Menikah dengan orang yang paling di cintai adalah impian setiap insan.
Namun bagaimana jika yang menikah denganmu nyatanya tidak pernah mencintaimu?
Bahkan untuk menyentuhmu saja tidak sudi.
Kisah perjalanan cinta Namira yang menikah karena sebuah perjodohan yang dimana ia tidak pernah mendapatkan perilaku baik dari suaminya pasca menikah.
Hina'an bahkan cemo'ohan dari sang suami seolah menjadi makanannya sehari-hari.
Lantas dapatkah Namira bertahan dengan cintanya yang bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clara Dasella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Terdiam setelah mendengar ucapan Keynan yang sedikit namun bermakna itu, tetap saja tidak merubah keputusan Rian untuk tetap meninggalkan Namira sementara Dirumah Keynan. Menatap sejenak rumah Keynan kemudian Rian pun melangkah pergi dari sana.
Setelah memastikan Rian pergi lantas Keynan menemui Namira dan mengajak Namira untuk memilih kamar tidurnya. Dengan patuh Namira mengikuti Keynan dan memilih salah satu kamar yang akan ia tempati saat ia tinggal dirumah Keynan. "Kamar yang ini saja Key." Ucap Namira yang berhenti disalah satu pintu kamar. Keynan mengangguk senyum lalu membukakan pintu kamar untuk Namira. Didalam hati Keynan ia nampak senang saat Namira memilih kamar yang kebetulan berdampingan dengan kamar miliknya.
"Istirahatlah, jika kau membutuhkan sesuatu panggil aku." Ujar Keynan seraya memberikan kunci kamar untuk Namira. Setelah memberi kunci kamar kemudian Keynan pergi untuk membiarkan Namira beristirahat karena memang malam yang sudah sangat larut. "Aku tutup pintunya dan kau kunci dari dalam." Namira mengangguk dan Perlahan Keynan menutup pintu kamar dan Namira segera menguncinya dari dalam.
Gadis itu pun merebahkan dirinya diatas tempat tidur sembari memikirkan suaminya. Masih tidak dipahami oleh Namira yang sebenarnya tentang apa yang dilakukan Rian padanya. Dimana Rian yang selalu mengatakan bahwa ia ingin hidup dengan bahagia bersama Namira juga memulai semuanya dari awal, namun kenapa justru ia malah menempatkan Namira ditempat dimana yang seharusnya tidak Namira tempati saat ini.
Diminta untuk tinggal bersama laki-laki lain, dengan alasan untuk sementara sampai kakak kandung dari Namira sudah benar-benar pergi dari rumah Rian. Sangat tidak masuk akal, tapi karena Namira yang jauh lebih mencintai Rian dibandingkan segalanya itu, maka dengan mudahnya Namira menuruti semua yang diucapkan Rian.
...****************...
Pagi hari dirumah Keynan.
Tercium aroma masakan yang cukup menyengat saat Namira tengah keluar dari kamarnya. Penasaran lantas Namira turun kebawah dan melihat siapa yang sedang memasak hari masih cukup pagi itu. Sedangkan dirumah Keynan sendiri nampak tidak ada satu pun asisten rumah tangga didalamnya. "Bukankah itu Keynan?" Melihat Keynan ada didapur, Namira berjalan menghampirinya. Ya, ternyata aroma masakan itu berasal dari dapur yang dimana Keynan lah yang tengah sibuk disana. Diam-diam Namira duduk dikursi dapur seraya melihat Keynan yang sedang memasak.
15 Menit setelahnya Namira masih duduk disana dan itu belum juga disadari oleh Keynan. Sampai ketika masakan yang dibuat Keynan matang dan ia akan menyajikan hasil masakannya diatas meja, justru dirinya dibuat terkejut saat melihat Namira yang entah sejak kapan sudah duduk disana. "Hah astaga Namira? Sejak kapan kau duduk disana?" Tanya Keynan dengan kejutnya.
Melihat Keynan yang terkejut tiba-tiba itu membuat Namira tertawa begitu lepas. Pasalnya Keyna terkejut sampai mau melompat dan hampir akan menjatuhkan wadah berisi hasil masakannya. "Keynan kau sangat lucu." Ucap Namira dengan masih tertawa. Melihat Namira bisa tertawa selepas itu, Keynan pun tersenyum kemudian meletekkan sajian masakannya.
Keynan menarik satu kursi untuknya duduk seraya menatap wajah Namira yang sedari tadi belum juga berhenti tertawa. "Namira hentikan tawamu dan ayo kita sarapan.," Keynan memegang tangan Namira dan Namira pun perlahan menghentikkan tawanya. "Baiklah, ayo kita sarapan." Ujar Namira yang masih ditatap dengan senyuman dibibir Keynan.
Namira yang akan mengambil menu sarapan yang ingin ia makan sedikit kesulitan saat satu tangannya masih dipegang oleh Keynan. Sampai akhirnya hal itu disadari oleh Keynan, barulah ia melepas tangan Namira yang berujung pada rasa malu yang ia tahan. "Jadi makan tidak?" Tanya Namira pada Keynan yang sedang menyembunyikan wajah tersipunya dari Namira. "O-oh... tentu saja jadi, kebetulan aku juga lapar." Ujar Keynan dengan sedikit gugup.
Kini Namira dan Keynan tengah menikmati sarapan pagi mereka. Baru sesuap saja Namira memakannya tiba-tiba Namira terdiam dengan menatap pada Keynan. "Kenapa? Apa tidak enak?" Tanya Keynan yang khawatir melihat ekspresi wajah Namira. Masih diam dan belum mengunyak makanannya justru membuat Keynan merasa takut jika Namira tidak akan menyukai masakan yang ia buat.
"Ini enak sekali Keynan..." Ucap Namira dengan kembali mengunyah makanan dimulutnya. Seketika itu pun Keynan langsung menghela nafas leganya yang awalnya ia pikir Namira tidak akan menyukai apa yang ia buat justru malah sebaliknya, Namira nampak begitu lahap. "Bagaimana bisa Rian begitu mudahnya mengabaikan gadis secantik Namira." Gumam Keynan dalam hati seraya menatap terus pada Namira yang tengah lahap menyantap sarapan paginya.
Setelah selesai makan, Namira membereskan semua piring kotor dan bermaksud untuk mencucinya Namun Keynan melarangnya. "Letakkan semuanya dimeja nanti aku akan mencucinya setelah pulang dari kantor." Keynan mengambil alih piring kotor dari tangan Namira dan meletakkannya kembali dimeja. "Tidak apa-apa Key, aku akan mencucinya." Meski Keynan sudah berulang kali melarangnya, namun tetap saja Namira bersikukuh untuk mencucinya. Karena meski bagaimana pun juga Namira menganggap hal itu perlu ia lakukan lantaran Keynan sudah memberinya tempat tinggal dan juga makan.
Karena keinginan keras Namira maka Keynan pun pada akhirnya tidak bisa melarangnya. Keynan membiarkan Namira melakukan apa yang dia diinginkan. Sementara Namira yang akan mencuci piring kotor, Keynan pergi kekamarnya untuk mandi dan bersiap kekantor. Beberapa menit kemudian setelah Namira sudah selesai dengan aktifitasnya didapur, Keynan juga sudah turun kelantai bawah dengan pakaian rapinya. "Namira aku kekantor dulu, kalau terjadi sesuatu hubungi aku." Ujar Keynan seraya berjalan pergi.
"Keynan..."
Keynan menghentikkan langkahnya dan memutar tubuhnya menatap Namira. Sementara Namira berjalan mendekat kearah Keynan. "Ada apa?" Tanya Keynan yang melihat Namira berdiri dihadapannya. "Apa kau belum mandi?" Tanya Namira yang justru membuat Keynan bingung. "kenapa? Tanya balik Keynan pada Namira. Perlahan tiba-tiba tangan Namira mengusap alis Keynan yang membuat pria itu berhentu bernafas untuk sejenak. "Lihatlah ada busa shampo disini." Sontak Keynan seketika menghela nafas panjangnya dihadapan Namira.
Nampaknya Keynan berpikir terlalu jauh atas apa yang dilakukan Namira sampai-sampai membuat pria itu menahan nafasnya saat Namira mendekat kearahnya. Keynan pun tersenyum sipu sendiri dihadapan Namira. "Andai Namira adalah istriku." Begitulah pikir Keynan.
"Baiklah, terima kasih sudah memberitauku kalau tidak maka aku akan dipermalukan orang satu perusahaan." Ucap Keynan yang dijawab anggukan senyuman oleh Namira Dan Keynan pun melangkahkan kakinya untuk pergi kekantor. "Tolong sampaikan salamku untuk mas Rian." Ucap Namira yang kemudian Keynan menghentikan langkahnya dan kembali menatap Namira. Kemudian Keynan pun tersenyum mengangguk dan dibalas senyuman pula oleh Namira.
Diperjalan menuju perusahaan, Keynan terus saja memegangi alisnya. Mengingat bagaimana lembutnya tangan Namira saat menyentuh alisnya sampai membuat jantungnya berdetak tidak karuan. Senyumannya terus terpancar dibibir pria tampan itu, bayangan wajah Namira pun seolah berputar-putar difikirannya.
kalau suatu saat suaminya didekati wanita lain yang baik dan perhatian pada suaminya dan suami menerima kebaikan wanita itu dan suami author dan wanita itu selalu kontak fisik dan ketika author marah, tinggal aku tunjukkan novel ini bagaimana dia kembangkan kelakuan Namira dan keynan
biar author paham
*semua kelakuan nya dianggap benar
*semua lelaki lain yang suka dan baik pada nya dianggap lelaki paling baik
*wanita lain yang suka dan baik pada suaminya dianggap wanita murahan
*suami selalu salah
*kelakuan menjijikan Namira yang dibenarkan author
*begitu lembut pada pria lain
*selalu menerima ajakan pria lain
*kontak fisik dengan pria lain
*berduaan dengan pria lain
*curhat berduaan dengan pria lain
*pergi tinggal suami
*tinggal berduaan dengan pria lain
*mengumbar aib rumah tangga
*munafik dia yang membuat fitnah dan slaah paham tapi malah menyalahkan suaminya
kelakuan menjijikan keynan
*selalu mendekati istri orang
*sok baik pada istri orang
*kontak fisik pada istri orang
*membawa istri orang
*membuat salah faham dan fitnah yang menghancurkan rumah tangga orang
tapi karena author buta fakta jadi dia selalu membela dan membenarkan kelakuan Namira dan keynan
fakta dan sudah jelas biang masalah di novel ini adalah istri/Namira dan keynan (pebinor), key selalu menemukan dan kontak fisik istri orang berduaan dan Namira seorang istri yang gampang menerima dan melayani pria lain, dan kelakuan namira dan keynan yang membuat fitnah da salah faham
Thor pakai otak musala suami didekati wanita lain dibelakang mu dan suami menerima kehadiran wanita itu dengan baik (kayak Namira dan keynan) bagaimana perasaan loe, pakai otak thor buang egoismu biar tau mana salah mana benar