Spin of Need A Bride
🍂🍂
Haruskah ia tetap mempertahankan cintanya? Sedangkan di sisi lain Zacky juga tidak mau mengabaikan calon anaknya yang berada di dalam kandungan gadis tidak dia kenal. Seorang gadis yang dia nodai pada malam tak diinginkan.Di mana dirinya terjebak oleh keadaan yang tidak bisa dia hindari.
Semua itu terjadi begitu saja hingga membuat Zacky Rayyansyah, putra kedua dari pebisnis Attakendra Rayyansyah tersebut berada dalam pilihan yang sangat sulit. Sementara pernikahannya dengan Natusha—tunangan Zacky semakin dekat.
Langkah apa yang akan Zacky ambil? Menerima atau mengabaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 13. Mencabut Laporan
Bab. 13
Zacky tidak bisa menjawab. Ia juga tidak mungkin bersikap seperti pengecut. Terlebih lagi ia tahu betul jika dirinya merupakan yang pertama bagi gadis malam itu.
"Gue nggak tau. Yang penting lo temukan dia sekarang. Entah gimana cara lo, yang penting temukan dia secepatnya sebelum Papi dan Mas Rio tau sesuatu. Apa lagi kalau Mami, bisa bener-bener hancur kita," ujar Zacky.
Dia tidak ingin menambah masalah, kalau sampai ada yang mengetahui kejadian itu. Zacky berencana untuk menyelesaikan dan memastikan gadis itu hamil atau tidak. Karena seingatnya juga ia tidak memakai apapun di malam yang tak terduga tersebut.
"Satu lagi. Kasih pelajaran kepada wanita yang disewa Jinan malam itu." tegasnya lagi.
Glek!
Asrya menelan salivanya susah. Bukan tidak bisa melakukan pekerjaan itu. Tetapi masalahnya, semarah marahnya Zacky sebelumnya, ia tidak pernah diperintah untuk memberi pelajaran kepada seorang wanita. Selain memperingatkan mereka mengenai sikap mereka kepada pria itu.
"Lo nggak lupa, kan? Kalau salah satu di antara mereka yang memasukkan obat itu ke minuman gue," ingat Zacky.
Arsya menggeleng. "Kalau untuk urusan perempuan, biar Jinan aja yang ngatasin. Dia sangat pintar dalam hal begituan," usul Arsya.
Padahal sebenarnya ia juga tidak ingin berurusan dengan perempuan. Lebih baik Arsya disuruh mematahkan kaki seseorang saja, dari pada harus menyakiti seorang perempuan.
"Terserah lo. Asal bikin dia jera dan sadar dengan siapa dia berhadapan," pungkas Zacky.
"Terus gadis itu di apain kalau udah ketemu? Gue yang nikahin?" tanya Arsya asal. Ia hanya ingin melihat reaksi Zacky saja.
Tidak sesuai dengan praduga Arsya, di mana Zacky akan bersikap cuek. Rupanya pria di hadapannya itu malah menggebrak meja.
"Jangan berani lo sentuh dia!" sentaknya dengan mata melotot. "Gue nggak mau kalau sampai dia hamil dan nanti malah jadi anak lo."
"Ck! Lagian siapa juga yang mau sama bekas lo," sindir Arsya menatap jengah ke arah Zacky. "Baru pertama bertemu aja udah begini. Lama-lama kegeser itu posisi Tusha," sindir Arsya lagi yang kemudian langsung berlari menuju ke arah pintu sebelum dilempar dengan dokumen.
Namun, sebelum sampai menutup pintu kembali, Arsya memasukkan kepalanya ke dalam dan menatap Zacky yang sudah bersiap menendang dirinya.
"Oh, ya. Itu dokumen jangan lupa di tandatangani. Gue mau ke kantor polisi dulu. Cabut laporan sekalian minta alamat gadis yang udah berhasil bikin lo ahem-ahem. Padahal sama Tusha aja lo nggak mau lakuin itu."
Lagi, Arsya mengeluarkan kumat sindirannya yang kemudian dengan cepat pria itu berlari menjauh dari sana setelah berhasil menutup pintu. Hingga di detik selanjutnya terdengar suara benturan yang cukup keras. Sampai-sampai membuat beberapa karyawan yang mendengarnya pun tersentak kaget. Sedangkan sang pemicu amarah lari terbirit dengan bibir mengembang. Puas sekali bisa menggoda atasannya itu di daerah kekuasaannya.
***
"Apa lo bilang? Dia masih SMA?" Arsya tampak terkejut dengan kenyataan yang satu ini. Karena tidak menyangka jika gadis yang pernah di ahemin Zacky rupanya masih remaja. "Lo nggak sedang bercanda, kan?" ulang Arsya lagi. Memastikan kalau pria muda di depannya ini tidak sedang berbohong.
"Beneran, Ka. Saya nggak bohong. Dia satu angkatan sama saya di sekolah," jawab pria muda yang tak lain Richard.
Alis Arsya terangkat, ada yang aneh dengan kondisi ini.
"Kalau emang dia temen lo, terus ngapain lo sampai lakuin pelec3han ke dia?" tanya Arsya. Ia sangat penasaran motif dari perbuatan Richard.
"Saya belum melakukannya, Kak. Tapi udah ketemu sama pria itu," jelas Richard yang kemudian menceritakan masalahnya kepada Arsya alasan dibalik dirinya menyeret Sila pada malam itu.
Arsya juga mengantongi alamat kontrakan gadis tersebut serta sekolahnya.
"Fix! Gue laporin dia ke Kak Seno ini. Dia masih di bawah umur, kan?" tanya Arsya kepada Richard.
Meskipun tidak tahu kemana arah pembicaraan mereka, Richard tetap menjawab dengan jujur.
"Udah delapan belas, Kak. Kita baru punya KTP tiga bulan yang lalu," jawab Richard.
banci bangett..
sila z yg cewe tegas bisa ngambil sikap.. lah inii...katanya ceo pendidikan tinggi. tapi gak bisa ngambil sikap dan menentukan prioritas