NovelToon NovelToon
MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

MEMBALAS GUNDIK SUAMIKU

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Pengganti / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:449k
Nilai: 5
Nama Author: Lady ArgaLa

Tutorial membuat jera pelakor? Gampang! Nikahi saja suaminya.

Tapi, niat awal Sarah yang hanya ingin membalas dendam pada Jeni yang sudah berani bermain api dengan suaminya, malah berakhir dengan jatuh cinta sungguhan pada Axel, suami dari Jeni yang di nikahinya. Bagaimana nasib Jeni setelah mengetahui kalau Sarah merebut suaminya sebagaimana dia merebut suami Sarah? Lalu akankah pernikahan Sarah dengan suami dari Jeni itu berakhir bahagia?

Ikuti kisahnya di dalam novel ini, bersiaplah untuk menghujat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady ArgaLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13.

"Mas! Kok malah minta maaf sama Mbak Sarah sih?" seru Jeni tak terima.

 Sarah tersenyum miring akhirnya pancingannya berhasil. Tanpa harus bersusah payah kini si gundik akan membuka topeng mereka sendiri.

"Wah ... wah ... wah, akhirnya kamu buka suara juga. Tapi ... kok kamu sepertinya keberatan Mas Bima bersikap baik sama aku? Wajar dong sebagai suami dia bersikap baik sama istrinya. Apalagi istri yang sudah mengangkatnya dari lumpur kehidupan!" tekan Sarah di setiap kalimatnya.

 Dia menatap tajam Jeni dan Bima, seakan seorang sipir yang tengah menginterogasi pelaku.

 Jeni yang sadar sudah kelepasan akhirnya kembali duduk, sadar kalau sekarang bukan saatnya untuk membuka kedok mereka.

 Sarah mencebik, ternyata sasarannya melepaskan umpan semudah itu hanya karna tak ingin kedoknya terbongkar terlalu cepat.

"Sa- Sayang, Sayang. Tadi katanya kamu capek kan? Mendingan sekarang kamu istirahat ya, biar kamu juga cepet sembuh. Sekarang biar ... Jeni aku anter pulang ya, soalnya tadi dia kesini sama aku." Bima merangkul pundak Sarah, membujuknya agar menurut seperti saat dulu ketika mereka baru pendekatan. Cara itu selalu berhasil menaklukkan Sarah, namun tentu saja kali ini berbeda.

 Sarah menatap sinis pada Bima dan menepis tangannya dengan kasar.

"Apa kamu bilang, Mas? Istirahat? Bukannya dari tadi aku mau istirahat tapi malah kalian larang. Dan sekarang malah kalian mau pergi berdua sedangkan aku di suruh istirahat? Sint*ng ya kalian!"

 Bima tercekat, begitu pula Jeni. Kali ini Sarah benar-benar terlihat sangat jauh berbeda dengan Sarah yang biasa di tindas oleh Bima.

"Dan apa tadi kamu bilang, Mas? Nganterin dia? Memangnya dia siapa segala harus di anterin? Tuan putri? Atau ratu? Owh, apa jangan-jangan ..." Sarah sengaja menggantung kalimatnya untuk melihat bagaimana reaksi suaminya menanggapi ini semua.

"Ah, bukan! Bukan begitu, Sayang. Oke oke kalo kamu nggak ngizinin aku nganterin Jeni oke, aku bakalan pesenin dia taksi online aja ya. Sebentar ...." Bima merogoh kantongnya untuk mencari letak ponselnya.

 Sarah berdecih. "Kenapa harus taksi? Bukannya ojek juga cukup bawa dia sampe rumahnya? Lagi pula kita kan nggak ngundang dia kesini kenapa kita yang ribet dia harus pulang gimana? Ya biarin aja dia pikirkan sendiri cara dia pulang. Kalau dia sudah menikah, kan bisa minta suaminya jemput. Masa iya suaminya nggak cemas dia ada di rumah laki-laki lain."

 Jeni berdiri seakan menantang Sarah. "Maaf ya, tapi aku belum menikah."

 Sarah menutup mulutnya menahan tawa. "Owh, belum menikah ya? Pantas bisa seenaknya berseliweran sama suami orang tanpa takut ada yang marah. Wah, wah, wah ... bahkan kamu padahal tau loh kalau Mas Bima sudah punya istri dan istrinya masih ada di depan kamu. Tapi dengan nggak tau malunya kamu malah betah sekali di sini."

 Wajah Jeni merah padam, hendak membalas ucapan Sarah namun rasanya kata-katanya sudah habis. Akhirnya dengan menghentakkan kakinya ke lantai dia beranjak pergi dari rumah itu membawa sejuta kekesalan di hatinya.

"Kamu kenapa ngomongnya gitu sih? Kan kasian Jeni jadi pulang sendiri?" bentak Bima tanpa sadar.

"Memangnya aku ada berucap ngelarang kamu nganterin dia? Kalau kamu mau ya silahkan saja sana kejar dan anterin dia pulang sampai depan pintu kamarnya kalau perlu. No problem," ucap Sarah santai sambil menikmati ciki yang tadi di belinya di minimarket, menaikkan kakinya ke meja dan duduk santai sambil menikmati siaran tivi yang menayangkan berita mutilasi.

 Bima yang tersadar segera mendekati istrinya dan berusaha memegang tangannya walau langsung di tepis oleh Sarah.

"Ya ... ya maksud Mas ... maksud Mas bukan begitu, Sayang. Maaf ya Mas jadi ngebentak kamu lagi," bujuk Bima memelas.

 Walaupun Sarah tau itu hanya bentuk pembelaan diri agar Sarah tak menceraikannya dalam waktu dekat dan membuat Bima kehilangan kesempatan akan warisan kedua orang tuanya.

"Kenapa harus minta maaf? Bukannya sudah biasa kamu begitu sama aku?" sindir Sarah enteng.

 Bima menelan ludahnya dengan susah payah. Ingin kembali melontarkan kalimat manis untuk melunakkan istrinya kembali namun ucapannya langsung di potong oleh Sarah.

"Sepertinya melakukan itu akan menyenangkan, bisa sedikit meredam luka hati yang masih mengucur ini." tunjuk Sarah pada layar televisi yang sedang menampilkan kondisi korban mutilasi walau tertutup sensor.

 Bima menatap arah telunjuk Sarah, dan seketika seluruh tubuhnya merinding menatap layar televisi itu.

PIP

 Bima menelan tombol off dan tivi pun mati.

"Sa- Sayang, udah ya nontonnya. Yuk kita istirahat saja yuk," ajak Bima lembut. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana Sarah akan meniru apa yang ada di tivi tadi, dan lebih tidak bisa membayangkan siapa korban yang akan menjadi sasarannya.

 Sarah melirik Bima dengan tatapan puas, akhirnya dia bisa membuat Bima ketakutan walau hanya sekedar kalimat iseng yang tiba-tiba terlintas di kepalanya.

"Kenapa, Mas? Kamu kayak yang takut gitu?" pancing Sarah.

 Bima mengelap keringat dingin yang mengalir di dahinya.

"Hah? Apa? Oh, ng- nggak Mas cuma ... hmmm cuma ... Mas cuma kepanasan aja kok, yuk kita ke kamar. Mas mau mandi."

 Sarah mengikuti langkah Bima sembari membawa satu kantong plastik berisi makanan ringan miliknya. Padah biasanya Sarah adalah perempuan yang pembersih, sangat pantang baginya untuk membawa makanan ke dalam kamar karena akan mengundang semut jika sampai tercecer. Namun kali ini dia ingin mencoba sisi lain dari dirinya agar tak terus menerus di tindas.

"Loh, Sayang. Kamu ... kamu bawa ciki ke kamar?" tanya Bima heran.

 Sarah mengangguk dan dengan santai memasukkan sepotong keripik kentang ke dalam mulutnya.

"Ya, kenapa? Ada masalah? Ini rumahku dan aku bebas melakukan apapun bukan?"

 Bima menunduk dan mengangguk samar, kemudian tanpa berkata-kata lagi dia segera masuk ke dalam kamar mandi.

 Sepeninggalan Bima, Sarah membawa tubuhnya duduk santai di kursi malas yang ada di dekat jendela balkon.

"Ini baru permulaan, Mas. Mulai sekarang nikmatilah karmamu."

****

 Jeni yang pulang sendiri dengan menggunakan taksi online tampak ngedumel sendiri saat sampai di depan rumahnya. Rumah sederhana yang di belikan pemilik panti sebagai hadiah pernikahannya dan Adam.

 Tampak motor butut Adam ada di sebelah rumah, pertanda si empunya pun sedang ada di rumah. Namun Jeni tak peduli dan langsung saja masuk ke dalam kamarnya sambil menghentakkan kaki ke lantai.

"Ahhhh, dasar perempuan culun sial*n! Bisa-bisanya dia berlaku kayak gitu sama aku? Awas aja bakalan aku balas kamu!" maki Jeni sambil duduk di cermin rias dan memandangi wajahnya yang merah padam karna taksi yang di tumpanginya AC nya mati.

 Adam yang tengah mengaduk nasi goreng untuk kembali mengisi stok jualannya yang habis berjalan cepat menuju arah kamar karna mendengar suara Jeni.

"Loh, Jen? Kamu dari mana baru pulang?" tanyanya lembut.

 Jeni menatap Adam berang. "Diam kamu laki-laki pembawa sial! Kalo bukan karna menikah dengan kamu pasti hidupku sekarang nggak sengsara kayak gini! Dasar laki-laki nggak guna!"

1
Katherina Ajawaila
najis, daging Juli 🤑
Katherina Ajawaila
itu pasti ulah Pardi. dan Salma, najis, rendang daging manusia 🤑
Katherina Ajawaila
outhour sedih amat, kasihan Strio kan ngk jahat, atau ini semua musuhnya pp nya sarah ya
Katherina Ajawaila
serem amat rhoure ceritanya, bacanya jadi ngeri2 gimana 😎
Katherina Ajawaila
mmg dasar maling yg pura2 blng ngidam karna hamil lempar aja keluar tong gembol ngk sopan 🤑
Katherina Ajawaila
dulu kamu blng nhk cinta Asy, skrng nyesel, sombong jug a jadi cewek
Katherina Ajawaila
serem juga, lg hidup serakah dan sadis sih. akhir nya meninggal, ajab kubur tetap menuntut 🥸
Katherina Ajawaila
satrio bleguk. amat, dasar kampreto😔
Katherina Ajawaila
dasar bego pasti Satrio🤪
Katherina Ajawaila
orang kaya tau nya happy, solat aja sm ngk bisa 🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat Alam, dan apa penyakit nya thour
Katherina Ajawaila
Edwin baik ko ngk maksain kehendak anak 😇
Katherina Ajawaila
Hendro baik banget, bagus utk jadi sahabat, karna ngk punya niat jahat
Katherina Ajawaila
kasihan nmnya ibu ya anak hilang dr bayi, SMP fisikisnya terganggu. yg salah sebenar nya siapa thour, plases biar cepat terkuak😎
Katherina Ajawaila
Hendro baik juga, jadi garda depan buat Aish
Katherina Ajawaila
pasti itu Rahman yg tlp Edwin, semoga cepat terkuak dan Edwin berubah jgn hidup jahat terus thour
Katherina Ajawaila
kadihan juga Alam, sakit nya apa thour, outhour selalu buat kejutan🤭
Katherina Ajawaila
Tanya sm Rahman pasti terkuak saudara kembar mu Aisyah. Asihya di ungsiin sm nenek sihir yang maruk duit 😔
Katherina Ajawaila
lucu juga outhour pakai ada plesetan. seru, nasip alam apes amat🤭
Katherina Ajawaila
kasihan amat. outhour biar. si kembar ketemu. lah, jahat amat mm n PP Sarah. ngk mikir kalau mrk punya cucu di pisahan, anak2 kan ngk tau apa2 masa harus jd korban kebejatan ortu mrk😲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!