan menikah dengan Melisa kamu dan Naura tidak ada lagi kecocokan." Ucap ibunya yang sudah berdiri di sampingnya.
"Sudah Bu,ibu selalu saja ikut campur,lebih baik ibu masuk kamar dan tolong jangan muncul setiap saat di hadapan ku." Jawabnya kesal lalu pergi menuju kamarnya.
Sementara itu Naura membawa mobilnya menuju sebuah cafe yang tidak jauh dari rumahnya,pikirannya yang suntuk membuatnya tidak konsentrasi untuk melakukan hal apa pun termasuk bekerja.
"Rika...Kamu sudah lama menunggu?" Tanya nya basa-basi lalu duduk di depan sahabatnya yang juga sudah menikah dan memiliki anak.
"Hmm lumayan lah,wajahmu kenapa lesu begitu,udah kaya tapi penampilan masih aja kayak orang miskin,nikmati hidup lah,jangan sampai suami mu melirik wanita lain karena penampilan mu yang begini!!" Sindir temannya sambil tertawa besar tapi cukuplah membuat hati Naura tersentuh.
Naura menarik napas berat,dia tampak sangat frustasi,dan Rika sudah mulai mencium aroma tidak sedap dari wajah Naura dan penampilannya yang tidak karuan.
"Kamu kenapa sih Naura,kelihatannya kamu sangat suntuk,ada apa?" Tanya Rika sekali lagi membuat Naura lagi-lagi menarik napas berat.
"Rika!!! menurutmu kalau seorang pria tidak menyentuh kita sudah berbulan-bulan apa dia sudah tidak selera lagi dengan kita atau dia sudah punya selingkuhan?"
"Fix...Dia sudah punya wanita lain,mustahil seorang pria tidak punya kekasih kalau dia tidak pernah menyentuh mu lagi!!Apa suami mu sudah tidak pernah menyentuh mu?" Tanya Rika ragu-ragu dan saat itu wajah Naura semakin lesu dan terdengar helaan napasnya yang panjang.
"Seandainya aku bisa memilih...Aku lebih memilih hidup sederhana tapi di kelilingi orang-orang yang tulus dari pada kaya raya tapi suami semakin menjauh seperti ini,dan satu lagi mertuaku semakin terlihat benci dengan ku." Akhirhya Naura menangis sesenggukan dia tidak bisa lagi menahan air matanya.
Rika beranjak dari tempat duduknya lalu menarik kursi yang ada di samping Naura lalu menepuk pundak Naura perlahan untuk menenangkan sahabatnya itu.
"Sabar ya Naura,terkadang ini semua ujian rumah tangga, masalah mertuamu,anggap saja dia orang yang numpang lewat di hidupmu jangan hiraukan dia sekarang lebih baik kamu pokus kepada kedua anakmu." Rika terus menasehati Naura yang semakin terlihat sedih, dia memang wanita yang baik dan polos sudah lama mereka teman jadi dia tau persis seperti apa rapuhnya Seorang Naura.
Dan pada saat itu,di saat Rika sedang berusaha menenangkan Naura tiba-tiba seorang wanita cantik lewat dari depan mereka,wanita itu menatap Naura dengan tatapan aneh seakan dia kenal dan benci kepada Naura.
🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺
udah tau suaminya pake uang gak jelas juga bukan di ambil tabungan nya atau di umpetin msh jaa di biarin..
masak gak peka suami selingkuh 😡